360 likes | 670 Vues
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA.
E N D
KementerianPendidikanNasional BadanPenelitiandanPengembangan PusatKurikulum PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA
ALUR PIKIR PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA Inpres 6/2009tentangPengembenganEkonomiKreatif Program 100 Hari Pengembangan Budaya dan KarakterBangsa Program 100 Hari Metode Pembelajaran Aktif RPJMN Inpres 1/2010 PenguatanPelaksanaanKurikulum PenataanUlangKurikulum • RENCANA AKSI NASIONAL: • Pencanangan gerakan pendidikan budaya & karakter bangsa oleh Presiden RI; • TOT 1000 master trainers; • Piloting di 33 Prop • KegiatanPendukung KTSP • BUDAYA SEKOLAH • DayaSaing • - KarakterBangsa
LANDASAN KEBIJAKAN TERKAIT PENATAAN ULANG KURIKULUM RPJMN 2010-2014 Prioritas 2: Pendidikan Peningkatanaksespendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, danefisienmenujuterangkatnyakesejahteraanhiduprakyat, kemandirian, keluhuranbudipekerti, dankarakterbangsa yang kuat. Pembangunan bidangpendidikandiarahkandemitercapainyapertumbuhanekonomi yang didukungkeselarasanantaraketersediaantenagaterdidikdengankemampuan: 1) menciptakanlapangankerjaataukewirausahaandan 2) menjawabtantangankebutuhantenagakerja. Olehkarenaitu, substansiinti program aksibidangpendidikanadalahsebagaiberikut: 1. Aksespendidikandasar-menengah: PeningkatanAngkaPartisipasiMurni (APM) pendidikandasardari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikansetingkat SMP dari 73% menjadi 76% danAngkaPartisipasiKasar (APK) pendidikansetingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/rasionalisasiimplementasi BOS, penurunanhargabukustandarditingkatsekolahdasardanmenengahsebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 danpenyediaansambungan internet ber-content pendidikankesekolahtingkatmenengahselambat-lambatnya 2012 danterusdiperluasketingkatsekolahdasar; 2. Aksespendidikantinggi: Peningkatan APK pendidikantinggi dari18% di 2009 menjadi 25% di 2014; 3. Metodologi: Penerapanmetodologipendidikan yang tidaklagiberupapengajarandemikelulusanujian (teaching to the test), namunpendidikanmenyeluruh yang memperhatikankemampuansosial, watak, budipekerti, kecintaanterhadapbudaya-bahasa Indonesia melaluipenyesuaiansistemUjianAkhirNasionalpada 2011 danpenyempurnaankurikulumsekolahdasardanmenengahsebelumtahun 2011 yang diterapkandi 25% sekolahpada 2012 dan 100% pada 2014; 4. Pengelolaan: Pemberdayaanperankepalasekolahsebagaimanajersistempendidikan yang unggul, revitalisasiperanpengawassekolahsebagaientitasquality assurance, mendorongaktivasiperanKomiteSekolahuntukmenjaminketerlibatanpemangkukepentingandalamprosespembelajaran, danDewanPendidikanditingkatKabupaten; 5. Kurikulum: Penataanulangkurikulumsekolah yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolahsehinggadapatmendorongpenciptaanhasildidik yang mampumenjawabkebutuhan SDM untukmendukungpertumbuhannasionaldandaerahdenganmemasukkanpendidikankewirausahaan (diantaranyadenganmengembangkan model link and match); 6. Kualitas: Peningkatankualitas guru, pengelolaandanlayanansekolah, melalui: 1) program remediasikemampuanmengajar guru; 2) penerapansistemevaluasikinerjaprofesionaltenagapengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membukaluaskerjasama PTN denganlembagapendidikaninternasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikanperbandinganguru:muriddisetiap SD & MI sebesar 1:32 dandisetiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikantercapainyaStandarNasionalPendidikan (SNP) bagiPendidikan Agama danKeagamaan paling lambattahun 2013.
