1 / 190

Materi ICD 10

Materi ICD 10. DPP PORMIKI. TUJUAN PEMANFAATAN ICD. WHO ingin menggunakan data klasifikasi penyakit untuk kebutuhan studi: - statistis, - demografis dan - epidemiologis .

dafydd
Télécharger la présentation

Materi ICD 10

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Materi ICD 10 DPP PORMIKI

  2. TUJUAN PEMANFAATAN ICD WHO ingin menggunakan data klasifikasi penyakit untuk kebutuhan studi: - statistis, - demografis dan - epidemiologis. Disusun tatanan pengelompokkan (pengkategorian) penyakit, mengingat klasifikasi yang terlalu spesifik (yang di- inginkan kelompok medis) akan terlalu meluas untuk dapat memenuhi analisis statistis.

  3. TUJUAN PEMANFAATAN ICD (Lanjutan-1) Diputuskan suatu perpaduan disain Sistem Klasifikasi yang memenuhi kebutuhan rumah sakit dan pengumpulan statistis, tersusunlah tatanan dengan judul International Classification of Diseases (ICD)

  4. FUNGSI ICD, WHO • Fungsi dasar International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems(ICD): adalah suatu klasifikasi - penyakit, - cedera dan - sebab kematian untuk tujuan statistis. insidens morbiditas & mortalitas bisa direkam dalam aturan yang sama sehingga bisa dikomparasi.

  5. FUNGSI ICD, WHO (Lanjutan) ICD-10 mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1996 (di rumah sakit pemerintah) dan sejak 1997 (di rumah sakit swasta dan puskesmas) sesuai keputusan: SK Dirjen Yan-Medis DepKes RI SK No: 50/MENKES/ SK/I/1998 tentang memberlakukan ICD-10 • ICD-10 setiap 6 bulan sekali diedit baru s/d 2008 • ICD 11 Rev. akan terbit 20011 (?). • E-ICD sudah bisa diikuti lewat internet.

  6. CODING DIAGNOSIS dan PELAPORAN MORBIDITAS/MORTALITAS • Coding: adalah proses pengklasifikasian data & penentuan code (sandi) nomor/alfabet/ alfanumerik untuk mewakilinya. Data di sini adalah sebutan DIAGNOSE(S) pasien yang dinyatakan dokter terkait ! (ICD, WHO)

  7. TUJUAN CODING Diagnoses 1. memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan kembali informasi sesuai diagnose ataupun tindakan medis-operasi yang diperlukan ( uniformitas sebutan istilah (medical terms)) 2. memudahkan entry data ke database komputer yang tersedia (satu code bisa mewakili beberapa terminologi yang digunakan para dokter) 3. menyediakan data yang diperlukan oleh sistem pembayaran/penagihan biaya yang dijalankan. Contoh: di USA, Australia, Singapore, Eropa, dll.  ada DRGs (Diagnosis Related Group System) yang memanfaatkan kode ICD.

  8. TUJUAN CODING Diagnoses (Lanjutan) 4. memaparkan indikasi alasan mengapa pasien memperoleh asuhan/perawatan/ pelayanan (justifikasi runtunan kejadian) 5. menyediakan informasi diagnoses dan tindakan bagi riset, edukasi dan kajian asesment kualitas keluaran/outcome (legal dan otentik)

  9. Pengkodean Diagnoses Coding Diagnosis bukan proses yang sederhana karena harus melibatkan: - dokter - perawat - coder dan petugas RM lain-lain - pengentry data diagnosis - auditor hasil pengkodean dll.

  10. Koding/Indeksing RM LENGKAP RM LENGKAP KODING/ INDEKSING FILING KARTU KENDALI KARTU KENDALI INDEKS OPERASI INDEKS KEMATIAN INDEKS DOKTER INDEKS PENYAKIT

  11. Contoh: IndeksPenyakit & TindakanRawatInap

  12. PENGELOLAAN DATA MORBIDITAS DAN MORTALITAS Laporan Kinerja Penujangmedis KARTUKENDALI KEPUTUSANMANAJEMEN DOKUMENREKAM MEDIS • Audit kematian • Audit medis • AngkaMorbiditas • AngkaMortalitas • Angkasebabkematian • DATA PENYAKIT • DATA OPERASI • DATA SEBABKEMATIAN • DATA DOKTER

