1 / 37

FAKTOR FISIK

FAKTOR FISIK. KEBISINGAN Definisi kebisingan : Bunyi yang tidak disukai atau tidak dikehendaki maka dinyatakan / dirasakan sebagai suatu kebisingan (noise).

elu
Télécharger la présentation

FAKTOR FISIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FAKTOR FISIK • KEBISINGAN Definisi kebisingan : • Bunyi yang tidak disukai atau tidak dikehendaki maka dinyatakan / dirasakan sebagai suatu kebisingan (noise). • Tidak ada definisi yang pasti tentang kebisingan karena kondisi bising setiap orang berbeda, namun dapat di ukur terutama di tempat kerja.

  2. KEBISINGAN BUNYI :* Adanya sumber bunyi * Adanya sesuatu yang bergetar * Perlu medium pengantar

  3. KEBISINGAN Kualitas bunyi : Frekwensi bunyi getaran/detik : Hertz Intensitas bunyi tekanan arus energy bunyi persatuan luas : d Kenyaringan bunyi tergantung frekwensi bunyi 16 Hz : infrasonic 20.000 Hz : ultrasonic Semakin rendah frekwensi bunyi semakin rendah kenyaringan bunyi dibanding frekwensi tinggi.

  4. KEBISINGAN Jenis bising menurut sifat : * Barang kontinyu, spektrum fr luas * Bising kontinyu, spektrum fr sempit * Bising yang ter putus-putus * Kebisingan impulsif * Kebisingan impulsif berulang

  5. KEBISINGAN Jam kerja dan tingkat intensitas kebisingan

  6. KEBISINGAN Sumber bising : # Eksternal:jalan raya, tetangga, industri di luar pabrik. # Internal :dari pabrik sendiri z: bunyi mesin, kompressor, penggilingan dll. # Contoh kebisingan : 1. 100-115 : pabrik pengalengan, ruang ketel, musik keras, buldozer, ruang diesel 2. 115-130 : mesin diesel besar, mesin turbin, kompressor, mesin turbo pesawat 3. 140 : mesin jet pesawat saat take-off

  7. KEBISINGAN Pengaruh Kebisingan : ~ Gangguan Fisiologis : Tensi , nadi , pucat gangguan sensorik, konstriksi pembuluh darah perifer. ~ Gangguan Komunikasi : masking effect, berteriak  kecelakaan kerja. ~ Gangguan Keseimbangan : rasa melayang, pusing, mual. ~ Gangguan Psikologis : gastritis, stress, lelah, psikosomatik. ~ NIHL, Tuli.

  8. SUHU KERJA * Suhu menetap (homoeotermis) : akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan tubuh dengan lingkungan sekitar. * Produksi panas tubuh dipengaruhi : kegiatan fisik, makanan, pengaruh berbagai bahan kimia dan gangguan pada sistem pengatur panas. * Pertukaran panas tubuh dipengaruhi : konduksi ; konveksi, radiasi dan penguapan.

  9. SUHU KERJA * Kombinasi dari : • Suhu udara termometer • Kelembaban udara hygrometer • Kecepatan udara anemometer • Suhu radiasi globe termometer * Alat ukur : Sling Psychrometer atau arsman Psychrometer.

  10. SUHU KERJA • Proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama minggu pertama berada di tempat panas, sehingga setelah itu mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas/dingin. • Di Indonesia 29 -30º C dengan kelembaban 85 – 95 % • NAB : 21 – 30º C suhu basah. • Aklitimasi

  11. 3. TEKANAN UDARA TINGGI & RENDAH a. Tekanan udara tinggi • Penyelam lautan pengambil mutiara, pekerja tambang. • Gejala didasari atas besarnya tekanan udara dekompressi atas bebasnya nitrogen dalam tubuh gelembung gas d alam darah. • Emboli gas dalam paru dan jaringan otak, mati mendadak. • “ Caisson disease “. • Diangkut kepermukaan  keseimbangan gas nitrogen.

