1 / 34

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA.

fiona
Télécharger la présentation

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KementerianPendidikanNasional BadanPenelitiandanPengembangan PusatKurikulum PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA

  2. ALUR PIKIR PENYEMPURNAAN KURIKULUM DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA Inpres 6/2009tentangPengembenganEkonomiKreatif Program 100 Hari Pengembangan Budaya dan KarakterBangsa Program 100 Hari Metode Pembelajaran Aktif RPJMN Inpres 1/2010 PenguatanPelaksanaanKurikulum PenataanUlangKurikulum • RENCANA AKSI NASIONAL: • Pencanangan gerakan pendidikan budaya & karakter bangsa oleh Presiden RI; • TOT 1000 master trainers; • Piloting di 33 Prop • KegiatanPendukung KTSP • BUDAYA SEKOLAH • DayaSaing • - KarakterBangsa

  3. LANDASAN KEBIJAKAN TERKAIT PENATAAN ULANG KURIKULUM RPJMN 2010-2014 Prioritas 2: Pendidikan Peningkatanaksespendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, danefisienmenujuterangkatnyakesejahteraanhiduprakyat, kemandirian, keluhuranbudipekerti, dankarakterbangsa yang kuat. Pembangunan bidangpendidikandiarahkandemitercapainyapertumbuhanekonomi yang didukungkeselarasanantaraketersediaantenagaterdidikdengankemampuan: 1) menciptakanlapangankerjaataukewirausahaandan 2) menjawabtantangankebutuhantenagakerja. Olehkarenaitu, substansiinti program aksibidangpendidikanadalahsebagaiberikut: 1. Aksespendidikandasar-menengah: PeningkatanAngkaPartisipasiMurni (APM) pendidikandasardari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikansetingkat SMP dari 73% menjadi 76% danAngkaPartisipasiKasar (APK) pendidikansetingkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/rasionalisasiimplementasi BOS, penurunanhargabukustandarditingkatsekolahdasardanmenengahsebesar 30-50% selambat-lambatnya 2012 danpenyediaansambungan internet ber-content pendidikankesekolahtingkatmenengahselambat-lambatnya 2012 danterusdiperluasketingkatsekolahdasar; 2. Aksespendidikantinggi: Peningkatan APK pendidikantinggi dari18% di 2009 menjadi 25% di 2014; 3. Metodologi: Penerapanmetodologipendidikan yang tidaklagiberupapengajarandemikelulusanujian (teaching to the test), namunpendidikanmenyeluruh yang memperhatikankemampuansosial, watak, budipekerti, kecintaanterhadapbudaya-bahasa Indonesia melaluipenyesuaiansistemUjianAkhirNasionalpada 2011 danpenyempurnaankurikulumsekolahdasardanmenengahsebelumtahun 2011 yang diterapkandi 25% sekolahpada 2012 dan 100% pada 2014; 4. Pengelolaan: Pemberdayaanperankepalasekolahsebagaimanajersistempendidikan yang unggul, revitalisasiperanpengawassekolahsebagaientitasquality assurance, mendorongaktivasiperanKomiteSekolahuntukmenjaminketerlibatanpemangkukepentingandalamprosespembelajaran, danDewanPendidikanditingkatKabupaten; 5. Kurikulum: Penataanulangkurikulumsekolah yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolahsehinggadapatmendorongpenciptaanhasildidik yang mampumenjawabkebutuhan SDM untukmendukungpertumbuhannasionaldandaerahdenganmemasukkanpendidikankewirausahaan (diantaranyadenganmengembangkan model link and match); 6. Kualitas: Peningkatankualitas guru, pengelolaandanlayanansekolah, melalui: 1) program remediasikemampuanmengajar guru; 2) penerapansistemevaluasikinerjaprofesionaltenagapengajar; 3) sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membukaluaskerjasama PTN denganlembagapendidikaninternasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memastikanperbandinganguru:muriddisetiap SD & MI sebesar 1:32 dandisetiap SMP & MTs 1:40; dan 7) memastikantercapainyaStandarNasionalPendidikan (SNP) bagiPendidikan Agama danKeagamaan paling lambattahun 2013.

