1 / 19

Dua Isu Penting

The Future of Islamic Economic Movement (Menyamakan Persepsi Kita tentang Tantangan dan Visi Masa Depan, dan bersinergi dengan seluruh pihak dalam EKIS) oleh : Yopi Nursali. Dua Isu Penting. Titik Tolak dan Tujuan Perjalanan Da’wah Ekonomi Islam Jarak Perjalanan Da’wah Ekonomi Islam. Tujuan.

denali
Télécharger la présentation

Dua Isu Penting

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. The Future of Islamic Economic Movement(Menyamakan Persepsi Kita tentang Tantangan dan Visi Masa Depan, dan bersinergi dengan seluruh pihak dalam EKIS)oleh :Yopi Nursali

  2. Dua Isu Penting • Titik Tolak dan Tujuan Perjalanan Da’wah Ekonomi Islam • Jarak Perjalanan Da’wah Ekonomi Islam Tujuan Titik Tolak J a r a k P e r j a l a n a n

  3. A. Jarak Perjalanan Da’wah • Kader dan Struktur FoSSEI harus memiliki visi dan misi yg jauh lebih luas dari sekadar organisasi mahasiswa biasa. • Karena itu harus dipahami bahwa jarak perjalanan FoSSEI ini sangat panjang, bukan sekedar penyelesaian rutinitas agenda-agenda formal. • Pemahaman ini penting agar kita tidak terjebak pada kejenuhan dan lemah stamina • Ada 4 level visi yang harus dikembangkan FoSSEI, yg menunjukkan jarak perjalanan da’wah EKIS : • Visi Peradaban (khususnya peradaban ekonomi) • Visi Kebangsaan (khususnya visi perekonomian bangsa) • Visi Kelembagaan • Visi Pembinaan Kader

  4. Rangkuman: Empat Level Visi Gerakan Visi Peradaban Visi Kebangsaan Visi Kelembagaan Visi Pembinaan

  5. 1. Visi Peradaban • MenjadikanEkonomiDunia Islam danEkonomi Indonesia sebagai guru peradabandunia (Ustadziyatul ‘Alam) • Inicerminandarimisikekhilafahan: • KhilafahTakwiniyyah: membangun/memakmurkandunia (Al ‘Imaroh) • KhilafahTasyri’iyyah: memeliharasifatasalimanusiadanalamsemesta (Al Riayah) • Ustadziyatul ‘alamlebihbersifatfungsionaldankultural, sementarakhilafahlebihbersifatpolitisdanstruktural

  6. Tantangan Globalisasi Global Village NS NS Superstruktur =Aktor2 Global NS NS NS NS Substruktur =Negara2 Berkembang NS NS=Nation States • Superstructure melahirkan super culture (budaya dominan) • Substructure melahirkan subculture (budaya pinggiran) • Contoh 5F yg telah mengglobal: Food, Fashion, Fun, Financial, dan Faith

  7. US MNCs Multilateral Institutions Japanese MNCs European MNCs Super StrukturDunia Global Triad: TNC of US, EU, Jp Multilateral Institutions: IMF, WB, UNO, WTO, OECD, etc. Penghancuran negara lemah melalui Corporatocracy (John Perkins, “Confessions of An Economic Hit Man”)

  8. AssetGeopolitik yang Strategis> 30% crude tanker dunia> 50% lng dunia> 40 % kapal dunia SelatMalaka= KunciEkonomiDunia

  9. AssetGeopolitik yang Strategis> 30% crude tanker dunia> 50% lng dunia….> 40 % kapal dunia

  10. MEMAHAMI MEDAN AMAL Sektoral Komprehensif/Integral

  11. Memaknai globalisasi • Tata dunia baru yang lebih beradab • Pertarungan kecerdikan • Membela kepentingan nasional • Ketegasan sikap • Memahami aturan main dunia

  12. 2. Visi Kebangsaan • Menuju Masyarakat madani (dengan pembumian ekonomi Islam di Indonesia). • Masyarakat Madani berbeda dg civil society yg didengungkan kalangan tertentu • Civil society: masyarakat berdaya dan maju secara materi tapi minus agama • Masyarakat Madani: masyarakat yg maju peradaban materinya sekaligus religius (religious civilized society) • Visi Kebangsaan ini menentukan berhasil tidaknya kita mencapai Visi Peradaban

  13. PARADIGMA DAKWAH GRAND STRATEGY DAKWAH EKONOMI ISLAM penyebaran SDM EKIS ke berbagai lembaga yang menjadi mashadirul qarar, agar mereka dapatmempengaruhi, merumus-kan, menterjemahkan konsep dan nilai-nilai Islam ke dalam kebijakan-kebijakan publik. Strategi Mobilitas Vertikal(ta’biah al amudiyah), Grand Strategy Dakwah (khuthuth ‘aridhah) Strategi Mobilitas Horizontal (ta’biah al afaqiyah) penyebaran aktifis EKIS ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat agar mereka menerima manhaj Islam serta produk kebijakan publik yang Islami 14

  14. Indikator permasalahan ekonomi Indonesia • Kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi: • Sektor pertambangan dan keuangan/penyewaan (PDB per kapita ~7500 USD/tahun) untuk 2% penduduk, dibanding sektor pertanian (<300USD/tahun) • Tidak ada koordinasi yang baik lintas sektor • SDA, perbankan, industri, lembaga penelitian dan pendidikan serta masing-masing daerah berjalan sendiri-sendiri tanpa arah • Permasalahan ekonomi utama (kemiskinan dan pengangguran) ditangani secara ad hoc program. Perlu kerangka flatform pembangunan ekonomi yang utuh

  15. 3. Visi Kelembagaan • Menjadi organisasi da’wah EKIS yg kokoh, berkompetensi, profesional, dan mendunia. • FoSSEI merupakan sumber kaderisasi SDM EKIS nasional, karena itu baik buruknya sistem ekonomi negara akan dipengaruhi oleh baik-buruknya sistem kaderisasi FoSSEI. • Visi Kelembagaan ini menentukan berhasil tidaknya kita mencapai Visi Kebangsaan

  16. 4. Visi Pembinaan & Pendidikan • Melahirkan kader2 yang punyakredibilitas moral, kredibilitassosial, dankompetensiEkonomi Islam. • Untukituperludipersiapkansemuaperangkat, institusi, danpelaksanapendidikan (pembinaanorganisasi, kurikulum, sekolah, universitas, danakademisi). • VisipembinaaninimenentukanberhasiltidaknyakitamencapaiVisiKelembagaan

  17. B. Titik Tolak dan Tujuan • Titik tolak: Niat semata-mata menjalankan perintah Alloh • Tujuan: berharap semata-mata mendapat ridho Alloh • Semakin gerakan ini membesar, semakin besar pula tantangan menjaga keikhlasan titik tolak dan tujuan ini. • Yang terpenting adalah kita semua secara kolektif harus menciptakan suasana organisasi yg kondusif yg dapat menjaga bahkan menguatkan keikhlasan ini, dan semua kita harus dapat menahan diri dari perbuatan2 atau tampilan2 yg dapat merusak suasana kondusif ini.

More Related