1 / 22

Ekonomi Pembangunan (EIE21105)

Ekonomi Pembangunan (EIE21105). Kuliah 6 Penduduk dan pertumbuhan ekonomi 4 Oktober 2012. Penduduk dan ekonomi : “The Malthusian pessimism ” (1). Malthus (1798): Penduduk tumbuh secara eksponensial, sementara makanan tumbuh secara linear. Suatu ketika, bahan makanan tidak akan cukup

cera
Télécharger la présentation

Ekonomi Pembangunan (EIE21105)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Ekonomi Pembangunan (EIE21105) Kuliah 6 Pendudukdanpertumbuhanekonomi 4 Oktober 2012

  2. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Pendudukdanekonomi: “The Malthusian pessimism” (1) • Malthus (1798): • Penduduk tumbuh secara eksponensial, sementara makanan tumbuh secara linear. • Suatu ketika, bahan makanan tidak akan cukup • Paul Ehrlich (1968): dalam satu dekade, kelaparan akan menyapu Asia, Afrika dan Amerika Selatan • Pesimisme ini tidak terbukti: teknologi dan pertumbuhan intensif

  3. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Pendudukdanekonomi: “The Malthusian pessimism” (2) • Tapi penduduk dan terlalu banyak (dan pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat) tetap menjadi kekuatiran, terutama bagi negara-negara miskin • Tekanan pada lingkungan hidup • Area dan sumber daya yang terbatas (termasuk pekerjaan) • Pemerintah di banyak negara berpendapat, mereka harus mengontrol jumlah penduduk • Kadang dengan cara represif, setidaknya tidak menghargai hak privat dan pilihan individu • Indonesia, India, Bangladesh 1970an • Kebijakan di negara maju (atau donor): Abstinence, Be Faithful, use Contraceptives • Urutannya tidak selalu yang paling tepat

  4. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Family planning view (supply-side) • High fertility is due to lack of access or high cost of contraceptives • Most births are unwanted or mistimed • Contraceptives play a direct/mechanical role in determining fertility • Well-designed family planning program can effectively reduce unwanted childbearing • Contraceptives are the best contraceptives

  5. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Desired children view (demand-side) • High fertility reflects desired birth • Contraceptive costs are so small; can’t really affect fertility decisions. • Easterly: harga kontrasepsi (kondom) tidak lebih mahal dari Coca-Cola (atau rokok). Dan bisa diperoleh lewat mekanisme pasar. Jika memang kelahiran tidak diinginkan, kontrasepsi bukan masalah. • Becker: if people gets richer, time becomes more valuable. Demand for children will decline. • Development is the best contraceptives…!

  6. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Beberapatemuantentangkeberhasilankebijakankontrolpopulasi (1) • Banerjee dan Duflo (2011), Poor Economics (www.pooreconomics.com) Chapter 5 • There is no proof that larger families are bad for children. As such, it is hard to justify top-down family planning as a means of protecting children from having to grow up in large families. • Availability of contraceptives does not make a very large difference in the total number of children that a woman has over a life time. • Men and women may have different demand • Reduction in fertility is therefore more likely to follow changes in social norms, or increases in the say that a woman has in household matters.

  7. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Beberapatemuantentangkeberhasilankebijakankontrolpopulasi (2) • Gibbons, Pitt, Rosenzweig (1993) – Indonesia: korelasi antara daerah yang banyak klinik KB dengan penurunan fertilitas. Tapi klinik KB dibangun di daerah yang memang menginginkan (kausalitas terbalik) • Pritchett (1994) – ada indikasi bahwa di propinsi Matlab, Bangladesh, program KB menurunkan tingkat fertilitas. Tapi itu karena skala dan dana besar. Dan di daerah lain tanpa program, tingkat fertilitas juga menurun. • Program Profamilia di Colombia – tidak ada hasil signifikan

  8. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Why having (many) kids? • Family labor (terutama pertanian) • Absence of labor and goods market • Preferensi atas gender tertentu (laki-laki) • Insurance • Increasing # of surviving kids • Diversifikasi lokasi, profesi • Transfer ketika terjadi shock • Old-adge security • Absence of (formal) insurance market

  9. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Desired fertility – findings (1) • Pritchett (1994): ~90% total fertility di berbagai negara bisa dijelaskan oleh ‘desired’ dan ‘wanted’ fertility

  10. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  11. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  12. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  13. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Desired fertility – findings (2) • Contraceptive costs terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi keputusan fertilitas

  14. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  15. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  16. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012)

  17. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Benarkah pertumbuhan penduduk buruk bagi pertumbuhan ekonomi? • Easterly (2001): tidak ada hubungan yang jelas antara keduanya • Penduduk dan PDB/kap dunia mengalami pertumbuhan di jangka panjang (~200 tahun) • Di negara maju, laju pertumbuhan penduduk dan PDB/kap sama-sama menurun • Variasi laju pertumbuhan penduduk (1-4%) tidak cukup menjelaskan pertumbuhan PDB/kap dunia (-2-+7%) antara 1960-1992 • Argentina: slow pop growth & GDP/cap growth. • Botswana: high pop growth & GDP/cap growth • East Asia: grew faster than industrialized nations with faster pop growth • Pertumbuhan penduduk negara-negara miskin menurun antara 60an-90an, demikian juga pertumbuhan ekonomi

  18. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Transisidemografi • Pertumbuhan penduduk yang tinggi dialami negara-negara berkembang karena turunnya angka mortalitas  mencerminkan keadaan yang lebih baik • Perbaikan ekonomi akan membawa pada fase berikutnya: angka fertilitas dan mortalitas yang rendah (laju pertumbuhan penduduk yang rendah)

  19. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Apa yang menjelaskanpenurunanangkakelahiran • Tingkat pendidikan perempuan yang lebih tinggi • Awareness • Posisi tawar di keluarga • Kesempatan di pasar kerja (quality-quantity substitution) • Menunda pernikahan  shorter fertility years • Kebijakan social insurance (substitusi dari peran keluarga) • Tingkat kesehatan dan penurunan angka kematian bayi • Kebijakan pasar kerja

  20. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) ApakahkemudiankebijakanKeluargaBerencanatidakperlu? • Tetap perlu • Tujuannya bukan ke kontrol populasi, tapi • Promosi kesehatan reproduksi (termasuk STD) • Peningkatan kesadaran • Kualitas layanan untuk ibu hamil, melahirkan, post-natal dan kesehatan balita • Indonesia: keberhasilan lebih karena penyediaan akses dan perubahan perilaku • Afrika Selatan: sugar daddy, teenage sex/pregnancy

  21. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Recap • Populasi: family planning (supply-side) vs development (demand-side) • Analisis makro vs mikro tentang demand for children • People responds to incentives • Teori insentif juga menjelaskan keputusan fertilitas (dan pendidikan)

  22. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 4 (4/10/2012) Recap – the Gap Model • Paradigma kesenjangan melihat bahwa adanya negara miskin karena adanya ‘gap’ dalam hal modal fisik, modal manusia, atau overpopulasi • Paradigma kesenjangan tidak terlalu memuaskan dalam menjelaskan mengapa ada negara miskin dan kaya • Kausalitas: pertumbuhan terjadi karena ‘gap’ yang diatasi, atau ‘gap’ bisa diatasi karena negara tumbuh dan menjadi kaya? • Karena problem kausalitas itu, kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada mengisi ‘gap’ tidak sustainable • Sisi supply vs sisi demand dan insentif • Berikutnya: mencari jawaban atas misteri pertumbuhan ekonomi dari variabel-variabel yang lebih struktural (‘deep determinants’) • Geografi, kultur, institusi

More Related