1 / 122

Fisioterapi dan Masa Depan Sebuah Pengantar

Fisioterapi dan Masa Depan Sebuah Pengantar. Drs.Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd J.Hardjono, SKM, MARS Muh.Akraf, S.St,FT (www.akr@F.Peduli.com.id). Apakah Fisioterapi Itu ?. Physical Therapy - Physical Therapist (USA) Physio Therapy - Physio Therapist ( Eropa)

doyle
Télécharger la présentation

Fisioterapi dan Masa Depan Sebuah Pengantar

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Fisioterapi dan Masa DepanSebuah Pengantar Drs.Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd J.Hardjono, SKM, MARS Muh.Akraf, S.St,FT (www.akr@F.Peduli.com.id)

  2. Apakah Fisioterapi Itu ? Physical Therapy - Physical Therapist (USA) Physio Therapy - Physio Therapist ( Eropa) Fysiotherapie - Fysiotherapueit ( Bld ) Fisioterapi - Fisioterapis ( Indonesia ) Kinesi Therapy - Kinesitherapist ( France ) • Dokterkah ?

  3. Kemana orang sakit berobat pada Zaman Purbakala ? • Rempah - rempah Obat-obatan • Cikal Bakal Kedokteran • Palpasi - Pemanasan - Rendaman air - • Berjemur Cikal Bakal Fisioterapi mana yang lebih dulu ??

  4. The instinctive rubbing (naluri palpasi) of a bruise (cedera) or an ache is a basic form of physical therapy. • The principles of physical therapy have been part of the healing arts since the beginning of recorded time. • As early as 3000 B.C., the Chinese used rubbing as a therapeutic measure. • Hippocrates advocated it in his writings in 460 B.C. • The Romans, as well as every other civilization, used it. • Finally, in 1812, Peter Hanley Ling developed the first scientific basis for therapeutic manual. • Candi Borobudur mempunyai panel tentang / dinding penyembuhan dengan metoda fibrasi

  5. Hand in hand with the development of manipulation went scientific muscle re-education or training. Sometimes this was accomplished with mechanical assistance. But, just as often, it involved the therapist moving the limbs of the patient in specific patterns. Other standard treatments in the physical therapist’s arsenal have their origins in the early healing arts. For example, hydrotherapy was celebrated by Homer as the cure for the wounded Hector, while the Nile and the Ganges were worshipped for their healing properties.

  6. di zaman dahulu

  7. Zaman Modern - Fisioterapi ModernAbad 18 Ditemukannya Atom Ditemukannyamesinuap DitemukannyaListrik DitemukannyailmuBiologi Ditemukannyailmuanatomi RevolusiIndustri, dlll Membawa perubahan besar terhadap dunia kedokteran dan Fisioterapi

  8. Modern Physical Therapy • Di Eropa Sejak Akhir Abad 18 • di Belanda 1887 • di Amerika 1917 • di Indonesia 1965

  9. Definisi Fisioterapi sebelum 1995 : Ilmu dan Seni pengobatan yang menggunakan khasiat Sumber fisis, misalnya Panas, Dingin, Sinar, Arus Listrik, Palpasi, Manipulasi, dan latihan gerak.

  10. Electro therapy

  11. Terapi Latihan

  12. MEDAN LISTRIK

  13. Gelombang Suara

  14. Traksi dan Manipulasi

  15. Perbedaan pandang secara filosofis, mencari identifikasi jati diri ? ( World Confederation for Physical Therapy - 1990 ) • Apa yang menjadi garapan Fisioterapi ? • Apanya manusia menjadi pokok garapan fisioterapi ? • Dengan apa dan cara bagaimana Fisioterapi menanganinya ? • Apa yang dipelajari Fisioterapi, seberapa jauh yang dipelajari ? • Bagaimana legalitas, Etika dan estetika Fisioterapi ?

  16. APA BAGAIMANA FISIOTERAPI ITU ? ( WCPT 1995 )

  17. Penyempurnaan Definisi oleh WCPT 1999 (Yokohama) • Physical Therapy is providing services to people and populations to develop, maintain and restore maximum movement and functional ability throughout the lifespan. • Physical therapy includes the provision of services in circumstances where movement and function are threatened by the process of ageing or that of injury or disease. • Full and functional movement are at the heart of what it means to be healthy.

