1 / 16

Penulisan Skenario Film dan Televisi

Penulisan Skenario Film dan Televisi. Penyutradaraan dan Sinematografi Pra-Produksi/Produksi/Pasca Produksi Film dan Psikoanalisa Film dan Feminisme Film dan Postmodernisme Semiotika Film Montage Theory Kritik Film . Refi Yuliana,M.Si. Penyutradaraan.

burton
Télécharger la présentation

Penulisan Skenario Film dan Televisi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Penulisan Skenario Film dan Televisi Penyutradaraan dan Sinematografi Pra-Produksi/Produksi/Pasca Produksi Film dan Psikoanalisa Film dan Feminisme Film dan Postmodernisme Semiotika Film Montage Theory Kritik Film • Refi Yuliana,M.Si

  2. Penyutradaraan • Sutradara sebagai Pelaksana hanya membuat • Sutradara sebagai Auteur (Pembuat film lengkap) dari awal hingga akhir produksi. • Sorang Auteur sejati akan menciptakan ide, menulis skenario, mengawasi penulisan dan memasukan “unsur gaya” (Style) sutradara • Konsep gaya sutradara dalam film terbentuk dari kombinasi unsur-unsur subjektif pembuatnya

  3. Sinematografi • Sinematografi – penyutradaraan – Juru Kamera – Filsafat Visual – tanggung jawab sutradara • Gaya visual sebuha film merupakan tanggung jawab sutradara dengan memperhatikan : • Komposisi (dramatik/informal) • Sudut Pandang kamera (Objektif -penonton jauh-dan subjektif –emosional shot dari sudut pandang pemain-) • Pencahayaan (high key/kontras or low key) • Teknik dan Gerak kamera (tilt, pan, moving, zoom, dll)

  4. Pra Produksi-Produksi-Pasca Produksi • Pra-Produksi : bahan mentah film (konsep/ide/budget/tempat/alokasi waktu/anggaran/pemain/plan A-B/casting/reading/ bedah skenario/penomoran adegan/ koordinasi). Membutuhkan kerjasama semua tim produksi • Produksi : proses pembuatan filmdan merupakan wilayah penuh Sutradara dan Tim dalam membentuk unsur visual dalam film • Pasca produksi : penyatuan elemen gambar dan efek efek audio ataupun visual melalui editing dan finishing. Peran sutradara dan editor art.

  5. Film dan Psikoanalisa • Perspektif film dalam sudut pandang alam bawah sadar • Dimulai dari teori psikoanalisa Sigmund Frud (konsep perkembangan serta konsep hasrat dalam perspektif psikoanalisa) dan berkaitan dengan “Teori kepenontonan” • Kemudian disintesiskan oleh Jacques Lacan dan Christian Metz • Lacan = Hasrat  falus  kekuasaan dan kepemilikan  object petit ‘a • Metz = Film adalam alam bawah sadar, dan menonton film adalah seperti bermimpi

  6. Feminist film Theory • Bercerita seputar pengalaman dan dinamika perempuan namun Tidak selalu dibuat oleh perempuan tetapi harus peka terhadap ketimpangan strukturasi Gender dan kelas sosial. • Ciri utama pada woman’s film yaitu karakter perempuan yang mendominasi struktur narasi. • Laura Mulvey yang dalam esai ‘Visual Pleasure and Narrative Cinema’ (1975) bahwa perempuan adalah objek fantasi dan objek kesenangan dalam Film. Koda-koda film mengarahkan penonton pada misrepresentasi terhadap perempuan yang melanggengkan mitos budaya.

  7. Feminist film Theory • Mary Ann Doane, dalam Woman’s Stake: Filming the Female Body (1981) berfokus pada hubungan patriarki sosial yang membentuk seksualitas perempuan dalam film. • bagi Doane, seksualitas tidak dapat diturunkan pada hal-hal yang berkenaan dengan fisik. Seksualitas dikonstruksikan dalam hubungan sosial dan simbolik • Feminist film theory mengalami perkembangan di dunia sejalan dengan perkembangan pemikiran feminis (feminis liberal, sosialis, eksistensialis dan postfeminist)

  8. Film dan Postmodernisme • Postmodern  kekecewaan terhadap modernisasi • Dalam film dapat dilihat dari 2 sisi • Teknologi film. (dan teknik pembuatan) yang mengabungkan unsur realistik dan imajinasi (efek visual,dll) • Cerita film. Film yang menggambarkan kehancuran modernisasi dan digantikan dengan era postmodernisasi • Narativitas. Cerita surrealis. Logika narasi yang tidak linear, tidak berkronologis dan anti plot

  9. Film dan Postmodernisme Film Film Surrealis termasuk kedalam salah satu bentuk film pascamodernitas. Film science fiction kebanyakan mengambil bentuk postmodernitas karena ketidakpuasan pada perkembangan dunia modern dalm segi ilmu pengetahuan Tujuan utama film postmodernitas adalah kritik kebudayaan, kritik sosial, kritik politik dan kritik konsumerisme Film postmodern biasanya juga mengedepankan unsur Hiperealitas

