1 / 12

KETENTUAN KHUSUS

KETENTUAN KHUSUS. Pada umumnya simple curve (circle) ini dipakai apabila kecil ( Δ = 0o – 4 o dengan R = 1200 m. Hal ini dilaksanakan supaya belokan tikungan tidak memerlukan super elevasi (kemiringan jalan normal pada tikungan tersebut).

george
Télécharger la présentation

KETENTUAN KHUSUS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KETENTUAN KHUSUS • Pada umumnya simple curve (circle) ini dipakai apabila kecil (Δ = 0o – 4 o dengan R = 1200 m. Hal ini dilaksanakan supaya belokan tikungan tidak memerlukan super elevasi (kemiringan jalan normal pada tikungan tersebut).

  2. Hal ini perlu supaya keselamatan dan kenikmatan pemakai jalan terjamin apabila dalam kecepatan yang tinggi, karena pada umumnya hal ini pada daerah dataran. • Hal khusus terpaksa dipakai didaerah pegunungan (bukti-bukti), dimana R yang kecil dipakai/tersedia.

  3. Spiral Curve

  4. Spiral – curve (circle) – spiral RUMUS : RUMUS : Δ = diketahui p,k dapat di R = diketahui lihat pada ta Ls = diketahui bel Barnet Ts = (R + p) tan + k Es = - R Lc = Lt= 2 Ls + Lc

  5. Spiral – spiral Δ = diketahui :  Θ = ½ Δ R = diketahui Ls= x R 2 π + k Ts= (R + p) tan Es= Lt= 2 Ls Lc = 0

  6. Catatan : • Pada spiral curve kita mendapatkan tikungan peralihan (transition spirals) ini penting bagi keselamatan dan kenikmatan pemakai jalan. • Sebelum kita memasuki tikungan ada ruangan / jarak untuk masa peralihan dari kecepatan tinggi kecepatan yang ditentukan oleh keadaan melewati tikungan tersebut, atau dari jalan lurus ke tikungan jadi kita tidak langsung dari jalan lurus langsung ketikungan secara mendadak.

  7. Tetapi pada spiral-spiral, dimana Lc O atau S.C. = C.S. adalah merupakan tikungan yang kurang baik, sebab tidak ada jarak yang tertentu dalam masa tikungan yang sama miringnya.

  8. TRANSITION SPIRAL

  9. Beberapa Istilahnya : • T.S. = Titik perubahan dari jalan yang lurus ke lengkung peralihan (spiral curve) • S.C. = Titik perubahan dari jalan lengkung peralihan (spiral) kelingkaran (simple curve) • S.T. = Titik percobaan dari spiral curve ke jalan yang lurus. • Rc = Jari-jari lengkung lingkaran (simple curve) • Es = Jarak P.I. ke lengkung lingkaran (External distance) • Ls = Panjang lengkung peralihan dari TS ke S.C. dan C.S. ke S.T. • I = Jarak lurus dari T.S. ke sesuatu titik P dalam spiral

  10. Θs = Sudut antara garis singgung dititik S.C. dan garis singgung di titik T.S. • Θ = Sudut antara garis singgung dititik sembarang P, dalam spiral dan garis singgung dititik T.S. • Φ = Sudut antara garis lurus dari T.S. ke sesuatu titik P dalam spiral dengan garis singgung dititik T.S. • K = Perbandingan dari perubahan derajat dari Spiral – K = Δ = Total sudut tikungan • Δc = Sudut tikungan untuk bagian Simple Curve saja. • Xs, Ys = Koordinat dari titik S.C. dengan menganggap garis singgung di T.S. sebagai SG X dan garis tegak lurus sebagai SG : Y. • X, Y = Koordinat dari sesuatu titik di spiral curve

  11. I. KIRI NAIK II. KANAN NAIK (kebalikan Dari kalau kiri naik) • Pave slope = 2% • Shoulder kiri dan kanan = 6 % SUPERELEVATION hasilnya (-) arah keluar • Pav. Slope 2% • Shoulder kiri = pav. Slope – 7% • Pav. Slope 6% • Shoulder kiri = pav. Slope – 7% • Shoulder kanan = pav. Slope hasilnya (+) arah kedalam Catatan : Superelevation normal Pavement = 2% sd 3% Shoulder = 4% sd 6% Superelevasi maksimum 10%

  12. RUMUS : B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z B = Total wide of pavement on curve (meter) Jumlah lebar perkerasan pada tikungan (dalam meter) n = Total traffic lane Jumlah jalur lalu lintas c = Side deliverance space (meter) – 0.80 meter b’ = Wide of truck course on curve (meter) Lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan. Td = Sectional width due to front over hang (meter) Lebar melintang akibat tonjokan depan Z = Additional width due to differences driving (meter) Lebar tambahan akibat kelainan dalam pengemudi. Z = PELEBARAN TIKUNGAN Pelebaran jalan ini mengikuti perubahan dari Superelevati (kemiringan) jalan, apabila di titik superelevati max, maka pada titik tersebut pelebaran (widening) max.

More Related