1 / 48

MANAJEMEN TRANSPORTASI

MANAJEMEN TRANSPORTASI. MANAJEMEN LALU LINTAS MANAJEMEN JALAN MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM. TEKNIK MANAJEMEN LALU LINTAS. MANAJEMEN KAPASITAS MANAJEMEN PERMINTAAN MANAJEMEN PRIORITAS. TEKNIK MANAJEMEN KAPASITAS ( Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk Meningkatkan Kapasitas Jalan) .

dudley
Télécharger la présentation

MANAJEMEN TRANSPORTASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MANAJEMEN TRANSPORTASI • MANAJEMEN LALU LINTAS • MANAJEMEN JALAN • MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM

  2. TEKNIK MANAJEMEN LALU LINTAS • MANAJEMEN KAPASITAS • MANAJEMEN PERMINTAAN • MANAJEMEN PRIORITAS

  3. TEKNIK MANAJEMEN KAPASITAS(Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk Meningkatkan Kapasitas Jalan) • Pelebaran badan jalan • Simpang tidak sebidang • Perbaikan geometrik simpang • Parking Off Street • Parking On Street (approved Government) • Koordinasi simpang berlampu • Penerapan ATCS • Penerapan UTMS • Pembangunan fasilitas Transit (Halte, Bus Bay) • Jembatan Penyeberangan

  4. TEKNIK MANAJEMEN PERMINTAAN(Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk Mengendalikan Permintaan Lalu Lintas) • Pembatasan jumlah penumpang (3 in 1) • Pembatasan tahun kendaraan • Pembatasan pemilkan kendaraan • Pembatasan ruang parkir • Fasilitas “Park and Ride” • Pembatasan fisik kawasan • Pembatasan kawasan dengan tarif • Pembatasan ruas dengan tarif • Penerapan pajak progresif

  5. TEKNIK MANAJEMEN PRIORITAS(Tindakan Pengelolaan Lalu Lintas Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Keselamtan Lalu Lintas) • Jalur Busway • Jalur KA (Konvensional, Light Rail, Monorel) • Jalur Khusus kendaraan lambat/ tidak bermotor • Jalur khusus sepeda motor • Jalur khusus angkutan barang • Pengaturan khusus lampu lalu lintas utk angkutan umum • Pengaturan lalu lintas utk pejalan kaki (penyeberang jalan) spt: Zebra cross, pelican crossing, jembatan/ terowongan penyeberangan • Pengaturan akses keluar masuk peruntukan lahan • Sirkulasi ruang parkir • Manajemen antrian • Manajemen tiket • Manajemen terminal • Penataan trayek bus • Penataan moda • Penataan trayek angkutan barang

  6. MANAJEMEN SISTEM TRANSPORTASI Tujuan : 1.Efisiensi biaya transportasi dan meningkatkan mobilitas pengguna transportasi kota pada sistem yang ada 2.Menghindari biaya pembangunan yang besar 3.Mengantisipasi peningkatan perjalanan saat ini dan masa akan datang

  7. Lingkup TSM • Konstruksi • Operasional • Kelembagaan • Kebijakan (TGL, Transportasi)

  8. INTEGRATED URBAN TRAFFIC MANAGEMENT • Identifikasi konflik dan group konflik • Formulasi Ukuran Feasibel • Prediksi konsekuensi • Pilih alternatif terbaik • Implementasi • Evaluasi

  9. GROUP KONFLIK • Pergerakan - Lalu Lintas Langsung - Berhenti - Berputar • Kendaraan: Antara Kendaraan Pribadi dengan: Kendaraan Umum, kendaraan Emergensi, kendaraan hantaran, sepeda motor, pejalan kaki,orang cacat, lingkungan, akses, rumah sakit dan parkir

  10. ELEMEN IUTM • Tempat dan Waktu TG • MS • TA • Penggunaan jalan • Kontrol simpang • Kontrol parkir • Keselamatan • Lingkungan