  10. Film dan Semiotika • Teori semiotika sinema dapat ditarik mundur ke teori linguistik bahwa material bahasa menciptakan makna tetapi itu tidak memiliki makna dalam dirinya sendiri. • Teori semiotika sastra jika diterapkan pada sinema visual bisa menimbulkan masalah karena sinema bukanlah sebuah tanda konvensional seperti kata-kata. • Dalam sinema, penanda hampir identik dengan petanda, yang menunjukkan bahwa gambaran visual dari sebuah mobil sangat dekat dengan obyek aktual daripada kata ‘mobil’ itu

  11. Film dan Semiotika • Teori dan pernyataan dari Christian Metz dengan pendekatan pada sinema mungkin adalah salah satu yang paling menyeluruh dari teori-teori sinema. Sinema mungkin sebuah bahasa tetapi bukan sebuah sistem bahasa • Metz menuliskan bahwa bentuk dasar dari semiotika sinema antara lain editing, gerakan kamera, skala shots, hubungan antara image dan ujaran, sekuens, dan unit sintagmatik lainnya • Denotasi-konotasi-interpretasi

  12. Montage Theory • Sergei eisenstein menciptakan teori montase dari film yang disutradarainya salah satunya adalah “The Battleship Potempkin”. Montage theory adalah berkaitan dengan teknik editing (Edit montase) • Eisenstein mencoba menteorikan editing film sebagai perbenturan antara imaji-imaji dan ide-ide dan terinspirasi dari metode dialektik Karl Marx dan Hegel (Proses dialektika) Tesis-antitesis-sintesis • Eisenstein membenturkan elemen shot dalam dialektika untuk menghasilkan sintesis makna baru • Shot A-ShotB=Shot C (makna baru)

  13. Montage Theory • METRIC MONTAGEmengacu pada panjang shot yang berhubungan dengan shot lain. Hal ini meningkatkan tensi (ketegangan) yang terjadi dalam adegan. Penggunaan close-up dengan shot-shot yang makin pendek menciptakan adegan yang makin intense (kuat). • RHYTHMIC MONTAGEmengacu pada kesinambungan yang muncul dari pola visual di dalam shot (kesinambungan aksi). Montage jenis ini berpotensi untuk memperlihatkan konflik seperti adegan Odessa Steps dari film Potemkin (1925), tentara-tentara menuruni tangga dari satu kwadran (seperempat) frame, diikuti oleh rakyat yang mencoba melarikan diri dari sisi frame yang berlawanan

  14. Montage Theory • TONAL MONTAGETonal montage mengacu pada keputusan-keputusan editing yang dibuat untuk membentuk karakter emosional dari sebuah adegan yang bisa berubah selama berlangsungnya adegan tersebutPada adegan Odessa Steps, kematian ibu muda di tangga dan diikuti adegan kereta bayi menekankan dalamnya tragedi pembunuhan massal OVERTONAL MONTAGEOvertonal montage adalah montase dengan saling mempengaruhinya antara metric, rhythmic dan tonal montage. Pada adegan Odessa Steps, akibat dari pembunuhan massal itu seharusnya berkesan kebiadaban di dalam hati dan pikiran penonton. Shot-shot yang menekankan penggunaan kekuatan besar tentara dengan eksploatasi ketakberdayaan warganya adalah hal yang menjelaskan pesan adegan tersebut INTELLECTUAL MONTAGEIntellectual montage mengacu pada pengenalan ide adegan yang sangat dibentuk emosinya. Contoh intellectual montage adalah sebuah adegan dalam film October (1928). George Kerensky, pemimpin Menshevik dari Revolusi Rusia pertama, naik tangga secepat seperti ia mendaki ke sebuah kedudukan setelah jatuhnya Tsar. Shot naiknya ia itu disambung selang seling dengan shot-shot burung merak sedang memamerkan bulu-bulunya (bersolek). Eisenstein menganggap bahwa Kerensky adalah seorang politisi. Ini adalah satu contoh dalam film October.

  15. Kritik Film • Dipelopori oleh aliran teori kritis Frankfurt School • Positivis-Konstruktivis-critical constructivis-Kritis • Kritik film terkait dengan bagaimana sutradara merepresentasikan realitas melalui dunia visual yang tidak sesuai dengan ideologi ataupun memiliki keberpihakan fanatik pada satu kelas sosial tertentu • Bentuk kritik film : Feminist (Luce Irigrary dan Julia kristeva), postmodern (Derrida dan Jean Baudrillard), ideologidan power (Foucault dan Karl Marx), Psikoanalisa (Jean Lacan dan Metz) dll

  16. Terima Kasih

More Related