1 / 67

PEMANFAATAN ENZIM DI BIDANG DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN

PEMANFAATAN ENZIM DI BIDANG DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, hampir semua enzim adalah protein. Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi dalam makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup.

abiba
Télécharger la présentation

PEMANFAATAN ENZIM DI BIDANG DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMANFAATAN ENZIM DI BIDANG DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN • Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, hampir semua enzim adalah protein. • Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi dalam makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. • Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis (molekul kecil menjadi molekul besar ( anabolisme). bila mole kul besar menjadi molekul yang lebih kecil (Katabolisme) . • Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada tumbuhan, dan protein sintesis.

  2. FUNGSI DIAGNOSIK • Enzim Plasma Fungsional: • - LPL, Kholinesterase, proenzim • hemostasis. • Enzim Plasma Non Fungsional: • - AST=SGOT infark myokard, viral hepatitis • - ALT=SGPT infark myokard, viral hepatitis • - Amilase & Lipase  pankreatitis • -  -Glutamil Transpeptidase liver diseases • - Laktat dehidrogenase  penyakit jantung • - Acid Fosfatase kanker prostat • - Alkali Fosfatase penyakit obstruksi pd hepar, kelainan tulang

  3. Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis • Enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok: • 1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu. • Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstra sel dalam jumlah yang signifikan. • Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstra sel.

  4. Lanjutnya • Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan (ekstra sel), namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap. • Apabila enzim intra sel terlacak di dalam cairan ekstra sel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran.

  5. Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer), • Kerusakan dari akibat senyawa radikal bebas, infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan mengeluarkan enzim-enzimnya. • Atau terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan kebocoran membrane. • Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah

  6. Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis. • Peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis infeksiosa, sedang kan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme. • Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

  7. LETAK ENZIM DALAM SEL • Untuk mempelajari hal harus diketahui letak enzim: • Berkaitan dengan FUNGSI ORGANEL SEL yang bersangkutan 1.ENZIM MITOKONDRIAL : • Reaksipengadaanenergi, reaksioksidasi yang menghasilkanenergi 2.ENZIM RIBOSOMAL : • Reaksibiosintesis protein • 3.ENZIM INTI : • Berkaitandenganperangkatgenetika • 4.ENZIM LISOSIM : • .Berkaitandenganprosesdigestifintrasellular, • .Destruksi hidrolitik bahan yang tak diperlukan sel • 5.Enzimmikrosomal : • . Reaksihidroksilasidalamsintesishormon steroid • .Metabolismedaninaktivasiobat

  8. Enzim Reagensia diagnosis • Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda (marker) suatu senyawa. • Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. • Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan pengukuran secara kimia. (enzin terisolasi dan murni) • Enzim tsb mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur.

  9. Contoh Proses hidrolisis kreatin Kreatinamidinohydrolase H2O + Kreatinin Kreatin Kreatinamidinohydrolase CH3 -NH2+ -CH2 - COO+ H2O + Sarkosin + NH3 Kreatin 3.Sarkosin + H2O + O2 NH2 -CH2 - COO- Sarkosinoxidase CH3 -NH2+ -CH2 - COO- Formaldehid + H2O2 Semua enzim yang digunakan dalam reaksi diatas adalah enzim yang khusus, sehingga reaksi yang terjadi adalah untuk menen- tukan kadar kreatinin secara spesifik. Terutama Sarkosinoxidase

  10. Contoh reaksi Kreatinamidinohydrolase Kreatinamidinohydrolase 1.Kreatinin + H2O Kreatin 2. Kreatin + H2O Sarcosin + NH3 (gas) 3.Sarkosin + H2O + O2Glizin + Formaldehid + H2O2 4.H2O2 + TBHBA + 4-AAP Quinoneimin+ H2O Sarkosinoxidase Peroxidase

  11. Reaksi Adanya NH3 Urease • Ureum+ H2O 2NH3 + CO2 NH3 + α-Ketoglutarat + NADH + H+ L-Glutamat + H2O + NAD+ GLDH = Glutamatdehydrogenase , Adalah enzim pere duksi yang dapat megubah alfa-ketoglutarat menjadi glutamat. • Nikotinamidadenindinukleotid (NADH), enzim ini dotor proton mengubah gugus aldehid dari ketoglutarat menjadi glutamat. • Enzim tersebut mempunyai serapan maksikmum pada lambda 240 nm dan 340 nm. Sehingga jumlah kenaikan absorbsi akan setara kenaikkan kadar NH3. GLDH

