1 / 35

Marilah kita awali perkuliahan ini dengan membacakan Namaskara Gatha .

Marilah kita awali perkuliahan ini dengan membacakan Namaskara Gatha. A - ra - hang Sam - ma - sam - bud - dho Bha - ga - wa, Bud - dhang Bha - ga - wan - tang abhi - wa - de - mi Swak - kha - to Bha - ga - wa - ta Dham - mo Dham - mang namas - sami

darva
Télécharger la présentation

Marilah kita awali perkuliahan ini dengan membacakan Namaskara Gatha .

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Marilahkita awali perkuliahan ini denganmembacakanNamaskaraGatha. • A-ra-hang Sam-ma-sam-bud-dho Bha-ga-wa, Bud-dhang Bha-ga-wan-tang abhi-wa-de-mi • Swak-kha-to Bha-ga-wa-ta Dham-mo Dham-mang namas-sami • Su-pa-ti-pan-no Bha-ga-wa-to Sa-wa-ka-sang-gho Sang-ghang na-ma-mi • Sab-be sat-ta bha-wan-tu su-khi-tta-ta • Semoga semua makhluk hidup berbahagia • Sadhu Sadhu Sadhu

  2. Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha Pertemuan 3 dan 4

  3. Siapakah Aku?

  4. Siapakah Aku? • Aku adalah makhluk yang terlahir di alam kelima dari 31 alam kehidupan • Manusia = makhluk lainnya terdiri dari batin dan jasmani. • Batin (nāma) dan jasmani (rūpa) membentuk lima kelompok (gugus) yang menyusun semua makhluk. Yang disebut pañcakhanda (lima kelompok kehidupan)

  5. Macam – macam makhluk • Dewa : makhluk penghuni surga • Manusia (manussa) • Jin Raksasa (asura) • Hantu (peta) • Binatang (tiracchāna) • Penghuni neraka (niraya)

  6. Proses kelahiran manusia menurut Mahatanhasankhaya Sutta • Adanya pertemuan antara unsur laki-laki (sperma) dan unsur perempuan (ovum) • Perempuan dalam kondisi subur (kondisi rahim yang tepat / siap untuk suatu nidasi) • Adanya gandhabbayang siap terlahir kembali. Gandhabba adalah kondisi rohani yg meneruskan kesadaran sebelumnya pada kehidupan baru (kesadaran penyambung / roh)

  7. LIMA KELOMPOK KEHIDUPAN (Pancakkhandha) Terdiri dari: Batin (Nama) (1) Pencerapan (Sañña) (2)Perasaan (Vedanā) (3) Bentukan pikiran (Sańkhāra) (4) Kesadaran (Viññana) Jasmani (Rūpa) (5) Materi/ jasmani/ bentuk terdiri dari: - 4 unsur utama dan - 24 unsur sekunder.

  8. Ingat !!!!! • Kerusakan/sakit adalah kurangnyakoordinasi antara Nama dan Rūpa. • Hidup merupakan gabungan Nama dan Rūpa. • Kematian adalah terpisahnya Nama dan Rūpa. • Kelahiran kembali adalah bergabungnya kembali Nama dan Rūpa.

  9. BATIN (NAMA) • Pencerapan (Sañña); adalah pencerapan/ pengenalan terhadap objek setelah adanya proses kontak. • Perasaan (Vedanā) ; adalah perasaan yang timbul akibat adanya kontak antara indera dengan objek. • Bentuk pikiran (Sańkhāra);adalah bentuk-bentuk pikiran atau bentuk-bentuk karma, reaksi pikiran yang menghasilkan karma. • Kesadaran (Viññāna); adalah kesadaran yang timbul akibat kontak indera dengan objek.

  10. JASMANI (RUPA) UNSUR PRIMER (MAHABHUTA RUPA) • Unsur padat atau tanah (pathavi);merupakan dasar dari materi, berfungsi sebagai penyokong dan memberi sifat keras-lunak • Unsur cair/air (āpo);merupakan gaya lekat dari mater-materi. • Unsur panas/api (tejo);merupakanpemberi sifat panas-dingin pada materi. • Unsur gerak/angin (vāyo); sebagai pergerakan dan memberi sifat sifat ekspansi-kontraksi

  11. UNSUR SEKUNDER (UPADAYA RUPA) • Āhāra/kabalikārāhārā = unsur makan yaitu makanan sehari-hari • Paricchedarūpa = unsur dari ruangan • kāya-viññatti = unsur isyarat dg gerakan badan • Vaci-viññatti = unsur isyarat dg kata-kata • Lahutā = unsur gaya ringan • Muduā = unsur gaya menurut • Kammaññata = unsur gaya menyesuaikan diri • Upacaya = unsur sempurna • Santati = unsur bergantung terus • jaratā = unsur kelapukan • aniccatā = unsur tidak kekal • cakku-pasāda = landasan mata • Sota-pasāda = landasan telinga • Ghāna pasāda = landasan hidung • Jivhā pasāda = landasan lidah • Kāya Pasāda = landasan jasmani • Rūparammana = obyek bentuk • Saddārammana = obyek suara • Gandhārammana = obyek bau • Rasārammana = obyek rasa • Itthibhāva = unsur betina • Purisabhāva = unsur jantan • Hadayavatthu = unsur hati sanubari • Jivitindriya = unsur kehidupan / tenaga vital

