1 / 18

INFLASI DAN DAYA BELI MASYARAKAT

INFLASI DAN DAYA BELI MASYARAKAT.

hosea
Télécharger la présentation

INFLASI DAN DAYA BELI MASYARAKAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INFLASI DAN DAYA BELI MASYARAKAT • InflasiIndeksHargaKomsumen (IHK) padatahun 2010 tercatat 6,96 persen, lebihtinggidari target yang ditetapkansebesar 5±1 persen. Sampaidenganpertengahantahun, stabilitashargamasihcukupterjaga, selanjutnyamemasukitriwulan III 2010, intensitasgangguandarisisipasokan, khususnyabahanmakanan, meningkattajamakibatanomalicuaca balk ditingkat global maupundomestik. • Kondisitersebutmemiculonjakanhargakomoditaspangandipasar global, dandalamwaktu yang bersamaankenaikan yang tinggipadaharga-hargakomoditastersebutjugaterjadidipasardomestik. Komponenvolatile food sepertikomoditasberasdanprodukhortikultura yang paling terkenaimbas (17,74 persen).

  2. Sementaraitu,kelompokadministered prices menunjukkaninflasi yang moderat (5,40 persen). • Dari sisidomestik, meningkatnyakeyakinankonsumendandayabelimasyarakatmenjadifaktorutamacukuptingginyapertumbuhankonsumsipadatahun 2010. Meskipundemikian, secara fundamental perkembanganinflasipadadasarnyacukupterkendali. • Perkembanganiniterlihatpadainflasiinti yang tetapstabildiangka yang relatifsamadengantahunsebelumnyayaitu 4,28 persen.

  3. Sumatera danKawasanTimur Indonesia merupakanduakawasandengankenaikaninflasi yang paling tinggidipengaruhiolehtekananproduksipanganakibatgangguananomalicuacaditengahmasihterbatasnyakapasitasproduksilokaluntukmemenuhikonsumsimasyarakatsetempat. • Ketergantunganpadadaerahsentraproduksi yang masihterkonsentrasidipulauJawaikutmenyumbangpeningkatanharga, dimanabiayatransportasidandistribusijugaterkenadampakanomalicuacadidaratdandilaut.

  4. InflasidanSumbanganInflasiIntidan Non Inti, 2008-2010

  5. PerkembanganInflasi • Inflasipadatahun 2010 mencapai 6,96 persen (y-o-y), jauhlebihbesarjikadibandingkaninflasi yang terjadipadatahun 2009 yang tercatathanyasebesar 2,78 persen. Pendorongtingginyainflasiinisalahsatunyaberasaldarikelompokbahanmakananterutamadarikomoditasberas. Sepanjangtahun 2010 komoditasberasmemberikankontribusiterbesar (1,29 persen).

  6. Penyebabmahalnyahargaberaskarenamenurunnyapertumbuhanproduksipadisebagaidampakdariperubahancuaca. Perubahancuacatersebutjugatelahmembuatnegarapengeksporberasutamaduniayaitu Vietnam dan Thailand melakukanpengetataneksporberas. Hal inimenjadisinyalkuatbagi Indonesia bahwapengendalianhargaberastidakbisadiandalkanmelaluiimpor. • Indonesia sebagainegara Asia dengankonsumsiberassangattinggimencapai 139 kg per kapita per tahun, sementaranegara lain tidaklebihdari 100 kg per kapita per tahun, untukitu total permintaanberas Indonesia menjadisangatbesarmengingatjumlahpenduduklebihdari 230 jutajiwa. Permintaanterhadapberas yang tinggitersebuttidakdiimbangidenganpeningkatanproduksiberas yang memadaididalamnegerisehinggahargaberasmenjadimelonjak.

  7. Peningkatanhargaberasjugadisebabkankarenaketerlambatanpendistribusianraskinuntukmasyarakatmiskin, dimanabiasanyaseringterjadipadaawaltahun. • DenganketerlambatanpendistribusianpadaRumahTanggaSasaran (RTS) tersebutmenyebabkanpenambahanpermintaanberassehinggahargaberasmenjadimeningkat. • Katerlambatandalampenyaluranraskintersebutdisebabkankarenalambannyapenangananbeberapapemerintahdaerahdalammenentukanjumlah RTS.

  8. Jikadilihatinflasi per bulan, sepanjangtahun 2010 pergerakan IHK secaraumumterjadiinflasikecualipadabulanMaret. • PadabulanMaret 2010 terjadideflasisebesar 0,14 persen, dimanafaktor yang mempengaruhideflasitersebutantara lain berasaldarikomoditas yang mempunyaibobotinflasibesar, pertamakarenaturunnyahargaberas yang menyumbangdeflasisebesar 0,16 persen, yang keduacabaimerahmenyumbang 0,16 persendan yang berikutnyaadalahikansegar 0.05 persendancabairawit 0,02 persen. • Sedangkanituemasdanperhiasanturun 0,74 persenataumenyumbang 0,02 persen.

