1 / 33

W O R K S H O P A R A H P E N Y E L E N G G A R A A N J A L A N K E D E P A N

RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA JANGKA PANJANG DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA. W O R K S H O P A R A H P E N Y E L E N G G A R A A N J A L A N K E D E P A N. 2 4 J A N U A R I 2 0 1 2. Outline. Pendahuluan I Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2010-2014

guy-mayer
Télécharger la présentation

W O R K S H O P A R A H P E N Y E L E N G G A R A A N J A L A N K E D E P A N

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA JANGKA PANJANG DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA W O R K S H O P A R A H P E N Y E L E N G G A R A A N J A L A N K E D E P A N 2 4 J A N U A R I 201 2

  2. Outline Pendahuluan I Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2010-2014 • Peran infrastruktur Jalan dan Transportasi • Potensi & Permasalahan Sektor Jalan • Tujuan Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014 • Tugas & Fungsi Ditjen. Bina Marga • Visi & Misi Ditjen. Bina Marga 2010-2014 • Tujuan Ditjen. Bina Marga • Strategi Pembangunan • Target Kinerja 2012-2014 Ditjen. Bina Marga • Rencana Pengembangan Jaringan Jalan II Isu-Isu Strategis Bidang Jalan • Isu Strategis Penyediaan Jaringan Jalan di Indonesia • Dukungan Kementerian PU terhadap MP3EI • Konektivitas Nasional • Jaringan Jalan di Kawasan Perkotaan • Program Strategis 2012 III Rencana Jangka Panjang Ditjen. Bina Marga • Misi Pembangunan Nasional • Pendekatan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum • Arah Penyelenggaraan Jalan Kedepan • Kebijakan Penyelenggaraan Jalan Kedepan Lampiran 2

  3. Pendahuluan • Ditjen. Bina Marga sebagai Satminkal Kementerian Pekerjaan Umum berupaya mendukung ketercapaian Visi – Misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2010-2014 melalui dokumen Rencana Strategis (Renstra) Ditjen. Bina Marga 2010-2014. • Dokumen Renstra Ditjen. Bina Marga diharapkan dapat menjadi panduan kerja dan instrumen pengukur kinerja melalui target penanganan jalan (km) dan alokasi pendanaan (Rp.) • Ditjen. Bina Marga belum memiliki dokumen Rencana Jangka Panjang yang seharusnya diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. • Saat ini Ditjen. Bina Marga sedang berupaya untuk menyusun dokumen Rencana Jangka Panjang bidang Infrastruktur Jalan yang diharapkan dapat selesai tahun ini. 3

  4. RENSTRA DITJEN. BM 2010-2014 I

  5. Peran Infrastruktur Jalan dan Transportasi • Setiap 1% pertumbuhanekonomiakanmengakibatkanpertumbuhanlalulintassebesar 1,5%. • Transportasimerupakanurat-nadikehidupanpolitik, ekonomi, sosial-budayadanpertahanankeamanannasional • Pembangunan infrastrukturjalansebagaibagiandarisistemtransportasimemperlancararusdistribusibarangdanjasa, sertaberperandalampeningkatankualitashidupdankesejahteraanmanusia • Pembangunan infrastrukturjalansejalandengantigastrategipembangunanekonomi: pro growth, pro jobs dan pro poor. • Pembangunan infrastrukturjalanharusmemperhatikansecarabersamaan 3 aspekutama yang sangatpentingyaitu : aspekekonomi, sosialdanlingkungan (pro green). 5