  13. Keputusanmanajemenkamarbersalin Laporan Kinerja Penujangmedis SENSUSHARIAN KEPUTUSANMANAJEMEN REKAPRL_01 • Audit medik • Audit kematian • Audit persalinan • Evaluasi yang penunjangmedis • Rasiopersalinan normal/total persalinan • Rasiopersalinan dgHPP/total persalinan • Neonatal death rate • Perinatal death rate • Kematianpersalinan • Rasiojmlpasien perjenispelayanan/totalpasien • Jenispelayanan • Jmlpasien • Jmlpasien/pemeriksaan • Jmlpasien/kasuspelayanan

  14. STRUKTUR BAB BAB BLOK GRUP KATEGORI  KATEGORI (3-digit) SUB-KATEGORI (digits ke 4 di belakang titik), dan kadang untuk nomor kode tertentu ada tambahan nomor sebagai digit ke-5(dicacat pada kolom tersendiri).

  15. Contoh Struktur Kode Kategori Kode dasar katergori terdiri dari 3 digit, 1 Alfabet dan 2 nomor Contoh [112-118]: BAB I Certain Infectious and Parasitic Diseases BLOK Tuberculosis (A15 – A19) GROUP Kategori A19 Miliary tuberculosis Subkategori A19.0 A19.1 A19.2 A19.8 other ` A19.9 unspecified

  16. Arti Tanda Baca • Klasifikasi ganda dengan tanda baca: dagger (!), sangkur, pedang) dan asterisk(*), bintang). • Kode tambahan untuk nomor kode tertentu (additional code), (supplementary code) • Kode primer dan kode sekunder • Kode morfologi tumor (M. ----/-) • Kode digit ke-5 (untuk site lokasi gangguan, Bisa site lokasi tubuh Bisa jenis aktivitas , dsb.)

  17. Arti Tanda baca (Lanjutan) • Peraturan/konvensi arti tanda-tanda baca: : (titik-titik, colon), ( ), [ ], } (Bentuk bebagai tanda kurung) .- Titiak garis yang mengikuti, mengurung kode atau perintah yang harus dilaksanakan sebelum pilihan kode diputuskan (akan dibahas lelih lanjut secara rinci di acara pembahasan tentang Konvensi Tanda Baca sesuai ICD-10, WHO.

  18. STRUKTUR ICD VOLUME 3 • Penjelasan Susunan umum indeks Konvensi-konvensi yang berlaku pada indeks • Seksi I. Indeks alfabetis penyakit dan bentuk alamiah cedera • Seksi II. Sebab-sebab luar suatu cedera • Seksi III. Tabel nama generik obat-obat dan zat-zat kimia • Corrigenda beberapa isi di Volume 1

  19. RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN PENGKODEAN SECARA UMUM • Baca dan pelajari isi buku manual/pedoman Coding ICD-10, Volume 2 (perhatikan makna dari berbagai tanda baca yang mempunyai arti khusus pada ICD-10, (.-) (:) ( ), [ ], { kata and, with, or dan sebagainya. • Pilih kata/istilah yang akan digunakan sebagai ‘Lead-term’ untuk memandu ‘coder’ mencari istilah yang sama beserta nomor kode yang mengikuti di belakangnya, pada Volume 3 ICD-10.

  20. RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-1) • Perhatikan perintah yang ada di dalam kurung ( ), di belakang istilah diagnosis yang ditemukan, dan juga perintah yang dilengkapi dengan kata (see, see also …) danjalankan perintah yang dimaksud. • Perhatikan ada atau tidak Note: … di atas atau di bawah istilah berikut kode yang akan dipilih. Ada kemungkinan ada perintah untuk menambah digit di belakang digit ke-3, ke-4 atau membatasi cara penerapan kode yang akan dipilih.