  12. SebabPembangkitUtama Yang MenimbulkanEksistensi /keberadaan PadaSemuabagianAdalah: Kamma (karma masa lampau) Citta (pikiran) Utu (energi) Nutrisi/makanan (ahara)

  13. 4 Jenis Makanan Yang Memiliki Peran Untuk Mempertahankan/Menunjang Kehidupan • kavalińkāhāra; Makanan material • phasāhāra; Kontak dari enam indra dalam menyentuk obyek • manosańcetanāhāra; Kehendak pikiran/batin yang menimbulkan perkataan dan perbuatan. • viññanāhāra; Kesadaran yang menimbulkan nama/batin dan rupa/jasmani • Istilah ‘āhāra’ menyatakan apa saja yang menghasilkan suatu akibat. (M.I, 48)

  14. Batin dan Jasmani • Batin dan jasmani dikenal sesuai dengan struktur dan fungsinya dengan tugas yang berbeda-beda. • Unsur-unsur ini memiliki masa hidup tertentu yang relatif singkat. • Unsur –unsur ini timbul dan lenyap, atau lahir dan mati berkesinambungan setiap saat (bersifat berubah tidak kekal) • Contoh: regenerasi sel-sel darah

  15. Ingat !!!!! • Kerusakan/sakit adalah kurangnyakoordinasi antara Nama dan Rūpa. • Hidup merupakan gabungan Nama dan Rūpa. • Kematian adalah terpisahnya Nama dan Rūpa. • Kelahiran kembali adalah bergabungnya kembali Nama dan Rūpa.

  16. Human center • Ajaran Buddha menekankan pada kemampuan dan kemandirian manusia dg seluruh potensinya • Pikiran adalah pelopor segala sesuatu (Dhp1) • Ajaran ttg hukum karma. (belajar bertanggung jawab)

  17. Penyebab Terjadinya Perbedaan Kehidupan dalam Dunia “Sesuai Dengan Benih Yang Ditabur, Begitulah Buah Yang Akan Dipetiknya. Ia Yang Berbuat Baik Akan Menerima Kebaikan, Ia Yang Berbuat Jahat Akan Menerima Kejahatan” (Samyutta Nikaya 1;293)

  18. Pertemuan Ke-2

  19. KEMULIAAN KELAHIRAN SEBAGAI MANUSIA Merefleksikan kelahiran sebagai manusia yang bebas dan terberkahi akan mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan maksimal.

  20. Ada Tiga Tahap Dalam Merefleksi Kemuliaan Kelahiran sebagai manusia • Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. • Menyadari betapa besar nilainya, dan • Merenungkan betapa sulit memperolehnya.

  21. 1. Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. • Delapan Kebebasan terdiri dari : 4 rintangan yang tidak berkaitan dengan manusia,yaitu : • Kita terbebas dari kelahiran makhluk neraka • Kita terbebas dari kelahiran sebagai hantu kelaparan dan kehausan • Kita terbebas dari kelahiran sebagai binatang • Kita terbebas dari kelahiran sebagai dewa yang berumur panjang

  22. 4 rintangan yang berkaitan dengan manusia, yaitu : • Terlahir di daerah terpencil dimana kita tidak mempunyai akses untuk memperoleh pendidikan yg memadai. • Terlahir di daerah dimana kita mempunyai akses untuk pendidikan, tetapi “tidak tersedia kata-kata Buddha” maksudnya adalah bahwa didaerah tersebut tidak terdapat Buddha Dharma. • Terlahir disuatu daerah dimana terdapat ajaran Buddha, namun kita terlahir dengan kemampuan intelektual yg terbatas. Implikasinya kita tidak mampu belajar tentang bagaimana berpraktek Dharma. • Menganut pandangan salah. Hal ini adalah rintangan sangat besar untuk berpraktek Dharma.

  23. Sepuluh Anugrah terdiri dari: • 5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dg diri kita : • Kita telah terlahir sebagai manusia • Terlahir di daerah sentral (daerah dimana terdapat ajaran Buddha) • Kita mempunyai indera yang sehat • Kita tidak berbuat suatu karma yg ekstrim / berat (membunuh Ibu, Ayah, Arahat, memecah belah Sangha dan melukai seorang Sammasambuddha) • Memiliki keyakinan kepada “sumber inti” / Tripitaka

  24. 5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dengan makhluk lain : • Kita hidup pada suatu masa ketika Buddha hadir di dunia • Kita hidup pada suatu masa dimana tidak saja Buddha hadir di dunia tetapi juga mengajarkan Dhamma. • Kita hidup dimasa Ajaran Buddha masih dilestarikan. • Kita terlahir di masa Buddha Dharma dan praktisi Dharma masih diminati dan dihormati oleh masyarakat. • Kehadiran orang-orang yg mempunyai rasa kasihan pada yang lain (merujuk para dermawan yang ingin membantu mereka yang membaktikan dirinya untuk praktik Dharma).

