1 / 10

MEMBANGUN SISTEM DISTRIBUSI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

MEMBANGUN SISTEM DISTRIBUSI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM . Oleh : Anita Rahmawaty Dosen Program Studi Ekonomi Islam STAIN Kudus Jl. Conge Ngembalrejo , PO. BOX 51 Kudus Email: ita_rahma@yahoo.co.id . By. Alfian Iskandar Zulkarnaen. Abstract

arty
Télécharger la présentation

MEMBANGUN SISTEM DISTRIBUSI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MEMBANGUN SISTEM DISTRIBUSI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Oleh: Anita RahmawatyDosen Program StudiEkonomi Islam STAIN Kudus Jl. Conge Ngembalrejo, PO. BOX 51 Kudus Email: ita_rahma@yahoo.co.id

  2. By. Alfian Iskandar Zulkarnaen Abstract • Distribution is one of human economic activity. As one economic activity, the distribution becomes important in the study area of the economy. Studies on the distribution of the positions of the theory of Islamic economics because the economic problems it is actually located on the distribution of goods and services in order to meet human needs, so the study was always draws attention to the Islamic economic thinkers as well as conventional economics today. Reality in society today shows that many of the injustice, inequality and distortion distribution of goods and services that result in scarcity, and the impact on prices of goods on the market. Looking at the above phenomena, this paper examine, and analyze the various problems distribution that many irregularities occurred in Indonesia, and at the end of this paper offers a distribution system in the economic perspective of Islam as the solution to the Islamic economy toward justice and prosperity.

  3. Pendahuluan • Islam sebagai agama rahmahlil 'alaminmencakupajaran-ajaran yang bersifatmanusiawidan universal, yang dapatmenyelamatkanmanusiadanalamsemestadarikehancuran. Karenaitu, Islam menawarkannilai-nilai, norma-norma, danaturan-aturanhidup yang bersifatmanusiawidan universal itukepadadunia modern dandiharapkanmampumemberikanalternatif-alternatifpemecahanterhadapberbagaiproblematikahidupmanusia. Salah satuajaranpentingdalam Islam adalahadanyatuntunan agar manusiaberupayamenjalanihidupsecaraseimbang, memperhatikankesejahteraanhidup di duniadankeselamatanhidup di akhirat.Distribusimerupakansalahsatuaktivitasperekonomianmanusia, di sampingproduksidankonsumsi. Dorongan al-Qur'an padasektordistribusitelahdijelaskansecaraeksplisit. Ajaran Islam menuntunkepadamanusiauntukmenyebarkanhartanya agar kekayaantidakmenumpukpadasegolongankecilmasyarakatsaja. Pendistribusianharta yang tidakadildanmerataakanmembuat orang yang kaya bertambah kaya dan yang miskinsemakinmiskin.

  4. Membincang Isu-Isu Penyimpangan Distribusi di Indonesia • Fenomena-fenomenaekonomimengenaipenyimpangandistribusibarang, baikminyaktanah, pupukdanberas yang terjadi di beberapadaerah di Indonesia sebagaimanadikemukakan di atastidakbisadilepaskandarisistemekonomidankebijakanekonomi yang diterapkan di Indonesia. Sistemekonomi Indonesia saatinimasihdidominasiolehsistemekonomipasar, meskipundalamperkembangannyamuncullahwacanapemikirantentangKonsepEkonomiPasarTerkelola (KEPT) (RahardjadanManurung, 2005: 407).Olehkarenaitu, tidaklahmengherankan, jikapenyimpangandistribusibanyakterjadi di beberapadaerah di Indonesia. Menurutanalisispenulis, terdapatbeberapafaktorpenyebabnyadiantaranyaadalah: Pertama, penyimpangan moral (moral hazard) para pelakuekonomidisebabkanolehsistemnilai (value based) yang membentukperilakupelakuekonomipasar (kapitalis) adalahpahammaterialisme-hedonismedansekulerisme. Keduapahaminitelahmembawaorientasihidupkebanyakanmanusiacenderungkepadakekayaan, kesenangan, dankenikmatanfisiksemata, sehinggamengabaikandimensi spiritual. Pandanganinilah yang selanjutnyamemunculkanperilaku-perilakumenyimpang, sepertiperilakutadlis (penipuan), baikpenipuanterhadapjumlahbarang (quantity), mutubarang (quality), hargabarang (price) danwaktupenyerahanbarang, taghrir (kerancuan, ketidakjelasan), danihtikar (penimbunan) barang, Kedua, peranpemerintahdalamintervensikegiatanekonomi, khususnyadalamdistribusibarangdanjasamasihsangatkurang. Ketiga, kurangmaksimalnyawewenangdanfungsidaripengawasandistribusibarang, seperticontohPertaminahanyamemilikiwewenangmengawasijalannyadistribusihinggake depot minyaktanah, sedangkanselebihnyamulaidari depot keagen, pangkalanhinggakepengecerbukanmenjaditanggungjawabPertamina. Dan keempat, belummaksimalnyaupayapenegakanhukumterhadap para pelakupenyimpangandistribusibarangdanjasa.

