1 / 15

Seminar Sehari: Pembelajaran dari Program Intervensi HIV dan AIDS Jumadi Yayasan Srikandi Sejati

MENDORONG KESEPAKATAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PROGRAM HIV & AIDS DI LOKALISASI KAB. BANYUWANGI. Seminar Sehari: Pembelajaran dari Program Intervensi HIV dan AIDS Jumadi Yayasan Srikandi Sejati 16 juli 2009. INTISARI PAPARAN. E pidemi HIV kabupaten Banyuwangi

atara
Télécharger la présentation

Seminar Sehari: Pembelajaran dari Program Intervensi HIV dan AIDS Jumadi Yayasan Srikandi Sejati

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MENDORONG KESEPAKATAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PROGRAM HIV & AIDS DI LOKALISASI KAB. BANYUWANGI Seminar Sehari: Pembelajaran dari Program Intervensi HIV dan AIDS Jumadi Yayasan Srikandi Sejati 16 juli 2009

  2. INTISARI PAPARAN • Epidemi HIV kabupaten Banyuwangi • Respon Pemerintah Daerah • Keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat • LSM KKBS dan Programnya • Tahapan Mobilisasi Komunitas • Kesepakatan Lokal • Hasil • Pembelajaran

  3. Kab. Banyuwangi dan Epidemi HIV& AIDS • Maret 2009, terdapat 393 kasus HIV, 71orang meninggal dunia • Penularan HIV: • 69% melalui hubungan seks • 23% melalui penggunaan jarum suntik • Lokalisasi: • 14 titik • 525 WPS • 22.610 Pelanggan WPS (nelayan, ABK, supir bus dan truk, supir becak, ojek, dll) • Kelompok Resiko: penasun, waria, dan Lelaki Sex Lelaki (LSL).(maksudnya ??????)

  4. RESPON PEMERINTAH SETEMPAT • KPA Kabupaten banyuwangi ada sejak tahun 1995, diketuai langsung oleh Bupati • POKJA: • Pengembangan Organisasi • Pelayanan Medik dan Pendampingan • Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat • Pokja Penelitian dan Epidemiologi. • Kegiatan: Koordinasi dan Penyebarluasan Informasi (penyuluhan ke sekolah dan kampus, penyuluhan ke penumpang kapal penyeberangan Jawa-Bali, talkshow di radio-radio lokal, melalui seminar).

  5. Penyebarluasan informasi melalui Media KIE dengan bahasa osing (bahasa suku asli Banyuwangi) • Lintas SektorSosialisasi dan advokasi kepada para tokoh agama (Majelis Ulama Indonesia /MUI, para Da’i, dan tokoh masyarakat • Himbauan dan Informasi untuk pencegahan HIV dan AIDS juga dilakukan melalui media lokal, antara lain: Radar (Jawa Post), Koran Sindo, Koran PKB, dan 15 radio swasta yang ada di Kabupaten banyuwangi • Tahun 2006 penyediaan ATM kondom yang ditempatkan di beberapa lokalisasi.

  6. KETERLIBATAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT • LSM yang terlibat (tergabung dalam Pokja Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, KPA Kab. Banyuwangi): • Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) • Kelompok Kerja Pelita Hati Husada (KKPHH) • Palang Merah Indonesia (PMI) unit Penanggulangan HIV dan AIDS • Berkantor satu atap dengan KPA untuk memudahkan koordinasi • Didanai oleh FHI/ASA dan Global Fund • Kegiatan: penjangkauan dan pendampingan populasi kunci, pemeriksaan rutin IMS dan HIV, CST, Harm Reduction, Peer Educator, Mobilisasi Komunitas, Distribusi Kondom, dll

  7. KELOMPOK KERJA BINA SEHAT (KKBS) • Program: Intervensi Perubahan Perilaku WPS di 9 lokalisasi • Sumber dana: FHI/ASA (sejak 2004) • Salah satu strategi andalan adalah Mobilisasi Komunitas (Mobkom) • Mobkom: Upaya seluruh anggota masyarakat di semua tingkat di suatu wilayah, bekerja sama dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah untuk meningkatkan kemampuan serta menghasilkan kesepakatan masyarakat dalam menanggapi epidemi HIV dan AIDS

  8. TAHAPAN MOBKOM • Indentifikasi lokasi pilot • Pelatihan stakeholder lokasi (termasuk menjajaki terbentuknya “kesepakatan lokal”) • Monitoring dan supervisi kesepakatan lokal • Pertemuan rutin untuk monitoring dan penguatan kesepakatan lokal

  9. KESEPAKATAN LOKAL • Tujuan: menumbuhkan kemandirian program di tingkat pengurus lokalisasi • Isi  tata tertib lokalisasi dan sanksi-sanksi (kewajiban WPS melakukan pemeriksaan IMS dan VCT rutin, serta kewajiban mendukung kondom 100%) • Melibatan tokoh kunci setempat dalam mengelola lokalisasi dan outlet kondom • Melibatkan beberapa unsur Muspika setempat (kecamatan, kepolisian, danramil, kepala desa dan ketua RT) • Diterapkan bertahap ke beberapa lokalisasi • Bekerjasama dengan Dinkes untuk layanan pemeriksaan IMS dan HIV berkala

  10. Gambarsuratkesepakatanlokal(belum di scan)

  11. HASIL • 14 lokalisasi sudah menerapkan kesepakatan lokal(LCM, Warung Panjang, Pakem, Bambu Ria, Padang Pasir, Terminal Rogojampi, Bomo Waluyo, Gempol Porong, Turian, Ringin Telu, Sumber Kembang, Pulo Merah, Klopoan, Sumber Luh) • Distribusi kondom melalui penjualan meningkat

  12. Angka IMS menurun • Munculnya budaya “lebih nyaman memakai kondom bukan gratisan”

  13. PEMBELAJARAN • Kesepakatan lokal, baik jika diterapkan pada komunitas lokalisasi • Penerapan bertahap dengan identifikasi lokasi pilot • Dukungan stakeholder lokasi dan stakeholder wilayah sangat dibutuhkan • Penguatan kesepakatan harus dilakukan terus menerus

  14. TERIMA KASIH

More Related