  6. PotensidanPermasalahan Sektor Jalan Perkembangan Global • Masuknya tenaga ahli asing ataupun pekerja asing • Market driving • Competitiveness merupakan persyaratan mutlak dari tingkat survival bagi negara-negara • Adanya joint cooperation antar region: IMT-GT, BIMP-EAGA • Fokuspengembangankonektivitas • Kinerjalogistik 6 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  7. PotensiSektor Jalan (Lanjutan) • PersepsiBadanInternasional GCI (Global Competitiveness Index) : Pada tahun 2010-2011, indeks daya saing infrastruktur Indonesia berada di peringkat 90 dari 139 negara, sementara untuk jalan berada di peringkat 84 (mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009-2010 dimana infrastuktur berada di peringkat 96 dari 133 negara dan jalan di peringkat 94). Sebagai perbandingan, Indonesia berada di bawah negara-negara ASEAN akan tetapi masih lebih baik dari Filipina (114). • PenyelenggaraanJalan Adanya peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bidang jalan seperti: UU 38/2004 tentang Jalan, PP 15/2005 tentang Jalan Tol, PP 34/2006 tentang Jalan, UU 22/2009 tentang LLAJ, memerlukan perangkat operasional lainnya baik berupa Norma, Standar, Pedoman ataupun Manual (NSPM) • DesentralisasidanOtonomi Daerah • PeningkatanPeranSwasta (MitraKerja & Investor) danMasyarakat • SistemPembiayaandanPolaInvestasiBidangJalan • SumberDayaManusiadanOrganisasi yang TelahTersedia • Peralatan, BahandanTeknologi yang SudahDimiliki • AsetJaringanJalan 7 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  8. Permasalahan Sektor Jalan *) Industri Kreatif : Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. • Keadaanalamdanlingkungan yang unik • Tingkat pembangunandankepadatanpenduduk yang tidakmerata • SistemJaringantransportasi yang belumterpadu • PertumbuhanKebutuhanLayananTransportasi • Kebutuhanaksesibilitasdiwilayahterisolir, terpencil, tertinggal, perbatasandanpulauterluar. • Kebutuhanaksesibilitasdikawasanproduksi, industridan outlet • Kebutuhanmobilitasdiwilayahberkembangdanlintasutama • Kebutuhanaksesibilitasdomestic connectivitydanmendukungpusatkegiatanekonomikreatif • KondisiJalan Daerah yang belummemadai 8 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  9. Permasalahan Sektor JalanLainnya • KeselamatanJalandanWawasanLingkungan yang BelumMemadai • KeterbatasanPendanaan • Kualitas SDM yang KurangMemadaidanOrganisasi yang KurangEfektifdan Optimal • HambatandalamProsesPengadaan Tanah • Ketersediaantanahdanalokasipengadaantanahterbatas • Pelaksanaandilapangan yang kompleks, kinerja P2T kurang optimal, dankonsinyasi yang berjalanlambat (termasukprosesperijinandanpemanfaatantanahmilikinstansiPemerintah) • PermasalahanEksternalLainnya:overloading; penggunaan Rumija tidak semestinya seperti untuk pasar tumpah maupun lahan parkir kendaraan; atau perubahan iklim. 9 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  10. TujuanRenstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014 • Menjadiacuandalampengalokasiansumberdana yang terbataspadaberbagaikegiatan yang sifatnyastrategisuntukpencapaianVisidanMisiDirektoratJenderalBinaMarga yang telahditetapkan. • Menjadiacuanseluruh unit kerjadiDirektoratJenderalBinaMargadalammelaksanakankegiatan-kegiatansesuaidengantugaspokokdanfungsisertaVisidanMisi yang telahditetapkan. • Menjadiacuandalammenilaipencapaiankinerja unit-unit kerjaDirektoratJenderalBinaMarga, yang kemudianakanberakumulasimenjadipencapaiankinerjaDirektoratJenderalBinaMargasecarakeseluruhan. • MenjadiacuanbagiDirektoratJenderalBinaMargadalammempertanggungjawabkanakuntabilitaskinerjanya. 10 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  11. TugasdanFungsiDitjen. BinaMarga • DirektoratJenderalBinaMargamempunyaitugas : Merumuskan sertamelaksanakankebijakandanstandardisasiteknisdibidangBinaMarga. • Dalammelaksanakantugassebagaimanadimaksud, DirektoratJenderalBinaMargamenyelenggarakanfungsi: • perumusankebijakandibidangBinaMarga yang meliputipenyelenggaraanjalannasional, provinsi, kabupaten, kota, dandesa; • pelaksanaankebijakandibidangBinaMargameliputipengaturan, pembinaan, pembangunandanpengawasanjalannasional, provinsi, kabupaten, kota, dandesa; • penyusunannorma, standar, prosedur, dankriteriadibidangBinaMargadalampenyelenggaraanjalan; • pemberianbimbinganteknisdanevaluasidibidangBinaMargameliputipengaturan, pembinaan, pembangunandanpengawasanjalannasional, provinsi, kabupaten, kota, dandesa; dan • pelaksanaanadministrasiDirektoratJenderalBinaMarga 11 Sumber: Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi & Tata Kerja Kementerian PU

