1 / 44

INVESTASI DI PASAR MODAL: Perspektif Syari`ah

INVESTASI DI PASAR MODAL: Perspektif Syari`ah. Seminar Nasional “Mengenal Lebih Dekat Investasi Syariah dan Pasar Modal” UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 22 Oktober 2010. Ahmad Djalaluddin Fak. Ekonomi UIN Maliki, Malang. Arti Investasi.

gwidon
Télécharger la présentation

INVESTASI DI PASAR MODAL: Perspektif Syari`ah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INVESTASI DI PASAR MODAL: Perspektif Syari`ah Seminar Nasional “Mengenal Lebih Dekat Investasi Syariah dan Pasar Modal” UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 22 Oktober 2010 Ahmad Djalaluddin Fak. Ekonomi UIN Maliki, Malang

  2. Arti Investasi • Investasi (Arab: istitsmar): thalabu al tsamar, yaitu mengharapkan hasil (buah). Kata tsamara bila dihubungkan dengan maal (harta) berarti bertambah banyak (berbuah/berkembang). • Istatsmara al maal artinya menggunakan harta untuk kegiatan produksi. • Kemudian kata tsamar, atsmara, tsamrah, tsamarat disebutkan 24 kali dalam Al Quran, misalnya: • "وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآَتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ" [الأنعام: 141]، • Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menganugerahkan buah-buahan (tsamar), memerintahkan kita untuk memakannya, serta membayarkan zakatnya ketika panen. Demikian pula perintah untuk tidak israf dalam mengkonsumsi sisa buah itu (saving).

  3. Arti Istilah: • Kata tatsmir disebut oleh fuqaha ketika berbicara tentang safih (belum sempurna akalnya) dan rasyiid (yang sempurna akalnya). Al Rasyid artinya orang yang mampu mengembangkan dan memperbaiki hartanya. • Kata tastmir dalam khazanah klasik untuk sekarang sama dengan istitsmar (investasi). Dalam Mu`jam al Wasith, istitsmar berarti menggunakan harta dalam kegiatan produksi, baik langsung seperti membeli alat dan bahan baku atau tidak langsung seperti membeli saham dan surat-surat berharga, dan sebagainya.

  4. Investasi dalam Islam • Investasi di Pasar Modal

  5. Investasi dalam Islam

  6. Ayat-AYAT Investasi 1- يقول الله _تعالى_:"وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا" [النساء: 5]. • “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” • Imam Al Razi: kata ‘fiha’ padaayatdiatas (bukanminha), terkandungperintahuntukmengelolahartamerekadenganmenginvestasikannya agar menjadisumberrizkinya. Yaitusumberrizkidarihasildankeuntungannya,bukandarimodalnya.’

  7. 2- Kewajibanzakat, secaratidaklangsungmendorongmasyarakat yang memilikihartauntukinvestasi. Bilatidak, dikhawatirkanhartanyaakanhabisolehzakat. • :"ابتغوا في مال اليتيم –أو في أموال اليتامى - لا تذهبها- أو لا تستهلكها- الصدقة " • Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang mengasuh anak yatim yang berharta, hendaklah menginvestasikan harta itu (sebagai modal dagang), tidak membiarkannya, agar tak habis dimakan oleh zakat.” (HR. Nasai, dalam Sunan Nasa`I bab fi Zakati Maali al yatim, Hadits No. 636, HR. Turmudzi) • Haditsinisecaraaktifmemerintahkankepadaparapemilik modal untukmenginvestasikansegala asset yang dimilikipada pos-pos yang dibenarkanolehsyariat, gunamencukupikebutuhannya dan kebutuhanorang-orang yang menjaditanggungannya. Bila tidak demikian dikhawatirkan harta akan terus berkurang oleh kewajiban zakat, hingga kurang dari nishab (batas minimal kewajiban) zakat.

