html5-img
1 / 35

Gerakan One Village, One Product (OVOP) Gerakan Satu Nagari-Satu Produk

Gerakan One Village, One Product (OVOP) Gerakan Satu Nagari-Satu Produk . SRI MARYANTI,SE.MSI. OITA, JEPANG Revitalisasi Kampung Halaman One Village, One Product Movement ( 1979 ). Modifikasi dan Adaptasi . (1994). 1. 2. SUMATERA BARAT

cynara
Télécharger la présentation

Gerakan One Village, One Product (OVOP) Gerakan Satu Nagari-Satu Produk

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Gerakan One Village, One Product (OVOP)Gerakan Satu Nagari-Satu Produk SRI MARYANTI,SE.MSI

  2. OITA, JEPANGRevitalisasi Kampung HalamanOne Village, One Product Movement (1979) Modifikasi dan Adaptasi (1994) 1 2 SUMATERA BARAT Gerakan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa-Komoditi Unggulan (1996)  2004 ??? NAMA GERAKAN ?? Gerakan Satu Nagari-Satu Produk (SNSP ) ???

  3. Kondisi Sosial-EkonomiOITA, JEPANG • MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN PERTANIAN: Subsidi • MENGURANGI URBANISASI: Berkurangnya Petani di Desa • MENJAGA KESIMBANGAN ALAM DAN BUDAYA • SEKTOR INDUSTRI MODERN SANGAT MENDUKUNG • LITBANG SANGAT MAJU • SDM BERKUALITAS DAN PROFESIONAL • KELEMBAGAAN PENDUKUNG TELAH BERKEMBANG KONDISI AWAL yang TIDAK SAMA dengan DAERAH SUMATERA BARAT

  4. Data Base

  5. BERFIKIR GLOBAL BERTINDAK LOKAL BEBAS DAN KREATIF PENGEMBANGAN SDM Dengan sumberdaya (kekayaan) dan budaya lokal yang spesifik, diciptakan produk yang dapat dipasarkan ke tingkat global. Masyarakat memilih sendiri produkunggulan yang akan dihasilkannya. Sebuah Nagari dapat memproduksi 2 atau 3 produk. Pemerintah memberikan bantuan teknis, keuangan dan pemasaran. Tujuan utama gerakan OVOP adalah pembangunan SDM. Pembangunan komunitas lokal yang mampumemecahkan setiap tantangan. TIGA PRINSIP OVOP

  6. GERAKAN OVOP • Gerakan PEMBERDAYAANWILAYAH (Desa) dengan Menghidupkan Semangat Kemandirian & Kebebasan • Gerakan PENINGKATAN PEMAHAMANMASYARAKAT (SDM) terhadap POTENSI Wilayah untuk Mendapatkan KEUNTUNGAN Maksimal • Gerakan PENGEMBANGANPRODUK Asli Daerah dengan SELERAGLOBAL • PERNYATAANSIMBOLIS yang Tidak Berarti Satu Desa Mempunyai Satu Produk Unggulan Saja MOTO: CQC (Low COST, High QUALITY and CONSUMMER needs)

  7. Badan Diklat • Program Pertukaran Pemuda • Program Pendidikan Kepemimpinan • Masyarakat • Diklat Kepemimpinan Perempuan THE CONCEPT FROM OITA Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Era Global Individual yang mampu / mandiri Pengembangan SDM Gerakan “One Village, One Product” (Sosialisasi dengan Kegiatan) (Satu dalam Pengetahuan dan Kegiatan) • Lokal berwawasan Global • Bebas dan Kreatif • Pengembangan SDM Prinsip Dasar Revitalisasi Wilayah Menciptakan Produk Lokal untuk Pasar Global Pengembangan Produk Memproduksi Produk Lokal Peningkatan Kemampuan Pengolahan Distribusi Pengembangan Budaya Lokal Menggali Budaya Lokal Mengembangkan Budaya Lokal Spesifik Gerakan One Village, One Culture

  8. Haluan Dasar yang Ditempuh Oita Prefecture Untuk Lebih Maju Paradigma Abad 20: Industrialisasi, Sentralisasi, Urbanisasi dengan Prioritas Pertumbuhan dan Ekonomi Jaminan bagi Penduduk dan Peningkatan Keterlibatan Penduduk dalam hubungannya dengan Dunia Luar • Gerakan Berlandaskan Perobahan • Dari Motivasi ekonomi ke spiritual • Dari nilai kuantitas ke nilai kualitas • Dari Sentralisasi ke desentralisasi • Dari keseragaman ke keragaman (diversity) Pembangunan suatu masyarakat regional yang independent yang mengarah pada 3 elemen “nature, industry & culture” Perlunya dibangun suatu Masyarakat Regional dimana aktifitasnya berdasarkan suatu Sistem Nilai Baru Peningkatan Kerjasama yang menggunakan identitas regional