  9. InflasitertinggiterjadipadabulanJuliyaitusebesar 1,57 persen. TingginyainflasipadabulanJuliinidisebabkankarenamasuknyatahunajaranbarumenambahkontribusikelompokpendidikanterhadapinflasi. Selainitujugakarenatingginyakomoditasbahanmakanansepertiberasdancabai. • Kenaikanhargacabaiinilebihdisebabkankarenaulahspekulandandistribusipasokan. Selainpangan, kenaikantarifdaftarlistrikjugamenjadisalahsatupendorongnaiknyainflasibulanJuli 2010.

  10. LajuInflasi Indonesia menurutKelompokBarangKebutuhan (persen) (2007=100)

  11. Jikadilihatdaribesarnyasumbangan/andilterhadaplajuinflasinasionaltahun 2010, kelompokbahanmakananmerupakanpenyumbangterbesaryaitu 3,50 persen. • Kemudiandisusulolehkelompokmakananjadi, minuman, rokokdantembakau 1,23 persen; kelompokperumahan, air, listrik, gas danbahanbakar 1,01 persen, kelompoksandangdankelompoktranspor, komunikasidanjasakeuanganmasing-masing 0,45 persen; kelompokpendidikan, rekreasidanolahraga 0,23 persendankelompokkesehatan 0,09 persen.

  12. Inflasi Daerah • Inflasidaerah/regional selalusejalandenganpolakonsumsimasyarakat. Perekonomiandaerah yang ditopangolehkuatnyapengeluarankonsumsirumahtanggaberkorelasidenganpergerakanhargabarangdanjasa. • Penurunanhargakomoditassecaraumummenekaninflasi regional, namunmeskipundemikianekonomitidakikutterkontraksi.

  13. Selamatahun 2010, dari 66 kotapengukur, tercatathampir 50 persen (32 kota) mengalamiinflasidibawahinflasinasional, sedangkan 34 kotalainnyamengalamiinflasidiatasinflasinasional. • Untukwilayah Sumatera danJawainflasinyasangatberbadingterbalik, dimanadari 16 kotadi Sumatera yang mengalamiinflasidibawdhinflasinasionalhanya 3 kota, sementaradiJawadari 23 kotahanya 6 kota yang tercatatmengalamiinflasidiatasinflasinasional, selebihnyamengalamiinflasidibawahinflasinasional. • Hal inimenunjukkanbiayadistribusidantransportasidarisentraproduksidiJawa yang didistribusikanhinggake Sumatera memberikanandilpeningkatanharga yang terjadi. Sementaraituuntukkota-kotadiluar Sumatera danJawatercatat 12 kotadibawahinflasinasionaldan 15 kotadiatasinflasinasional, denganinflasitertinggitejadidi Kota Mataram (11,07 persen) danterendahdi Kota Kendari (3,87 persen).

  14. Faktor-Faktor yang MempengaruhiInflasidanDaya Bell Masyarakat • Faktor yang mempengaruhitingginyainflasi 2010 adalahkenaikanhargakelompokbahan-bahankebutuhanpokok(volatille foods) yang mencapaisebesar 17,74 persen. • Tingginyaangkainilebihdisebabkankarenaadanyagangguanproduksidandistribusiakibatanomalicuaca. Kelompokharga yang diaturpemerintah(administered price) menunjukkaninflasi yang moderatsebesar 5,40 persen, sedangkaninflasiintirelatifterkendalipadatingkat yang cukuprendahyaitusebesar 4,28 persen.

  15. Yang menjadipenopangdariperkembanganinflasiintiinikerenamenguatnyanilaitukar rupiah, ekspektasiinflasi yang terjagabaikekspektasiinflasipadaprodusenmaupunekspektasiinflasiparakonsumen. • Penopangselanjutnyaadalahkapasitasperekonomian yang sejauhinimasihdapatmemenuhipeningkatanpermintaan.Kenaikaninflasiselamatahun 2010 secaraumumterkaitsatusama lain. • Sepuluhkomoditaspenyumbanginflaitersebesarsepanjangtahun 2010 adalahberas, tariflistrik, cabaimerah, emasperhiasan, bawangmerah, nasidenganlauk, cabal rawit, jasaperpanjangan STNK, rokokkretek filter dankomoditasdagingayamras.

  16. Meskipungejolakhargaterjadi, duapendapat yang berbedamunculdalamanalisisdayabelimasyarakat. Dari sisidomestik, meningkatnyapendapatanmasyarakatsertaoptimismetendensikonsumenmenunjukkanperbaikandayabeli. • Barang-barang yang dilepaskepasardancenderungselalu diresponpositifmenunjukkanmasihkuatnya rata-rata daya bell masyarakat.

  17. Di lain pihak, tekananinflasi yang bermuladarifaktornonfundamentalmemberikandampaklanjutan(second round effects) terhadapfaktor fundamental (inflasiinti). Hal tersebut, selaindapatmendoronginflasiketingkat yang lebihtinggi, jugaberpotensimemperlambatakselerasipertumbuhanekonomikedepandanmengurangidaya bell masyarakatsertamenurunkandayasaingekonomi. • Rata-rata inflasidi Indonesia relatiflebihtinggidibandingkandengan rata-rata inflasinegara-negaradikawasan. Hal tersebutselainberpengaruhterhadapdaya bell masyarakatjugaberdampakpadadayasaingekonomi.

  18. SumbanganKelompokPengeluaranterhadapInflasiNasional 2009-2010 (persen)

More Related