1 / 52

REKAYASA LALU LINTAS

REKAYASA LALU LINTAS. ELEMEN ARUS LALU LINTAS. ELEMEN ARUS LALU LINTAS JALAN. Pemakai Jalan (pengemudi dan pejalan kaki) Kendaraan Jalan. A. Pemakai Jalan. Penglihatan Waktu Persepsi dan Reaksi Karakteristik Lainnya . 1. Penglihatan - Luas Pandangan . 2. Waktu Persepsi dan Reaksi.

gittel
Télécharger la présentation

REKAYASA LALU LINTAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. REKAYASA LALU LINTAS ELEMEN ARUS LALU LINTAS

  2. ELEMEN ARUS LALU LINTAS JALAN • PemakaiJalan (pengemudi dan pejalan kaki) • Kendaraan • Jalan

  3. A. PemakaiJalan • Penglihatan • Waktu Persepsi dan Reaksi • Karakteristik Lainnya

  4. 1. Penglihatan - Luas Pandangan

  5. 2. Waktu Persepsi dan Reaksi P I E V Time • Perception: pengamatan terhadap suatu isyarat dan memerlukan respon • Intellection or Identification: Identifikasi terhadap isyarat • Emotion or Decision : Penentuan respon yang sesuai terhadap isyarat • Volition or Reaction: Respon fisik sebagai hasil dari keputusan. dimana: dp = jarak persepsi-reaksi (PIEV)(m) t = waktu (detik) v = kecepatan (kpj)

  6. Waktu Reaksi Mengerem dari 321 Pengemudi

  7. 3. Karakteristik Lain • Kemampuan membedakan warna. • Pendengaran. • Perasaan. • Tinggi mata pengemudi. • Tinggi pejalan kaki. • Kecepatan jalan. • Penggeseran lateral kendaraan. • Umur.

  8. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Pengemudi • Motivasi • Pengaruh Lingkungan • Pendidikan

  9. B. Kendaraan • KendaraanRencana • KinerjaPercepatanKendaraan • KemampuanMengeremKendaraan • PersamaanJarakMengeremdanReaksi

  10. 1. Kendaraan Rencana Lintasan Tikungan Minimum Kendaraan Rencana WB-35

  11. MOBIL PENUMPANG

  12. 2. Kinerja Percepatan Kendaraan

  13. Perlu diperhatikan bahwa jarak tempuh selama percepatan dari kondisi berhenti adalah dimana: = jarak perjalanan selama percepatan (m) = percepatan (kpj/detik) t= waktu percepatan (detik)

  14. Contoh Mobil besarbergerak dari kondisidiam (0kpj)sampaikecepatan24 kpj dalam waktu 1,5 detik pada tingkat percepatan16,1 kpj/detik. Untukkondisi yang sama, Truk gandengan memerlukan waktu 7,5 detik pada tingkat percepatan3,2 kpj/detik. Jarak percepatan masing-masingkendaraanadalah Mobil besar : da = 0,139 (16,1) (1,5)2 = 5,03 m Truk : da = 0,139 (3,2) (7,5)2 = 25,02 m Perhitungan di atas mengasumsikan bahwa tingkat percepatan adalah maksimum. Dalam keadaan normal, pengemudi umumnya tidak menggunakan percepatan maksimum dari kemampuan kendaraannya, dan menyebabkan kedua jarak tersebut terlalu kecil.

  15. 3. KEMAMPUAN MENGEREM Dimana db adalah jarak yang diperlukan untuk memperlambat kendaraan dari suatu kecepatan ke kecepatan lain V = kecepatan awal kendaraan (kpj) U = kecepatan akhir kendaraan (kpj) a = tingkat percepatan/perlambatan G = kemiringan, dinyatakan dalam desimal

  16. Contoh Jika suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan 60 kpj dan koefisien gesekan 0,40 pada jalan datar, maka: Jarak mengerem yang dibutuhkan untuk melambat sampai 30 kpj adalah: Jarak mengerem yang dibutuhkan untuk berhenti adalah:

  17. 4. APLIKASI RUMUS JARAK REAKSI DAN MENGEREM Dimana: • t = waktu reaksi mengerem, 2,5 detik; • V = kecepatan rencana, kpj; • a = tingkat perlambatan, m/det2