  11. STRATEGI TSM • KORIDOR • PUSAT AKTIVITAS

  12. STRATEGI TSM • SISI PENYEDIAAN: - SARANA (PRIORITAS) - PRASARANA (KAPASITAS) • SISI PERMINTAAN

  13. TINDAKAN TSM • PERBAIKAN REKAYASA LALU LINTAS • PERBAIKAN PENGENDALIAN LALU LINTAS • MANAJEMEN JALAN BEBAS HAMBATAN • PRIORITAS KENDARAAN BERMUATAN TINGGI • PROGRAM RIDE SHARING • MANAJEMEN PARKIR • PENINGKATAN PELAYANAN TRANSIT

  14. ORGANISASI • PEMERINTAH PUSAT • PEMERINTAH PROPINSI • PEMERINTAH KOTA

  15. FASILITAS DAN PEMBIAYAAN • PERENCANAAN • PEMBANGUNAN • PELAKSANAAN • OPERASI DAN PEMELIHARAAN

  16. TRAFFIC MANAGEMENT TEAM • BINA MARGA • PERHUBUNGAN • KEPOLISIAN LALU LINTAS • SEKTOR SWASTA

  17. TRAFFIC MANAGEMENT TEAM • Departemen PU • Dinas PU • Subdin PU • Departemen PERHUBUNGAN • Dinas PERHUBUNGAN/ DLLAJ • Subdin PERHUBUNGAN • Dinas KEBAKARAN • KEPOLISIAN LALU LINTAS • Pakar TRANSPORTASI • Sektor SWASTA (Perusahaan Angkutan)

  18. TRANSPORTATION MANAGEMENT ASSOCIATION PRIVATE PUBLIC PARTNERSHIP: • MEMFASILITASI FORUM PERTEMUAN • LEMBAGA KONSULTASI • MEMBANTU PENGUMPULAN DANA • MEMPROMOSIKAN MANAJEMEN TRANSPORTASI • MELAYANI KOMUTER (SHUTTLE BUS) • MEMBANTU ANGGOTA TMA

  19. UKURAN EFEKTIFITAS (MOE) • WAKTU TEMPUH • VOLUME LL • KELAMBATAN (KEND/PENGGUNA) • JUMLAH PENUMPANG DIANGKUT • KEND-KM • KEND-JAM • ORANG-KM • ORANG-JAM • PENUMPANG TRANSIT • PENUMPANG TRANSIT-KM • KONSUMSI ENERGI • EMISI POLUSI UDARA • BIAYA

  20. TEKNIK ANALISIS TSM • NETWORK BASED HIGHWAY AND TRANSIT PLANNING MODELS • QUICK RESPONSE ESTIMATION TECHNIQUE • HIGHWAY CAPACITY ANALYSIS PROCEDURE • TRAFFIC SIMULATION MODELS • TRAFFIC OPTIMIZATION MODELS

  21. NETWORK BASED HIGHWAY AND TRANSIT PLANNING MODELS Trip Assignment & Moda Split Analysis yg dibutuhkan untuk menganalisis perubahan pola perjalanan akibat penerapan TSM pada koridor tertentu atau pada jaringan jalan

  22. QUICK RESPONSE ESTIMATION TECHNIQUE Teknik penyederhanaan (asumsi pada TD,MS,TA) dengan prosedur yang aplikasi ketika data, dana, sumber daya lainnya sangat terbatas dan waktu analisis yang dibutuhkan sangat singkat.

  23. HIGHWAY CAPACITY ANALYSIS PROCEDURE Prosedur untuk mengestimasi kapasitas jalan atau angkutan umum. Pendekatan ini juga digunakan untuk mengestimasi ukuran efektifitas operasional yang meliputi Tingkat Pelayanan Jalan, V/C serta Kecepatan.