  9. Rencana Untuk Mencapai Tujuan Dasar Membangun Suatu Masyarakat yang mendapatkan seluruh kebutuhan (needs) penduduknya dan dengan segala kemudahannya Suatu Masyarakat Regional yang Menyenangkan bagi Penduduknya Suatu masyarakat regional yang dikenal karena alam, industri dan budaya Tujuan Utama: Propinsi dengan suatu standard kehidupan yang tinggi pada abad 21. Menciptakan G-N-S Oita baru Growth Network Security

  10. Bentuk G-N-S Oita Baru GROWTH Dalam bidang Pendidikan; Lingkungan yang menyenangkan dimana anak2 dan pemuda tumbuh; Penduduk mampu membangun industri termasuk pertanian, kehutanan, perikanan; Penduduk mampu memelihara lingkungan; Kesetaraan gender dan partisipasi perempuan; Bertambahnya sukarelawan; Belajar untuk seumur hidup dll. NETWORK Dalam bidang Pariwisata yang memanfaatkan Lingkungan, industri, budaya; Pertukaran budaya, ekonomi dan olahraga di Asia; Pencipataan Kerjasama regional pada tingkat propinsi (AKRES); Menata perdagangan pada kota dan wilayah jarang penduduk; Memelihara sistem arus transportasi dan pertukaran informasi. SECURITY Dalam bidang Kesehatan untuk lansia, peningkatan kesehatan; Menjaga kelestarian lingkungan; Menciptakan masyarakat lestari-aman; Menjaga kualitas lingkungan; Keselamatan dari bencana alam; Menyediakan lapangan pekerjaan dll.

  11. KEGIATAN UTAMA OVOP • MENCIPTAKANPRODUKUNGGULAN DENGAN KUALITAS GLOBAL: Menemukan Kembali Produk & Budaya Lokal Spesifik • MENGEMBANGKANWILAYAH (DESA) SEHINGGA ADA KEBANGGAAN TINGGAL DI WILAYAH (DESA)TERSEBUT • MENGEMBANGKANSDM YANG BERFIKIR GLOBAL TETAPI BERTINDAK LOKAL

  12. LANGKAH REVITALISASI GERAKAN OVOP (One Village, One Product) PEMANTAPAN SEMANGAT & VISI ONE VILLAGE, ONE PRODUCT: Perencanaan Terpadu dan Koordinasi KAMPANYE GERAKAN ONE VILLAGE, ONE PRODUCT: Visi, Partisipasi & Kemandirian Masyarakat, Dampak OVOP, Globalisasi KEGIATAN: PENETAPAN LOKASI PRODUK UNGGULAN: Pendekatan Wilayah PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA PENGEMBANGAN PRODUK: Teknologi Tepat Guna PEMANTAPAN PERAN KELEMBAGAAN PENDUKUNG: Info, Pasar & Modal, Teknologi PEMBANGUNAN SARANA-PRASARANA WILAYAH: Peran Pemerintah

  13. GERAKANONE VILLAGE, ONE PRODUCT REVITALISASI KAMPUNG HALAM ! • KAMPANYE/SOSIALISASI dengan TINDAKAN • SATU dalam PENGETAHUAN dan TINDAKAN Bagaimana perkembangan OVOP di Sumatera Barat setelah 8 tahun diterapkan ?

  14. KENDALA PENGEMBANGAN GERAKAN OVOP DI SUMATERA BARAT • KONDISI PETANI-PENGUSAHA KECIL TRADISIONAL • KELEMBAGAAN KEUANGAN • KELEMBAGAAN PEMASARAN • KELEMBAGAAN LITBANG • KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI (BANDINGKAN DENGAN OITA, JEPANG: Hasil Kunker ???) • KENDALA PADA PEMERINTAHAN • PERENCANAAN: Keterpaduan (Rakorbang); Pendekatan Wilayah • KERJASAMA TEKNIS DINAS/INSTANSI: Kurang Koordinasi • PERAN PIMPINAN (Pengambil Keputusan): Komitmen Pimpinan yang Visioner OVOP Gorontalo & Jagung ??