  12. Proses Redok NADH

  13. Spektrogram NADH

  14. Keterangan • Terjadi reaksi dari ketoglutarat • Alfa ketoglutaratrat + NADH jadi glutarat dari slide 13 • Terlihat bahwa serapan NAD pada lambda yang lebih panjang, karena strukturnya berubah pada 248 nm, intensitas serapan ini setara dengan kadar keton yang direduksi. • Kejadian inim tidak hanya pada keto glutarat tetapi juga pada oksalo asetat menjadi maleat. O O O-C CH2 C - OH CH2 C O NADH Alfa ketoglutarat O O O-C CH2 C - OH CH2 CH2 glutarat

  15. MDH, adalah Malat dehidrogenase yang merubah L-aspartat jadi oksaloasetat. AST adalah aspartat trasferase enzim yang mengubah Oksaloglutarat jadi L-glutamat atau L-aspartat jadi 2-Oksaloasetat. Reaksi yan lain adalah reaksi asam pirupat menjadi laktat yang melibatkan enzim Lactat dehidrogenase dan NADH maupun NAD+ yang reaksinya telah ditulis sperti diatas. Pengubahan bentuk keton menjadi senyawa non keton suatu reaksi redok yang melibatkan beberapa enzim.

  16. Penjelasan • Penyimpangan kadar kretin maupun kadar NH3, ternyta, merupakan gejala kerusakan jaringan hati yang mengeluarkan. • Demikian pula banyaknya enzim NAD+juga menun jukan gejala banyakknya senyawa keton dalam darah. SepertiOksaloglutarat, oksaloasetat, alfa-ketoglu –tarat. • Seperti slide 14, terjadi reaksi redok yang menunjuk- kan perubahan NADH menjadi NAD yang mempunyao serapan maksimum pada daerah UV yang berbeda

  17. Penyakit hepatitis dan SGOT(Succinate glutanate-oxaloacetic transaminase) • Hepatitis atautoksin yang beratdapatmenyebabkanpeningkatanenzimdalam serum sampai 20X lipat. Pada peradanganawal hepatitis, kadar GPT(glutamate –piruvate transaminase)meningkatlebihawaldanlebihmencolokdibandingkandengan GOT (Sacher and Mc Pherson, 2000). • Glutamat-oxaloaceticTransaminase (GOT) merupakansalahsatuenzimtransaminase. GOT ataubiasajugadisebut AST (aspartate amino transferase) merupakanenzimtransaminase yang terutamaterdapatdalamhepar, meskipunjugaterdapatdalamginjal, jantungdanototsketal.

  18. Pengukuran Perubahan NADH dan NAD • Dari contoh diatas ternyata perubahan kadar NAD dan NADH dapat digunakan untuk menge tahui perubahan metabolisme karbohidrat. • Metabolisme dan katabolisme karbohidrat ter sebut dapat bersifat rutin atau bersifat over production, sehingga rasio NADH/NAD dapat mengalami penurunan atau kenaikan. • Aktivitas NADH dan NAD sangat tergatung banyak sedikitnya keton body (senyawa keton yang terbentuk) lihat cantoh:

  19. Phosphoprotein phosphatase F2,6BP PFK2/FBPase2 X5P activated glycolysis Fatty acid synthesis Acetyl-CoA (6). Xylulose 5-phosphate is a key regulator of carbohydrate and fat metabolism. In mammalian liver X5P, involved in pentose phosphate pathway (production of NADH), mediates the increasein glycolysis that follows an ingestion of a high-carbohydratemeal. Phosphofructokinase It was also found that X5P increased the synthesis of all the enzymes required for fatty acid synthesis.

  20. High NADH/NAD+ ratio Low NADH/NAD+ ratio Cori cycle: the liver furnishes glucose to contracting skeletal muscle, which derives ATP from the glycolytic conversion of glucose into lactate. Contracting skeletal muscle supplies lactate to the liver, which use it to synthesize glucose.

