1 / 34

Dampak Pemikiran Saussure bagi Linguistik dan Disiplin ilmu Lainnya

Dampak Pemikiran Saussure bagi Linguistik dan Disiplin ilmu Lainnya. Oleh Didi Sukyadi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI 19 Juni 2012. Saussure: 1857-1913. Tentang Saussure. Mongin-Ferdinand de Saussure: lahir di Jenewa tahun 1857 .

daktari
Télécharger la présentation

Dampak Pemikiran Saussure bagi Linguistik dan Disiplin ilmu Lainnya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dampak Pemikiran Saussure bagi Linguistik dan Disiplin ilmu Lainnya Oleh Didi Sukyadi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI 19 Juni 2012

  2. Saussure: 1857-1913

  3. Tentang Saussure • Mongin-Ferdinand de Saussure: lahir di Jenewa tahun 1857. • Menguasai Bahasa Sansekerta, Latin, Yunani, Jerman, dan Inggris • mempelajari linguistik historis komparatif, kimia, fisika, teologi dan hukum. • Menerbitkan buku pada usia 21 tahun • Lulus doktor pada usia 23 tahun • Meninggal pada usia 56 tahun

  4. Tentang Saussure • Mengajar di Ecole Pratique des Hautes Etudes di Paris dari tahun 1881-1891 • Memberikan tiga kuliah linguistik umum: Kuliah 1 pada akhir tahun 1906, Kuliah 2: tahun 1908-9, dan Kuliah 3: Tahun 1910-11. • Kuliah 1: terbatas sejarah bahasa; • Kuliah 2: linguistik sinkronis secara ringkas • Kuliah 3: seluruhnya untuk teori linguistik sinkronis. • Belum sempat memublikasikan teori linguistik sinkronisnya. • Teorinya diterbitkan setelah meninggal oleh rekannya Charles Bally dan Albert Sechehaye dengan judul Cours de linguistique generale

  5. Pokok Pikiran Saussure • Diachronic-Synchronic • Penelitian bahasa tidak hanya dapat dilakukan dengan menyelidiki perubahan bahasa dari satu rentang waktu ke rentang waktu lainnya seperti dalam linguistik historis dan Filologi. • Tetapi, bahasa dapat juga diteliti secara sinkronik, yaitu melihat bahasa sebagaimana adanya saat ini tanpa memperhatikan apa yang terjadi sebelumnya

  6. Pokok Pikiran Saussure • Langue-Parole • Langue: sistem bahasa yang abstrak yang ada dalam benak anggota masyarakat bahasa yang mendasari pembentukan parole. • Parole: bahasa atau ujaran yang dihasilkan secara individual, ada banyak kesalahan & repetisi • Saussure: kajian linguistik akan mencakupi parole yang menitikberatkan ujaran individual, dan langue yang menitikberatkan sistem linguistik bahasa itu.

  7. Pokok Pikiran Saussure • Signifier-Signified • Bahasa tidak menyatukan nama dan objek tetapi citra bunyi dan konsep • Citra bunyi tidak bersifat fisik seperti bunyi atau fonem, tetapi psikis • Citra bunyi disebut signifier atau penanda • Konsep disebut signified atau petanda, atau makna • Signifier terikat dengan signified-nya laksana dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

  8. Tanda (model diadik) • Tanda: kombinasi antara signifier dan signified. • Signifier: kata/ujaran; signified=konsep yang direpresentasi

  9. Nilai Tanda (Value of Sign) • Proses signifikasi: penetapan sebuah signifier untuk merepresentasi sebuah signified. • Nilai tanda: alasan mengapa sebuah tanda bermakna. • Tanda bermakna bukan karena kesamaan antara signifier dan konsep yang diwakilinya • Tetapi karena tanda yang satu berbeda dengan tanda lainnya. • Signifier pohon bermakna bukan karena ada kesamaan antara bunyi atau tulisan pohon dengan konsep pohon tetapi karena selain pohon ada burung, ular, manusia dan tanda lainnya.

  10. Nilai Tanda (Value of Sign) • Tanda bukan bersifat materil atau substansi, tetapi bersifat relasional formal dengan tanda lainnya. • Nama Universitas Pendidikan Indonesia bermakna bukan karena ada kesamaan antara nama itu dengan bentuk dan jumlah gedung atau fakultasnya. UPI bermakna karena selain UPI ada UM, UNJ, UNP, UNY dan universitas lainnya.