  8. فقد روى الشافعي بإسناده عن يوسف بن ماهك أن رسول الله _صلى الله عليه وسلم_ قال:"ابتغوا في مال اليتيم –أو في أموال اليتامى - لا تذهبها- أو لا تستهلكها- الصدقة " وقد قال البيهقي والنووي : "إسناده صحيح، ولكنه مرسل معضد بعموم النصوص الأخرى وبما صح عن الصحابة من إيجاب الزكاة في مال اليتيم" (السنن الكبرى للبيهقي 4/107 ط. الهند؛ والمجموع للنووي 5/329 ط. شركة كبار العلماء) • وقال النووي : "ورواه البيهقي عن عمر بن الخطاب _رضي الله عنه_ موقوفاً عليه بلفظ: "وابتغوا في أموال اليتامى لا تأكلها الصدقة" وقال: إسناده صحيح، ورواه أيضاً عن علي بن مطرف..." (المجموع للنووي (5/329)؛ والسنن الكبرى (4/107). • يقول فضيلة الشيخ القرضاوي: "إن الأحاديث والآثار قد نبهت الأوصياء على وجوب تثمير أموال اليتامى حتى لا تلتهمها الزكاة...." فواجب على القائمين بأمر اليتامى أن ينموا أموالهم كما يجب عليهم أن يخرجوا الزكاة عنها، نعم إن في هذين الحديثين (أي حديث عمرو بن شعيب المرفوع وحديث يوسف بن ماهك) ضعفاً من جهة السند، أو الاتصال ولكن يقويهما عدة أمور، وذكر منها: " أنه يوافق منهج الإسلام العام في اقتصاده القائم على إيجاب التثمير وتحريم الكنز" (فقه الزكاة (1/107).

  9. 3- قوله _تعالى_: "كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ" [الحشر: 7] “supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (Al Hasyr: 7) Peredaranharta yang dikehendakiadalahmelaluidistribusisedekahdaninvestasisehinggamemilikidampakluas. 4- "هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا" [هود: 61] • “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.” (Hud: 61) • Mufassirun: Allah memerintahkan kalian untuk memakmurkan apa yang kalian butuhkan bagi kehidupan, berupa tempat tinggal, pepohonan, dan sebagainya. (تفسير الماوردي المسمى: النكت والعيون 2/218 ط. أوقاف الكويت)

  10. 5- وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) • “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (Al Taubah: 34) • Kanz (iktinaz) x infaq (belanja) • Belanja konsumsi (infaq istihlaki) • Belanja produktif (infaq istitsmari) • Belanja donasi (infaq tabarru`i) • قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ (47) • “Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.” (Yusuf: 47) • C = Y – S S = I • P. Samuelson and W. Nordhaus: “Economic activity that forgoes consumtion today with an eye to increasing output in future.”

  11. يقول الشيخ محمود شلتوت: "إذا كان من قضايا العقل والدين أن ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب ، وكانت عزة الجماعة الإسلامية أول ما يوجبه الإسلام على أهله، وكانت متوقفة على العمد الثلاثة: الزراعة والصناعة والتجارة، كانت هذه العمد واجبة وكان تنسيقها على الوجه الذي يحقق خير الأمة واجباً..." (د. رفعت العوضي: منهج الادخار والاستثمار، ص 73 ط. الاتحاد الدولي للبنوك الإسلامية. )

  12. Dlawabith (Kaidah & Norma)Investasi Islami • Al Masyru`iyyah, legal menurut hukum syar`i. (Syahatah, 1997) • Investasi halalan thayyiban (modal, usaha, produk) “… dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk …,” (Al A`raf: 157) • Hindari investasi haram dan yang membahayakan bagi dlaruriyyat al khams (agama, jiwa, generasi, akal, dan harta). Rasulullah bersabda: “Dalam Islam dilarang membahayakan diri dan orang lain.” (HR Malik dalam Muwatha`, hadits No. 1439; Ibnu Majah dalam SunannyaNo. 2404) • Hindari investasi yang mengandung riba. • Memperhatikan kemashlahatan sosial menurut skala prioritas yang syar`i • Investasi bukan semata-mata untuk kepentingan pemilik modal dan untuk keuntungan materi. (Shawi, 1410-1990)