RENSTRA KEMENDIKNAS 2010-2014 4.2 ArahKebijakan Pembangunan PendidikanNasionalTahun 2010--2014 4.2.4 PenerapanMetodologiPendidikanAkhlakMuliadanKarakterBangsa Sistempembelajaransaatinidipandangbelumsecaraefektifmembangunpesertadidikmemilikiakhlakmuliadankarakterbangsa. Hal iniditunjukkandenganterjadinyadegradasi moral sepertipenyalahgunaannarkoba, radikalismepelajar, pornografidanpornoaksi, plagiarisme, danmenurunnyanilaikebanggaanberbangsadanbernegara. Kebijakanuntukmenanggulangimasalahiniantara lain adalahsebagaiberikut. (1) Menanamkanpendidikan moral yang mengintegrasikanmuatan agama, budipekerti, kebanggaanwarganegara, pedulikebersihan, pedulilingkungan, danpeduliketertibandalampenyelenggaraanpendidikan; (2) Mengembangkankurikulumpendidikan yang memberikanmuatansoft skills yang meningkatkanakhlakmuliadanmenumbuhkankarakterberbangsadanbernegara; (3) Menumbuhkanbudayapedulikebersihan, pedulilingkungan, danpeduliketertibanmelaluipembelajaranaktifdilapangan; (4) Penilaianprestasiketeladananpesertadidik yang mempertimbangkanaspekakhlakmuliadankarakterberbangsadanbernegara. 4.2.5 PengembanganMetodologiPendidikan yang MembangunManusia yang BerjiwaKreatif, Inovatif, SportifdanWirausaha DalammendukungPengembanganEkonomiKreatif (PEK) tahun 2010-2014, yaknipengembangankegiatanekonomiberdasarkanpadakreativitas, keterampilan, danbakatindividuuntukmenciptakandayakreasidandayaciptaindividu yang bernilaiekonomisdanberpengaruhpadakesejahteraanmasyarakat Indonesia perludirumuskankebijakanpengintergrasianaspek yang menumbuhkanjiwakreatif, inovatif, sportifdanwirausahadalammetodologipendidikan. Pengembanganmetodologipendidikaninidilakukanmelaluikebijakan-kebijakansebagaiberikut. (1) Melakukankajiandanpenyempurnaankurikulumpendidikandanpelatihan agar lebihberorientasipadapembentukankreativitasdankewirausahaanpesertadidiksedinimungkin; (2) Meningkatkankualitaspendidikannasional yang mendukungpenciptaankreativitasdankewirausahaanpadapesertadidiksedinimungkin; (3) Menciptakanaksespertukaraninformasidanpengetahuanekonomikreatifantarpenyelenggarapendidikan; (4) Peningkatanjumlahdanperbaikankualitasdanlembagapendidikandanpelatihan formal dan informal yang mendukungpenciptaaninsankreatifdalampengembanganekonomikreatif; (5) Menciptakanketerhubungandanketerpaduanantaralulusanpendidikantinggidansekolahmenengahkejuruan yang terkaitdengankebutuhanpengembanganekonomikreatif; (6) Mendorongparawirausahawansuksesuntukberbagipengalamandankeahliandiinstitusipendidikandasarhinggapendidikantinggidalampengembanganekonomikreatif; (7) Fasilitasipengembanganjejaringdanmendorongkerjasamaantarinsankreatif Indonesia didalamdanluarnegeri.
STRATEGI PENATAAN ULANG KURIKULUM Penataanulangkurikulumdalamkonteks yang luasmencakupunsur-unsursebagaiberikut: • Penguatankurikulumdengancarapenerapanmetodologipembelajaranaktif, integrasipendidikankewirausahaan, pendidikanbudayadankarakterbangsa, danpendidikankreatifuntukmenghasilkan SDM yang berdayasaing. • PenyempurnaankurikulumsebagaiupayauntukmenyempurnakanmuatanKurikulum yang terpisahdariStandarIsidanStandarKompetensiLulusan. • Pengelolaankurikulumsekolah yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah.