  24. TRAFFIC SIMULATION MODELS Model yang digunakan untuk mengestimasi kondisi lalu lintas, mengestimasi ukuran efektifitas operasional atau ekonomi, khususnya jika lalu lintas sangat berfluktuasi terhadap waktu atau geometrik jalan sangat kompleks

  25. TRAFFIC OPTIMIZATION MODELS Model yang digunakan untuk estimasi dampak dari proses untuk meningkatkan dan memperbaiki perencanaan jalan atau rute tertentu. Estimasi meliputi MOE operasional dan ekonomi

  26. PERTIMBANGAN DLM PEMILIHAN TEHNIK PERENCANAAN • Kompleksitas Proyek (peraturan dan ketentuan) • Tipe fasilitas : Arteri dan Bebas Hambatan • Ketersediaan waktu dan Tingkat akurasi yang dibutuhkan • Ukuran wilayah studi (koridor/ jaringan) • Kompleksitas koridor atau jaringan • Ketersediaan dan Pengalaman Tenaga Ahli • Ketersediaan Data • Ketersediaan Dana

  27. APLIKASI TEKNOLOGI TSM • Intelegent Vehicle Highway System (IVHS) - Advanced Traffic Management Systems (ATMS) - Advanced Traveler Information Systems (ATIS) - Commercial Vehicle Operations (CVO) - Advanced Vehicle Control Systems (AVCS) • Intelligent Transport Systems(ITS)

  28. Pilihan Teknologi • Dapat direncanakan dengan logis • Dapat dilakukan integrasi sistem (INTEGRATED) • Mempunyai karakteristik yang sesuai dengan kondisi lalu lintas maupun kondisi lingkungan (KOMPATIBEL) • Mempunyai tingkat kinerja yang sesuai dengan kebutuhan (COST-EFFECTIVE) • Mudah untuk dioperasikan dan dikelola • Mudah untuk dilakukan perawatan • Mudah untuk dikembangkan sesuai dengan yang diinginkan pengguna (FLEKSIBEL) • DINAMIS • REAL-TIME

  29. Intelegent Vehicle Highway System (IVHS) Manajemen Transportasi pada prasarana yang ada dengan menyediakan real time information untuk kendaraan pribadi dan kendaraan umum sehingga pergerakan menjadi lebih efisien dan lebih aman

  30. Intelligent Transport Systems(ITS) Atau Transport Telematic Systems, include a wide range of tools and services derived from information and communications technologies. These systems have the potential to deliver significant benefits for • the operational efficiency and reliability of transport; • improved management of the infrastructure; • relevant and timely information for users; • enhanced safety features and reduced environmental impact.

  31. DASAR PEMANFAATAN TEKONOLOGI INFORMATIKA DALAM TRANSPORTASI • Efficient and sustainable mobility • In today’s economy, the guarantee of smooth and efficient transportation • of people and goods is a fundamental requirement. Failure to achieve this • leads to a poor use of the transport infrastructure, and represents a threat • to economic efficiency and competitiveness. • The use of Intelligent Transport Systems (ITS) has been shown to be a • valid and cost-efficient way of supporting the management and operation • of transport services. • Meningkatkan 20% kapasitas sistem jaringan jalan tanpa pembangunan jalan baru • Menuruinkan secara siginifikan kecelakaan lalu lintas • Menurunkan total waktu perjalanan secara signifikan • Menurunkan secara signifikant emisi CO2 • [Sumber: ERTICO]

