1 / 12

POLA MAKAN

FAKTOR PENYEBAB GASTRITIS

imamfitri80
Télécharger la présentation

POLA MAKAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU HOSANA SISKA NIM I32112042 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

  2. GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU ABSTRAK Latar Belakang: Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak baik sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan terdiri dari jenis makanan, frekuensi makan, jadwal makan dan porsi makan. Dengan menerapkan pola makan yang baik, penderita gastritis dapat menjalani aktivitas dengan baik dan tidak memperparah gastritis yang dideritanya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan remaja dalam kejadian gastritis di SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau. Metodologi Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling, sampel berjumlah 60 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan gastritis terjadi pada usia 14-15 tahun dengan frekuensi 39 orang (65%) berusia 14 tahun dan 21 orang (35%) berusia 15 tahun. Frekuensi jenis kelamin 22 orang (36,7%) laki-laki dan 38 orang (68,3%) perempuan. Pola makan menunjukkan 57 responden (95%) kurang baik dan 3 responden (5%) memiliki pola makan yang baik dengan sub kategori jenis makanan 56 orang (93,3%) jenis makanan kurang baik, dan 4 orang (6,7%) jenis makanan baik, frekuensi makan 59 orang (98,3%) kurang baik dan 1 orang (1,7%) frekuensi makan baik, jadwal makan 54 orang (90%) tidak teratur dan 6 orang (10%) jadwal makan yang teratur, dan porsi makan 31 orang (51,7%) baik dan 29 orang (48,3%) kurang baik. Kesimpulan: Gambaran pola makan dalam kejadian gastritis pada remaja di SMP Negeri 1 Sekayam kurang baik. Pihak puskesmas harus bekerja sama dengan pihak sekolah dalam pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola makan yang baik bagi remaja yang terkena gastritis di SMP Negeri 1 Sekayam. Kata Kunci : Pola Makan, Gastritis ABSTRACT Background: Gastritis is usually preceded by food pattern its hull being so sensitive when stomach acid increasing. Diet consists from operating seafood, frequency spot, schedule and portions spot. A good food pattern, gastritis patients undergoing activities with can be good and not to aggravate gastritis that suffered. Objective: The study aims to review determine overview eating teen hearts genesis gastritis in Public Junior High School of 1 Sekayam. Research Methodology: Quantitative research with cross-sectional design. Mechanical sampling with ways total sampling, a sample of 60 respondents. Results: Results showed gastritis age 14-15 years occurs on with frequency 39 peoples (65%) aged 14 years and 21 (35%) aged 15 years . Frequency of Sex 22 peoples (36.7%) male and 38 (68.3%) female. Food pattern showed 57 respondents (95%) are less good and 3 respondents (5%) had a good diet with sub categories of types of food 56 (93.3%) type of food is not good, and 4 (6.7%) kind of good food, the frequency of eating 59 peoples (98.3%) were poor and 1 (1.7%) frequency of eating well, eating schedule 54 peoples (90%) irregular and 6 (10%) schedule regular meals, and eating 31 (51.7%) was good and 29 people (48.3%) less than good. Conclusion: Overview food pattern on teenagers in SMP Negeri 1 Sekayam less good. Parties health centers should work closely with school parties hearts providing health education to improve the review eating good for teenagers who were hit gastritis in SMP Negeri 1 Sekayam. Keywords : Food Pattern, Gastritis 1