  15. BERFIKIR GLOBAL, BERTINDAK LOKAL: Think Globally, Act Locally Keadaan Sekarang • Produksi untuk kebutuhan hidup pokok. • Memproduksi beberapa jenis produk dengan skala kecil. • Kelebihan produksi untuk pasar lokal. • Ilmu pengetahuan dan teknologi terbatas. • Permintaan pasar regional dan global belum jadi perhatian utama. Tujuan Pengembangan Prinsip Think Globally, Act Locally • Produk dengan nilai tambah tinggi dan skala optimal. • Memproduksi dengan keuntungan maksimal. • Produk untuk pasar regional dan global. • Perdagangan regional dan global jadi dasar penentuan produk. • Produk spesifik, keunggulan komperatif dan daya saing tinggi. • Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

  16. BEBAS & KREATIF :Self-reliance & Creativity Keadaan Sekarang • Jumlah dan jenis produksi berdasarkan arahan pemerintah. • Memerlukan perlindungan (subsidi, bantuan teknis). • Penentuan produk belum dengan kelayakan ekonomi. • Harga dan pemasaran masih diatur pemerintah. Tujuan Peningkatan Kebebasan dan Kreatifitas • Bebas menentukan produk. • Tahu dan dapat menganalisis potensi wilayah sendiri. • Mandiri dan kreatif dalam menentukan produk. • Satu Nagari dapat memproduksi satu atau beberapa produk. • Bangga untuk membangun dan tinggal di Nagari.

  17. Human Resource Development Keadaan Sekarang • Kegiatan Dinas/instansi belum terkoordinasi dengan baik. • Lembaga dan kelompok masyarakat belum berkembang. • Tingkat & pelayanan kesehatan belum optimal • Sistem penanganan bencana alam/penyakit belum berkembang. • SDM unit pelayanan publik perlu ditingkatkan. Tujuan Pengembangan Sumberdaya Manusia • Penguasaan IPTEK: Peningkatan daya saing . • Paham masalah pembangunan berkelanjutan. • Merasa aman dan bangga tinggal di Nagari. • Pelayanan kesehatan yang baik dan merata. • Masyarakat mendapat informasi dengan mudah. • Masyarakat secara kelompok mampu memecahkan masalahnya sendiri. • Profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

  18. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN: SATU NAGARI, SATU PRODUK (OVOP) FAKTOR INTERNAL KEBANGGAAN UNTUK TINGGAL dan BERBISNIS di PERDESAAN (Kembali ke Nagari) FAKTOR EKSTERNAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PESAING KEUANGAN/MODAL DISTRIBUSI/PEMASARAN EKONOMI EKSTERNAL WILAYAH (NAGARI) dan PRODUK UNGGULAN TEKNOLOGI & KEMAMPUAN TENAGA KERJA PERATURAN (LEGALITAS) • KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK • UNGGULAN : VISI • 2. JPS, KUT, CRASH PROGRAMS KEBIJAKAN & PROGRAM PEMERINTAH MANAJEMEN INFRASTRUKTUR LEMBAGA KEMASYARAKATAN 1 DINAS dan INSTANSI (Lembaga Pendorong/Fasilitator Pembangunan) • LKAM, KAN, LSM, LEMBAGA GEBU MINANG,DLL • OVOP, One Village, One Product

  19. INDIKATOR DAN FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN SEKTOR PERTANIAN

  20. DASAR PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN PADA SUATU WILAYAH

  21. Sambungan: Penentuan Komoditi Unggulan di Sumatera Barat dilakukan melalui beberapa penelitian baik oleh Departemen, Pemda Dati I dan II (Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian) maupun oleh DIPTI (Dewan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan Lembaga lainnya. Penentuan akhir Komoditi Unggulan harus ditetapkan berdasarkan keinginan/ kesadaran masyarakat sendiri jadi bukannya dari atas/pemerintah.