  12. 3. TEKANAN UDARA TINGGI & RENDAH b. Tekanan udara rendah • Terjadi pada penerbang atau astronot, pendaki gunung. • Rendahnya atau turunnya → kurang oksigen dalam udara untuk pernafasan. • Pernafasan cepat, pusing, daya fikir dan reaksi berkurang, bisa pingsan. • “ Polycythaemia “.

  13. 4. PENERANGAN • Ukuran : Lux • Ruang lingkup kerja : ukuran objek, derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminensi lapangan penglihatan, lamanya melihat • Penerangan kurang : kecelakaan, eyestrain, effisiensi kurang, prodiktivitas berkurang • Penerangan kuat : kesilauan, kecelakaan • Effek lama : visus <

  14. 4. PENERANGAN • Tingkat pencahayaan berdasarkan pekerjaan Jenis pekerjaan Contoh Illuminasi Umum Gudang 80 – 170 Ketelitian sedang Pengepakan barang 200 – 250 Pengeboran,pasang baut/mur 250 – 300 Pekerjaan halus Membaca,menulis 500 - 700 tehnisi laborat Pekerja dengan Gambar tehnik, 1000 – 2000 ketelitian tinggi pemasangan alat listrik,arloji dst.

  15. 5. RADIASI Di tempat kerja : • Radiasi elektromagnetis : gelombang mikro, radiasi laser, radiasi panas, sinar infra merah, sinar ultra violet, sinar X. • Radiasi radioaktive : sinar bahan radioaktif.

  16. 6. VIBRASI • Getaran mekanis seluruh tubuh (whole body vibration). • Getaran alat lengan (tool-hand vibration).

  17. 6. VIBRASI Effek fisiologis : • Tergantung besarnya frekwensi : - 3 – 9 Hz : dada dan perut - 10 – 12 Hz : alat perifer tubuh - 13 – 15 Hz : pharynx • Intensitas tinggi mempengaruhi tekan darah, denyut jantung • Effek lanjut : erytrosit pada urine, ketulian.

  18. FAKTORKIMIA • Penggunaan bahan kimia dihampir semua sektor industri tidak dapat dihindari • Pemakaian bahan kimia saat ini sudah mencapai > 100.000 jenis • Baru < 10.000 yang telah diteliti – efek terhadap kesehatan

  19. PAJANAN BAHAN KIMIA • Pekerja terpajan bahan kimia dalam berbagai bentuk : - Gas, debu, uap, asap, kabut dsb. • Absorbsi bahan kimia kedalam tubuh di tempat kerja tersering melalui : - Inhalasi, kontak kulit dan kadang-kadang melalui saluran pencernaan. • Sumber pajanan : - Kecelakaan, kebocoran, kerusakan pada alat ventilasi dan proses kerja yang tidak sesuai standar.

  20. FAKTOR BIOLOGI

  21. FAKTOR BIOLOGI • MASALAH KESEHATAN • Penyakit saluran pernafasan • Penyakit kulit • Zoonoses dan penyakit parasit : - Anthrax, brucellosis, malaria dll.

  22. FAKTOR BIOLOGI • Gangguan Saluran Pernafasan • Asma • Inflamasi membrana mucosa • Hipersensitivity Pneumonitis • Bagassosis • Farmer’s Lung • Debu padi-padian, binatang, OP • Endotoksin, Mycotoksin • Spora jamur, actinomycetes • Tebu berjamur • Pupuk, padi-padian berjamur • M. tuberkulosis

  23. FAKTOR BIOLOGI • PEKERJA BIDANG KESEHATAN Risiko apa yang paling sering/umum terjadi pada petugas kesehatan pada waktu memberikan pelayanan pada pasien ? Yaitu kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya.