  3. 2 PENDAHULUAN Pola makan adalah berbagai Masalah kesehatan remaja informasi yang memberikan merupakan suatu hal yang makin gambaran macam dan model bahan menonjol pada saat ini, dimana makanan yang dikonsumsi setiap terdapat kecenderungan peningkatan hari. Pola makan terdiri dari jenis yang pesat dari penyalahgunaan obat, makanan, frekuensi makan, jadwal pergaulan bebas dan perubahan pola makan.(1) Pola makan yang baik pada makan dan porsi makan. Pola makan yang baik dan teratur merupakan satu remaja seharusnya adalah dengan diantara penatalaksanaan gastritis. makan sesuai waktunya, makan Pola makan remaja yang buruk dengan nutrisi yang cukup dan adalah seperti jadwal makan yang seimbang, mengkonsumsi buah dan tidak teratur, mengkonsumsi sayuran yang sehat dan bergizi, makanan yang memiliki nilai gizi memilih makanan yang direbus rendah dan meningkatkan produksi bukan digoreng, mengurangi asam lambung, serta jumlah makanan makanan cepat saji atau makanan yang terlalu banyak dan juga terlalu sedikit. (11) instan dan menghindari minuman bersoda. Berdasarkan data dari Dinas Remaja sering terjebak Kesehatan Kabupaten Sanggau tahun dengan pola makan yang tidak sehat, 2014 ada sebanyak 4.310 (6,38%) bahkan sampai gangguan pola makan kasus gastritis. Jumlah ini meningkat yaitu dapat menyebabkan gastritis. pada tahun 2015 menjadi 5.173 kasus.(2) Gastritis merupakan suatu (7,4%) Selanjutnya, peradangan mukosa lambung yang berdasarkan data yang diperoleh dari paling sering terjadi akibat Puskesmas Kecamatan Sekayam, ketidakteraturan makan. Gastritis angka kejadian gastritis di Puskesmas biasanya diawali oleh pola makan Sekayam pada tahun 2014 ada yang tidak teratur sehingga lambung sebanyak 348 (5,34%) kasus yang menjadi sensitif bila asam lambung mana penderita yang berusia 10-14 meningkat. tahun sebanyak 116 orang, usia 15-19 tahun sebanyak 93 orang, usia 20-44

  4. 3 sebanyak 88 orang, usia 45-54 Sekayam dengan gastritis sebanyak sebanyak 51 orang, dan meningkat 60 orang. Pengambilan sampel dalam pada tahun 2015 menjadi 656 penelitian ini menggunakan Total (6,02%) kasus yang mana penderita Sampling yaitu semua anggota usia 10-14 tahun sebanyak 221 orang, populasi sebagai sampel penelitian.(6) terjangkau digunakan usia 15-19 sebanyak 183 orang, usia 20-44 sebanyak 156 orang dan usia 45-54 sebanyak 96 orang. (3) Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tentang Berdasarkan data UKS SMP pola makan yang terdiri dari 20 Negeri 1 Sekayam pada tahun 2014, pertanyaan. Bentuk pertanyaan ada sebanyak 109 kasus gastritis positif, dengan jawaban Tidak Pernah (51,9%) yang kemudian pada tahun (TP) = 1, Kadang-kadang (KK) = 2, 2015 meningkat menjadi 132 kasus Sering (SR) = 3, Selalu (SL) = 4 dan gastritis (60,27%) dengan keterangan pertanyaan negatif Tidak Pernah (TP) kelas VII 33 orang, kelas VIII 60 orang dan kelas IX 33 orang. (4) = 4, Kadang-kadang (KK) = 3, Sering (SR) = 2, Selalu (SL) = 1. Skor tertinggi pola makan 80 dikurang METODE skor terendah 20 dibagi menjadi dua Jenis penelitian ini bersifat kriteria berdasarkan skor kategori kuantitatif dengan menggunakan yaitu : dikatakan baik jika skor 50-80 desain penelitian deskriptif, yang dan kurang jika skor 20-49. mana dalam penelitian ini akan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang terjadi pada responden penelitian, dan kemudian pemeriksaan atau penelitian ini diambil dalam satu waktu sehingga menggunakan (5) pendekatan sectional. cross Sampel pada penelitian adalah siswa- siswi kelas VIII di SMP Negeri 1