  11. Value of Sign UPI UM UNJ LPTK MLG LPTK BDG LPTK JKT

  12. Pokok Pikiran Saussure • Arbitrer-Motivated • Hubungan antara signifier dan signified bersifat arbitrer. Artinya: tidak ada alasan apa pun mengapa tanda SAPI digunakan untuk mewakili sapi, melainkan karena kebiasaan atau konvensi saja. 2) Selain tanda yang arbitrer, ada pula tanda yang motivated, yaitu tanda yang memiliki hubungan alami dengan konsepnya seperti onomatopeia atau simbolisme bunyi/phonesthemes. 3) Sifat arbitrer atau termotivasi tidak absolut, melainkan hanya tingkatan saja. Kata dasar lebih arbitrer daripada kata bentukan. Kata sapu lebih arbitrer daripada menyapu karena kita mengikuti aturan peluluhan konsonan /s/ bila bertemu awalan me-

  13. Pokok Pikiran Saussure • Syntagmatic-Paradigmatic • Tanda bermakna karena ia berbeda dengan tanda lainnya seperti dalam minimal pairs: bin-pin, tin-sin, etc. • Relasi yang paling signifikan adalah oposisi, terutama oposisi biner • Salah satu oposisi biner yang penting adalah sintagmatik-paradigmatik • Sintagmatik merupakan hubungan horisontal antara tanda yang satu dengan tanda lainnya dalam satu teks tertentu. • Hubungan paradigmatik adalah hubungan vertikal antara tanda yang satu dengan tanda lainnya yang tidak muncul di dalam teks tetapi merupakan anggota dari paradigma tertentu.

  14. Vertical / horizontal PARADIGMS PARADIGMS NARRATIVE SYNTAGMS

  15. Syntagmatic/Paradigmatic • Syntagmatic: hubungan ini dan ini dan ini, hubungan intratekstual, hubungan in presensia. • Fernando Torres menjebol gawang lawan Fernando Torres menjebol gawang lawan Hubungan antara elemen pembentuk kalimat di atas adalah hubungan sintagmatik.

  16. Hubungan Sintagmatik terjadi pada level signifier dan signified Hubungan Sintagmatik dalam Folklor/Naratif

  17. Hubungan Paradigmatik • Hubungan intertekstual • Hubungan in absensia • Hubungan vertikal • Hubungan ini atau ini atau ini • Dalam kalimat: ada paradigma nomina, verba, adverbia, dll. • Dalam kehidupan: • Paradigma berpakaian: topi, baju, celana, alas kaki; • Paradigma makan: sarapan, makan siang, makan malam. • Paradigma ekonomi: kapitalis, sosialis, komunis, liberalis, syari’ah. Dll)

  18. Hubungan Paradigmatik dalam FILM

  19. Pengembangan Pemikiran Saussure • Strukturalisme: • Metode untuk menganalisis logika struktur batin daris sebuah produk budaya • Meyakini adanya logika yang mendasari elemen atau konfigurasi produk budaya • Struktur yang tak muncul itu dapat diungkap atau dimodelkan melalui kajian yang cermat. • Pemahaman logika ini merupakan langkah penting dalam memahami sebuah fenomena

  20. Linguistik Struktural • Leonard Bloomfield: Language (1933) • Zellig Harris (ahli linguistik struktural, analisis wacana dan penemu struktur transformasional dalam bahasa, dan promotor Chomsky), • Charles Hockett (pengembang linguistik strukturalis), • Kenneth Pike (pengembang teori tagmemik dan pencipta istilah “emic”, pemahaman dan penjelasan makna bunyi bahasa secara subyektif dan “etic”, kajian obyektif bunyi bahasa), • Sapir-Whorf (analisis transformasional), pencetus Sapir-Whorf hypothesis mengenai hubungan antara bahasa dan realitas.

  21. Chomsky • Mempengaruhi dan memopulerkan linguistik • Gagasannya juga mempengaruhi ilmu komputer, psikologi, filsafat dan politik. • Mengembangkan tatabahasa generatif, tatabahasa transformasional, tatabahasa transformasional leksikalis, teori X-Bar, teori penguasa dan pengikat (government-binding), teori prinsip dan parameter, sintaksis minimalis, dan fonologi generatif. • Di Indonesia: menurut kridalaksana, pikiran Chomsky muncul lewat buku tatabahasa karangan Samsuri yang terpengaruh tatabahasa generatif. • Di ajarakan di Atma Jaya sebagai salah satu mata kuliah S3

  22. Fungsionalisme • Roman Jakobson • Berpandangan bahwa daripada hanya mendaftar bunyi bahasa mana yang terjadi dalam sebuah bahasa, bagaimana bunyi-bunyi itu saling terkait juga perlu dikaji. • Unit-unit bahasa dipahami bersifat kontrastif dan relasional dan hanya dapat dimengerti hanya dengan mempertimbangkan tempatnya dalam sistem bahasa • Diterapkan untuk fonemik, morfologi dan sintaksis.

  23. Fungsionalisme • Simon Dik di Belanda, Harimurti Kridalaksana di Indonesia. • Fungsi ada 3: Fungsi sintaktis (subyek, predikat), Fungsi semantis (Agen, penderita, benefaktor, alat, ddl), Fungsi pragmatik (topik-komen; tema-rema; foregrounding-backgrounding). • MAK Halliday: teks, konteks situasi, konteks budaya, mode, transitivity, dll. Melahirkan GBA dengan pakarnya di UPI Emi Emilia, PhD dan Iwa Lukmana, PhD.