  21. RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-2) • Kontrol kode yang dipilih dengan yang tertera di Volume 1. Perhatikan: (1) penjelasan pada Note: … di bawah Bab atau di bawah kategori, subkategori yang umumnya mengatur batasan pemanfaatan kode yang terkait; (2) includes dan excludes yang ada di bawah Bab, Kategori atau Subkategori yang membatasi jenis yang termasuk dan atau tidak termasuk ke kategori/subkategori terkait (3) adanya kalimat dalam kurung [ ] atau ( ), jalankan perintah yang tersebut di dalam kurung, yang umumnya akan lebih merinci informasi yang akan dihasilkan.

  22. RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-3) • Apabila semuanya sudah cocok dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan  Pilih kode tersebut sebagai kode diganoses atau masalah terkait kesehatan tersebut sebagai masukan ke sistem perekaman dan informasi yang dikem- bangkan. • Simpan kode yang telah dipilih dalam format kartu indeks istilah diagnosis terkait secara manual ataupun komputer.

  23. RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-4) • Kode data diagnoses: Kebidanan, metode persalinan (methode of delivery) dan nifas (puerpurium) serta bayi neonatal/perinatal, sebab luar cedera, neoplasma, memerlukan desain format perekaman code khusus. • Yang tidak kalah penting adalah: * Ubahlah dulu ejaan istilah dalam bahasa Indonesia ke ejaan bahasa Inggeris sebelum mencarinya di Volume 3. * Adakan analisis kualitatif dan kuantitatif Rekam Medis sebelum proses coding dimulai.

  24. DUAL CLASSIFICATION(Klasifikasi Ganda) • Ini berlaku bagi beberapa diagnose tertentu. Ada code diagnose yang berjumlah 2 code yang pertama dengan code disertai tanda ! (dagger) yang kedua dengan tanda * asterisk. Code ber-dagger ! adalah penyakit penyebabnya. Code ber-asterisk * adalah menjelaskan manifestasi pada organ tubuh dari penyakit penyebabnya. Code model ini banyak digunakan pada penyakit infeksi menular dan juga pada penyakit-2 sistem organ tubuh tertentu.

  25. Contoh: Klasifikasi Ganda Contoh: TB meningitis No: A17.0! G01* NIDDM cataract No: E11.3! H28.0* Anemia pada kanker hati No: C22.0! D63.0* Dementia pada penyakit Alzheimer yang “early onset” No: G30.0! F00.0* Cardiopathy pada gout tophi j jantung No: M10.0! I43.8* Meconium ilues (bayi) No: E84.1! P75* Radang pelvis GO, wanita No: A54.2! N74.3* Prostatitis GO No: A54.2! N51.0*

  26. KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi • Kurung [ ] untuk sinonim, kata lain atau frasa penjelasan (Hal. 121. A30 & hal. 252 D55.0 & hal.260 D68.8) • Kurung ( ) untuk menampung kata suplementary, akan tanpa/tidak mempengaruhi nomor code yang telah ditetapkan (lihat halaman di bawah Bab-2) • Kurung } digunakan seperti pada biasanya (untuk memberi tanda menggabungkan) (lihat 113 pada A15). • Kode bertanda – setelah desimal . (E11.-) harus diisi dengan angka yang ditemukan di Volume 1

  27. KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi(Lanjutan-1) • Kata diikuti oleh tanda baca titik-titik (:) (colon) menandakan istilah sebutan diagnose belum lengkap, harus ditambah dengan satu atau kata modifier lain agar sesuai dengan apa yang dimaksud pada code yang tersedia. (lihat hal. 569 K36, appendicitis: ) • NOS (Not Otherwise Specified) sama nilainya dengan Unspecified dan unqualified = tidak dirinci atau dikualifikasi lain (hal. 115 A16.9) .

  28. KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi(Lanjutan-2) • NEC (Not Elsewhere Classified) = tidak terklasifikasi di bab-bab lain (Hal. 131, A51.4 ! H58.8* dan 167, B57.0 ! I98.1*) • Perhatikan pemanfaatan kata “and” (dan), “or” (atau) “with” (dengan)pada judul blok, grup, kategori.