  21. Glucose-alanine cycle Peranan NAD/NADH Alanine brings both carbon and nitrogen from muscle to liver. Peranan NAD/NADH

  22. oxidation to CO2 Fatty acid -oxidation Citric acid cycle 2 Acetyl CoA Thiolase CoA Acetoacetyl CoA acetyl CoA HMG-CoA synthase CoA Hydroxymethylglutaryl CoA HMG-CoA-lyase acetyl CoA Acetoacetate NADH (non-enzymatic) -Hydroxybutyrate dehydrogenase Acetone NAD+ -Hydroxybutyrate (excess acetyl CoA) MITOCHONDRION Figure 4. Ketone body formation (ketogenesis) in liver mitochondria from excess acetyl CoA derived from the -oxidation of fatty acids

  23. Kompleks I (NADH dehidrogenase) terdiri atas 43 rantaipolipeptidamempunyai FMN (flavin mononu cleotide) sbggugusprostetik. Dan mengkatalisreaksi NADH + H+ + FMN <=> NAD+ + FMNH2 (Flavin adenosin dinucleotide (FAD) Mempunyai 6 pusatbesi-sulfur Mempunyaipusatbesi-sulfur yang mentransferelektron dari FMNH2kekarierberikutnyayaituCoenzim Q Kompleks I jugadisebutNADH-coenzyme Q reductase karenaelektronygterlibat dalam reaksiinidigunakan untuk mereduksikoenzim Q Penghambat : amital, rotenone danpiericidin A

  24. Kompleks II (Suksinatdehidrogenase) Merupakanenzim TCA yang terikatpadamembran Merupakantitikmasuknya FADH2ygdiproduksiolehsuksinatdehidrogenase Elektron dari FADH2akandidonorkankeubiquinone Mempunyaipusat Fe-S Disebutjugasebagaienzimsuccinate-coenzyme Q reductase

  25. Tes SGOT /ASAT • Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) • = Aspartat Amino Transferase/ Aspartat • Transaminase (AST/ASAT) • Ditemukan pada sel hati dan miokard, muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak dan eritrosit • Tujuan Tes: • Untuk diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung,memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik

  26. (Alkaline Phosphatase/ ALP) • Alkali Fosfatase (Alkaline Phosphatase/ ALP) terdistribusiluasdisepanjangmembranpermukaansel yang aktifsecarametabolis. • Jaringan yang memperlihakanaktivitas ALP yang sangattinggiadalahtulang, hati, usus, ginjal, leukositdanplasenta. • ALP dariberbagai organ inimempunyaibeberapasifatfisika-kimia yang berbedasehinggadenganpemeriksaankhususdapatberdasarkansumber organ dapat dibuktikan adanya (Sacher and Mc Pherson, 2000). • ALP merupakanenzim yang mengkatalisishidrolisis ester fosfatdarigulaalkohol, alkoholsiklik, fenol, aminadanalkohol primer maupunsekunderdalamsuasana alkali, seperti yang ditunjukkanpadareaksi (i) • Monoester ortofosfat + H2Oalkohol + ortofosfat(i) ALP

  27. Prinsippengukuran ALP • Prinsippengukuran ALP adalahaktivitaskatalitiknyapada media alkali dalammentransfergugusfosfatdari 4-nitrofenilfosfat ke air (H2O) denganmembebaskan 4-nitrofenol, seperti yang ditunjukkanpadareaksi (ii). • Pengukuranaktivitasditentukandengankecepatanpembentukan 4-nitrofenol pada 450 nm. • p-nitrofenilfosfat + H2O fosfat + p-nitrofenol (ii) • ALP dapatnaikmoderatpadalukahepatoseluler. Padakondisiobstruksisalauranempeduekstrahepatikataukolestatikringan, level ALP bias meningkatsampai 5X normal. • Etiologihepar yang berhubungandenganpeningkatan ALP antara lain obstruksisaluranempeduekstrahepatik, kolestatikintrahepatik, sirosisbillari primer danlukahepatoseluler. ALP