  5. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN orang (95%) memiliki pola makan Hasil yang kurang baik. Karakteristik Responden Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Berdasarkan Umur Persentase Kategori Sub Pola Makan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Responden Persentase Karakteristik Responden Kategori Frekuensi Persentase Jenis Karakteristik Frekuensi Persentase Makanan 4 6,7% Umur -Baik 56 93,3% -14 39 65% -Kurang -15 21 35% Baik 1 1,7% Jenis Kelamin Frekuensi 59 98,3% -Laki-laki 22 36,7% Makan -Perempuan 38 63,3% -Baik 6 10% -Kurang 54 90% Dari table didapatkan bahwa Baik mayoritas responden berumur 14 Jadwal 29 48,3% tahun (65%) dan berumur 15 tahun Makan 31 51,7% -Teratur (35%). Responden yang berjenis -Kurang kelamin laki-laki sebanyak 22 orang Teratur (36,7%) dan perempuan sebanyak 38 Porsi orang (63,3%). Makan Pola Makan -Baik -Kurang Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Baik Persentase Kategori Pola Makan Dari tabel didapatkan bahwa 56 Responden orang (93,3%) jenis makanannya Kategori Frekuensi Persentase kurang baik, 59 orang (98,3%) Pola frekuensi makannya kurang baik, 54 Makan 3 5% -Baik 57 95% orang (90%) jadwal makannya tidak -Kurang teratur, dan 29 orang (48,3%) dengan Dari tabel didapatkan bahwa porsi makan yang kurang baik. dari 60 responden, ada sebanyak 57

  6. 5 PEMBAHASAN Dari tabel 4.2 diperoleh data Dari tabel 4.1 menunjukan 57 orang (95%) responden dengan bahwa berdasarkan data demografi, pola makan yang kurang baik dan 3 remaja usia 14 dan 15 tahun orang (5%) responden dengan pola merupakan usia yang rentan terkena makan yang baik. Hal ini disebabkan penyakit gastritis. Pada umumnya, karena remaja cenderung memiliki gastritis lebih mudah menyerang usia kebiasaan makan yang tidak teratur, lanjut karena seiring dengan belum bisa mengatur pola makannya bertambahnya usia mukosa gaster dengan baik, dan mengkonsumsi cenderung memiliki infeksi banyak makanan yang meningkatkan Helicobacter pylory atau gangguan asam lambung. Pola yang dianut oleh autoimun daripada yang lebih muda. remaja dimiliki melalui proses belajar Sebaliknya dalam penelitian ini, yang menghasilkan kebiasaan makan gastritis mengenai usia remaja karena yang terjadi sejak dini sampai dewasa remaja memiliki pola makan yang dan akan berlangsung selama kurang sehat. hidupnya, hingga kebiasaan makan Dari tabel 4.1 diperoleh data dan susunan hidangan masih bertahan 39 orang (65%) remaja perempuan sampai ada pengaruh yang dapat mengalami gastritis dan remaja laki- mengubahnya seperti lingkungan laki yang mengalami gastritis keluarga teman-temannya. sebanyak 21 orang (35%). Hal ini Pola makan sehari-hari setiap disebabkan karena jenis makanan individu berbeda-beda, ada yang yang disukai dan dikonsumsi oleh melakukan pola makan secara sehat remaja perempuan merupakan dan ada pula yang melakukan pola makanan yang pedas dan asam serta makan yang salah. Kebiasaan makan makanan siap saji, keinginan untuk yang tidak teratur bisa menyebabkan memiliki tubuh yang ideal sehingga terganggunya keseimbangan enzim pencernaan di lambung.(7) Hal yang mereka lebih memilih untuk makan dengan porsi yang lebih sedikit dari perlu di lakukan dalam mengatasi porsi yang seharusnya dikonsumsi gangguan yang paling utama adalah oleh remaja seusianya. mengubah pola makan dengan makan