  29. CHAPTER I BAB A – B PenyakitinfeksidanParasitktertentu

  30. KEKHUSUSAN BAB 1Certain Infectious and Parasitic Diseases(Penyakit Infeksi dan Parasitik Tertentu)(A00 – B99) • Includes (termasuk Bab I ini): penyakit-2 yang dikenal dapat menular atau ditularkan, dapat menyerang masyarakat luas. • Excludes: yang tidak termasuk ke Bab ini adalah: - carrier/diduga carrier penyakit infeksi. - penyakit infeksi tertentu – (lihat di Bab-bab terkait sistem organ tubuh) - penyakit infeksi dan parasitik yang menimbulkan komplikasi pada kehamilan, kelahiran dan nifas [kecuali tetanus obstetrik dan penyakit HIV] (O98.-) - penyakit infeksi dan parasitik khusus pada masa perinatal [kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital, infeksi GO perinatal dan penyakit HIV perinatal] (P35-P39) - influenza dan infeksi saluran napas akut (J00-J22)

  31. Tuberculosis (A15-A19) • Includes: termasuk di sini adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis Excludes: tidak termasuk adalah: - TB kongenital (P37.1) - pneumoconiosis associated dengan TB (J65) - sequalae of TB (B90.-) - silicotuberculosis (J65) A15 untuk TB pernapasan yang terkonfirmasi dengan hasil pemeriksaan bakteriologik dan histologik A16 untuk TB pernapasan yang tidak dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan bakteriologik dan histologik A17! TB sistem saraf (Semua subkategori digit ke4 dengan tanda *) A18 TB organ-2 lain: (Tidak semua ber-!) A18.0!, A18.1!, A18.5!, A18.6!, A18.7!, A18.8! Perhatikan bahwa A18.2 tidak berdagger, anggotanya juga tidak ber- ! Maka tidak ada yang ber (*). A18.3 tidak ada !, namun anggotanya ada yang ber-! maka ada pasangan yang berasterisk (*)

  32. Other Bacterial Diseases (A30 – A49)A30 Leprosy [Hansen’s disease] • A30 Leprosy [Hansen’s disease] Includes: infeksi karena Mycobacterium leprae Excludes: sequelae of leprosy (B92) A30.0 Indeterminate leprosy (I leprosy) A30.1 Tuberculoid leprosy (TT leprosy) A30.2 Boderline tuberculoid leprosy (BT leprosy) A30.3 Boderline leprosis (BB leprosy) A30.4 Boderline lepromatous leprosy (BL leprosy) A30.5 Lepromatous leprosy (LL leprosy) A30.8 Other forms of leprosy A30.9 Leprosy, unspecified • A31 Infection due to other mycobacteria Excludes: leprosy (A30.-) tuberculosis (A15 – A19)

  33. Sequelae Penyakit Infeksi dan Parasitik (B90-B94) • Note: Kategori ini digunakan untuk menjelaskan kondisi kategori-2 pada A00-A89 sebagai causa/penyebab sequelae terkait (gejala sisa terkait), yang mereka sendiri terklasifikasi di Bab//bagian lain ICD-10. • Istilah sequelae meliputi kondisi yang disebut sebagai gejala sisa; termasuk juga pernyataan efek penyakit yang terklasifikasi ke kategori di atas apabila disertai bukti bahwa penyakit penyebabnya sudah tidak ada lagi/tidak diderita pasiennya lagi. • Untuk penggunaan kategori sequelae ini, silahkan merujuk ke Rules Morbiditas (Hal. 114, 117, 123) dan Mortalitas (Hal. 43. 49, dan 70 aliena 4.2.4) yang ada di volume 2, ICD-10. • B90 Sequelae of TB Punya 5 subdivisi sesuai site organnya. • B91 Sequelae of Poliomyelitis • B92 Sequelae of leprosy • B94 Sequelae lain-2 yang tidak dirinci penyakit infeksi & parasitnya Punya 5 subdivisi

  34. SOAL-SOAL LATIHAN • Gastro-enteritis (harus ada penjelasan infeksi atau noninfeksi) bila diyakini/dipastikan infeksi No: A09.x Bila dipastikan non-infeksi (bayi perinatal) No: P78.3 usia lain-2 No: K52.9 • Dysentri amebiasis (harus dibedakan akut No: A06.0 atau kronik) No: A06.1 • Meningitis TB No: A17.0 ! G01.x* • TB tulang punggung torakal No: A18.0! M49.0* 4 • TB paru aktif, BTA + pada biakan sputum No: A15.1 • GO orchitis No: A54.2 ! N51.1* • Infeksi sapi gila subaktif (encephalopathy spongioform subactive) A81.0 • Toxoplasmosis kongenital P37.1 • Filariasis Broncroftian dengan kaki gajah B74.0 • Kutu kepala B85.0