  25. Refleksi • Kita beruntung menikmati delapan kebebasan yang memberikan kita kenyamanan untuk praktik Dharma. • Kita juga mempunyai sepuluh anugrah/keberuntungan • Sangat penting untuk menelaah hal ini dari waktu ke waktu untuk menyadari bahwa kita benar-benar beruntung memperoleh semua itu.

  26. B. Menyadari betapa besar nilainya • Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian sementara; • hal ini berkenaan untuk mendapatkan kelahiran yang lebih tinggi dalam eksistensi berulang (samsara) yaitu sebagai manusia yang unggul, dewa di alam keinginan atau dewa di salah satu alam yang lebih tinggi. • Mengapa kita yakin bahwa kita dapat memperoleh kelahiran sebagai manusia lagi pada kehidupan yang akan datang? • Hal ini karena kita mempunyai kemungkinan untuk memproduksi sebab-sebabnya.

  27. Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian tertinggi; • memberikan kita suatu kesempatan untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu kebebasan dari eksistensi yang berulang (samsara) atau merealisasi nibbana. • Kelahiran kita saat ini mempunyai potensi besar untuk merealisasi pikiran pencerahan (bodhicitta) • Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? • Hal ini karena kita dapat mempraktikkan “tiga latihan yang lebih tinggi” (Sila, Samadhi dan Pañña) yang merupakan sebab untuk pencapaian kebebasan/nibbana.

  28. Merenungkan betapa berhargananya dari saat ke saat; • waktu kehidupan kita ini sangat bermakna karena mempunyai potensi besar dari saat ke saat. Bila kita mencurahkan diri dengan sepenuh hati pada praktik pemurnian karma buruk dan praktik penghimpunan karma baik, maka kita akan mampu menghitung tak terhitung penyebab-penyebab untuk pencapaian kebebasan atau pencerahan.

  29. C. Merenungkan betapa sulit memperolehnya. • Merenungkan kesukaran mendapat kelahiran sebagai manusia tersebut dari sudut pandang sebabnya; • sebab pertama adalah praktik disiplin moral yang murni, • kedua adalah praktik dari enam kesempurnaan (kemurahan hati/dana, disiplin moral/sila, kesabaran/ksanti, usaha yang bersemangat/virya, konsentrasi/dhyana dan keabijaksanaan/prajna), • ketiga adalah membuat aspirasi dengan motivasi yang murni.

  30. Merenungkan perumpamaan-perumpamaan yang mengilustrasikan kesukaran mendapatkan suatu kelahiran yang unggul sebagai manusia; • dalam bodhicaryavatara,ada seekor kura-kura buta

  31. Kesukaran memperoleh suatu kelahiran yang unggul dari sudut pandang sifat esensinya. • Hal ini merujuk pada jumlah atau statistik • Fakta bahwa proporsi kelahiran sebagai manusia dibandingkan kelahiran sebagai binatang adalah sangat kecil. • Sedangkan jumlah mahkluk yang terlahir sebagai hantu kelaparan jauh lebih banyak dibanding binatang. • Mereka yang terlahir di alam neraka jauh lebih banyak dari hantu kelaparan.

  32. TANGGUNG JAWAB SOSIAL • Individu adalah bagian integral dari keseluruhan masyarakat dan alam semesta. • Ada pendapat : bahwa untuk memperbaiki masyarakat harus di mulai dengan perbaikan individu terlebih dahulu, tapi .... • Perubahan dalam masyarakat harus disertai perubahan individu dalam hubungan yang dinamis dengan masyarakat, bukan individu yang terpisah dalam masyarakat. • Buddha mengajarkan reformasi spiritual personal, tetapi juga struktural. • Buddha mendirikan sangha, suatu struktur monastik yang membawa orang individual dan kelompok mengatasi penderitaan. Buddha membongkar struktur sosial yang timpang dan deskriminatif di zamannya

  33. TANGGUNG JAWAB SOSIAL • Tanggung jawab sosial haruslah secara riil menghadapi persoalan masyarakat, hal ini manyangkut apa yang dilakukan untuk masyarakat, baik dilingkungan internal maupun eksternal. • Teladan Buddha: • Dalam keseharian Buddha menerapkan 3 kewajiban: • Buddhacariya : mengajar diri sendiri; • Naticariya : mengajar keluarga; (mengajar Dharma kepada ayahnya, mantan istrinya, keluarga yang lain, mengajar di surga tavatimsa kepada ibunya yg sudah wafat) • Lokacariya : mengajar lingkungan, semesta dengan sangat sempurna; (sepanjang hanyat mengajar Dharma kepada semua makhluk hingga nayak yg tercerahkan sempurna)

  34. Be Happy

  35. Jawablah pertanyaan berikut ini. • Jelaskan tanggung jawab sosialmu sebagai anak, mahasiswa dan masyarakat! • Jelaskan mengapa kelahiran manusia dianggap sebagai berkah!

More Related