  5. KritikTerhadapDistribusidalamEkonomiKapitalis • Sistemdistribusiekonomi di Indonesia masihmengandungbeberapakelemahan. Hal inidisebabkandominasisistemekonomipasar (kapitalis) yang cenderungmemilikikelemahan, diantaranyaketidakmerataandanketimpangansosial, timbulketidakselarasan, maksimasi profit, materialistis, krisis moral danmengesampingkankesejahteraan (Sudarsono, 2002: 84-86). Kecenderunganekonomipasarsebagaimanadikemukakan di atasmenyebabkankeadilansebagaitujuanekonomiIslamitidakmungkindapatdicapai. Secaraumum, kritikmendasarterhadappasarbebasdalamkapitalismeadalahpadakonsepkebebasanpasar yang benar-benarterlampaubebas. Kebebasaninitelahmelahirkanapa yang disebutsebagai ”Darwinismesosial” dalamaspekalokasidandistribusisumberdayaekonomi. Pasartelahmenciptakansebuahsistemseleksikehidupan yang hanyaberpihakpadagolonganmasyarakat yang berdayabeli, sehinggatidakadatempatbagimasyarakatmiskin. Pasarakanmenutupmataterhadapkemiskinandanpengangguran, sambilmenawarkanrasionalitasbaru yang tidakmempersulitdirinyaterhadapmoralitasataupertimbanganpemerataan. Akhirnya, masyarakatmiskinakanterpinggirkandansemakinmiskin. Kemiskinandianggapsebagaikonsekwensilogisdanalamiah – karenaharusditerima (given) – darisebuahpersaingan. Bahkankemiskinantidakhanyadianggapsebagaikonsekwensilogiskekalahandalampersainganekonomi, tetapijugadivoniskarenasikapmalasdanbodohsematadari orang miskinsehinggatidakbisabersaing. Usaha produktifdankerjakerasmasyarakatmiskintidakdiberipenghargaan yang selayaknya, karenatidakdidukungolehkapital yang memadai. Kemiskinanterjadikarenasebuah vicious cyrcle yang seolahbenar-benartidakbisadiinterupsiataudiputussehinggaharusditerimaapaadanya. Padaakhirnya, kemiskinandianggapbukanmasalahekonomitetapimerupakanmasalahsosialdan agama yang diselesaikandenganbanyaksedekah (Anto, 2003: 317).

  6. Dalamsistemekonomikapitalisbahwakemiskinandapatdiselesaikandengancaramenaikkantingkatproduksidanmeningkatkanpendapatannasional (national income) adalahteori yang tidakdapatdibenarkandanbahkankemiskinanmenjadisalahsatuprodukdarisistemekonomikapitalistik yang melahirkanpoladistribusikekayaansecaratidakadil. Faktaempirikmenunjukkanbahwabukankarenatidakadamakanan yang membuatrakyatmenderitakelaparanmelainkanburuknyadistribusimakanan. Ketidakadilantersebutjugatergambardalampemanfaatankemajuanteknik yang dicapaiolehilmupengetahuanhanyabisadinikmatiolehmasyarakat yang relatif kaya, yang pendapatannyamelebihibataspendapatanuntukhidupsehari-hari, sedangkan