  13. Menjaga prinsip keadilan dalam profit dan keuntungan (Hidayat, 1999) • Boleh saja mendapatkan profit yang maksimal, tapi perlu memperhatikan fair profit dan just profit. • Keuntungan yang adil bagi semua pihak: penjual dan pembeli, investor dan pelaku usaha, produsen dan konsumen. (Ishlahy, 1966) • Dalam investasi kapitalis: “terpenuhinya keinginan dengan cara memperoleh keuntungan secara maksimal adalah strategi utama bagi perusahaan-perusahan kapitalis.” (Hidayat, 1999)

  14. Tambah harta = tambah infak • Tujuan utama investasi bukan semata menambah harta, tapi juga memperluas infak sosial. Investasi bukan semata bertujuan ekonomi melainkan juga sosial, sebagai penegasan fungsi sosial dari harta. (Hidayat, 1999) Inilah yang ditegaskan oleh AL Quran: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (Adz Dzariyat: 19) “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al Baqarah: 267) • Nilai suatu harta tidak semata ditentukan oleh jumlah melainkan juga oleh keluasan manfaatnya. Maka nilai suatu harta akan bertambah melalui infak fi sabilillah dan jalan-jalan kebaikan. (Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 hal. 288)

  15. Institusi Pasar Modal • Terlahir dari rahim kapitalisme: ada yang menolak pasar modal • Prinsip-prinsip Syara`: • Muslim diperintah untuk mengelola harta secara halal (Al Baqarah: 168, Al Nahl: 114) • Syariah dibangun di atas prinsip taisir (kemudahan) raf`u al haraj (menghapus kesulitan) dan mashlahah (Al Haj: 78; Al Baqarah: 178) serta mengakomodir al haajah (kebutuhan masyarakat). • الحاجة تنزل منزلة الضرورة • Ahmad Zarqa: Al Hajah adalah suatu kondisi yang menuntut adanya kemudahan demi terwujudnya suatu maksud. Al hajah berada di bawah dlarurat)

  16. Islam mengakui peran `Urf (adat) selama tidak bertentangan dengan nushus al syari`ah wa maqashidaha (teks-teks dan tujuan syariah) `Urf iqtishadi era Rasul (tasyri`): * Transaksi salam: dimodifikasi oleh Nabi • Dinar (Romawi) dan Dirham (Persi): diakomodir oleh Nabi • Baitul Maal (Persi): dimodifikasi oleh Umar • Kita sekarang bukan berada dalam sistem Islam yang sempurna. Justru hidup dalam dominasi sistem kapitalis atau sosialis (untuk negara-negara tertentu. Maka sulit dalam praktek muamalah berpegang pada `azimah bukan rukhshah, berpegang pada mujma` alaihi (konsensus) bukan mukhtalaf fih, berpegang pada yang halal secara murni tanpa ada syubhat. • Yang mendesak: cari solusi untuk menjaga harta dan aset kaum muslimin: يقول شيخ الإسلام العز بن عبد السلام: "لو عم الحرام الأرض بحيث لا يوجد فيها حلال جاز أن يستحل من ذلك ما تدعو إليه الحاجة، ولا يقف تحليل ذلك على الضرورات؛ لأنه لو وقف عليها لأدى ضعف العباد، واستيلاء أهل الكفر والعناد على بلاد الإسلام، ولا نقطع الناس عن الحرف والصنائع والأسباب التي تقوم بمصالح الأنام" (قواعد الأحكام (2/159))

  17. Meskipun ada ruang untuk menerima ‘Pasar Modal’ itu apa adanya, melalui dalih ‘haajah’ (‘Iz bin Abd Salam), tapi yang mendekati syariah adalah mengikuti manhaj Nabi dalam menyikapi produk peradaban orang lain: ADAPTASI & MODIFIKASI.