  22. LANGKAH PEMBAHARUAN KONSEP GERAKAN OVOP • PENYAMAAN VISI PENGEMBANGAN OVOP : Prinsip Dasar • PEMANTAPAN TUPOKSI KELEMBAGAAN/DINAS-INSTANSI & KOMITMEN PEMERINTAH: Efektifitas & Teamwork, Koordinasi  Wilayah • MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN: Penekanan Prioritas Kegiatan Pembangunan (Rakorbang) • REVITALISASI KELEMBAGAAN PENDUKUNG: Penyuluhan, Litbang, Koperasi, Keuangan, Pemasaran

  23. TAHAP PENYUSUNAN KEGIATAN PEMBANGUNAN 4 PROSES PENYESUAIAN (MATCHING PROCESS) • Landasan Ideal PANCASILA • Landasan Konstitusional UUD 1945 • GBHN 5 KONDISI MAKRO 1 VISI OUTPUTS Analisis Makro KONDISI SEKTORAL STRATEGI 2 KEBIJAKAN INFRASTUKTUR/ FASILITAS KEMAMPUAN (KOMPETENSI) 1 KEKUATAN & KELEMAHAN 2 Analisis Sumberdaya • MANAJEMEN 3 • PEMBIAYAAN • LITBANG STUDI AWAL 9 3 PROGRAN DAN KEGIATAN NILAI-NILAI (VALUES) PERUSAHAAN &EKSEKUTIF/ MASYARAKAT PROFIL & NILAI MASYARAKAT 12 • POLA DASAR • OTONOMI DAERAH • GLOBALISASI 11 10 KEGIATAN LITBANG KEGIATAN PEMB DINAS/INSTANSI PROPEDA- RENSTRA Catatan: Reformasi, Otonomi Daerah dan Globalisasi harus menjadi pertimbangan di dalam penyusunan Visi. 1. Sumber daya, Kemampuan (Capabilities). 2. Pemasaran, Industri Pengolahan, SDM, Pembiayaan, Sarana-Prasarana, MIS (Mgt..Information System), Litbang. 3. Pemasaran, SDM, Teknologi.

  24. 1 LANGKAH PENYUSUNAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMBERDAYA (Berlimpah & Langka) Penerapan IPTEK • Aspek Teknis • Aspek Komersial • Aspek Kelbg-Manajemen • Aspek Sos-Lingkungan • Aspek Finansial • Aspek Ekonomi 2 PERSIAPAN& PENELITIAN KELEMBAGAAN LITBANG 3 Multidiscipline KEGIATAN ALTERNATIF PARAMETER NASIONAL • Lapangan Pekerjaan • Produksi • Konsumsi • Tabungan • Devisa • Pemerataan, dll 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN TERPILIH SASARAN PEMB

  25. KETERKAITAN KEGIATAN LITBANG DENGAN KEGIATAN DINAS/INSTANSI PROP/KAB/KOTA • Sasaran Prioritas • Pembangunan • PENGEMBANGAN • SUMBERDAYA • MANUSIA • 2. PENGEMBANGAN • EKONOMI • KERAKYATAN • 3. PENATAAN • KELEMBAGAAN KEGIATAN LITBANG KelembagaanLITBANG (2) MASALAH PEMBANGUNAN (1) (4) KEGIATAN DINAS/INSTANSI (3) Proses Penyusunan Kegiatan Pembangunan DINAS/ INSTANSI

  26. Bagan 2. Pola Perencanaan Pembangu-nan Satu Nagari, Satu Produk (OVOP) KEBIJAKAN PENGEMBANGAN OVOP MON-EV (BAPPEDA) IDENTIFIKASI PROGRAM FORMULASI PROGRAM KOORDINASI PROGRAM PELAKSANAAN PROGRAM * PROGRAM/KEGIATAN TERPADU: Product Development; SDM; Sarana-prasarana dari Dinas/instansi * PETUNJUK GERAKAN SNSP (Satu Nagari, Satu Produk) TIM PENYUSUN PROGRAM DINAS/INSTANSI TIM PENYUSUN PROGRAM BAPPEDA WILAYAH & Produk Unggulan

  27. BUKU PEDOMAN GPUED-KU, BAPPEDA PROPINSI SUMATERA BARAT, 1997 GERAKAN PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI DESA- KOMODI UNGGULAN (GPUED-KU) SUMATERA BARAT • PENDAHULUAN: Kondisi Ekonomi Rakyat; AFTA; OVOP • KOMODITI UNGGULAN: Difinisi; Aspek: Ekonomi, Teknis, Sosbud • PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN: Persyaratan; Kawasan Komoditi Unggulan • GPUED-KU: Gerakan OVOP; Tiga Prinsip (Berfikir Global; Bebas&Kreatif; SDM) • TUJUAN GPUED-KU: Indikator; Keadaan Sekarang; Tujuan GPUED-KU (Tabel) • LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN GPUED-KU: Tekad/Semangat; Kampanye; Penentuan KU; Kebutuhan/Faktor Pendukung; Pembinaan SDM; ProductDevelopment; Tupoksi Kelembagaan; Sarana-prasarana. • ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN GPUED-KU: Tugas dan Fungsi dari: Tim • Pembina; Tim Teknis Tk. II; Koordinasi; Kelompok Ahli Gubernur • Lampiran: Peta & Daftar Komoditi Utama Menurut Dati II Sumatera Barat.