  7. SistemDistribusidalamEkonomi Islam: SolusimenujuKeadilanDistribusi • Ekonomi Islam dibangunatasdasar agama Islam, karenanyaiamerupakanbagianintegral dari agama Islam. Berbedadenganilmuekonomikapitalis, ilmuekonomi Islam adalahilmu yang mempelajariusahamanusiauntukmengalokasikandanmengelolasumberdayauntukmencapaifalahberdasarkanpadaprinsip-prinsipdannilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah (P3EI UII dan BI, 2008: 19). Dengandemikian, sangatjelasbahwaekonomi Islam terkaitdanmemilikihubungan yang eratdengan agama, yang membedakannyadarisistemekonomikapitalis. • Ekonomi Islam mempelajariperilakuindividu yang dituntunolehajaran Islam, mulaidaripenentuantujuanhidup, caramemandangdanmenganalisismasalahekonomi, sertaprinsip-prinsipdannilai-nilai yang harusdipeganguntukmencapaitujuantersebut. Islam memandangbahwapemahamanmateriadalahsegalanyabagikehidupanadalahmerupakanpemahaman yang keliru, sebabmanusiaselainmemilikidimensi material jugamemilikidimensi non material (spiritual). Dalamekonomi Islam, keduadimensitersebut (material dan spiritual) termasukdidalamnya, sebagaimanatercermindarinilaidasar (value based) yang terangkumdalamempataksiomasebagaimanadikemukakanoleh Naqvi (2003: 37), yaitukesatuan/Tauhid (unity), keseimbangan (equilibrium), kehendakbebas (free will) dantanggungjawab (responsibility).

  8. Pertama, penekanan Islam terhadapkesatuan/tauhid (unity) merupakandimensivertikal yang menunjukkanbahwapetunjuk (hidayah) yang benarberasaldari Allah SWT. Hal inidapatmenjadipendorongbagiintegrasisosial, karenasemuamanusiadipandangsamadihadapan Allah SWT. Manusiajugamerdekakarenatidakseorangpunberhakmemperbudaksesamanya. Kepercayaaninidiyakiniseluruhumat Islam, sehinggadapatmendorongmanusiadengansukarelamelakukantindakansosial yang bermanfaat. • Kedua, dimensihorisontal Islam yaitukeseimbangan (equilibrium) yang menuntutterwujudnyakeseimbanganmasyarakat, yaituadanyakesejajaranataukesimbangan yang merangkumsebagianbesarajaranetik Islam, diantaranyaadalahpemerataankekayaandanpendapatan, keharusanmembantu orang yang miskindanmembutuhkan, keharusanmembuatpenyesuaiandalamspektrumhubungandistribusi, produksidankonsumsi, dansebagainya. Prinsipinimenghendakijalanlurusdenganmenciptakantatanansosial yang menghindariperilakuekstrimitas. • Ketiga, kebebasan (free will) yaitukebebasan yang dibingkaidengantauhid, artinyamanusiabebastidaksebebas-bebasnyatetapiterikatdenganbatasan-batasan yang diberikan Allah. Kebebasanmanusiauntukmenentukansikap -baikdanjahat- bersumberdariposisimanusiasebagaiwakil (khalifah)

  9. Bentuk-bentukpendistribusianhartadenganmekanisme non-ekonomiiniantara lain adalah: 1. Pemberianhartanegarakepadawarganegara yang dinilaimemerlukan. 2. Pemberianharta zakat yang dibayarkanolehmuzakkikepada para mustahik. 3. Pemberianinfaq, shadaqoh, wakaf, hibahdanhadiahdari orang yang mampukepadayang memerlukan. 4. Pembagianhartawariskepadaahliwaris, dan lain-lain. Denganadanyapendistribusianhartadenganmekanisme non-ekonomimelaluiaktivitaspemberian zakat, infaq, hibah, wakafdanshadaqoh, makadiharapkanakandapatmenjembatanikesenjangandistribusipendapatanantara ”the have” dan ”the have not”.

  10. Penutupan • pendistribusiandalamsistemekonomikapitalisiniternyatamenimbulkanketidakadilandanketimpanganpendapatandalammasyarakatsertamenciptakankemiskinan ’permanen’ bagimasyarakatsebabsisteminiberimplikasipadapenumpukanhartakekayaanpadasebagiankecilpihaksaja. Sistemekonomi Islam menawarkansistempenditribusianekonomi yang mengedepankannilaikebebasandalambertindakdanberbuatdengandilandasiolehajaran agama sertanilaikeadilandalamkepemilikan yang disandarkanpadaduasendi, yaitukebebasandankeadilan. Sistemdistribusiinimenawarkanmekanismedalamsistemdistribusiekonomi Islam, yaitumekanismeekonomidanmekanisme non-ekonomi, denganmelibatkanadanyaperanpemerintahdalamaktivitasekonomiproduktifdan non-produktif, sehinggadapatmewujudkankeadilandistribusi.

More Related