1 / 15

MITOS TENTANG MENULIS

MITOS TENTANG MENULIS Mitos tentang Menulis Menurut Suparno dan Yunus (2003) ada beberapa mitos yang keliru tentang keterampilan menulis. Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut. Menulis itu Mudah

adamma
Télécharger la présentation

MITOS TENTANG MENULIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MITOS TENTANG MENULIS Mitos tentang MenulisMenurut Suparno dan Yunus (2003) ada beberapa mitos yang keliru tentang keterampilan menulis. Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut. Menulis itu Mudah Teori menulis itu memang mudah. Kita cukup menghapal hal-hal yang terkait dengan struktur tulisan dan aspek kebahasaan. Akan tetapi, menulis itu bukanlah sekedera teori, melainkan keterampilan. Bahkan ada unsur seni di dalamnya. Teori hanyalah seperangkat alat untuk mempercepat kepelimilkan kemampuan seseorang dalam menulis. Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik Tulisan Merupakan Inti dari Menulis Dalam menulis kita memang dituntut dapat menggunakan ejaan, pemilihan kata, pengalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan. Namun, kemampuan mekanik saja belumlah cukup. Tulisan harus mengandung gagasan apa yang akan disampaikan. Dengan kata lain, pengembangan gagasan dan pengorganisasian isi karangan merupakan hal yang harus diperhatikan juga.

  2. Menulis itu Harus Sekali Jadi • Kebanyakan penulis pemula menginginkan pembuatan tulisan dengan sekali jadi. Dengan alasan segera dilaporkan (karena ditagih) sering terjadi, misalnya, laporan penelitian dibuat dalam semalam. Tentu saja tulisannya jauh dari sempurna. • Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi. Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah proses yang melibatkan berbagai tahapan. • Orang Yang Tidak Menyukai Menulis dan Tidak Pernah Menulis Dapat Mengajarkan Menulis • Siapapun yang mengajar menulis, semestinya dia harus menyukai, terbiasa, dan memiliki pengalaman dan kemampuan menulis. Dia harus mendemonstrasikan bagaimana proses menulis. Sulit dibayangkan, di negeri ini masih ada guru menulis yang jarkoni (ngajar ora iso nglakoni).

  3. AKTIVITAS PROSES MENULIS Pramenulis Adapunhal-hal yang dilakukandalamtahapiniadalah (1) memilihtopik, (2) mempertimbangkantujuan, bentuk, dansasaranpembaca, dan (3) memperolehdanmenyusunide-ide (Mind Mapp). Untukmembantukitamerumuskantujuantersebut, kitadapatbertanyapadadirisendiri, “apakahtujuansayamenulistopikini? Mengapasayamenulistopikini? Dalamrangkaapasayamenulis?” Pertanyaandiatasakansangatmembantukitadalammenentukantujuanmenulis.

  4. (2) Penulisan Setelahkerangkatersusun, mahasiswamulaimelakukankegiatanmenulis. Langkahini, penulishanyadimintauntukmengekpresikanide-idenyakedalamtulisan. Karenapenulistidakmulaimenulisdengankomposisi yang siapsepertidisusundalampikirannya, pembelajarmemulaimenuliside-ide yang sifatnyatentatif. Kemampuanditekankanpadamengungkapkanidedangagasandenganmemperhatikandiksi, kalimat, paragraf, ejaaandantandabaca.

  5. (3) Pascapenulisan Kegiatanmeliputipenyuntingandanmerevisi. TomskinsdanHosskissonmembedakanpengertianpenyuntingan (editing) danperbaikan (revision). Menurutmereka, penyuntinganadalahpemeriksaandanperbaikanunsurmekanikkarangansepertiejaan, penerapantandabaca (puntuasi), diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gayabahasa, pencatatankepustakaan, dankonvensipenulisanlainnya. Adapunrevisilebihmengarahperbaikandanpemeriksaanisi/subtansitulisan. Jadi, penyuntinganmerupakankegiatanmerevisiatauperbaikantulisandilakukan. Penyuntingandisinimeliputiperbaikanunsurmekanikdanisi/subtansi.

  6. KARANGAN NARASI Narasi Adalah bentuk tulisan yang berupa paparan (cerita) dan bersifat fiktif. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat cerita yang berkesinambungan. Disajikan dalam gambaran yang jelas antara tokoh-tokoh, jalan cerita, dan tempat peristiwa secara utuh.