  28. Lemak dan lipid • Lemak dan Lipid mempunyai fungsi 1.Cadangan /simpanan (storage lipid) 2.Sebagai struktural (penyusun membran) 3.Lipid fungsional (sbg tanda / signal, kofaktor dan pigment • Asam lemak biasanya dalam bentuk Ester • Triasilgliserol (TAG)/trigliserida • Ikatan rangkap yang sering ditemui di alam adalah : cis bukan trans. • Biasa terletak pd C 9, 12, 15, keculi arachidonat

  29. Kegemukan Obisity

  30. Beberapa jenis asam Lemak Asam lemak tak jenuh Trigleserida Campuran Asam lemak jenuh Dan tidak jenuh Asam lemak jenuh

  31. Struktur asam lemak linoleate Dua asam lemak palmitat adalah asam lemak Jenuh sedangkan asam oleat merupakan asam yang tidak Jenuh. Gambar tersebut kedudukan asam oleat bentuk iso Mer Cis terletak dalam satu bidang, jarang ditemukan dalam bentuk trans

  32. LATAR BELAKANG PENYAKIT KARENA LEMAK Konsumsi Diet LemakTinggi Kadar LDL-kolesterol meningkat Penyakit jantung koroner, Hiperurisemia, Hiperkolesterolemia Obesity/Kegemukan Diagnosis Enzimatik NonEnzimatik

  33. Enzymatic oxidation • Enzymatic lipid oxidation: involves an enzyme catalyst, and gives very specific stereo- and regiospecific products. , Lipoxygenase Cytochrome P450 Cyclooxygenase Leukotoxins, thromboxane, prostacyclin Leukotrienes,lipoxins, hepoxylins Prostaglandins

  34. Diagnosis Keberadaan Asam lemak Asam lemak biasanya diuji secara enzimatis untuk mengetahui kadar trigleserida darah CH2OH HO-C-R1 O CH –OH HO-C-R2 O CH2OH HO-C-R3 gleserida O as.lemak CH2O-C-R1 O CH -O-C-R2 O CH2O-C-R3 O Lipase pankreas trigleserida Gliserol kinase CH2OH CHOH OH + ADP CH2O-P=O OH Gleserida ATP Gliserol tigafosfat

  35. CH2 OH C = O + H2O2 CH2 O-PO3H2 Gliserol fosfooksidase • Gliserol tigafosfat +O2 Hidroksi asetofosfat POD Quinonim (merah) H2O2 + p-Kloro fenol + PAP H2N POD O = =N - OH + Cl H3C-N N C6H5 O = H3C-N O = N C6H5 PAP p-Kloro fenol Quinonin (merah) Enzim Gliserol fosfooksidase dan gliserol kinase dalam proses Oksidatif enzimatik ini sangat spesifik sehingga timbulnya per- Hidrol H2O2 setara dengan intensitas warna merah yang terjadi Atau setara dengan kadar gliserol atau trigliserida dalam sampel darah pasien yang menderita hiperlipidemia.

  36. Strukturkimiakolesterol (Lehninger, 1982) Kolesterol merupakan lipid amfifilik dan dalam keadaan demikian menjadi komponen struktural penting yang membentuk membran sel dan lapisan luar lipoprotein plasma. LDL menjadi perantara pengambilan kolesterol dan ester kolesterol dalam banyak jaringan.

  37. Kolesterolbebasdikeluarkandarijaringanoleh HDL dankemudiandiangkutkedalamhatiuntukdiubahmenjadiasamempedu. • Kolesterolmerupakan penyebab utamapembentukbatuempedu. Dan penyebab timbulnya aterosklerosispadapembuluh-pembuluharteri. • Sehinggamenyebabkanpenyakitserobrovastikuler, vaskulerperiferdankoroner. Aterosklerosisberkaitandenganrasioperbandingankolesterol HDL : LDL plasma yang tinggi (Martin, dkk, 1997).

