1 / 115

DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran )

DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran ). Oleh: Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE. BAB 1. Pengantar 1. Pada masa lampau, perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran berdasarkan: a. Pengalaman b. Intuisi. 2. Sekarang ada:

gad
Télécharger la présentation

DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DESIGN .INSTRUCTIONAL (Perancangan dan Pengembangan Sistem Pembelajaran ) Oleh: Prof. Dr. Dr. Soetomo, WE

  2. BAB 1 • Pengantar 1. Pada masa lampau, perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran berdasarkan: a. Pengalaman b. Intuisi

  3. 2. Sekarang ada: a. Informasi kebutuhan siswa dan masyarakat b. Kemajuan IPTEK Perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran yang sederhana mulai ditinggalkan Perlu perancangan/design yang sistematis dan profesional

  4. a. Model-model design b. Belajar teori belajar c. Belajar media instructional d. Memiliki kriteria media sesuai kebutuhan e. Berpikir rasional Pokok bahasan untuk menuju Design Instructional yang profesional perlu memahami:

  5. B. Kondisi Dunia Pendidikan Kita • Keluhan yang ada: • Hasil pendidikan tidak sesuai harapan • Program pembelajaran yang ada masih belum memadai • Kualitas pendidikan turun • 2. Langkah Awal: • Perlu ada perhatian dari penentu kebijakan • Menyadari perkembangan IPTEK sangat pesat • Muncul tantangan baru di masyarakat • Kegiatan pembelajaran siswa mengikuti kemajuan jaman

  6. 3. Hal yang perlu dilakukan • Guru sekarang perlu tahu hakikat perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran • Merupakan kebutuhan intelektual • Siswa tersebut pentingnya pendidikan • Guru lebih efektif dalam pembelajaran • Membantu siswa menyesuaikan perkembangan sosial, psikologikal, dan emosional • Guru memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang utuh • Guru perlu dibekali perancangan dan pengembangan sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik

  7. 4. Pengertian Design Instructional, menurut AECT (The Association for Education Communication and Technology) Dr. Kenneth Gilbert - 1981

  8. 5. Design Instructional A systematic approach to design production, evaluation, and utilization of complete system of instruction Complete system  including all appropiate components and a management pattern Instructional development is target than instructional product and development Instructional development is concerned with only isolate product Instructional development is forget than instructional design, which is only one phase of instructional development (Gustafson, 1981)

  9. 6. Jadi pengembangan pembelajaran (instructional) kawasannya lebih luas daripada perancangan yang merupakan bagian dari pengembangan (Rickey, 1986) 7. Lebih lanjut Rickey mengatakan bahwa perancangan instructional adalah: The science of creating detailed specifications for the development, evaluation, and maintenance of situational which facilitate the learning of both large and small unit of subject matter

  10. Jadi: 1). Perancangan Instructional: • Aktifitas profesional • Dilakukan guru, pengembangan instructional • Perancangan instructional • Proses menentukan metode • Untuk perubahan siswa

  11. Perancangan Instructional Membahas: • Pengetahuan pola instruksional yang optimal • Metode • Kombinasi metode atau model • Situasi dimana model berfungsi optimal

  12. 2. Pengembangan Instruksional Mencakup: • Peningkatan metode • Menciptakan sistem/program • Proses pre skripsi (memaknai prosedur) • Menciptakan program sesuai situasi

  13. Pengembangan instruksional sebagai ilmu meliputi: • Bermacam prosedur • Kombinasi prosedur • Situasi prosedur berfungsi

  14. 8. Tegasnya: Perancangan mencakup peningkatan proses pengajaran seoptimal mungkin Pengembangan meningkatkan proses instruksional secara optimal

  15. 9. Hubungan perancangan dan pengembangan instruksional • Hubungannya sangat erat, sebab perancangan adalah bagian dari proses pengembangan • Perancangan merupakan salah satu input (masukan) yang berharga dalam proses implementasi karena dalam implementasi program instruksional, bermacam-macam rancangan ada dan prosedurnya berbeda-beda • Rancangan juga merupakan masukan untuk evaluasi bagi kegiatan uji empirik rancangan itu, ada dapat dijadikan landasan kuat untuk mengidentifikasi dan menanggulangi berbagai kelemahan dalam program sistem instruksional

  16. Contoh Kegiatan Rancangan Instruksional Pengembangan Instruksional Implementasi Instruksional Pengelolaan Instruksional Birokrasi Instruksional Memberikan pre skripsi tentang metode sebagai bagian dari: Mendiskripsikan prosedur-prosedur untuk: Mendiskripsikan pre skripsi prosedur untuk: Mengidentifikasikan dan memperbaiki kelemahan sebagai bagian dari: Rancangan instruksional Sumber: C.M. Reigelash. Instructional Design. (Instructional Design Theories and models: An Overview of Their carier states) New Jersey: Laurence Erbam Ass. Publisher, 1983.