PROGRAM PENATAAN ULANG KURIKULUM PERIODE 2010 - 2014 JANGKA PENDEK: 2010 - 2011 JANGKA PANJANG: 2012 - 2014 2010 2013 2011 2012 2014 I. PenguatanPelaksanaanKurikulum Program penguatanditindaklanjutidenganupayamengintegrasikanmetodologipembelajaran, pendidikankewirausahaan, pendidikanbudayadankarakterbangsa, danpendidikanekonomikreatifkedalamkurikulumsekolah. Mulaipadapertengahan 2010, program penguatandimulaidengantahapawaluntukmemberikanbantuandanlayananprofesionalsertapelatihankeseluruhprovinsidankabupaten/kota. Pelatihanakandilakukanuntukmempersiapkantenagapelatihtingkatnasionalsebanyak 50 orangdanpelatihtingkatdaerahsebanyak 950 orang. Rintisanpendidikanbudayadankarakterbangsaakandilakukandi 125 satuanpendidikan. Program penguatannidiharapkanberlanjutterus yang dapatmelampauibatasanselesainya program periode 2010-2014. Setiaptahun yang dimulai 2011 akandilakukan monitoring danevaluasiterhadappelaksanaanintegrasiunsur-unsurtersebut agar dapatdiketahuikekuatandankelemahannya. PenyusunanPedomanPengembangandanPenerapanMetodologiPembelajaranAktif PenyusunanPedomanPendidikanBudayadanKarakterBangsa PenyusunanPedomanPendidikanKewirausahaan PenyusunanPedomanPendidikanEkonomiKreatif II. PenyempurnaanKurikulum Program penyempurnaankurikulumdiawalidenganpenyusunannaskahakademiksatuanpendidikandengan target sebanyak 19 naskah. Berikutnyaakanditindaklajutidenganpenyusunannaskahakademiksetiapmatapelajaranuntuksetiapsatuanpendidikandengan target sebanyak 50 naskah. Dari keseluruhanrangkaiankegiatandiharapkandapatdihasilkannaskahStandarIsidanStandarKompetensiLulusansertanaskahkompetensimatapelajaransebagaitahappersiapandalamrangkaperwujudanpengelolaankurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah. Penyempurnaankurikulumpendidikandasardanmenengahdilakukansebelumtahun 2011 yang diterapkandi 25% sekolahpadatahun 2012 dan 100% padatahun 2014. PenyusunanNaskahAkademik PAUD PenyusunanNaskahAkademik SD/SDLB/Paket A PenyusunanNaskahAkademik SMP/SMPLB/Paket B PenyusunanNaskahAkademik SMA/SMALB/Paket C PenyusunanNaskahAkademikPendidikan Non Formal III. PengelolaanKurikulum PenyusunanNaskahAkademikPenataanUlangKurikulum NaskahAkademikPenataanUlangKurikulummerupakanacuanumumbagipenyusunannaskahakademiksatuanpendidikan. Ditindaklanjutidenganpenyusunanframeworkoperasionalpengelolaankurikulum yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah.
METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF Tuntutanpenggunaanmetodepembelajaran yang mengaktifkanpesertadidikperluterusmenerusditingkatkanbukanhanyadidalampengertianuntukpengembangankemampuankognitif, tetapipengembanganafektifdanpsikomotorik yang harusdimilikiolehseorangmanusiasecaraholistik. Semuaituadalahdalamrangkapembangunaninsancerdaskomprehensifatauseutuhnyasebagaimana yang ditegaskandalamRenstraKementerianPendidikanNasional 2010-2014 bahwa yang dimaksuddenganinsan Indonesia cerdasadalahinsan yang cerdaskomprehensif, yaitucerdas spiritual, cerdasemosional, cerdassosial, cerdasintelektual, dancerdaskinestetis.
DESKRIPSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN Untukmembangunsemangatkewirausahaandanmemperbanyakwirausahawan, PemerintahtelahmengeluarkanInstruksiPresidenNomor 4 Tahun 1995 tentangGerakanNasionalMemasyarakatkandanMembudayakanKewirausahaan. Instruksiinimengamanatkankepadaseluruhmasyarakatdanbangsa Indonesia untukmengembangkan program-program kewirausahaan. Pemerintahmenyadaribetulbahwaduniausahamerupakantulangpunggungperekonomiannasional, sehinggaharusdiupayakanuntukditingkatkansecaraterusmenerus. Melaluigerakaninidiharapkanbudayakewirausahaanakanmenjadibagiandarietoskerjamasyarakatdanbangsa Indonesia, sehinggadapatmelahirkanwirausahawan-wirausahawanbaru yang handal, tangguh, danmandiri. Hal itusangatpentingmengingatbahwasebenarnyaaktivitaskewirausahaantidakhanyaberadadalamtataranmicro-economy, melainkanmasukjugapadatataranmacro-economy.