  38. Efek Koleosterol • Kalaudalam diet pada tikus percobaan hanyaterdapat 0,05% kolesterol, maka 70-80% kolesterolpadahati, usushalus, dankelenjar adrenal, dan lainnya akandisintesisdalamtubuh. • Kalaudimasukkankolesteroldalam makanandinaikkansampai 2%, produksi endogen tersebutakanturun. Dan hail penelitian hanyasintesishepatik yang dihambat. • Berbagaipercobaandenganhati yang diperfusitelahmenunjukkanbahwasisa-sisakilomikron yang kayaakankolesteroldandiambilolehhatimenghambatsintesis sterol. Koleosterol dibutuhkan oleh tubuh untuk prazat hormon steroid (300 mg/hari).

  39. Menghitung koleosterol serum • Untukmenghitungkadar LDL kolesterol yang terkandungpadasampel serum adalahdenganmenghitungselisihdarikadarkolesterol total serumdikurangidengankadarkolesteroldalamsupernatan, setelah dilakukan sentrifugasi. • Mekanismereaksidiatassecararingkasdapatditulissebagaiberikut : • Ester kolesterol + H2O kolesterol + asamlemak • Kolesterol + O2 kolesteron + H2O2 • 2H2O2 + 4-aminoantipirin + fenolQuinonimin + 4 H2O • Keterangan : • CHE : Cholesterol esterase • CHO : Cholesterol Oxydase • POD : Peroxydase CHE CHO POD

  40. Reaksi warna CHE • Contoh + H2O Ester kolesterol RO kolesterol+ asam lemak + H2O2 CHO +O2 kolesteron O kolesterol Quinonimin + 4 H2O NH2 POD N O + H2O2 HO Cl + N –CH3v N –CH3 O N O Fenilaminoantipirin N P-klorfenol C6H5 C6H5

  41. Penetapan kadar gula darah oksidatif enzimatik • D-glukose CH2OH CH2OH OH OH H H H OH H OH H O H2O + O2 OH H OH H OH H OH H + H2O2 OH H2N = N + CH3N O H2O2 + CH3N O N C 6H5 N C 6H5 OH

  42. Enzim sebagai reagen • Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut: • Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat. • Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens. • Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.

  43. Sebagai petanda pembantu dari reagensia 3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia. • Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. • Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. • Selain itu, tidak semua senyawa memiliki enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi. • Dalam hal ini enzim berfungsi dalam mem perlihat kan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut: .

  44. Teknik imunoenzimatik • Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama. • Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara imunosupresi biasa. • Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghi tung jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksi dase, fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase

  45. Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. • Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase • Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah senyawa yang direaksikan.

  46. Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan • Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagai obat, pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu efek tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi terhadap ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan. • 1. Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu.

  47. Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara dan bersifat menetap. • Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan. • Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan sangat beragam, beberapa di antaranya adalah protease dan peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino, lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak, karbohidrase yang mengubah karbohidrat seperti amilum menjadi glukosa serta nuklease yang mengubah asam nukleat menjadi nukleotida. penggumpalan darah

  48. Defisiensi Enzim • Adapun yang bersifat menetap menyebabkan banyak kelainan, yang biasanya juga disebut sebagai kelainan genetic mengingat enzim merupakan protein yang ditentukan oleh gen. • Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara lain adalah hemofilia. • Hemofilia adalah suatu penderita yang mengalami kesulitan penggum palan darah (cenderung untuk pendarahan) akibat defisiensi enzim-enzim terkait penggum palan darah.

  49. Saat ini telah diketahui ada tiga belas faktor, sebagian besar adalah protease dalam bentuk proenzim, yang diperlukan dalam proses peng gumpalan darah. • Pada penderita hemofilia, terdapat gangguan/defisiensi pada faktor VIII (Anti-Hemophilic Factor), faktor IX, dan faktor XI. • Kelainan ini dapat diatasi dengan transfer gen yang mengkode faktor IX. • Diharapkan gen tersebut dapat mengkode enzim-enzim protease yang diperlukan dalam proses penggumpalan darah

  50. Enzim Sebagai Sasaran Pengobatan • 2. Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan terapi, senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat. • Berdasarkan sasaran terapi dibedakan mrnjadi: • Terhadap enzim sel individu menjadi sasaran dan terapi terhadap enzim bakteri patogen yang menjadi sasaran. • a) Sel individu sebagai sasaran kinerja terapi, diguna kan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat kompetitif.

More Related