  17. 10. Implementasi sistem instruksional selalu mempunyai dampak penting dalam rancangan instruksional. Oleh sebab itu, rancangan harus selalu memperhatikan kelebihan implementasi karena programnya bersifat inovatif tidak diimplementasikan dengan baik dalam institusi.

  18. 11. Rancangan juga tergantung pada pengembangan instruksional sebagai sumber informasi tentang biaya dan efektivitasnya. Banyak rancangan membutuhkan biaya mahal pada tahap pengembangan, sehingga seringkali ditiadakan. Pengembangan dan pengelolaan dapat memberi informasi yang berguna dalam menentukan biaya.

  19. Skema: Pengembangan: Memberi informasi efektivitas biaya: Memberi informasi kendala efektivitas biaya: Implementasi: Rancangan Instruksional Pengelolaan: Memberi informasi efektivitas biaya: Sumber: C.M. Reigelash, (ibid)

  20. BAB 2 Curriculum and Instructional

  21. 1. Pengantar Marcus Tullius Cicero dan teman-temannya tidak menduga bahwa karyanya tentang penyelidikan perjalanan sejarah Romawi pada abad pertama Masehi mewariskan sesuatu yang selalu digunakan oleh pendidik pada saat ini. Warisan itu adalah kata CURRICULUM yang menjadi salah satu kesepakatan kunci di sekolah pada saat ini yang berarti telah berkembang dari tempat perlombaan ke konsep yang abstrak.

  22. Di dunia ahli-ahli pendidikan, kata CURRICULUM telah diambil dalam pemahaman lonjong dan selalu terbatas pengertiannya. Dalam bahasa puisinya seperti memandang sinar dalam misterinya. Dengan perbedaan pandangan para ahli pendidikan itu, sering membuat rancu pemahaman arti administrasi, pembelajaran, evaluasi, dan supervisi karena fokus orientasi kegiatan kata-kata itu. Padahal administrasi adalah seni mengatur keadministrasian, pembelajaran adalah seni memberikan pelajaran, evaluasi adalah seni memberikan evaluasi, dan supervisi adalah seni melakukan supervisi. Tiap pendidik seharusnya memahami keduanya dari luar dan dari dalam, apakah itu administrasi, pembelajaran, dsb.

  23. Banyak para ahli yang memahami dan mengartikan kurikulum berbeda, maka tidak heran kalau Dwayne Huebner mengatakan seperti orang buta menjawab pertanyaan “apakah gajah itu ?” Dari jawabannya jelas bahwa tiap orang buta berbeda, ada yang menjawab gajah seperti kakinya, seperti belalainya, seperti badannya, dsb. Tegasnya tidak ada orang yang dapat menjawab denga tepat kurikulum dengan pemahaman yang lengkap. Akibatnya banyak peneliti pendidikan yang mengartikan berbeda-beda tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Oleh karenanya kadang kala kurikulum malah dilihat seperti monster.

  24. Interpretasi Kurikulum Oleh karena banyaknya para ahli pendidik mengartikan kurikulum, sementara pemahaman itu bukan membuat kejelasan melainkan malah membuat kebingungan, maka para ahli akhirnya hanya memberikan interpretasi sebagai berikut:

  25. Kurikulum adalah apa yang diajarkan di sekolah • Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran • Kurikulum adalah isi pelajaran • Kurikulum adalah program studi • Kurikulum adalah urutan kursus • Kurikulum adalah serangkaian penampilan tujuan • Kurikulum adalah bahan studi • Kurikulum adalah segala sesuatu yang digunakan di sekolah (bimbingan, aktivitas kelas, hubungan antar komponen sekolah) • Kurikulum adalah pembicaraan dua hal di dalam dan di luar sekolah yang langsung dengan sekolah • Kurikulum adalah segala hal yang direncanakan sekolah • Kurikulum adalah belajar pengalaman yang dihasilkan oleh sekolah

  26. 2. Beberapa Definisi Dari batasan itu, maka pada dasarnya kurikulum itu adalah: a. Sebuah garis (arah) subjek yang akan dibicarakan. b. Sebuah jalan sebagai usaha mewujudkan pengalaman. c. Sebagai proses belajar dari dalam dan dari luar sekolah secara langsung. Konsep-konsep dasar di atas, menunjukkan bahwa kurikulum adalah wujud tanggungjawab dari pengalaman belajar yang ada di dalam dan di luar sekolah secara langsung.