  12. Visi & MisiDitjen.BinaMarga 2010-2014 Visi: Terwujudnyasistemjaringanjalan yang andal, terpadudanberkelanjutandiseluruhwilayahnasionaluntukmendukungpertumbuhanekonomidankesejahteraansosial Misi: • MewujudkanjaringanJalanNasional yang berkelanjutandenganmobilitas, aksesibilitasdankeselamatanyang memadai, untukmelayanipusat-pusatkegiatannasional, wilayahdankawasanstrategisnasional • MewujudkanjaringanJalanNasionalbebashambatanantar-perkotaandandikawasanperkotaanyang memilikiintensitaspergerakanlogistiktinggiyang menghubungkandanmelayanipusat-pusatkegiatanekonomiutamanasional • Memfasilitasi agar kapasitasPemerintah Daerah meningkatdalammenyelenggarakanjalandaerah yang berkelanjutandenganmobilitas, aksesibilitasdankeselamatan yang memadai 12 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  13. Tujuan Ditjen.BinaMarga Sasaran yang diharapkandicapaiselamaperiode 2010-2014 adalah: • Meningkatnyakondisimantapjaringanjalannasionalmenjadi 94% • Meningkatkankapasitasjalannasionalsepanjang 19.370 km. • Meningkatnyafasilitasipenyelenggaraanjalandaerahuntukmenuju 60% kondisimantap. Meningkatkankeandalansistemjaringaninfrastrukturpekerjaanumumdanpengelolaansumberdaya air untukmeningkatkandayasaingmelaluipertumbuhanekonominasional, ketahananpangan, ketahanan air danketahananenergi 13 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  14. Strategi Pembangunan • PreservasisecaraProaktif • Strategi Pembangunan danPeningkatanKapasitassecaraSelektif • PrioritasLintasUtama : • Lintim Sumatera • PanturaJawa • Linsel Kalimantan • Linbar Sulawesi • Lintaslainnya • Perluasan jaringan jalan, baik pelebaran jalan sub-standar dan pembangunan jalan raya dan jalan bebas hambatan yang dilakukan secara selektif • PrioritasPenangananBerorientasipadaRuas / Wilayah (sebelumnyaBerorientasijenisPenanganan) • PenggunaanTeknologiTepatGuna • ImplementasiTeknologiDaurUlang • PemberdayaanPeran Serta Masyarakat 14 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

  15. Target Renstra Ditjen.BinaMarga 2010-2014dan Capaian 2010-2011 15 Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014 , LAKIP 2010 dan Konsep LAKIP 2011

  16. RencanaPengembanganJaringanJalan (SesuaiKeputusanMenteriPU No. 92/KPTS/M/2011 tentangPerubahanPertamaAtasKeputusanMenteriPU No. 567/KPTS/M/2010 tentangRencanaUmumJaringanJalanNasional) Dalam Km Keterangan: JalanLintasTermasuk: JalanNasional, JalanProvinsi, JalanStrategisNasional 16