  28. Sambungan: BUKU PEDOMAN GPUED-KU, 1997 TUGAS DAN FUNGSI TIMGerakan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa, Komoditi Unggulan TIM PEMBINA TINGKAT I: Memberi Arah & Kebijakan; Mendorong & Menggerakkan; Memberikan Fasilitas; Memonitor, Evaluasi & Memecahkan Masalah; Melakukan Petemuan 1 kali 3 bulan. TIM TEKNIS TINGKAT II: Memberi Penyuluhan & Penerangan; Menggerakkan Masyarakat; Membantu Memecahkan Masalah; Memonitor, Evaluasi & Memecahkan Masalah; Memberikan Laporan kepada Tim Pembina Tingkat I (1 kali 3 bulan) TIM TEKNIS TINGKAT II diketuai oleh Bupati/Wako KDH Tk.II bertanggung jawab dalam pelaksanaan GPUED-KU kepada Ketua Tim Pembina (Gubernur Sumbar)

  29. REVITALISASI GERAKAN OVOP DAN MASA DEPAN ANAK NAGARI TINDAKAN BERDASARKAN RISET (Penelitian dan Pengembangan)

  30. FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL USAHA KECIL-MENENGAH PERATURAN PEMERINTAH (LEGALITAS) KEBIJAKSANAAN & PROGRAM PEMERINTAH Perizinan Persyaratan Kredit Bank Crash Program Social Safety Net/JPS • USAHA KECIL MENENGAH/ • PERDAGANGAN • FAKTOR INTERNAL : • SUMBER KEUANGAN • SALURAN DISTRIBUSI • KETENAGA KERJAAN/Skills • MANAJEMEN TEKNOLOGI EKONOMI Program Pelatihan/DIKLAT Program Litbang (R&D) Teknologi Import Infotek Krisis Ekonomi : Investasi Menurun Pengangguran Meningkat Permintaan Menurun, dll.

  31. HARAPAN KONDISI USAHA EKONOMI RAKYAT MASA DEPAN SETELAH GERAKAN OVOP BERKEMBANG 1/ Kondisi yang telah di capai oleh usaha ekonomi di Oita, Jepang. 2/ Pasar produk Jepang khusus untuk Dalam Negeri tetapi dengan standart mutu internasional.

  32. DETERMINATION OF A NATION`S INDUSTRIAL DEVELOPMENT Nation's Industrial Development

  33. EKONOMI RAKYAT YANG MAJU & BERORIENTASI PASAR(Agenda ke 3) PENDEKATAN ONE VILLAGE ONE PRODUCT • Kawasan (One Village: Kampong, Bayan, Nagari, --) • Komoditi andalan (One Product: Spesialisasi usaha) • Lintas sektoral: Terpadu (KISS) sesuai TUPOKSI • Kesadaran masyarakat: Potensi SDA, Keterampilan SDM, Budaya • Berprinsip ekonomi: Keuntungan dan berkesinabungan (pemanfaatan teknologi maju) • Berfikir global: Think globally, Act locally

  34. PENERAPAN KONSEP OVOP DI SUMBAR • 1996: ONE VILLAGE ONE PRODUCT: Satu Produk Satu Desa, Satu Produk Satu Nagari  Belum berkembang (Jepang memulai OVOP tahun 1979) • 2002: KAWASAN AGROPOLITAN: 6 Kawasan 1. IV Angkek Canduang Kab Agam: Sapi potong+sayuran 2. Koto Baru Kab Tanah Datar: Sapi potong + sayuran 3. Lembah Gumanti-Danau Kembar Kab Solok: Sayuran 4. Sutera-Lengayang-Ranah Pesisir Kab Pesel: Sapi potong 5. VII Koto Pdg Pariaman: Sapi potong 6. Guguk Kab Limapuluh Kota: Ayam buras  KARENA ADA BANTUAN APBN-DEKON Master Plan

  35. Terima Kasih Singapore

More Related