  24. Pengembangan Pemikiran Saussure • Antropologi: Levi-Strauss dengan empat teknik analisis kajian antropologi. • Pertama, analisis struktural mengkaji infrastruktur yang tak disadari dari fenomena budaya; • Kedua, strukturalisme menganggap elemen infrastruktur sebagai relasional, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri. • Ketiga, strukturalisme mengintegrasikan elemen ke dalam sebuah sistem • Keempat, berusaha menyusun aturan umum yang dapat menjelaskan pola-pola pengorganisasian yang mendasari sebuah fenomena.

  25. Narratologi • Ahli naratologi juga berusaha menganalisis struktur dan fungsi sitematis dari naratif dan berusaha mengisolasi sejumlah aturan yang terbatas untuk menjelaskan serangkaian naratif yang nyata dan mungkin terjadi. • Sejak tahun 1960an, kritikus Perancis Roland Barthes dan beberapa ahli naratologi lainnya memopulerkan naratologi termasuk miotos yang kemudian menjadi salah satu metode analisis yang penting di Amerika. • Figur penting: Roland Barthes, Vladimir Propp, Greimans

  26. Skema Aktan Greimas • Semua ceritera dapat dibagi ke dalam enam aktan, yaitu: • Subyek (misalnya Pangeran), yaitu apa yang ingin atau tidak ingin digabung dengan yang lain, • Obyek, (misalnya putri yang diselamatkan), • Pengirim (misalnya Raja), yaitu apa yang mendorong terjadinya suatu tindakan, • Penerima (misalnya Raja, Pangeran atau Putri), yang memperoleh keuntungan atau bantuan, • Penolong (misalnya pedang sakti, kuda atau keberanian pangeran) yang membantu tercapainya suatu tugas atau tindakan, dan • Lawan (misalnya penyihir, naga, Pangeran yang pingsan, teror, atau siluman) yang mengalami sebuah tindakan atau misi.

  27. Budaya Materil Sebuah Topi: tua, pitanya sudah pudar, sobek, amat berdebu, ada bercak What does it mean?: Bagi Watson – Nothing Bagi Sherlock Holmes – pemiliknya seorang intelek, makin kurang sejahtera, istrinya tak lagi mencintainya, sendirian, tak punya gas untuk masak atau pemanas • Kesimpulan (signified) Holmes ditarik berdasarkan signifiers yang ada di dalam topi • Garbologis: Meneliti sampah untuk mengenali gaya hidup dan kebiasaan masyarakat yang menghasilkannya.

  28. Musik • Genre musik: klasik, rock n roll, blues, jazz, country, pop, keroncong, dangdut, tarling, campursari, dll. • Setiap jenis musik merupakan signifiers; emosi, kesan, atau keyakinan yang ditimbulkan musik itu merupakan signifieds • Misalnya: Musik klasik: bisa mempercepat tumbuhnya tanaman, daging sapinya makin enak, bayi dalam kandungan makin aktif, siswa belajar makin mudah, sementara dangdut mengajak kita bergoyang. Musik sedih digunakan saat pemakaman atau bencana, sementara musik pengirim piala dunia Ricky Martin dan Waka-Waka Shakira sangat dinamis.

  29. Film • Setiap jenis film adalah signfiers: Emosi, kesan, dan perasaan yang ditimbulkannya adalah signifieds • Tata cara penggunaan kamera: • close up, keintiman • medium shot, hubungan personal • long shot, hubungan publik • full shot Hubungan sosial • Pan down (kamera mengarah ke bawah), kekuatan/otoritas • pan up (kamera mengarah ke atas), kecil/lemah • dolly in (kamera bergerak ke dalam), obserbvasi/fokus • fade in (gambar muncul di layar kosong), awal • fade out (gambar di layar menghilang), akhir • cut (peralihan dari satu gambar ke gambar lainnya), peralihan • wipe kesimpulan yang dipaksakan

  30. Intertekstualitas dan Kode • Dipelopori oleh Julia Kristeva: Tak ada teks yang berdiri sendiri: • Contoh: karya ilmiah, syair lagu, novel, film, puisi, nama orang, model rumah, fashion, tari, aliran seni rupa, dll. • Kode: sistem atau aturan yang melatari pemaknaan sebuah signifiers: kode etik, tata tertib, sopan santun, adat istiadat, dress code, dlll.

  31. Perkembangan Semiotika • Motivated Signs/Tanda non arbitrer/Ikonis (1) Onomatopeia (2) Simbolisme bunyi (3) Diagram (4) metafora

  32. Prinsip IKONISITAS • Ikonisitas jumlah • Ikonistas kedekatan

  33. Conceptual Metaphor • Tubuh manusia (Ia tulang punggung keluarga) • Hewan (ular berkepala dua) • Kesehatan dan sakit (pikiran yang sakit) • Tumbuhan (Penjualan mobil tumbuh pesat) • Bangunan (Keuangannya berantakan) • Mesin (ia menghasilkan buku setiap tahun) • Permainan (ia seorang politisi kelas berat)

  34. Terima kasih

More Related