  18. Ditujukan kepada perorangan dan masyarakat • Yang menjadi bidang garapan Fisioterapi adalah (maksimilisasi) Gerak dan (kemampuan) Fungsi • Lingkup pelayanan Fisioterapi adalah Mengembangkan, memelihara, dan memulihkan • Sehat yang dimaksud oleh Fisioterapi adalah keadaan gerakan penuh dan fungsional.

  19. Apa yang dipelajari They are educated in the physical, human, health sciences and therapeutic use of physical means and agents such as exercise, manual techniques, cold, heat and electro-therapeutic modalities. Ilmu yang dipelajari adalah Fisika, kemanusiaan, dan ilmu kesehatan serta penggunaan sumber fisis untuk penyembuhan seperti misalnya latihan, tehnik manipulasi, dingin, panas serta modalitas elektroteraputik.

  20. Physical therapy is concerned with identifying and maximizing movement potential, within the spheres of promotion, prevention, treatment and rehabilitation. Physical therapy involves the interaction between physical therapist, patients or clients, families and care givers, in a process of assessing movement potential and in establishing agreed upon goals and objectives using knowledge and skills unique to physical therapists.

  21. Fisioterapi mengenali dan memaksimalkan masalah potensi gerak yang berhubungan dengan lingkup promosi, preventif, penyembuhan dan pemulihan. • Fisioterapi ikut dalam interaksi antara Fisioterapis, pasien atau klien, famili dan pemberi pelayanan kesehatan dalam proses pemeriksaan potensi gerak dalam upaya penegakan goal dan tujuan pengobatan yang disepakati dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan Fisioterapi yang unik

  22. The physical therapists' distinctive view of the body and its movement needs and potential is central to determining a diagnosis and an intervention strategy and is consistent whatever the setting in which practice is undertaken. These settings will vary in relation to whether physical therapy is concerned with health promotion: prevention, treatment or rehabilitation. .

  23. Fisioterapis secara khusus memandang tubuh dan kebutuhan/potensi gerak merupakan inti penentuan diagnosis dan strategi intervensi dan konsiten dengan bentuk apapun dimana praktek fisioterapi dilakukan. Bentuk pelayanan Fisioterapi akan sangat bervariasi dalam hubungannya dengan dimana Fisioterapi bekerja maupun berkenaan dengan promosi, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan

  24. PROSES FISIOTERAPI Independently or multi-disciplinary teams, physical therapist asses patients and than plan and deliver treatment and education programmes in partnerships with patients and their families. They are involved in screening and prevention programmes, health education and research. They are often engages as a consultant to education, health and social agencies concerned with the delivery of health care.

  25. Secara mandiri atau bersama-sama dalam team, Fisioterapi memeriksa pasien, kemudian merencanakan dan memberikan pengobatan dan program pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Fisioterapi terlibat dalam program-program skreening dan pencegahan, pendidikan kesehatan maupun penelitian. Fisioterapis dapat menjadi konsultan pada lembaga-lembaga pendidikan, kesehatan dan sosial yang berkenaan dengan perawatan kesehatan.

  26. Proses Fisioterapi Assesment ( Pengkajian ) Diagnose ( Diagnosa ) Planning ( Perencanaan ) Intervention ( Pelaksanaan ) Evaluation ( Evaluasi ) Manajemen Fisioterapi Selain ke 5 tsb. Di atas ditamabah 6.Modifikasi,7.Pengemb kemitraan, 8.Kesejaht Ft

  27. Assessment includes both the examination of individuals or groups with actual or potential impairments, functional limitations, disabilities, or other conditions of health by history taking, screening and the use of specific tests and measures and evaluation of the results of the examination through analysis and synthesis within a process of clinical reasoning.

  28. Asesmen termasuk pemeriksaan dan evaluasi pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.

  29. Diagnosis arises from the examination and evaluation and represents the outcome of the process of clinical reasoning. This may be expressed in terms of movement dysfunction or may encompass categories of impairments, functional limitations, abilities/disabilities or syndromes.

  30. Diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan hasil dari proses pertimbangan/pemikiran klinis, dapat berupa pernyataan keadaan disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup kategori kelemahan, limitasi fungsi, kemampuan /ketidakmampuan, atau sindrom

  31. Planning begins with determination of the need for intervention and normally leads to the development of a plan of intervention, including measurable outcome goals negotiated in collaboration with the patient/client, family or care giver. Alternatively it may lead to referral to another agency in cases which are inappropriate for physical therapy.