  18. Menyikapi praktek ekonomi kontemporer: ada peluang menerapkan konsep Adaptasi & Modifikasi

  19. Investasi di Pasar Modal: boleh (ibahah), dengan catatan:

  20. 1. SyariahFilter Mengikuti Fatwa dari Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Syariah Filter: mengeluarkan emiten dengan kegiatan utama: • Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. • Usaha lembaga lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

  21. 2. PERSYARATAN PERUSAHAAN PENERIMA PEMBIAYAAN (EMITEN) • HasilusahatidakmengandungunsurRibadantidakbersifatzholim • Produk/jasa yang dihasilkantidakHaram • Memberikaninformasiygtransparansertatepatwaktusehinggamenghindarikondisigharar • Resiko Usaha yang wajardanmemenuhiketentuanmisalnya: • rasioHutang/Kewajibanterhadap Modal • rasioPiutangterhadapPendapatan • Manajemen yang Islami, tidakspekulatif, menghormati HAM danmenjagalingkunganhidup

  22. PrinsipDasarInvestasiSyariah • Investasisyariahpadahakekatnyaadalahpembiayaanatassuatukegiatanusaha (tijara) baikberupaproduksi, distribusi, jual-belimaupunkonsumsidarisuatuproduk/jasa (mal/amal). • Pembiayaanharusdilakukanatas mal atauamaldanditentukanberdasarkanazazfaedah (manfaat), dimanaatasmanfaat yang timbulakandilakukanbagihasil. • Uangadalahalatpertukarannilai, dannilaitukaruangadalahrefleksidarikegiatanusahadan tat nilaidalamsuatunegarasehinggapembiayaan/investasipadasuatunegaraharusmengikutimatauangnegaraybs. • Aqadpembiayaanharuslengkapdantransparansertatidakbolehadakeraguan yang dapatmenipu (gharar) • Harusdapatmengelolaresiko yang timbuldantidakmengambilresiko yang berlebihan (maysir) • Tidakbolehmengharaphasiltanpamenanggungresiko (meliputiresikowaktu, hasil, dan modal awal)

  23. InvestasiKeuangan • InvestasiKeuangan:penempatandanapadasuatusuratberharga yang diterbitkanolehPemilik Usaha, baikmelaluisistempasaruangmaupunpasar modal • PasarModal:semuakegiatan yang bersangkutandenganperdagangansuratberharga (Efek) yang telahditawarkankepadaumum (publik) yang akan/telahditerbitkanolehsuatupihak (Emiten) sehubungandenganpenanaman modal ataupeminjamanuangdalamjangkamenengah/panjangtermasukinstrumenderivatifnya • PasarUang:semuakegiatan yang bersangkutandenganperdagangansuratberharga yang diterbitkansehubungandenganpenempatanataupeminjamanuangdenganjangkawaktu 1 (satu) tahunataukurang

  24. InvestasiKeuanganmelaluiPasar Modal • InvestasiKeuangandiPasarModal:penempatandanapadasuatusuratberharga (Efek) yang diterbitkanolehPemilik Usaha yang telahditawarkankepadaumum (publik)l • PenawaranUmum:semuakegiatan yang bersangkutandenganpenawaranEfek yang dilakukanolehPemilik Usaha (Emiten) kepadaumum/publik (minimal 100 Pihak) untukmenjualEfekkepadaumum/publik (minimal 50 Pihak) berdasarkantatacara yang diaturolehUndang-undangdanperaturanpelaksanaannya. • Bursa Efek:Pihakyang menyelenggarakandanmenyediakansistimdanatausaranauntukmempertemukanpenawaranjualdanbeliEfek (yang diterbitkanoleh) Pihak-pihak lain dengantujuanmemperdagangkanEfekdiantaramereka

  25. PRINSIP PASAR PERDANA • SemuaEfekharusberbasispadahartaatautransaksi yang riil • TidakbolehmenerbitkanEfekHutanguntukmembayarkembalihutang (bay-al-dayn bi-al-dayn) • Dana/hartahasilpenjualanEfekakanditerimaoleh Perusahaan • Hasilinvestasi yang akanditerimaPemilik Dana merupakanfungsidarimanfaat yang diterima Perusahaan daridana/hartahasilpenjualanEfek, bukandarikegiatanusaha yang lain • Tidakbolehmemberikanjaminanhasil yang semata-matamerupakanfungsidariwaktu

