1 / 12

FUNGSI DAN KEWENANGAN JAKSA SEBAGAI PENUNTUT UMUM

FUNGSI DAN KEWENANGAN JAKSA SEBAGAI PENUNTUT UMUM. PUSPENKUM KEJAGUNG RI. JAKSA ADALAH PEJABAT FUNGSIONAL YANG DIBERI WEWENANG OLEH UNDANG-UNDANG UNTUK BERTINDAK SEBAGAI PENUNTUT UMUM DAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN

hamlet
Télécharger la présentation

FUNGSI DAN KEWENANGAN JAKSA SEBAGAI PENUNTUT UMUM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FUNGSI DAN KEWENANGAN JAKSA SEBAGAI PENUNTUT UMUM PUSPENKUM KEJAGUNG RI

  2. JAKSA ADALAH PEJABAT FUNGSIONAL YANG DIBERI WEWENANG OLEH UNDANG-UNDANG UNTUK BERTINDAK SEBAGAI PENUNTUT UMUM DAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP SERTA WEWENANG LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG (Pasal 1 UU No. 16/2004)

  3. PENYIDIK JPN JAKSA PENUNTUT UMUM INTELIJEN YUSTISIAL Intelijen Non Yustisial

  4. Adalah JAKSA yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim (KUHAP dan UU Kejaksaan) PENUNTUT UMUM PENUNTUTAN adalah tindakan Penuntut Umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Hukum Acara Pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan (KUHAP dan UU Kejaksaan)

  5. KEWENANGAN JAKSA • Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga Pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang yang dilaksanakan secara merdeka. • Jaksa adalah satu dan tidak terpisahkan. • Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung. • Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, jaksa bertindak untuk dan atas nama negara serta bertanggungjawab menurutr saluran hierarki.

  6. Kewenangan jaksa • Jaksa Agung adalah pimpinan dan penanggungjawab tertinggi kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan wewenang kejaksaan • Jaksa Agung bertanggungjawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara independen demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurani.

  7. ERA REFORMASI & GLOBALISASI ERA REFORMASI HUKUM & GLOBALISASI HUKUM KEJAKSAAN • akomodatif • berorientasi terhadap kepentingan umum • pengupayaan aspirasi rakyat dalam kenyataan & perwujudan demokrasi sesungguhnya Jaksa sebagai Aparatur Negara = abdi masyarakat • upaya rekrutmen • pembinaan SDM • Kejaksaan yang • berkualitas, • memiliki integritas • & berdisiplin • Pembinaan aparatur negara • yang bersih dan berwibawa : • senantiasa menghindar / terhindar dari penyelewengan pemborosan, pungutan liar & korupsi

  8. JABATAN JAKSA & PROFESIONALISME • 3 karakteristik profesional : • keahlian – expertise • tanggung jawab – responsibility • kesatuan – corporateness Jabatan Jaksa = jabatan profesi • Upaya mewujudkan karakteristik • profesi jaksa = • DOKTRIN TRI KRAMA ADHYAKSA • Satya • Adhi • Wicaksana Dijabarkan dalam TATA KRAMA ADHYAKSA = kode etik Jaksa, yang Menjadi tuntutan tata pikir, tata tutur, Tata laku dalam mewujudkan jati diri Jaksa mandiri yang mumpuni. • harus mempunyai tugas & wewenang sesuai perkembangan zaman & dinamika masyarakat; • dituntut memiliki kemampuan kognitif & afektif.

  9. Kualifikasi & Penerimaan Calon Jaksa • Diperoleh standar minimum profesi jaksa : • memiliki kecakapan teknis akademis dilandasi kepribadian profesional hukum; • memiliki sifat dan sikap dilandasi nilai moral yang kuat; • paham akan standar etika sebagai pelayanan publik; • menyadari kewajiban menjalani profesi & idealisme Melalui Job analysis • Syarat diangkat menjadi Jaksa : • Ps 9 UU 16/2004 jo Ps 17 (2) • UU 43/1999 jo The Guidelines on • The Role of Prosecutor • WNI • takwa kepada Tuhan YME • setia kepada Pancasila & UUD 1945 • ijazah paling rendah SH • umur min 25 thn maks 35 thn • sehat jasmani & rohani • wibawa, jujur, adil & kelakuan tidak tercela • PNS Lulus Diklat PPJ • Proses seleksi : • Tes-tes penerimaan : tes psikologi, tes pengetahuan, performance test • Wawancara seleksi • Evaluasi medis • Wawancara atasan langsung

  10. Jabatan Jaksa Sebagai Jabatan Fungsional • Ps 1 UU 16/2004 = Jaksa adalah pejabat fungsional • Tunduk pada Ps 3 PP 16/1994 • Kenaikan pangkat melalui angka kredit jo PP 3/1980 jo PP 16/1994 • Pembinaan jaksa fungsional = KEPJA No Kep-069/JA/06/1999 • Peningkatan kualitas jaksa dilakukan pula melalui Diklat • Pola jenjang karier = KEPJA No. Kep-073/JA/07/1999 • Pembinaan kualitas Jaksa melalui Diklat dilakukan dengan menyelenggarakan • jenis & jenjang Diklat : KEPJA No. Kep-049/JA/4/1999 • Diklat prajabatan • Diklat dalam jabatan - diklat struktural & diklat fungsional Kejaksaan • Diklat teknis Kejaksaan – Bidang tugas : Pembinaan, TP Umum, TP Khusus, • Datun, Intelijen, Pengawasan

  11. KENDALA MEWUJUDKAN JAKSA YANG PROFESIONAL • Masih rendahnya mutu keluaran S-1 • Adanya intervensi dalam rekrutmen pegawai & calon jaksa • Penyalahgunaan profesi Jaksa • Profesi Jaksa menjadi kegiatan bisnis • Kurang kesadaran & kepedulian sosial

  12. STRATEGI PENANGGULANGAN UNTUK MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG PROFESIONAL • INTERNAL : • Rekrutmen pegawai yang jujur, bersih & cakap • Memberi imbalan • Memberi hukuman • Menyusun kembali hubungan atasan – bawahan • Proses pengambilan keputusan yang transparan & terbuka untuk diuji • Pemberian teladan, dorongan, perilaku beretika • Melaksanakan & memberikan kesempatan mengikuti Diklat • Memanfaatkan fungsi Puslitbang • EKSTERNAL : • Mengefektifkan aturan hukum yang ada sehingga tindak tercela segera dapat terdeteksi • Political will dari pihak eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun masyarakat untuk mendukung pelaksanaan tugas agar menghilangkan intervensi penanganan perkara • Harmonisasi & koordinasi intensif antar aparat penegak hukum

More Related