  32. Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaa alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi

  33. Intervention is implemented and modified in order to reach agreed goals and may include manual handling; movement enhancement; physical, electro-therapeutic and mechanical agents; functional training; provision of aids and appliances; patient related instruction and counselling; documentation and co-ordination, and communication. Intervention may also be aimed at prevention of impairments, functional limitations, disability and injury including the promotion and maintenance of health, quality of life, and fitness in all ages and populations.

  34. Intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk : • penanganan secara manual; • peningkatan gerakan; • peralatan fisis, • peralatan elektroterapuetis dan • peralatan mekanis; • pelatihan fungsional; • penentuan bantuan dan peralatan bantu; • instruksi dan konseling; • dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.

  35. Intervensi dapat juga ditujukan pada pencegahan ketidak-normalan (kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan cidera, termasuk juga peningkatan dan pemeliharaan kesehatan , kualitas hidup, kebugaran segala umur dan segala lapisan masyarakat.

  36. Evaluation necessitates re-examination for the purpose of evaluating outcomes. • EVALUASI KEHARUSAN UNTUK PEMERIKSAAN KEMBALI UNTUK TUJUAN EVALUASI HASIL

  37. Modifikasi : Inovasi pemilihan modalitas, tetode-tehnik, dosis dan alat evaluasi sesuai perubahan patologi, dan kond eksternal pend. Pengembangan kemitraan : Inovasi jalinan kerja sama antardisiplin terhadap pel pend.Kesejahteraan Fisioterapis : Peningkatan penghasilan, keselamatan dan perlindungan profesiFisioterapi dalam bekerja.

  38. Pelayanan Fisioterapi Physical therapist provide services in the private and public sectors in hospitals, rehabilitation centers, residential care facilities, clinics, schools and work setting. Fisioterapis memberikan pelayanan Fisioterapi memberikan pelayanan pada sektor privat atau umum di rumah sakit, pusat rehabilitasi, puskesmas, klinik, sekolah dan tempat kerja.

  39. Peran dalam kehidupan manusia Bayi dan Balita kesehatan Reproduksi Ibu hamil Tumbuh Kembang Cedera - trauma Penyakit Kesehatan kerja Olah Raga Proses penuaan Pre/Post operatif Kesehatan Masyarakat Promotif/preventif Kuratif Rehabilitatif

  40. Pendidikan • WCPT menyarankan pendidikan untuk menjadi fisioterapis dipusatkan pada universitas atau studi lain setingkat universitas, minimum 4 tahun mandiri dan diakreditasi dan lulusannya disetujui sebagai tamatan universitas secara hukum (accords graduates full statutory ) dan diakui profesinya. • WCPT akan membantu asosiasi nasional fisoterapi dengan mengembangkan standar pendidikan yang sesuai (tepat) dan pengembangan proses akreditasi.

  41. PROGRAM STUDI SARJANA (S1) FISIOTERAPI PROFESI FAK.KEDOKTERAN UNHAS MAKASSARSK.DIKTI NO: 852/D/T/2008SK.DEPKES NO: HK.O3.2.4.1.O3654 THN.2007

  42. Program Pendidikan Profesi Fisioterapi oleh : Drs.Djohan Aras, S.Ft,Physio, M.Pd dibawakan pada Konas IFI ke X dan TITAFI XXIIIjakarta 21-23 Agustus 2008

  43. APA ITU PEND. PROFESI ? I. DASAR 1. UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, 3 jenis pendidikan : • Pend. Akademik merupakan Pend.Sarjana dan Pasca Sarjana untuk menguasai disiplin ilmu tertentu ( S1, S2, S3) • Pend. Profesi adalah Pend.tinggi setelah prog.sarjana mempersiapkan peserta didik memiliki pekerjaan dgn persaratan keahlian khusus (S1.Profesi, Sp1 dan Sp2). • Pend.Vokasi adalah Pend.tinggi mempersiapkan peserta didik memiliki pekerjaan dgn keahlian terapan tertentu , maksimal setara dgn prog.sarjana(D.III/D.IV) • Gelar ada 3 : Gelar Akademik ( S.Ft), Gelar Profesi (Physio), Gelar Vokasi (S.St.Ft). • Konsekuensi : • Pend. Profesi tidak sama , tidak setara dan tidak selevel dengan Pend Vokasi dalam hal kontens kompetensi, dan aturan dasar praktek • Lulusan Pend.Vokasi dpt lanjut ke Pend.Profesi via pend. Akademik dgn perlakuan khusus