  4. RENSTRA KEMENDIKNAS 2010-2014 4.2 ArahKebijakan Pembangunan PendidikanNasionalTahun 2010--2014 4.2.4 PenerapanMetodologiPendidikanAkhlakMuliadanKarakterBangsa Sistempembelajaransaatinidipandangbelumsecaraefektifmembangunpesertadidikmemilikiakhlakmuliadankarakterbangsa. Hal iniditunjukkandenganterjadinyadegradasi moral sepertipenyalahgunaannarkoba, radikalismepelajar, pornografidanpornoaksi, plagiarisme, danmenurunnyanilaikebanggaanberbangsadanbernegara. Kebijakanuntukmenanggulangimasalahiniantara lain adalahsebagaiberikut. (1) Menanamkanpendidikan moral yang mengintegrasikanmuatan agama, budipekerti, kebanggaanwarganegara, pedulikebersihan, pedulilingkungan, danpeduliketertibandalampenyelenggaraanpendidikan; (2) Mengembangkankurikulumpendidikan yang memberikanmuatansoft skills yang meningkatkanakhlakmuliadanmenumbuhkankarakterberbangsadanbernegara; (3) Menumbuhkanbudayapedulikebersihan, pedulilingkungan, danpeduliketertibanmelaluipembelajaranaktifdilapangan; (4) Penilaianprestasiketeladananpesertadidik yang mempertimbangkanaspekakhlakmuliadankarakterberbangsadanbernegara. 4.2.5 PengembanganMetodologiPendidikan yang MembangunManusia yang BerjiwaKreatif, Inovatif, SportifdanWirausaha DalammendukungPengembanganEkonomiKreatif (PEK) tahun 2010-2014, yaknipengembangankegiatanekonomiberdasarkanpadakreativitas, keterampilan, danbakatindividuuntukmenciptakandayakreasidandayaciptaindividu yang bernilaiekonomisdanberpengaruhpadakesejahteraanmasyarakat Indonesia perludirumuskankebijakanpengintergrasianaspek yang menumbuhkanjiwakreatif, inovatif, sportifdanwirausahadalammetodologipendidikan. Pengembanganmetodologipendidikaninidilakukanmelaluikebijakan-kebijakansebagaiberikut. (1) Melakukankajiandanpenyempurnaankurikulumpendidikandanpelatihan agar lebihberorientasipadapembentukankreativitasdankewirausahaanpesertadidiksedinimungkin; (2) Meningkatkankualitaspendidikannasional yang mendukungpenciptaankreativitasdankewirausahaanpadapesertadidiksedinimungkin; (3) Menciptakanaksespertukaraninformasidanpengetahuanekonomikreatifantarpenyelenggarapendidikan; (4) Peningkatanjumlahdanperbaikankualitasdanlembagapendidikandanpelatihan formal dan informal yang mendukungpenciptaaninsankreatifdalampengembanganekonomikreatif; (5) Menciptakanketerhubungandanketerpaduanantaralulusanpendidikantinggidansekolahmenengahkejuruan yang terkaitdengankebutuhanpengembanganekonomikreatif; (6) Mendorongparawirausahawansuksesuntukberbagipengalamandankeahliandiinstitusipendidikandasarhinggapendidikantinggidalampengembanganekonomikreatif; (7) Fasilitasipengembanganjejaringdanmendorongkerjasamaantarinsankreatif Indonesia didalamdanluarnegeri.

  5. STRATEGI PENATAAN ULANG KURIKULUM Penataanulangkurikulumdalamkonteks yang luasmencakupunsur-unsursebagaiberikut: • Penguatankurikulumdengancarapenerapanmetodologipembelajaranaktif, integrasipendidikankewirausahaan, pendidikanbudayadankarakterbangsa, danpendidikankreatifuntukmenghasilkan SDM yang berdayasaing. • PenyempurnaankurikulumsebagaiupayauntukmenyempurnakanmuatanKurikulum yang terpisahdariStandarIsidanStandarKompetensiLulusan. • Pengelolaankurikulumsekolah yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah.