  32. CONTOH ARSITEKTUR ITS

  33. KONFIGURASI ITS

  34. CONTOH KONSEP PENGOPERASIAN

  35. ATCS JAKARTA

  36. KONSEP PENGEMBANGAN ITS JAKARTA

  37. PENGEMBANGAN BUS LOCATION SYSTEM

  38. Konfigurasi • ADVANCED MOBILE INFORMATION SYSTEM /SISTEM INFORMASI KENDARAAN MUTAHIR (AMIS)   • PUBLIC TRANSPORTATION PRIORITY SYSTEM/SISTEM PRIORITAS ANGKUTAN UMUM (PTPS)   • MOBILE OPERATION CONTROL SYSTEM/ SISTEM PENGENDALIAN OPERASI KENDARAAN (MOCS)   • DYNAMIC ROUTE GUIDANCE SYSTEM / SISTEM PETUNJUK RUTE DINAMIS (DRGS)   • HELP SYSTEM FOR EMERGENCY LIFE SAVING AND PUBLIC SAFETY/ SISTEM BANTUAN UNTUK KEADAAN DARURAT DAN KESELAMATAN UMUM (HELP)   • ENVIRONMENT PROTECTION MANAGEMENT SYSTEM/SISTEM MANAJEMEN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (EPMS)   • DRIVING SAFETY SUPPORT SYSTEM/SISTEM PENDUKUNG KESELAMATAN PENGEMUDI (DSSS)   • INTELLIGENT INTEGRATED ITV SYSTEM/ SISTEM ITV TERPADU MUTAHIR (IIIS)  

  39. STUDI KASUS • Integrated Traffic Control, the smart corridor in Los Angeles, California • Freeway Management Interstate In Seattle Washington • Public-Private Aggrements and Transportation Management Organizations in Montgomery County, Maryland

  40. TRAVEL DEMAND MANAGEMENT

  41. Travel Demand Management Travel Demand Management memfokuskan pengelolaan dari sisi permintaan perjalanan (bukan prasarana) dengan cara melarang, mengurangi, mengekang dan mempengaruhi pelaku perjalanan untuk melakukan perjalanan, menggunakan alat angkutan tertentu, menggunakan rute atau lintasan tertentu, menuju ke lokasi tertentu atau bepergian pada jam tertentu

  42. TRAVEL DEMAND MANAGEMENT Contoh: kota Jakarta, setiap hari lebih 700 kendaraan baru, atau setara dengan 3 km lajur jalan jika kendaraan itu diparkir berjajar, atau sekitar 6 km jika semua kendaraan itu berjalan di jalan. Pilihan Strategi yang cocok: mengelola permintaan perjalanan.

  43. Teknik TDM Charging or Access Policy Pemungutan biaya untuk memasuki kawasan atau jalan tertentu terutama kaitannya dengan tingginya volume lalu lintas kendaraan di kawasan atau jalan tersebut. Parking Policy Mengatur parkir berdasarkan waktu parkir dan lokasi parkir Multiservice and Multivendor Debiting System (Integrated Payment System(IPS)) Sistem yang memudahkan pengguna jasa transportasi untuk berpindah dari satu moda ke moda lainnya dengan satu jenis pembayaran (sejenis karcis terusan yang mengintegrasikan beberapa moda untuk mencapai suatu tujuan tertentu), untuk menarik minat para pengguna kendaraan pribadi sehingga beralih ke moda angkutan umum Restraint Melakukan beberapa rintangan-rintangan bagi para pengemudi kendaraan pribadi yang hendak memasuki kawasan tertentu. Rintangan-rintangan tersebut dapat berupa rintangan fisik maupun aturan-aturan perundangan. Incentive Memberikan insentif pada para pengguna kendaraan angkutan umum atau memberikan diskon-diskon khusus pada tarif kendaraan angkutan umum untuk menarik minat para pengguna kendaraan pribadi sehingga bersedia beralih ke kendaraan angkutan umum

  44. Teknik-teknik manajemen lalu lintas ini akan berhasil jika dilakukan bersinergi dengan: Manajemen lalu lintas untuk prioritas angkutan umum dan pejalan kaki, serta skema park and ride.

  45. BENTUK KEBIJAKAN PRICING • Road Use Charging • Tarif Parkir • Pajak Kendaraan • Pajak BBM, dsb

  46. Dasar Penerapan • Sudut Pandang Ekonomi • Sudut Pandang Keadilan dan Kepatutan (Fairness) • Sudut pandang Finansial dan Administratif

  47. Permasalahan • Definisi Jalan menurut UU > public goods • Pricing tidak dikenal dalam undang-undang perpajakan dan retribusi

  48. METODE • Metode Manual (Manual Method) • Metode Mekanis (Mechanical Method): • Sistem Kamera Pengamat (Camera Surveillance System) seperti yang telah diterapkan di London, Inggris • Sistem ERP (Electronic Road Pricing System) seperti yang telah diterapkan di Singapura.

More Related