  35. SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI 1. GE akut infectious No: 2. GE akut akibat Eltor No: 3. GE akut akibat gangguan pencernaan No: 4. Demam Typhoid No: 5. Hepatitis B dengan coma No: 6. AIDS dengan TB paru, kuman BTA + pada sputum No: 7. Abses hati amoebiasis No: 8. DHF No: 9. Poliomyelitis akut No: 10. Cacar air dengan konjungtivitis No: 11. Panu No: 12. Infestasi cacing tambang No: 13. TB paru, bakteri - No: 14. Septicaemia meningococcal acute No:

  36. CHAPTER II BAB C – D NEOPLASMA

  37. Kekhususan Bab Neoplasms • Bab ini memuat grup-grup besar neoplasma: C00-C75Neoplasma malignant, dinyatakan atau diduga primer, asal dari site tertentu yang diketahui, kecuali jaringan lymphoid, haematopoietic dan jaringan yang terkait. C00-C14 Lip (Bibir), oral cavity (rongga mulut), and pharynx (faring = tenggorokan) C15-C26 Digestive organs (organ-2 pencernaan) C30-C39 Respiratory and intrathoracic organs (Organ pernapasan dan organ di dalam rongga torak =dada)

  38. Kekhususan Bab II (lanjutan -1) C40-C41 Bone and articular cartilage (Tulang dan tulang rawan persendian) C43-C44 Skin (Kulit) C45-C49 Mesothelial and soft tissue (Jaringan mesotelial dan jaringan lunak) C50 Breast (Payu dara) C51-C58 Female genital organs (Organ-2 kelamin wanita) C60-C63 Male genital organs (Organ-2 kelamin laki-2) C64-C68 Urinary tract (Saluran kemih)

  39. Kekhususan Bab II (lanjutan -2) C69-C72 Eye, brain and other parts of central nervous system (Mata, otak dan bagian lain sistem saraf pusat) C73-C75 Thyroid and other endocrine glands (Kelenjar tiroid dan kelenjar endokrin lain-2) C76-C80Malignant neoplasms of ill-defined, secondary and unspecified sites (Neoplasma dinyatakan ganas, sekunder dan tidak ada dirincian site primer (asal)-nya)

  40. Kekhususan Bab II (lanjutan -3) C81-C96Malignant neoplasms, stated or presumed to be primary of lymphoid, haematopoietic and related tissue (Neoplasma ganas, dinyatakan atau diduga primer dari jaringan limfoid, haematopoietic dan jaringan yang terkait). C97Malignant neoplasms of independent (primary) multiple sites (Neoplasma ganas yang independen (primer) terkait site multipel (banyak)

  41. Kekhususan Bab II (lanjutan -4) D00-D09In situ neoplasms(Neoplasma in situ) D10-D36Benign neoplasms(Neoplasma jinak) D37-D48Neoplasms of uncertain or unknown behaviour(Neoplasma yang sifatnya belum dapat ditentukan) [see note page 240]

  42. Kekhususan Bab II (lanjutan – 5) Notes: 1, Primary, ill-defined, secondary and unspecified sites of malignant neoplasms (Primer, dinyatakan sebagai tumor ganas, sekunder dan site keganasan tidak dirinci). Kategori C76 - C80 termasuk neoplasm malignant, yang tidak jelas site asalnya kanker terkait, atau kanker dinyatakan sebagai: “disseminated” = tersebar, “scattered” = tercecer, “spread” = menjalar/MENYEBAR tanpa dijelaskan site primernya. Ini semua dinyatakan sebagai: site primernya tidak diketahui.