  17. II ISU-ISU STRATEGIS BIDANG JALAN

  18. Isu Strategis Penyediaan Jaringan Jalan di Indonesia 18

  19. DukunganKementerian PUterhadap MP3EI (MasterplanPercepatandanPerluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) Sumber : Menko Perekonomian 19

  20. KonektivitasNasional PELABUHAN JALAN KERETA API BANDARA MULTIMODA Sumber: Bappenas, 2010, “Strengthening National Connectivity” 20

  21. Jaringan Jalan di Kawasan Perkotaan Sistem jaringan jalan di kawasan perkotaan belum mampu mengikuti dinamika kawasan perkotaan, sehinggga mempengaruhi mobilitas penduduk. • Peningkatan jumlah penduduk di kawasan perkotaan. • Perluasan kawasan perkotaan tanpa mengenal batas administrasi. • Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan penambahan panjang jalan. Kasus DKI Jakarta: Pertumbuhan panjang jalan hanya± 0,01% per tahun sedangkan pertumbuhan jumlah kendaraan rata-rata 5 tahun terakhir: 9% per tahun • Klasifikasi sistem jaringan jalan di perkotaan berdasarkan sistem primer dan sekunder yang belum memenuhi aturan perundang-undangan yang berlaku. • Sistem jaringan jalan yang belum terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. 21

  22. Jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Jabodetabek:Prediksi Volume Capacity Ratio Sumber: Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration, 2010 22

  23. Program Strategis 2012 • Program Strategisyang dicanangkanadalah : • 1. Penyelesaian Jalan Tol di P. Jawa : • Penyelesaian Jalan Tol Trans Jawa seksi Solo – Kerosono bagian Pemerintah (60 Km) yaitu seksi Solo – Karanganyar dan Saradan – Kertosono dan Salatiga – Boyolali • Penyelesaian Jalan Tol Jabodetabek • Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (seksi Cileunyi – Sumedang) • 2. High Grade Highway Sumatera yang meliputi: • Pembangunan lanjutanJalanTol Medan – Kualanamu; • Persiapan pembangunan Jalan Tol Medan – Binjai sepanjang 16 Km; • Persiapan pembangunan Jalan Tol Palembang – Indralaya 22 km; • Persiapan pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai sepanjang 135 Km; • Persiapan pembangunan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 150 Km. • 3. Pembangunan Jalan Perbatasan • 4. Percepatan Pembangunan jalan di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur 23

  24. III RENCANA JANGKA PANJANG DITJEN. BM

  25. Misi Pembangunan Nasional 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional Sumber: RPJPN 2005-2025 25

  26. Pendekatan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum Pembangunan infrastrukturpekerjaanumumdilaksanakanmelaluipendekatanpembangunan regional yang sesuaidenganprinsip • “Infrastrukturbagiseluruhlapisanmasyarakat” dan “pembangunanberkelanjutan”. Wilayah sedangberkembang (PemeliharaandanpeningkatanjalannasionaldanmelibatkanswastadengandukunganPemerintah) WIlayahPengembanganBaru (Pemeliharaandanpembangunanjalanbarubagipengembanganwilayah) Wilayah telahberkembang (pengembanganjaringanjalanstandartinggitermasukdenganmelibatkansektorswasta) • Sedangkanpendekatanpembangunandalamrangkapenentuanprioritas, dilakukandenganpendekatanlintas. Jaringanjalanlintaspadadasarnyasudahtermuatdalam PP No. 26 tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). • KhususuntukPulau Papua, pendekatanprioritaspembangunan yang dipergunakanadalahberdasarkanpendekatanclustersebagaimana yang tertuangdalam 11 RuasStrategis Papua. 26

  27. Arah Penyelenggaraan Jalan Kedepan • Rencana Pengembangan Jaringan Jalan mengacu pada Rencana Tata Ruang (RTRWN, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten, RTRW Kota) • Sistem jaringan jalan berperan dalam pembentuk struktur ruang, penghubung antar lokus ekonomi dan prasarana distribusi barang dan jasa. • Ditjen. Bina Marga telah menetapkan penanganan jalan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap jalan akses menuju pusat-pusat produksi dan simpul-simpul distribusi seperti pelabuhan laut dan bandara, lokus MP3EI, dukungan Sistranas & Sislognas, membuka keterisolasian kawasan di sekitar perbatasan dan ruas-ruas strategis. 27