  6. FRAMEWORK PENATAAN ULANG KURIKULUM

  7. PROGRAM PENATAAN ULANG KURIKULUM PERIODE 2010 - 2014 JANGKA PENDEK: 2010 - 2011 JANGKA PANJANG: 2012 - 2014 2010 2013 2011 2012 2014 I. PenguatanPelaksanaanKurikulum Program penguatanditindaklanjutidenganupayamengintegrasikanmetodologipembelajaran, pendidikankewirausahaan, pendidikanbudayadankarakterbangsa, danpendidikanekonomikreatifkedalamkurikulumsekolah. Mulaipadapertengahan 2010, program penguatandimulaidengantahapawaluntukmemberikanbantuandanlayananprofesionalsertapelatihankeseluruhprovinsidankabupaten/kota. Pelatihanakandilakukanuntukmempersiapkantenagapelatihtingkatnasionalsebanyak 50 orangdanpelatihtingkatdaerahsebanyak 950 orang. Rintisanpendidikanbudayadankarakterbangsaakandilakukandi 125 satuanpendidikan. Program penguatannidiharapkanberlanjutterus yang dapatmelampauibatasanselesainya program periode 2010-2014. Setiaptahun yang dimulai 2011 akandilakukan monitoring danevaluasiterhadappelaksanaanintegrasiunsur-unsurtersebut agar dapatdiketahuikekuatandankelemahannya. PenyusunanPedomanPengembangandanPenerapanMetodologiPembelajaranAktif PenyusunanPedomanPendidikanBudayadanKarakterBangsa PenyusunanPedomanPendidikanKewirausahaan PenyusunanPedomanPendidikanEkonomiKreatif II. PenyempurnaanKurikulum Program penyempurnaankurikulumdiawalidenganpenyusunannaskahakademiksatuanpendidikandengan target sebanyak 19 naskah. Berikutnyaakanditindaklajutidenganpenyusunannaskahakademiksetiapmatapelajaranuntuksetiapsatuanpendidikandengan target sebanyak 50 naskah. Dari keseluruhanrangkaiankegiatandiharapkandapatdihasilkannaskahStandarIsidanStandarKompetensiLulusansertanaskahkompetensimatapelajaransebagaitahappersiapandalamrangkaperwujudanpengelolaankurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah. Penyempurnaankurikulumpendidikandasardanmenengahdilakukansebelumtahun 2011 yang diterapkandi 25% sekolahpadatahun 2012 dan 100% padatahun 2014. PenyusunanNaskahAkademik PAUD PenyusunanNaskahAkademik SD/SDLB/Paket A PenyusunanNaskahAkademik SMP/SMPLB/Paket B PenyusunanNaskahAkademik SMA/SMALB/Paket C PenyusunanNaskahAkademikPendidikan Non Formal III. PengelolaanKurikulum PenyusunanNaskahAkademikPenataanUlangKurikulum NaskahAkademikPenataanUlangKurikulummerupakanacuanumumbagipenyusunannaskahakademiksatuanpendidikan. Ditindaklanjutidenganpenyusunanframeworkoperasionalpengelolaankurikulum yang dibagimenjadikurikulumtingkatnasional, daerah, dansekolah.

  8. I. FRAMEWORK PENGUATAN PELAKSANAAN KURIKULUM

  9. METODOLOGI PEMBELAJARAN AKTIF Tuntutanpenggunaanmetodepembelajaran yang mengaktifkanpesertadidikperluterusmenerusditingkatkanbukanhanyadidalampengertianuntukpengembangankemampuankognitif, tetapipengembanganafektifdanpsikomotorik yang harusdimilikiolehseorangmanusiasecaraholistik. Semuaituadalahdalamrangkapembangunaninsancerdaskomprehensifatauseutuhnyasebagaimana yang ditegaskandalamRenstraKementerianPendidikanNasional 2010-2014 bahwa yang dimaksuddenganinsan Indonesia cerdasadalahinsan yang cerdaskomprehensif, yaitucerdas spiritual, cerdasemosional, cerdassosial, cerdasintelektual, dancerdaskinestetis.