  43. Kekhususan Bab II (lanjutan – 6) 2. Functional Activity(Aktivitas fungsional) Semua neoplasma tertampung di Bab II ini, apa ia fungsional aktifatau tidak. Code tambahan dari Bab IV bisa digunakan untuk mewakili activitas fungsi neoplasma terkait (kelenjar endokrin). Contoh: Note: 2 Catecholamine-producing malignant phaechroma- cytoma of adrenal gland C74 dengan kode tam- bahan E27.5 Basophil adenoma of pituitary gland with Cushing’s syndrome  D35.2 E24.0

  44. Kekhususan Bab II (lanjutan-7) • Morfologi Sesuai dengan morfologi histologis jenis celnya, grup neoplasms malignant dibagi dalam: - Carcinoma: Contoh: squamous, adenocarcinoma; - Sarcoma: Contoh: mesothelioma, lymphoma (Hodgkin’s & non-Hodgkin’s; - Leukaemia; - Other specified and side-specific types; - Uncpecified cancers

  45. Kekhususan Bab II (lanjutan-8) Cancer adalah istilah generik dan dapat digunakan untuk yang mana saja, walau jarang sekali digunakan untuk sebutan neoplasm ganas lymphotic, jaringan haemopoietik berserta jaringan lain yang terkait Terkadang kata “Carcinoma” digunakan salah sebagai kata ganti lain dari “cancer” Perlu diperhatikan bahwa klasifikasi neoplasms di Bab II ini, adalah sesuai site lokasi organ yang terkena neoplasm terkait, di kelompokan ke grup besar sesuai “behaviour” (sifat, prilaku)-nya. Pada kasus tertentu sifat morfologisnya akan terpapar pada judul kategori dan judul sub-kategori.

  46. Kekhususan Bab II (lanjutan -9) Klasifikasi histologis neoplasma ada terpisah di Bagian Morphology Codes, yang diambil dari ICD-O, dan merupakan klasifikasi ganda untuk keperluan sistem coding atas dasar topografik dan morfologik neoplasmnya. Code morfologi menggunakan 6 digits: 4 digits pertama mengidentifikasi tipe histologi selnya; digit ke 5 adalah code behaviournya: - malignant primary, - malignant secondary (metastasis), in situ, benign atau uncertain whether malignant atau benign); digit ke 6 adalah code untuk grading (differensiasi) tumor solid, yang juga merupakan code khusus bagi lymphoma dan leukemia.

  47. Kekhususan Bab II (lanjutan -10) 4. Cara penggunaan subkategori-2 di Bab II Perhatikan: aturan penggunaan subkategori (,8) pada Bab II [Baca note 5]. Apabila diperlukan penggunaan subkategori untuk “other” (lain-lain) umumnya disediakan nomor code pada subkategori (.7)

  48. Kekhususan Bab II (lanjutan -11) 5. Neoplasma ganas yang tumpang-tindih batas site lokasinya dan aturan penggunaan subkategori ber- code (.8) Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasm malignant primer sesuai titik asal neoplasmnya. Ada banyak kategori 3-karakter yang dibagi lebih lanjut sesuai sebutan bagian subkategori dari organ terkait. Suatu neoplasm yang tumpang-tindih menyerang 2 (dua) atau > 2 sites yang saling bersambungan namun titik mula site asal neoplasmnya tidak dapat ditentukan yang mana, beri code -> (.8), kecuali kombinasi terkait diberi indeks khusus tersendiri.

  49. Kekhususan Bab II (lanjutan -11) Contoh: Carcinoma of oesophagus and stomach mempunyai code khusus C16.0 (cardia), sedangkan Carcinoma permukaan ujung dan ventral (tengah) lidah harus diberi code C02.8 Sebaliknya: Carcinoma ujung lidah yang ekstensi (meluas) ke bagian tengah (ventral) lidah harus di code C02.1, ujung lidah sebagai titik mula carcino- manya. Yang dimaksud dengan tumpang-tindih (overlapping) adalah site-2 yang terlibat saling bersebelahan (kontinues bersambungan),

  50. Kekhususan Bab II (lanjutan -12) Secara urut numerik subkategori-2 secara anatomik bersambungan, namun tidak semua demikian, untuk menentukan apakah ada hubungan topografik, hendaknya coder merujuk ke hubungan antara istilah-2 anatomi yang terkait. 6. Neoplasma malignant jaringan ektopik Ini diberi code site yang disebut dalam istilah diagnosisnya. Contoh: ectopic pancreatic malignant neoplasms dikode  Pancreas unspecified (25.9)

More Related