  28. Kebijakan Penyelenggaraan Jalan Kedepan • Kedepan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga tidak terbatas hanya penyelenggaraan Jalan Nasional saja namun juga meliputi penyelenggaraan jalan secara umum terhadap Jalan Daerah yaitu pengaturan, pembinaan, dan pengawasan (turbinwas). • Diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengubah paradigma business as usual yang selamainihanya berorientasi kepada PenyelenggaraanJalan Nasional saja. • Terwujudnya jalan yang standar yang telah memenuhi persyaratan laik fungsi dan jalan yang berkeselamatan (safer road). • Penyelesaian High Grade Highway Sumatera yang ditargetkan beroperasi sebelum tahun 2020. • Pembangunan Jalan di Kawasan Perbatasan yang sedapat mungkin memenuhi Konsep Sabuk Komando di Kalimantan, NTT dan Papua. • Peningkatan pelayanan jaringan jalan di kawasan perkotaan melalui integrasi dengan moda transportasi lainnya. • Peningkatan Kapasitas SDM & Support System • Penerapan PBC (Performance-Based Contract) yang isi kontraknya meliputi: • Desain, pekerjaan konstruksi, pelayanan preservasi pada masa desain/konstruksi dan masa pemeliharaan (masa jaminan); • Masa jaminan pemeliharaan ditetapkan 5 tahun, dan; • Diterapkan indikator kinerja untuk pelayanan preservasi 28

  29. LAMPIRAN

  30. Ruas-ruasHighGradeHighwaySumatera 30

  31. Rute Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan Jalan ParalelPerbatasansepanjang Tamajuk – Sei Ular PanjangJalan ParalelPerbatasan Kalimantan 1.755 Km FS Jalan ParalelPerbatasandanMenujuPos Lintas Batas -2011, DED dan Dokumen Lingkungan belum ada Trase terpilih telah mempertimbangkan Aspek Pertahanan Keamanan, Kondisi Topografi, Lingkungan dan Sosial/Kesejahteraan Masyarakat KebutuhandanaalokasiuntukpenyelesaianpembangunanJalanParalelPerbatasansebesarRp. 7.7Trilyun. 3 2 1 Pos Lintas Batas (PLB) Heart of Borneo Alinyemen yang ekstrim 1 : Danau Sentarum National Parka 2 : Taman Nasional Betung Kerihun 3 : TN Kayan Mentarang Rencana Trase Jalan Sejajar Perbatasan Alternatif jangka panjang tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan, Kesejahteraan masyarakat dan resiko dinamika politik yang berdampak pada pertahanan keamanan. 31

  32. 9 RUAS JALAN TOL LINTAS JAWA PRIORITAS UTAMA 617 KM DKI Jakarta Serang 75,7 KM Cikampek 288 KM 177,12 KM 76,77 KM Banten Palimanan Bogor Pejagan Semarang Pemalang Kanci Ciranjang Demak (K) Sukabumi Bandung Batang Ngawi Surabaya Jawa Tengah Jawa Barat Mojokerto Solo Kertosono Pasuruan Gempol Pandaan Yogyakarta Probolinggo DIY Malang Jawa Timur Banyuwangi Jalan Tol Trans Jawa 1 3 4 2 9 6 5 Keterangan : : Operasi : Pengadaan tanah dan Konstruksi : Persiapan PPJT 8 7 32

  33. Jalan Tol Jabodetabek 8 2 9 1 14 3 4 5 7 16 6 10 15 11 13 12 9 10 1 11 2 12 17 3 13 4 14 5 6 15 7 16 8 17 33

More Related