  27. Adapun beberapa definisi tentang kurikulum, antara lain: • Carter V. Good’s Dictionary of Education: Kurikulum adalah sekelompok kegiatan belajar atau lingkungan subjek belajar yang diukur dari tingkatan atau sertifikasi di dalam lapangan umumnya dari suatu hasil studi. b. Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell: Kebanyakan kurikulum itu bukan saja sebuah kelompok pembelajaran, tetapi semua pengalaman anak di bawah bimbingan guru.

  28. c. Saylor and Alexander: Kurikulum adalah sebuah rencana untuk memahami sekelompok penekanan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan dan hubungannya dengan tujuan khusus adalah guna mengidentifikasikan pelayanan populasi dengan sekolah sebagai pusatnya. d. Ronald C. Doll: Lebih lanjut mengatakan, bahwa kurikulum berisi bahan-bahan formal dan non formal yang prosesnya dilakukan dalam pembelajaran untuk memahami pengetahuan, pengembangan, ketrampilan, dan perubahan sikap serta apresiasi dan nilai di bawah wibawa sekolah.

  29. e. Daniel Tanner and Laurel N. Tanner: Menegaskan bahwa kurikulum adalah rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman pengembangan yang sistematik di bawah wibawa sekolah (universitas) untuk menjadi anak yang mampu meningkatkan pengendalian pengetahuan dan pengalamannya. f. Albert I. Oliver (tokoh pendidikan): Memandang bahwa kurikulum sebagai program pendidikan. Oleh sebab itu ia membagi kurikulum dalam 4 (empat) elemen dasar, yaitu: 1. Program Studi 2. Program Pengalaman 3. Program Pelayanan 4. Apa yang tersembunyi dalam kurikulum

  30. Tiga hal di atas adalah hal-hal yang terbukti sehari-hari. Sementara hal yang keempat, Oliver mencoba membuka konsep yang tersembunyi pada kurikulum yang dapat mengantar nilai guna meningkatkan sekolah. Ahli pendidikan lain, misalnya Arthur W. Foshay, dalam mengidentifikasikan kurikulum, bukan satu tetapi tiga sisi, yaitu: 1. Mata Pelajaran (Academic Discipline); 2. Kegiatan ekstra kelas untuk mengenal perhatian pada problem-problem partisipasinya dan keputusan masyarakat; 3. Adalah hubungan antar aktivitas itu sendiri.

  31. Robert M. Gagne yang memandang dengan pendekatan yang berbeda, memandang kurikulum adalah gerakan bersama antara subject matter (content), the statement of ends (terminal objectives), lingkaran isi, dan penekanan kemampuan ketrampilan sebagai ukuran bagi pelajaran ketika mengawali belajar isi kurikulum. Sementara itu Mauritz JohnsonJr., sependapat dengan pemikiran Gagne, ia menegaskan bahwa kurikulum sebagai input instructional system.

  32. 3. Purpose, Context and Strategy Dari pemahaman di atas, maka sebenarnya perbedaan yang substansial dalam memandang kurikulum, adalah tidak begitu besar dan bersifat umum. Perbedaan umum terjadi, karena secara teoretis ada perbedaan yang nyata. Cara elaborasi teori satu dengan yang lain banyak yang mengkompibasikan antara keduanya, yaitu curriculum dan instructional. Pendapat lain juga ditemukan bahwa definisi curriculum adalah: • Goal (maksud dan tujuan) kurikulum • Konteksnya dengan kurikulum yang ditemukan • Strateginya digunakan melalui kurikulum

  33. Purpose, menekankan pada respons teoretical, yaitu “what is does atau should do” Konteks: definisi kurikulum seringkali dimulai dari serangkaian dengan mengambil bentuk. Ketika bicara esensi teori kurikulum, sentral pengembangan anak, rekonstruksi kurikulum, kedua memberi signal dua karateristik kurikulum yang sama waktunya, yaitu purpose and context. Contoh: Esensi kurikulum mengajarkan peninggalan sejarah, anak-anak dipersiapkan pada disiplin dan dipersiapkan untuk melihat ke depan (future).

  34. b. Strategies, purpose dan context seringkali melampaui pemahaman terhadap kurikulum itu sendiri. Tambah lagi terjadi kompleksitas lahir karena penyusunan teori dan strategi pembelajaran. Hal ini terjadi, sebab pemecahan masalah dan proses ilustrasi berusaha menetapkan term proses pembelajarannya, yaitu teknik pemecahan masalah, metode ilmiahnya, atau refleksi pemikirannya. Kurikulum sebagai group living diusahakan dibangun untuk melingkari instructional technique yang harus digunakan untuk opportunities for group living. Kurikulum sebagai individual learning dan kurikulum sebagai programmed instruction, dalam kenyataannya spesifikasi sistem harus menghadapi bahaya isi kurikuler melalui proses pembelajaran.