  26. SAHAM MENURUT SYARIAH • Saham:suatubuktipenyertaan modal dalamsuatuperusahaansampaiperusahaanditutup/ ikuidasi • BersifatMusyarakajikasahamditawarkansecaraterbataskarenaPemilik Dana dapatikutsecaralangsungdalampengelolaanusaha • BersifatMudaraba:jikasahamditawarkanpadapublikkarenaumumnyaPemilik Dana tidakterlibatdalampengelolaanusaha • Tidakbolehadapembedaanjenissahamkarenaresikoharusditanggungolehsemuapihak • Seluruhkeuntunganakandibagihasil, danjikaterjadikerugianhanyaakandibagirugibilaperusahaandilikuidasi • Investasipadasahamtidakdapatdicairkankecualisetelahlikuidasi pembatasanatasaqadMudaraba

  27. HUBUNGAN PEMILIK DANA - EMITEN SAHAM Hak secara pro-rata atas aset/harta perusahaan setelah dikurangi kewajiban-kewajiban HARTA PEMODAL EMITEN Rp. Saham Pemilik Dana menempatkan kekayaan pada Perusahaan (Emiten) dan mendapat surat bukti kepemilikan Perusahaan (saham) Bersifat Musyaraka, bila tidak ditawarkan kepada umum Bersifat Mudaraba, bila ditawarkan melalui penawaran umum

  28. TRANSAKSI ANTAR PEMODAL • Transaksi antar Pemilik Dana dilakukan melalui Pasar Sekunder(Bursa) • Mengambil alih penyertaan modal dengan membeli saham yang ditawarkan secara terbatas ataupun yang ditawarkan kepada publik adalah aqad Jual Beli Surat Berharga (Bay) • Mengambil alih penyertaan modal dengan membeli instrumen Obligasi adalah aqad Jual Beli Hutang (Bay al Dayn) • Transaksi jual beli berjangka atas Efek antar Pemilik Dana adalah aqad Murabaha

  29. HUBUNGAN ANTAR PEMILIK DANA BURSA EFEK PEMODAL (Penjual) Saham Saham PEMODAL (Pembeli) Capital Gain Rp. Rp. Fee Pajak Bursa berjalan dengan sistim lelang, harga penawaran beli tertinggi akan bertemu dgn harga penawaran jual terendah BURSA = MEKANISME PASAR MURNI RefleksiValuasi Pemodal

  30. PERSYARATAN PEMILIK DANA • Pemilik Dana adalahpihak yang melakukaninvestasikedalamhartaataukegiatanusaha yang spesifikmelaluikepemilikansuratberharga. • Kepemilikansuratberhargadapatdiperolehmelaluitransaksidengan Perusahaan ataudenganPemilik Dana lain yang telahmemilikisuratberhargatersebut. • Pemilik Dana harusmemilikiinformasidankemampuan yang cukupuntukmemperkirakanpeluanghasildanresikodarikepemilikansuratberhargatersebut. • Kepemilikansuratberhargaadalahkegiataninvestasisehinggahanyaakandibelipadahargadibawahsertadijualpadahargadiatasperkiraannilai Kecil kemungkinanmelakukanbeli-jualpadahari yang sama.

  31. PRINSIP PASAR SEKUNDER • Efekharusberbasispadahartaatautransaksiriil (ada underlying asset) yang memberikanmanfaat • Tidakbolehmembelihutangdenganmenerbitkanhutang (bay-al-dayn bi-al-dayn) • Tidakbolehmembeliefekberbasis trend (index) • Tidakbolehmenerimahasil yang semata-matamerupakanfungsidariwaktu (time value of money) • Suatuefekdapatdiperjualbelikannamunhasil (manfaat) yang diperolehdariefektersebut (kupon/deviden) tidakbolehdiperjualbelikan • Tidakbolehmembiayaitransaksiperdagangandenganjaminanobjektransaksi

  32. Obligasi Syariah • ObligasiSyari'ah: adalahsuatusuratberhargajangkapanjangberdasarkanprinsipsyari'ah yang dikeluarkanEmitenkepadapemegangObligasiSyari'ah yang mewajibkanEmitenuntukmembayarpendapatankepadapemegangObligasiSyari'ahberupabagihasil / margin / fee sertamembayarkembalidanaobligasipadasaatjatuh tempo. (Fatwa DewanSyari'ahNasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002) • ObligasiSyari'ahdapatmemberikanBagiHasilberdasarkanakadMudharabah/Muqaradhah/ QiradhatauMusyarakah. • ObligasiSyari'ahdapatmemberikanMargin/FeeberdasarkanakadMurabahahatau Salam atauIstishnaatauIjarah

