1 / 11

SIRRIYYATUDDA’WAH

SIRRIYYATUDDA’WAH. Dimulai sejak Muhammad SAW diutus menjadi Nabi selama 3 tahun hingga turun perintah Allah SWT فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

arav
Télécharger la présentation

SIRRIYYATUDDA’WAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SIRRIYYATUDDA’WAH Dimulaisejak Muhammad SAW diutusmenjadiNabiselama 3 tahunhinggaturunperintah Allah SWT فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ Makasampaikanlaholehmusecaraterang-terangansegalaapa yang diperintahkan (kepadamu) danberpalinglahdariorang-orang yang musyrik. (QS Al-Hijr) وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ 214. Dan berilahperingatankepadakerabat-kerabatmu yang terdekat, (QS As-Syu’ara)

  2. ADDA’WATU SIRRAN • Da’wah secara sembunyi2 atau diam2 dilakukan oleh Nabi SAW karena kondisi dan situasi yang belum memungkinkan utk berdakwah secara terang-terangan. Hal ini berlangsuing selama 3 tahun. Namun bukan berarti harakah Islamiyah di jaman sekarang ini harus melakukan hal yang sama dalam kurun waktu yang sama, semuanya bergantung dengan “muqtadhal haal” tuntutan keadaan yang dihadapi

  3. Hisaabuzzaman atau lama waktu tidak menjadi ukuran yang mutlak dalam manuver dakwah siriyah, yang penting Al-hashilah al amaliyah lidda’wah, sejauhmana capaian yang dihasilkan dalam dakwah dan kemampuan dakwah itu sendiri untuk menghadapi masyarakat, baik person, tokoh dan institusinya

  4. Oleh karena itu kita harus memahami bahwa harakah Islamiyah sekarang ini bukan berarti harus melelaui fase sirriyyah selam tiga tahun, tidak ada nash yang mengharuskan secara mutlak hal itu. • Sirriyyah dalam dakwah sangat bergantung pada kebutuhan lapangan, ketika di Mekkah fase sirriyyah telah selesai, namun di kabilah-kabilah tertentu masih tetap berlaku.

  5. Membangun Dakwah dengan seleksi individu/personal • Dakwah sirriyyah tidak dilakukan secara terbuka di forum umum, majlis atau temnpat-tempat perkumpulan lainnya, tapi dilakukan dengan pendekatan door to door, person to person, secara selektif, sehingga seorang da’oi memahami betul karakter mad’unya. Terseleksi dari kalangan wanita Khadijah RA, bapak-bapak Abu Bakar RA, anak-anak Ali RA dan hamba sahaya Zaid bin Haritsah.

  6. DA’WAH SECARA UMUM • Dakwah ammah sekilas bertentangan dengan dakwah sirriyyah, padahal yang dimaksud dakwah ammah di sini adalah bahwa dakwah tidak hanya dikhusukan untuk lapisan tertentu saja, tetapi untuk semua jenjang dan strata sosial masyarakat, baik dari kalangan orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki, wanita, pemuda, orang tua, anak-anak, Quraisy dan non Quraisy

  7. وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ • 34 : 28. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.(QS. Saba)

  8. Al-Mu’ayasah bainal Muslimin wa ghairihim • Pada fase sirriyyah ini tidak terjadi benturan antara masyarak Isl;ami yang baru tumbuh dengan masyarakat jahili, karena fikroh tidak diumumkan secara terbuka, kecuali kepada orang yang berpotensi untuk bergabung dalam Islam. Kaum Muslimin pada fase ini menyusup dan berinterkasi dengan selain nmereke untuk mengetahui sejauh mana kritik dan konfrontasi mereka terhadap dakwah ini. Prinsipnya menjaga kerahasiaan penuh baik struktur maupun fikroh (sirriyyah tandzhimiyyah wa sirriyyah fikriyyah)

  9. At-Tarkiz ‘alaa binaa’il aqidah • Karena aqidah yang kufur dan menyimpang telah memenuhi kehidupan manusia saat itu, maka perlu perbaikan akdiah dan membangunnya kembali dengan tenang dan perlahan, karena ibadah dan akhlak yang benar hanya dapat dibangun di atas akidah yang benar pula. Ibarat pohon yang sehat dan berbuah tergantung dengan kebaikan, kekokohan dan kesehatan akarnya

  10. QS. Ibrahim : 24 - 27 • أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) • تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26) يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)

  11. 24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, • 25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. • 26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk[787] seperti pohon yang buruk, yang Telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. • 27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki. • [786] termasuk dalam Kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa ilaa ha illallaah. • [787] termasuk dalam Kalimat yang buruk ialah kalimat kufur, syirik, segala perkataan yang tidak benar dan perbuatan yang tidak baik. • [788] yang dimaksud ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah kalimatun thayyibah yang disebut dalam ayat 24 di atas.

More Related