1 / 55

Disaster Victim Identification

Disaster Victim Identification. Dr. Rika Susanti, Sp.F. DVI OVERVIEW. GEOGRAPHY & DEMOGRAPHY. Negara Kepulauan 18.306 pulau. Luas 2. 027. 087 km2. 129 gunung berapi. Pertemuan 3 plat tektonik utama (Eurasia, Indo- Australia and Mediterranean)

aria
Télécharger la présentation

Disaster Victim Identification

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Disaster VictimIdentification Dr. Rika Susanti, Sp.F

  2. DVI OVERVIEW

  3. GEOGRAPHY & DEMOGRAPHY • Negara Kepulauan 18.306 pulau. • Luas 2. 027. 087 km2. • 129 gunung berapi. • Pertemuan 3 plat tektonik utama (Eurasia, Indo- Australia and Mediterranean) • Demografi terdiri dari MULTI etnik, agama, latar belakang sosial budaya •  HIGH RISKSGempa Bumi, Tsunami, Longsor, Banjir, Kecelakaan ( darat, laut, udara), dsb. ------’supermarket’ bencana ?

  4. PETA RAWAN GEMPA

  5. PETA RAWAN TSUNAMI

  6. PETA SEBARAN GUNUNG BERAPI

  7. Indonesia sebagai’supermarket’bencana ? LABORATORIUM BENCANA

  8. Bencana Masal • Suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia,dpt terjadi secara tiba-tiba atau berlahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta melampaui dan sumberdaya masyarakat untuk menanggulanginya

  9. BENCANA UU No. 24/2007 • Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. • Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. • Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. • Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

  10. BENCANA INTERPOL GUIDELINE • Natural Disaster (Bencana alam) • Un Natural Disaster(Bencana ulah manusia) • Kelalaian manusia (Human Negligence disaster)) • Dibuat manusia(Man Made disaster) • Close disaster(bencana tertutup) • Open disaster(bencana terbuka)

  11. NATURAL DISASTER

  12. UNNATURAL DISASTER

  13. CLOSE DISASTER

  14. OPEN DISASTER

  15. DVI • Sebuah prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengacu kepada standar baku interpol

  16. SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PROSES DVI ? • POLISI • DIDUKUNG PARA AHLI • - FORENSIC PATHOLOGY • - FORENSIC ODONTOLOGY • - FINGERPRINTS EXPERT • - DNA EXPERT • - PHOTOGRAPHERS, etc • UNSUR TIM BANTUAN LAIN

  17. DVI COMMANDER ( INTERPOL QUALITY MANAGEMENT GUIDELINE FOR DVI 2004 ) Seorang perwira polisi senior dg kualifikasi & pengalaman secara keilmuan dan manejemen kegawatdaruratan, juga memiliki pengalaman dalam hal memimpin timnya, mengkontrol dan mengkoordinasikan dg berbagai unsur yg terlibat di dalamnya.

  18. KORBAN MATERI KORBAN MANUSIA HIDUP MATI • Pencarian • Evakuasi • Identifikasi • Serahkan keluarga • Kubur • PertolonganPertama • Pengobatan • Evakuasi • BantuanPangandll BENCANA DVI

  19. DVI diperlukan ? • MENEGAKKAN HAM • BAGIAN PROSES PENYIDIKAN • IDENTIFIKASI VISUAL DIRAGUKAN • KEPENTINGAN HUKUM • a. ASURANSI • b. WARISAN • c. STATUS PERKAWINAN • 6. DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

  20. THE PRIMARY METHODS OF IDENTIFICATION FINGER PRINT DENTAL RECORD DNA ANALYSIS

  21. THE SECONDARY METHODS OF IDENTIFICATION PHOTOGRAPHY MEDICAL DATA PROPERTY

  22. KETENTUAN IDENTIFIKASI POSITIF a. MINIMAL SATU PRIMARY ID, denganatautanpa secondary ID b. MINIMAL DUA SECONDARY ID, bilatidakada primary ID

  23. PROSEDUR DVI • Mengacuterhadapstandar DVI Interpol • Menggunakanformulir DVI • Bisadisesuaikandengansituasidi • wilayah TKP tersebut • Mempunyai SOP dan MOU

  24. FASE-FASE OPERASI DVI • Fase 1 – TKP • Fase 2 – Post-Mortem • Fase 3 – Ante Mortem • Fase 4 – Rekonsiliasi • Fase 5 – Debriefing

  25. Prinsip Identifikasi • Membandingkan data Antemortem dan Post Mortem • Semakin banyak cocok, semakin baik

  26. Tujuan Diterapkan Prosedur DVI • Dalam rangka mencapai identifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, sempurna dan paripurna dengan semaksimal mungkin sebagai wujud dari kebutuhan dasar hak asasi manusia,dimana seorang mayat pempunyai hak untuk dikenali • Awal penyidikan • Kepentingan civil legal aspect seseorang (asuransi,warisan)