  44. 2. SKB Mendiknas – Menkessos No : 3/U/SKB/2001 dan No : 232/Menkes-Kesos/SKB/2oo1, ttg Pend.Profesi Kedokteran : • Psl 1.1. Mendiknas adlh Menteri yg bertanggungjawab di bid.Pendiknas • Psl 1.2.Menkes adlh Menteri yg bertanggungjawab di bid. Kes. • Psl 1.3 .Pend.Profesi Kedok adlh Pend.lanjutan stlh S.Ked. yg diarahkan pd persiapan penerapan keahlian dokter, dokter spesialis (Sp.1), dan dokter sub spesialis / dokter spesialis konsultan (Sp.2) , ta : Prog dokter tahap Profesi, Prog dokter Spesialis dan Prog dokter Sub Spesialis • Psl 1.4. Ikatan Dokter Ind (IDI) adlh Org Profesi Kedokteran . • Analogi :Prog.FT.Profesi, (S1.Profesi), Prog.FT.Spesialis (SP.1), Prog. FT. Sub Spesialis (SP.2).

  45. Psl 2.1. Mendiknas bertjb dlm pengelolaan dan penetapan baku mutu Akademik Prog S.Ked utamanya penguasaan Iptek Kedokteran sbg landasan mengikuti Prog Pend Profesi dan Prog pasca Sarjana. • Psl 2.2. Menkes bertjb dlm : a. Penentuan jumlah dan jenis teng dokter b. Penyediaan dan pembinaan sarana kes. tempat praktek pend. profesi kedok teran berbagai jenjang. • Psl 2.3.IDI bertjb dlm pengelolaan sist Pend. Profesi Kedokteran meliputi : • Penetapan Prog. studi berbagai jenjang • Penetapan Kurikulum Pend. Profesi berbagai jenjang • Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi • Penetapan sertifikasi lulusan dalam dan Luar Negeri • Penetapan sebutan Profesi (singkatan dan kewenangan penggunaannya)

  46. Apa konsekuensi tanggungjawab dan kewenangan IFI terhadap Prog Pend Profesi FT • Konsekuensi Pend.Profesi bidang Fisioterapi adlh Pend.lanjutan stlsh Sarjana Fisioterapi yakni prog.FT tahap profesi (Physio), Sp1 FT (Physio pediatrik) dan Sp2 FT (Physio Pediatrik Konsultan disingkat Physio pediatrik (K) • IFI bertanggungjawab dlm pengelolaan sistem Pend Profesi Fisioterapi : • Penetapan Prog. studi berbagai jenjang profesi FT di Institusi tertentu • Penetapan Kurikulum Pend. Profesi FT berbagai jenjang • Penetapan tatacara Penyelenggaraan Pend. Profesi FT • Penetapan sertifikasi lulusan FT dalam dan Luar Negeri • Penetapan sebutan Profesi FT (singkatan dan kewenangan penggunaannya)

  47. Kepmenkes No.1363 tahun 2001, ttg Registrasi dan Ijin Praktek FT. Psl 13.2. dan 3. masih diskriminatif bagi FTs, karena jenjang Pend.FT(hanya Diploma) dianggap tidak setara dan tidak selevel dengan Pend.Kedokteran. Konsekuensi bagi FT: • Sistem pelayanan FT. di lapangan terkesan diskriminatif • Harus meningkatkan jenjang Pend.FT ke Level Sarjan Profesi, (Sp1, Sp2 ) dan Pasca Sarjan, di samping pendidikan Vokasi

  48. 4. Masalah Kajian fakta di lapangan : • Fisioterapi tidak diakui sebagai profesi, tetapi vokasi • Lulusan Fisioterapi tidak selevel dengan dokter • Penanggung jawab klinik Fisioterapi / bagian Fisioterapi di rumah sakit tertentu pada umumnya bukan fisioterapis • Fisioterapi tidak boleh mengintervensi pasien sebelum di konsul ke dokter • Fisioterapi adalah asisten dokter • Penilaian PAK Fisioterapi di RS tertentu adalah dokter • Pembagian financial dan fasilitas antara fisioterapis dengan dokter sangat timpang • Fisioterapis bermasa bodoh atau menentang tanpa konsep • Tidak tercipta jalinan kemitraan dalam pelayanan • Fisioterapis selalu dirugikan Kompetensi Fisioterapi diambil oleh disiplin lain !

More Related