  7. Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya atau kronologis dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Padanarasiterdapatperistiwaataukejadiandalamsatuurutanwaktu. Di dalamkejadianituada pula tokoh yang menghadapisuatukonflik. Ketigaunsurberupakejadian, tokoh, dankonflikmerupakanunsurpokoksebuahnarasi. Jikaketigaunsuritubersatu, ketigaunsuritudisebut plot ataualur. Jadi, narasiadalahcerita yang dipaparkanberdasarkan plot ataualur.

  8. MenurutPardiyono (2007: 94) naratif, adalahjenisteks yang sangattepatuntukmenceritakanaktivitasataukejadianmasalalu, yang menonjolkanproblematic experiencedanresolutiondenganmaksudmenghibur (to amuse) danseringkalidimaksudkanuntukmemberikanpelajaran moral kepadapembaca. Teksnaratifseperticerpen, novel, naskahsinetron, legendaataudongeng.

  9. CIRI-CIRI KARANGAN NARASI MenurutKeraf (2000:136) menyatakan: • Menonjolkanunsurperbuatanatautindakan • Dirangkaidalmurutnwaktu • Berusahamenjawabpertanyaan “apa yang terjadi?” • Adakonfliks.

  10. JENIS-JENIS NARASI • NarasiInformatif/Ekspositoris Narasiinformatifadalahnarasi yang memilikisasaranpenyampaianinformasisecaratepattentangsuatuperistiwadengantujuanmemperluaspengetahuanorangtentangkisahseseorang. Penulismenceritakansuatuperistiwaberdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkanbiasanyasatuorang. Pelakudiceritakanmulaidarikecilsampaisaatiniatausampaiakhirhidupnya.

  11. 2. NarasiSugestif NarasiSugentifadalahnarasi yang berusahauntukmemberikansuatumaksudtertentu, menyampaikansuatuamanatterselubungkepadaparapembacaataupendengarsehinggatampakseolah-olahmelihat.

  12. PerbedaanNarasiinformatifdanSugestif

  13. Bentuk-bentukNarasi • OtobiografidanBiografi Pola yang diikutidalamnarasiiniadalahderetandariperjalananhidup yang bersangkutanataupengurutandariperistiwa-peristiwa yang dialaminnya. • AnekdotdanInsiden Narasiinibertujuanmengemukakankarakteristikseseorangatausuatutempat yang menarik. Insidenmerupakansuatucerita yang utuh, tatapiperhatiannyaditujukankepadaaksi yang tidakbiasa, nyata, ataupadaaksiitusendiri. • Sketsa Bertujuanmenyajikansecaraefektifdancepat yang menonjoldarisuatuhal, tetapibukansuatudeskripsi yang penuh. D. Profil yaitukombinasidarinarasi, deskripsi, daneksposisidalamproposisi yang berbeda-beda. Polanyaawal,tengah, danakhir. Awal : memperkenalkansuasanatokoh Tengah : memunculkansuatukonfliksampaidenganklimaks Akhir : Ending cerita

  14. EmpatPendekatanMenulisIlmiahMenurutProettdan Gill • PendekatanFrekuensi Semakinseringorangmelakukankegiatanmenulis (sepertibukuatausurat) akanmembantumeningkatkanketerampilanmenulisseseorang. • PendekatanGramatikal Pengetahuanseseorangmengenaistrukturbahasaakanmempercepatkemahiranorangdalammenulis • PendekatanKoreksi Menyatakanbahwaseseorangmenjadipenuliskarenadiamenerimabanyakkoreksiataumasukandaripembacabagitulisannya. • Pendekatan Formal Keterampilanmenulisakandiperolehbilapengetahuankebahasaandikuasaidenganbaik

  15. MembacaSintopik (SumberBacaan) The four levels of reading are: 1. Elementary reading: basically the level of reading one is taught to do in elementary and high schools. 2. Inspectional reading: systematic skimming and superficial reading. 3. Analytical reading: classifying, coming to terms, determining the message, criticizing the book, and author. [typical undergraduate college reading] 4. Syntopical reading: reading multiple books on one subject as defined by you - "one book opens another" C.G. Jung[typical post-graduate college reading]

More Related