  18. Elemen dan Total Jarak Pandangan Menyiap – Jalan Dua Lajur

  19. Jarak tempuh d1 selama perioda pergerakan awal dihitung dari rumus berikut: dimana: t1 = waktu pergerakan awal (detik) a = percepatan (km/j/detik) v = kecepatan kendaraan yang menyiap (kpj) m = perbedaan kecepatan kendaraan yang disusul dan yang menyusul (kpj) Jarak selama berada di jalur lawan (d2) dapat dihitung dengan rumus: dimana: t2 = waktu menyiap selama berada di jalur lawan (detik) v = kecepatan kendaraan yang menyiap (kpj)

  20. d3 = Jarak bebas, adalah jarak bebas antara kendaraan berlawanan dan kendaraan yang menyiap pada akhir gerakan menyiap, nilainya adalah antara 30 sampai 90 m. d4 = Jarak yang ditempuh kendaraan lawan pada waktu melakukan gerakan menyiap untuk memperkecil kemungkinan berhadapan dengan kendaraan lawan selama kendaraan menyiap berada di jalur lawan. Dengan asumsi kecepatan kendaraan lawan sama dengan kendaraan menyiap maka dapat dianggap:

  21. C. Jalan • Klasifikasi jalan menurut fungsi • Ciri geometrik jalan

  22. 1. Klasifikasijalanmenurutfungsi

  23. Jaringan Jalan Perkotaan

  24. Legenda Kota-kota kecil Desa Arteri Kolektor Lokal Skema Klasifikasi Menurut Fungsi Jaringan Jalan Antar Kota

  25. Legenda Jalan Arteri Jalan Kolektor Daerah Komersial Daerah Umum Jalan Lokal Skema Proporsi Jaringan Jalan Perkotaan

  26. PP No. 43 th 1993 ttg Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (1) Jalan kelas I Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm, dan muatan sumbu terberat yang diijinkan lebih besar dari 10 ton. (2) Jalan kelas II Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000mm dan muatan sumbu terberat diijinkan 10 ton. (3) Jalan kelas IIIA Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8ton. (4) Jalan kelas IIIB Jalan kolektor yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8ton. (5) Jalan kelas IIIC Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8ton.

  27. 2. Ciri GeometrikJalan • AlinyemenHorisontal • AlinyemenVertikal c. PotonganMelintang d. Kanalisasi

  28. Alinyemen Horisontal

  29. Tikungan Lingkaran Penuh (Full Circle)

  30. Tikungan spiral-lingkaran (spiral-circle-spiral)

  31. Tikungan spiral (spiral-spiral)

  32. Fungsi Lengkung Peralihan • Memberikan jejak yang mudah diikuti, sehingga gaya sentrifugal bertambah dan berkurang secara teratur sewaktu kendaraan memasuki dan meninggalkan busur lingkaran. • Memberikan kemungkinan untuk mengatur pencapaian kemiringan. Peralihan dari kemiringan normal (normal crossfall) ke superelevasi penuh pada busur lingkaran dapat dilakukan sepanjang lengkung peralihan. • Tampian suatu jalan akan bertambah baik dengan menggunakan lengkung peralihan.

  33. Ilustrasi Lengkung Peralihan Spiral Tanpa Spiral Dengan Spiral

  34. FYI – NOT TESTABLE No Spiral

  35. b. LENGKUNG VERTIKAL • Cembung • Cekung

  36. Assistant with Target Rod (2ft object height) Observer with Sighting Rod (3.5 ft)

  37. Lengkung Vertikal Cembung SSD PVI Line of Sight PVC PVT G2 G1 h2 h1 L For S < L For S > L

  38. Lengkung Vertikal Cekung Light Beam Distance (SSD) G1 headlight beam (diverging from LOS by β degrees) G2 PVT PVC h1 PVI h2=0 L For S < L For S > L

  39. c. POTONGAN MELINTANG

  40. LAPIS PERKERASAN

  41. d. KANALISASI

  42. Segregated Left-turn Lane

  43. Kanalisasi untuk memisahkan kendaraan roda 4 dan 2 (Surabaya)

  44. Kanalisasi Sementara (Bau-Bau, Sulawesi Tenggara)

More Related