1 / 1

Sikap orang tua yang terlalu permisif terhadap remaja akan membuat

22. Sikap orang tua yang terlalu permisif terhadap remaja akan membuat. remaja cenderung tidak takut untuk melakukan perbuatan salah. Menurut. Steinberg (Setyowati, 1999), kurangnya pengawasan orang tua dan sikap permisif.

gil-navarro
Télécharger la présentation

Sikap orang tua yang terlalu permisif terhadap remaja akan membuat

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 22 Sikap orang tua yang terlalu permisif terhadap remaja akan membuat remaja cenderung tidak takut untuk melakukan perbuatan salah. Menurut Steinberg (Setyowati, 1999), kurangnya pengawasan orang tua dan sikap permisif yang berlebihan, meningkatkan probabilitas terjadinya perilaku delinkuen pada remaja. Johnson (Elfida, 1995) juga menemukan akibat yang tidak baik bagi remaja pada keluarga yang menerapkan disiplin yang permisif. Pada jenis disiplin ini, remaja cenderung dimaalkan atas kelakuan buruknya sehingga remaja tidak lagi merasa bersalah bila melakukan perbuatan buruk. Stott (Mariana, 1999) melakukan penelitiaan dengan melakukan suatu studi intensif terhadap 102 orang remaja delinkuen dan menyimpulkan bahwa maladjustment yang dihasilkan dari hubungan keluarga yang terganggu adalah akar dari semua delinkuensi. Ia kemudian mengidentifikasikan lima keadaan pikiran delinkuen, yaitu: 1. Avoidance-excitement. Remaja memandang 'kegembiraan' yang dihasilkan dari tindakan-tindakan delinkuensi sebagai arti 'penghalauan' ingatan terhadap situasi-situasi keluarga yang tidak mengenakkan. 2. Getting removed from home. Keadaan rumah begitu tidak mengenakkannya, sehingga membuat remaja memutuskan ntuk mengulang tindakan-tindakan pelanggarannya sebagai suatu usaha agar dimasukkan ke institusi anak nakal. 3. Hostility. Remaja merasa ditolak oleh keluarga, sehingga mereka menjadi delinkuen sebagai arti 'pembuangan diri'. 4. Delinkuen loyalty testing. Remaja menguji ancaman-ancaman orangtua mereka dengan cara 'melupakannya', yakni dengan bertingkah laku delinkuen.

More Related