  27. Struktur Organisasi • Pusat : Tim Identifikasi Nasional • Tim DVI Nasional

  28. Struktur Organisasi • Daerah • Tim Identifikasi Regional • Tim Identifikasi Propinsi • Tim ini berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi(Bakornas) di tingkat pusat, Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi(Satkorlak PBP) di tgkt Propinsi • Tim DVI Propinsi membutuhkan dukungan Tim DVI Pusat dan Tim DVI Regional

  29. Tim DVI Propinsi • Ketua: Kabiddokkes Polda, dibantu oleh • Dinkes • Rumah Sakit Pemerintah • Unsur Pemda • Unsur Pendukung lainnya

  30. Kapan prosedur DVI diterapkan? • Bencana yang menyebakan korbanmassal, seperti kecelakaan bus dan pesawat, gedung yang runtuh atau terbakar, kecelakaan kapal laut dan aksi terorisme • Gempa Bumi,Tsunami,Gunung meletus,dll • Juga dapat terapkan terhadap insiden lainnya dalam pencarian korban

  31. Identifikasi Secara Visual • Identifikasi Visual tidak secara utuh diterima oleh DVI • Tidak ilmiah • Pesan ahli waris lebih banyak • Wajah tidak utuh/rusak

  32. Visual identification

  33. Tahapan DVI • Phase I : TKP • Phase II :Post Mortem • Phase III :Ante Mortem • Phase IV :Rekonsiliasi • Phase V :Debriefing

  34. FASE 1 - TKP • Fungsi • Menetapkanprosedur DVI • Mencari, menemukan, mencatatsisatubuhdanbarang • - Tempatinsidenharusdianggapsebagai TKP • TKP harusditelitidanmembuatcatatan • sebelumsisatubuhdipindahkan • Kerjasamadenganpihakterkaitdi TKP • Form DVI warna pink

  35. Aktivitas dan Penanganan • Tergantung besar dan lokasi TKP • Tim pengakses TKP • Tim yang dikerahkan • Dukungan Logistik • Penanganan dini • Registrasi korban bencana

  36. Tim Pengakses TKP • Memasuki tempat insiden • Menghubungi pemerintah setempat • Meningkatkan strategi penaganan • Memahami fasilitas yang sesuai untuk Post Mortem (PM), Ante Mortem (AM) dan kegiatan rekosiliasi • Memprioritaskan penaganan awal terutama olah TKP dan ruang mayat

  37. FASE 1

  38. FASE 2 – POST MORTEM (PM) • Fungsi • Melakukanpemeriksaanmayat, property dll • Mencatathasilpemeriksaan, dokumentasi • Pengambilansidikjari • Pengambilansampel DNA • Mencatathasildalam form DVI warna pink

  39. Phase 2 – Kamar Mayat Fungsi: • Menampung dan menyimpan sisa tubuh • Mencatat dan menyimpan properti • Tempat melaksanakan pengujian terhadap sisa tubuh • Tempat kordinasi untuk pemisahan sisa tubuh

  40. Phase 2 – Kamar Mayat

  41. Formulir Post Mortem • Catatan informasi pada setiap sisa tubuh yang tidak teridentifikasi • Formulir harus dinomori dengan nomor DVI dan diikatkan pada sisa tubuh • Bagian B dari formulir diisi oleh polisi DVI di TKP • Formulir disertakan dalam sisa tubuh

  42. Formulir Post Mortem • Bagian C & D diisi oleh Tim Polisi DVI di Kamar mayat • Bagian E & F diisi oleh Tim DVI disertai saran dari Forensic Pathologi and Odontologi di kamar mayat

  43. Kamar Mayat Masalah yang dihadapi: • Fasilitas • Penyimpanan • Properti • Sample • Bukti Forensic • Dokumentasi • Stress dan kelelahan

  44. PELAKSANAAN : FASE II ( POST MORTEM ) PROSES PEMERIKSAAN JENAZAH

  45. FASE 3 - ANTE MORTEM (AM) • Fungsi • Mendapatkan, menganalisasertamencocokkan data oranghilang • Mengetahui data oranghilang • Mendapatkaninformasi DNA • Mendapatkaninformasipropertidalamformulir Ante Mortem

  46. Phase Tiga – Ante Mortem

  47. Formulir Ante Mortem • Sama dengan Formulir warna pink Post Mortem • Catatan informasi tentang orang yang hilang • Diisi oleh tim interview untuk mendapatkan informasi orang yang hilang secara detail dari keluarga atau teman

  48. PELAKSANAAN : FASE III ( ANTE MORTEM )

  49. FASE 4 - REKONSILIASI • Fungsi • Membandingkan data AM dengan PM • Penetapansuatuidentifikasi • Mengkorfimasiapakahhasil yang dicapaisudahmemuaskansemuapihak (Tim)

  50. Phase 4 - Rekonsiliasi

More Related