  35. Kurikulum Sebagai Rencana Menanamkan Pengalaman Pada awalnya dicoba didefinisikan kurikulum untuk sekolah dasar dan sekolah menengah sebagai kurikulum untuk menanamkan pengalaman anak muda untuk menjawab semua perintah langsung dari sekolah. Untuk mengangkat konsep kurikulum sebagai rencana dan termasuk untuk pembelajaran anak-anak dewasa, definisi ini akan dimodifikasi untuk memandang kurikulum sebagai rencana atau sebagai sebuah program, untuk semua pengalaman yang harus dipelajari menghadapi perintah di bawah sekolah. Modifikasi ini dimasukkan dalam pengertian kurikulum sebagai a plan dan banyak realitas perencanaan yang menunjukkan berapa tentativenya dalam menulis bentuk dan tidak sesederhana pikiran para planner. Walaupun kurikulum menghadapi sejumlah perencanaan seringkali skopenya menekankan pada pencapaian tujuan.

  36. a. Hubungan antara Kurikulum dan Pembelajaran Dalam penelitian untuk mengklasifikasikan pengertian kurikulum telah didapatkan ketidakpastian tentang perbedaan antara kurikulum dan pembelajaran. Disimpulkan pandangan para ahli, bahwa kurikulum “as that which is tought”, sementara “instruction as the means used to teach”. Jadi kurikulum adalah “What”, dan pembelajaran adalah “How”. Juga para ahli memahami bahwa kurikulum sebagai program, rencana, isi, dan pengalaman belajar, sedangkan “instruction” sebagai metodologi, seni mengajar, pelaksanaan, dan presentasinya.

  37. Johson lebih menegaskan bahwa hubungan kurikulum dengan pembelajaran adalah sebagai interaksi antara pengajaran sebagai “agen”dan seorang atau banyak individu memperhatikan untuk belajar. James B. Mac Donald memandang kurikulum sebagai aktivitas produk rencana untuk kegiatan lebih lanjut dan “instruction” sebagai pengambil produk untuk dioperasionalkan. Menyimpulkan pendapat itu, maka sarjana ini menegaskan bahwa rencana kurikulum mendahului “instruction”.

  38. b. Model Hubungan Kurikulum dan Pembelajaran Pemahaman terdapat kurikulum dan pembelajaran sebagai dua term seringkali mengkaburkan hubungannya pada dua sistem itu sendiri. Para ahli memang mengenali keduanya sama, salah satu mungkin tidak berfungsi pada satu dengan yang lain. Hubungan antara “What” dan “How” pada pendidikan tidaklah semudah dipahami sehingga dapat terlihat beberapa perbedaan modelnya dan hubungannya. Untuk mencari terminologi yang hilang itu, di bawah ini: 1. dualisme model; 2. interlocking model; 3. concentric theses model; 4. cyclical model.

  39. 1. Dualistic Model Model ini menunjukkan bahwa antara kurikulum dan pembelajaran terpisah satu dengan yang lain. Lihat gambar: Kurikulum Pembelajaran Kedua entitas itu terletak pada kesalahan yang besar. What mengambil tempat di kelas di bawah perintah guru, sama mempunyai hubungan yang kecil untuk what master plan mengatakan akan pergi ke dalam kelas. Perencanaan mengabaikan instruktur dan dalam kendali diabaikan oleh mereka.

  40. 2. Interlocking Model Jika kurikulum dan pembelajaran menunjukkan sebagai sistem hubungannya saling keterkaitan dan saling mendekat. Lihat gambar: Cur Inst Inst Cur Kita dapat menggambarkan model ini dengan dua jalan sebagai yang diindikasikan dengan sketsa A dan B. Visi dari model ini hanya menunjukkan dan mendemonstrasikan hubungan integral antara dua entitas. Keterpisahan keduanya satu dengan yang lain, secara serius dicoba untuk didekatkan.

  41. Inst Cur Cur Inst 3. Concentric Model Model ini menunjukkan bahwa hubungan kurikulum dan pembelajaran memperlihatkan telah mengubah kebebasannya dan pemisahannya, dan terjadi hubungan yang saling mengkait saling tergantung. Ini merupakan kunci dari model concentric. Lihat gambar:

  42. Cur Inst 4. Cyclical Model Rangkaian konsep dari kurikulm dan pembelajaran hubungannya disederhanakan dalam suatu sistem model yang penekanannya serta esensialnya pada elemen feedback. Artinya kurikulum dan pembelajaran yang semua terpisah sebagai entitas dicoba dihubungkan dalam rangkaian yang saling mengkait.