  24. FAKTOR BIOLOGI • PEKERJA BIDANG KESEHATAN Pembedahan Merawat Pasien

  25. Pembuangan Limbah Memproses Perlengkapan pasien FAKTOR BIOLOGI • PEKERJA BIDANG KESEHATAN

  26. FAKTOR BIOLOGI • PEKERJA BIDANG KESEHATAN • Bahaya Potensial Biologis • Virus - HIV - Hepatitis B virus - Hepatitis C virus - Rotavirus - Ebola - Papillorna virus • Bakteri - E. coli - Tuberculosis - Streptococcus Group A • Jamur • Parasit - Malaria

  27. FAKTOR ERGONOMI • PENGERTIAN • Ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dengan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi - tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin.

  28. FAKTOR ERGONOMI • TUJUAN PENERAPAN KONSEP ERGONOMI • Keselamatan & Kesehatan Kerja : * Mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja * Menurunkan insidens berbagai penyakit akibat kerja • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari suatu pekerjaan : * Peningkatan kemudahan penggunaan sistem * Penurunan kesalahan * Peningkatan produktifitas.

  29. FAKTOR ERGONOMI • Rehability & kualitas * Bagi industri tertentu tujuannya bukan terutama produktifitas tetapi reliabilitas, penerbangan, tambang * Mempertahankan kualitas produk • Kepuasan Kerja & Pengembangan Pribadi * Meningkatkan kenyamanan * Peningkatan keamanan * Pengurangan kelelahan dan stress * Kesempatan untuk pengembangan diri.

  30. ERGONOMI • PENERAPAN ERGONOMI Dilakukan melalui dua pendekatan : • Pendekatan konseptual  pendekatan sistem yang dimulai pada saat perencanaan 2. Pendekatan kuratif  pada suatu proses yang sedang berlangsung  berupa perbaikan / modifikasi proses yang sedang berlangsung.

  31. ERGONOMI • FAKTOR RISIKO PEKERJAAN Terdapat 7 faktor risiko pekerjaan, yaitu : • Kerja fisik berat • Sikap kerja statis • Membungkuk dan berputar • Mengangkat, mendorong dan menarik • Kerja berulang • Getaran • Psikologis dan psiko-sosial.

  32. ERGONOMI • Sikap Tubuh Sangat Penting Karena : • Sumber beban muskulo-skeletal • Mempunyai hubungan erat dengan keseimbangan dan stabilitas • Merupakan dasar dari kemampuan bergerak dan observasi visual • Merupakan sumber informasi • Sikap tubuh merupakan awal kelainan muskulo-skeletal.

  33. ERGONOMI • Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Tubuh : • Manusia : postur tubuh, umur, sex • Dimensi tempat kerja • Cara kerja • Pada suatu individu dan situasi kerja tertentu, harusdicari sikap tubuh terbaik dengan risiko terkecil atau tanpa risiko untuk terjadinya kelainan atau gangguan muskulo-skeletal.

  34. ERGONOMI • MENGANGKAT DAN MENDORONG • Risiko yang terjadi sebanding dengan berat beban dan jarak beban dari tubuh seseorang (baik ke depan atau kesamping). • Umumnya kerja pengangkatan yang dimulai pada jarak tertentu dan mendekat ke tubuh akan lebih aman dari pada sebaliknya.

  35. ERGONOMI • Mengangkat Dengan Punggung dan Kaki Tertekuk Kaki yang tertekuk • Tenaga 2 kali lebih besar dari pada punggung tertekuk • Lebih aman karena vertebra lumbal dalam posisi di tengah.

  36. ERGONOMI • Asimetri dan Putaran • Gerak mengangkat yang asimetri dan berputar  berbahaya • Posisi asimetri meningkatkan beban tulang belakang. • Alat Bantu Sikap Tubuh • Ikat pinggang • Penunjang lumbal • orthotic

  37. ERGONOMI • PENUTUP • Kecelakaan / penyakit akibat kerja  akibat kesalahan penanganan material (manual handling). • Dibutuhkan standard operating procedure (SOP) dan pengawasan yang teratur oleh penyelia.

More Related