DIMENSI PENGEMBANGAN POTENSI MELALUI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
DESKRIPSI PENDIDIKAN EKONOMI KREATIF Melaluiekonomikreatif, yang mencakupindustrikreatif, banyaknegara lain telahmampuuntukmeningkatkanperekonomianbangsanya. Olehkarenaitu, pengembanganekonomikreatifdi Indonesia jugadidasarkanpadapertimbanganuntukmemberikankontribusiterhadapperekonomiannegara, baikpadamasasekarangmaupunpadamasa yang akandatang. Pemerintah Indonesia sudahmulaimelihatbahwaberbagaisubsektordalamindustrikreatifberpotensiuntukdikembangkan. Modalitasbangsa Indonesia yaitumemilikisumberdayainsanikreatifdanwarisanbudaya yang kaya. IstilahdankonsepituselanjutnyamenjadipopulerseiringdenganpeluncurankebijakanPemerintahdalamrangkaketerpaduanpelaksanaanPengembanganEkonomiKreatif yang diwujudkanmelaluiInstruksiPresidenRepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentangPengembanganEkonomiKreatiftanggal 5 Agustus 2009. Pengalamanmenunjukkanbahwa Indonesia telahmengalamitempaanbanyakkrisisterutamapadatahun 1997 dan 2008 yang mengguncangkansendi-sendikehidupannegaraterutamadisektorekonomidanmoneter. Apabilakondisiinidibiarkantentuekonominegaraakansemakinburukdanterpuruk. Solusiperlusegeradicari agar kemajuanbangsadankesejahteraanmasyarakatbisaditingkatkandalamwaktu yang tidakterlalu lama lagi, danindeksdayasaing (competitiveness index) Indonesia ditingkat global jugasemakinterusmeningkat. CakupanpengembanganEkonomiKreatif yang ditetapkanolehPemerintah Indonesia diutamakanpada 14 aspek, yaitu: (1) periklanan; (2) arsitektur; (3) pasarsenidanbarangantik; (4) kerajinan; (5) desain; (6) fashion (mode); (7) film, video, danfotografi; (8) permainaninteraktif; (9) musik; (10) senipertunjukan; (11) penerbitandanpercetakan; (12) layanankomputerdanpirantilunak; (13) radio dantelevisi; dan (14) risetdanpengembangan.
PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK MATA PELAJARAN SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI NASKAH AKADEMIK SATUAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 1: CENTRALIZED CURRICULUM MANAGEMENT
Centralized Curriculum Managementyaitupengelolaankurikulum yang terpusat, dalamartisemuaunsurataukomponenkurikulumdikembangkanolehPemerintah. Model 1 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, (4) pengembanganstandarkompetensidankompetensidasarsetiapmatapelajaran, dan (5) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahuntukmelakukankoordinasidansupervisidalampengembangandanpelaksanaankurikulum yang disusunditingkatsekolah. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 1 • 1. Kekuatan: • Tingkat nasionalmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdaya yang memadaidalampengembanganseluruhsubstansikurikulum. • Pengontrolankualitassubstansidandokumenkurikulumnasionalakanterjagasecara optimal. • 2. Kelemahan: • Pengembangankurikulumhanyaterpusatpadatingkatnasional, sedangkandaerahhanyasebagai organ yang bertindakdalamhalkoordinasidansupervisipengembangandanpelaksanaankurikulum yang dilakukanolehsekolah. • Daerah tidakmemilikiruanguntukmengembangkankurikulum yang sesuaidenganpotensidaerah yang bersangkutan.
PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 2: DECENTRALIZED CURRICULUM MANAGEMENT
Decentralized Curriculum Managementyaitutransformasipengelolaankurikulum yang memberikankewenangankepadadaerahuntukmengembangkanunsurtertentu. Model 2 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, (4) pengembanganstandarkompetensidankompetensidasarbeberapamatapelajarantertentu, dan (5) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahselainkoordinasidansupervisi, jugauntukmelakukanpengembangandan/ataupenjabaranstandarkompetensidankompetensidasarbeberapamatapelajarantertentu. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 2 • 1. Kekuatan: • Pusatdandaerahmemilikiruang yang relatifsamadalamhalpengembangansubstansidandokumenkurikulum. • Daerah mempunyairuang yang cukupuntukmengembangkankurikulum yang sesuaidenganpotensidaerah yang bersangkutan. • 2. Kelemahan: • Sebagianbesardaerahtidakmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdayadalamhalpengembangankurikulum. • Kesulitanmengontrolkualitassubstansidandokumenkurikulum yang dihasilkanolehdaerah.
PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 3: CONGRUENT-DIVERSIFIED CURRICULUM MANAGEMENT
Congruent-Diversified Curriculum Managementyaitutransformasipengelolaankurikulum yang dilakukandenganpembagiankewenangansecaraberimbangatausamabeban. Model 3 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, dan (4) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahselaindarikoordinasidansupervisi, jugamemberikanruanguntukmelakukandiversifikasikurikulumnasionalsesuaidengansatuanpendidikan, potensidaerah, danpesertadidik. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 3 • 1. Kekuatan: • Memberdayakandaerahuntukmelakukandiversifikasikurikulumnasionalsesuaidengansatuanpendidikan, potensidaerah, danpesertadidik. • Daerah dapatberkompetisiuntukmelakukanberbagaiinovasidanmenghasilkanberbagaikeunggulandalambidangpendidikan. • 2. Kelemahan: • Sebagianbesardaerahtidakmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdayadalamhalpengembangankurikulum. • Kesulitanmengontrolkualitassubstansidandokumenkurikulum yang dihasilkanolehdaerah.