  10. DIMENSI PENGEMBANGAN POTENSI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF

  11. DESKRIPSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN Untukmembangunsemangatkewirausahaandanmemperbanyakwirausahawan, PemerintahtelahmengeluarkanInstruksiPresidenNomor 4 Tahun 1995 tentangGerakanNasionalMemasyarakatkandanMembudayakanKewirausahaan. Instruksiinimengamanatkankepadaseluruhmasyarakatdanbangsa Indonesia untukmengembangkan program-program kewirausahaan. Pemerintahmenyadaribetulbahwaduniausahamerupakantulangpunggungperekonomiannasional, sehinggaharusdiupayakanuntukditingkatkansecaraterusmenerus. Melaluigerakaninidiharapkanbudayakewirausahaanakanmenjadibagiandarietoskerjamasyarakatdanbangsa Indonesia, sehinggadapatmelahirkanwirausahawan-wirausahawanbaru yang handal, tangguh, danmandiri. Hal itusangatpentingmengingatbahwasebenarnyaaktivitaskewirausahaantidakhanyaberadadalamtataranmicro-economy, melainkanmasukjugapadatataranmacro-economy.

  12. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

  13. DIMENSI PENGEMBANGAN POTENSI MELALUI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

  14. DESKRIPSI PENDIDIKAN EKONOMI KREATIF Melaluiekonomikreatif, yang mencakupindustrikreatif, banyaknegara lain telahmampuuntukmeningkatkanperekonomianbangsanya. Olehkarenaitu, pengembanganekonomikreatifdi Indonesia jugadidasarkanpadapertimbanganuntukmemberikankontribusiterhadapperekonomiannegara, baikpadamasasekarangmaupunpadamasa yang akandatang. Pemerintah Indonesia sudahmulaimelihatbahwaberbagaisubsektordalamindustrikreatifberpotensiuntukdikembangkan. Modalitasbangsa Indonesia yaitumemilikisumberdayainsanikreatifdanwarisanbudaya yang kaya. IstilahdankonsepituselanjutnyamenjadipopulerseiringdenganpeluncurankebijakanPemerintahdalamrangkaketerpaduanpelaksanaanPengembanganEkonomiKreatif yang diwujudkanmelaluiInstruksiPresidenRepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentangPengembanganEkonomiKreatiftanggal 5 Agustus 2009. Pengalamanmenunjukkanbahwa Indonesia telahmengalamitempaanbanyakkrisisterutamapadatahun 1997 dan 2008 yang mengguncangkansendi-sendikehidupannegaraterutamadisektorekonomidanmoneter. Apabilakondisiinidibiarkantentuekonominegaraakansemakinburukdanterpuruk. Solusiperlusegeradicari agar kemajuanbangsadankesejahteraanmasyarakatbisaditingkatkandalamwaktu yang tidakterlalu lama lagi, danindeksdayasaing (competitiveness index) Indonesia ditingkat global jugasemakinterusmeningkat. CakupanpengembanganEkonomiKreatif yang ditetapkanolehPemerintah Indonesia diutamakanpada 14 aspek, yaitu: (1) periklanan; (2) arsitektur; (3) pasarsenidanbarangantik; (4) kerajinan; (5) desain; (6) fashion (mode); (7) film, video, danfotografi; (8) permainaninteraktif; (9) musik; (10) senipertunjukan; (11) penerbitandanpercetakan; (12) layanankomputerdanpirantilunak; (13) radio dantelevisi; dan (14) risetdanpengembangan.

  15. II. FRAMEWORK PENYEMPURNAAN KURIKULUM

  16. ANALISIS MUATAN SI/SKL YANG BERLAKU SAAT INI

  17. ANALISIS MUATAN IDEAL SI/SKL DI MASA YANG AKAN DATANG

  18. PROSES PENGKAJIAN SI/SKL & KURIKULUM

  19. PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK MATA PELAJARAN SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI NASKAH AKADEMIK SATUAN PENDIDIKAN

  20. III. FRAMEWORK PENGELOLAAN KURIKULUM

  21. PENGELOLAAN KURIKULUM SAAT INI SEJAK 2006

  22. PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 1: CENTRALIZED CURRICULUM MANAGEMENT

  23. Centralized Curriculum Managementyaitupengelolaankurikulum yang terpusat, dalamartisemuaunsurataukomponenkurikulumdikembangkanolehPemerintah. Model 1 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, (4) pengembanganstandarkompetensidankompetensidasarsetiapmatapelajaran, dan (5) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahuntukmelakukankoordinasidansupervisidalampengembangandanpelaksanaankurikulum yang disusunditingkatsekolah. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.