  33. Urgensi Obligasi Syariah: Dari sisipasar modal: • Kebutuhanalternatifinstrumeninvestasiberdasarkansyari’ahseiringberkembangnyainstitusi-institusikeuangansyari’ah • Bentukpendanaan yang inovatifdankompetitif • Pengembanganinstrumen-instrumensyari'ahdiPasar Modal baikpasar primer maupunsekunder • PengembanganPasar Modal Syari’ahsecaralebihluas Dari sisiEmiten: • Mengembangkanaksespendanaanuntukmasukkedalaminstitusikeuangan non konvensional • Memperolehsumberpendanaan yang kompetitif • Memperolehstrukturpendanaan yang inovatifdanmenguntungkan • Memberikanalternatifinvestasikepadamasyarakatpasar modal

  34. Jakarta Islamic Index Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date (dengan nilai 100). Perusahaan-perusahaan (emiten) yang kegiatan utamanya tidak sesuai dengan syariah akan dikeluarkan dari komponen JII.

  35. Tujuan dari Jakarta Islamic Index • Sebagai tolok ukur standar bagi investasi saham secara syariah di pasar modal. • Sebagai sarana untuk meningkatkan investasi di pasar modal secara syariah di Indonesia

  36. Bagaimana JII dibuat ? JII dibuat dengan melalui dua screening: • Syariah Filter • Kriteria untuk indeks

  37. 1. Syariah Filter Mengikuti Fatwa dari Dewan Syariah Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Syariah Filter: mengeluarkan emiten dengan kegiatan utama: • Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. • Usaha lembaga lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

  38. 2. Kriteria untuk Indeks • Kapitalisasi Pasar (market capitalization) dari saham : JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun • Perdagangan saham di bursa (market turnover) JII menggunakan rata-rata harian perdagangan reguler saham di bursa selama satu tahun

  39. Bagaimana JII dibuat ? • Pilih saham-saham yang dengan usaha emiten yang tidak bertentangan dengan syariah. Saham-saham yang dipilih harus telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk dalam 10 besar kapitalisasi pasar. • Pilih 60 saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi • Pilih 30 saham dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian • Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali.

  40. Indeks Menurut Syariah • Index hanya boleh digunakan sebagai tolok ukur kinerja (benchmark) • Tidak boleh menjadi sasaran Investasi • Portofolio/Reksa Dana yang mengikuti index belum berarti memenuhi Syariah Islam

  41. Syariah Screening A. DewanSyariahNasional: Kegiatanusahautamanyatidakbertentangandengansyariahseperti: • Usaha perjudiandanpermainan yang tergolongjudiatauperdagangan yang dilarang • Usaha lembagakeuangankonvensional (ribawi) termasukperbankandanasuransikonvensional. • Usaha yang memproduksi, mendistribusisertamemperdagangkanmakanandanminuman yang haram • Usaha yang memproduksi, mendistribusidan/ataumenyediakanbarangataupunjasa yang merusak moral ataubersifatmudarat.

  42. Daftar pustaka • Husein Syahatah, Dirasat fi al Dlawabith al Syar`iyyah li al Istitsmar al Islami wa al Shighah al `Amaliyah, Paper pada Pelatihan Ekonomi Islam, 7-9 September 1997 • Muhammad Shalah Muhammad Shawi, Musykilat al Istitsmar fi al Bunuk al Islamiyah wa Kaifa `Alajaha al Islam, Dar al Mujtama`-Dar al Wafa`, cet. I, 1410-1990 • Surahman Hidayat, Al Masharif al Islamiyah bi Indunisiyah wa Siyasatuha al Istitsmariyah, Cairo, 1420-1999, • Abdul Aziz Ishlahy, Economic Concepts of Ibn Taimiyah, The Islamic Foundation, Leicester, UK, hal. 85 • Materi Workshop Nasional Pasar Modal Syariah, 29-31 Mei 2003, Universitas Brawijaya

More Related