  43. Dari pemahaman di atas, maka para ahli percaya secara umum bahwa hubungan kurikulum dengan pembelajaran secara teoretikal dipercaya sebagai: • Kurikulum dan pembelajaran berhubungan tetapi berbeda • Kurikulum dan pembelajaran mengkait dan saling berhubungan • Kurikulum dan pembelajaran mungkin dipelajari dan dianalisis secara terpisah tetapi fungsinya tidak akan saling mengkait.

  44. c. Kurikulum sebagai sebuah disiplin Meskipun kurikulum sulit dimengerti, kurikulum dipandang sebagai sebuah disiplin. Subjek studi, peristiwa pada tingkatan pendidikan, dan guru di lapangan, merupakan suatu disiplin. Kurikulum dan keduanya di lapangan, seperti orang yang bekerja dan apa yang dibicarakan, merupakan disiplin yang mengantar pemahaman.

  45. Banyak ahli pendidikan mendiskusikan bahwa kurikulum sebagai disiplin karena mengandung tiga hal: • Prinsiples: Sebagai disiplin, kurikulum diorganisasikan sebagai rangkaian teoritical yang dibentuk atau prinsip-prinsip yang diperintahkan. 2.Knowledge and skill: Kurikulum secara langsung merupakan a body of knowledge and skill, yang terpusat pada disiplinnya. 3. Teoretic dan Praktik: Sebagai disiplin, kurikulum mempunyai teori dan praktik yang mengantar menghasilkan pekerjaan yang jelas.

  46. 5. Menuju Desain Instruksional • Untuk menyusun desain instruksional yang baik, maka langkah awal yang harus dilakukan selain memahami visi, misi, dan tujuan pendidikan, kita tidak bisa melupakan kurikulum. b. Kurikulum memang seringkali menjadi polemik, dan dalam suatu periode, kurikulum seringkali ditinjau kembali. Di Indonesia telah terjadi beberapa kali peninjauan kurikulum, dari kurikulum 1968, 1975, 1986, 1994, dsb. c. Akibat kebijakan perubahan kurikulum, maka lahir pola kebijakan prodi atau jurusan

  47. d. Dengan kebijakan perubahan kurikulum, maka perubahan berikutnya adalah perubahan silabi, yang berarti juga akan mengubah desain pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru. Perubahan kurikulum biasanya bertalian dengan perubahan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. e. Persoalan kurikulum menyangkut apa yang seharusnya dilakukan termasuk pemilihan tujuan instruksional yang bersifat subjektif. Di sini keputusan guru harus dipertanggungjawabkan, sebab sebagai ujung tombak, guru adalah menjabar dan pelaksana kurikulum yang dalam penyampaiannya berbentuk desain pembelajaran. f. Untuk mampu mendesain yang baik, guru dituntut untuk memahami dua hal, yaitu:

  48. Theory Gb. 1 Instructional Technology Relationship Among Selected Instructional Technology Theory Bases and the Domains of the Field DEVELOPMENT Communication Visual Thinking Visual Communication Aesthetics UTILIZATION Knowledge Utilization Change Organization Development DESIGN General Systems Learning Motivation Perception Instruction Curriculum MANAGEMENT General Management Communication Motivation Economic Information EVALUATION Behavioral Leraning Cognitive Learning Measurement General

  49. Theory Practice Gb. 2 The Domains of Instructional Technology UTILIZATION Media Utilization Diffusion of Innovations Implementations and Institutionalization Policies and Regulations DEVELOPMENT Print Technology Audiovisual Technologies Computer – based Technology Integrated Technology DESIGN Instructional Systems Design Message Design Instructional Strategies Learner Characteristics MANAGEMENT Project Management Resources Management Delivery System Management Information Management EVALUATION Problem Analysis Criterion – Referenced Measurement Formative Evaluation Summative Evaluation

  50. Research Gb. 3 Instructional Technology Relationship Among Selected Instructional Technology Research and the Domains of the Field DEVELOPMENT Media Text Design Visual Learning UTILIZATION Adoption of Innovation Contextual Impact Marketing DESIGN Individual Differences Learner Characteristic Instructional Strategies and Tactics Aptitude Treatment Interaction Message Design MANAGEMENT Forecasting trend Cost Effectiveness Productivity EVALUATION Cost/Benefit Analysis Need Assessment Product Evaluation

More Related