  24. SUBSTANSI PENGELOLAAN KURIKULUM MODEL 1

  25. KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 1 • 1. Kekuatan: • Tingkat nasionalmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdaya yang memadaidalampengembanganseluruhsubstansikurikulum. • Pengontrolankualitassubstansidandokumenkurikulumnasionalakanterjagasecara optimal. • 2. Kelemahan: • Pengembangankurikulumhanyaterpusatpadatingkatnasional, sedangkandaerahhanyasebagai organ yang bertindakdalamhalkoordinasidansupervisipengembangandanpelaksanaankurikulum yang dilakukanolehsekolah. • Daerah tidakmemilikiruanguntukmengembangkankurikulum yang sesuaidenganpotensidaerah yang bersangkutan.

  26. PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 2: DECENTRALIZED CURRICULUM MANAGEMENT

  27. Decentralized Curriculum Managementyaitutransformasipengelolaankurikulum yang memberikankewenangankepadadaerahuntukmengembangkanunsurtertentu. Model 2 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, (4) pengembanganstandarkompetensidankompetensidasarbeberapamatapelajarantertentu, dan (5) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahselainkoordinasidansupervisi, jugauntukmelakukanpengembangandan/ataupenjabaranstandarkompetensidankompetensidasarbeberapamatapelajarantertentu. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.

  28. SUBSTANSI PENGELOLAAN KURIKULUM MODEL 2

  29. KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 2 • 1. Kekuatan: • Pusatdandaerahmemilikiruang yang relatifsamadalamhalpengembangansubstansidandokumenkurikulum. • Daerah mempunyairuang yang cukupuntukmengembangkankurikulum yang sesuaidenganpotensidaerah yang bersangkutan. • 2. Kelemahan: • Sebagianbesardaerahtidakmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdayadalamhalpengembangankurikulum. • Kesulitanmengontrolkualitassubstansidandokumenkurikulum yang dihasilkanolehdaerah.

  30. PENGELOLAAN KURIKULUM MASA YANG AKAN DATANG MODEL 3: CONGRUENT-DIVERSIFIED CURRICULUM MANAGEMENT

  31. Congruent-Diversified Curriculum Managementyaitutransformasipengelolaankurikulum yang dilakukandenganpembagiankewenangansecaraberimbangatausamabeban. Model 3 mendeskripsikansebagaiberikut: SI/SKL merupakanstandar minimal yang menjadiacuandalampengembangankurikulum. PengelolaanditingkatnasionalmemberikanruangbagiPemerintahuntukmengembanganseluruhsubstansikurikulum yang mencakup: (1) kerangkadasar, (2) strukturkurikulum, (3) bebanbelajar, dan (4) kalenderakademik. Pengelolaanditingkatdaerahmemberikanruangbagidaerahselaindarikoordinasidansupervisi, jugamemberikanruanguntukmelakukandiversifikasikurikulumnasionalsesuaidengansatuanpendidikan, potensidaerah, danpesertadidik. Pengelolaanditingkatsekolahmemberikanruangbagisekolahuntukmenyusundanmelaksanakankurikulumsecaraoperasional.

  32. SUBSTANSI PENGELOLAAN KURIKULUM MODEL 3

  33. KEKUATAN DAN KELEMAHAN MODEL 3 • 1. Kekuatan: • Memberdayakandaerahuntukmelakukandiversifikasikurikulumnasionalsesuaidengansatuanpendidikan, potensidaerah, danpesertadidik. • Daerah dapatberkompetisiuntukmelakukanberbagaiinovasidanmenghasilkanberbagaikeunggulandalambidangpendidikan. • 2. Kelemahan: • Sebagianbesardaerahtidakmemilikidukungankemampuanteknisdansumberdayadalamhalpengembangankurikulum. • Kesulitanmengontrolkualitassubstansidandokumenkurikulum yang dihasilkanolehdaerah.

  34. SEKIAN TERIMA KASIH…

More Related