  7. 6 yang secukupnya sesuai dengan Mengkonsumsi makanan dan kebutuhan tubuh dan istrahat yang memadai.(8) Pola makan yang sehat minuman tersebut secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, tentunya akan mempertahankan terutama lambung dan usus untuk kesehatan dan mencegah timbulnya berkontraksi. Hal ini akan penyakit, sedangkan pola makan mengakibatkan rasa panas dan nyeri yang salah memiliki dampak yang di ulu hati yang disertai dengan mual sangat merugikan bagi kesehatan dan muntah. Gejala tersebut membuat salah satunya adalah gastritis seperti penderita makin berkurang nafsu makannya.(39) yang terjadi pada remaja di SMP Negeri 1 Sekayam.(9) Hasil penelitian menunjukkan Dari tabel 4.2 diperoleh data bahwa dari 60 responden, hanya ada 56 orang (93,3%) responden 1 orang (1,7%) responden yang mengkonsumsi makanan yang tidak memiliki frekuensi makan yang baik sesuai atau kurang baik dan 4 orang dan 59 orang (98,3%) lainnya (6,7%) responden mengkonsumsi memiliki frekuensi makan yang makanan yang sesuai. Hal ini kurang baik. Pada saat perut harus disebabkan karena responden tidak diisi, tetapi dibiarkan kosong atau memperhatikan makanan yang ditunda pengisiannya, asam lambung dikonsumsinya, faktor kesibukan, akan mencerna lapisan mukosa mengkonsumsi makanan yang instan, lambung, nyeri.(32) Secara alami lambung akan sehingga timbul rasa pedas, makanan yang keasamannya tinggi, makanan yang banyak terus memproduksi asam lambung mengandung lemak/goreng- setiap waktu dalam jumlah yang gorengan, minuman yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan mengandung soda yang dapat biasanya kadar glukosa dalam darah meningkatkan produksi asam telah banyak terserap dan terpakai lambung dan pada akhirnya kekuatan sehingga tubuh akan merasakan lapar dinding lambung menurun serta dan pada saat itu jumlah asam menimbulkan luka pada dinding lambung dan menyebabkan gastritis. lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam,

  8. 7 maka asam lambung yang diproduksi (90%) responden. Hasil penelitian semakin banyak dan berlebih menunjukkan bahwa penderita sehingga dapat mengiritasi mukosa gastritis masih banyak yang tidak lambung serta menimbulkan rasa nyeri di seitar epigastrium.(10) sarapan pagi dan terlambat makan. Dalam sehari responden hanya Penelitian ini sejalan dengan makan dua kali dan tidak pernah penelitian Rahma, dkk (2013) yang mengkonsumsi makanan selingan menunjukkan bahwa lebih banyak sehingga keadaan lambung yang responden dengan frekuensi makan seharusnya hanya kosong antara 3-4 yang tidak tepat seperti tidak pernah jam menjadi 5-6 jam. Gastritis sering sarapan, makan hanya dua kali sehari, disebabkan jadwal makan yang tidak tidak mengkonsumsi makanan teratur yang dapat meningkatkan selingan sebanyak (58,7%) produksi asam lambung secara dibandingkan dengan frekuensi berlebihan. Jadwal yang baik adalah makan yang tepat/sesuai, ini teratur makan pagi, selingan pagi, disebabkan karena kebanyakan makan siang, selingan siang dan responden hanya makan makanan makan malam. Jadwal makan harus lengkap dua kali yaitu siang dan teratur, lebih baik makan dalam malam, padahal yang tepat adalah jumlah sedikit tapi sering dan teratur makan makanan yang lengkap daripada makan dalam porsi banyak sebanyak tiga kali sehari sedangkan tapi tidak teratur. Untuk mendapatkan untuk makanan selingan, beberapa cukup energi, makanan harus responden tidak dapat memenuhi menempuh waktu 3-4 jam tergantung makanan selingan minimal tiga kali dari dimakan.(12) banyaknya makanan yang sehari. Dari tabel 4.2 diketahui Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jadwal makan untuk bahwa hasil penelitian menunjukkan responden dikategorikan teratur ada 6 ada 29 orang (48,3%) responden orang (10%) responden sedangkan dengan porsi makan baik dan 31 untuk responden yang jadwal orang (51,7%) dengan porsi makan makannya tidak teratur ada 54 orang kurang. Hasil penelitian

  9. 8 menunjukkan porsi makan dapat mengkonsumsi makanan pedas, mempengaruhi terjadinya gastritis asam-asaman, makanan mengandung bagi responden. Porsi makan perlu gas, makanan siap saji, minum- diperhatikan oleh responden yang minuman bersoda, melewatkan waktu mengalami gastritis untuk makan karena sibuk, dan frekuensi meringankan pekerjaan saluran makan yang sedikit yang dilakukan pencernaan dimana sebaiknya makan oleh remaja mulai dari usia dini. Hal dalam porsi kecil tapi sering. ini tentu menyebabkan masalah dari Porsi makan yang kurang baik apa yang mereka konsumsi, karena juga disebabkan karena mereka mereka tidak memperhatikan jenis mengkonsumsi makanan terkadang makanan, frekuensi makan, jadwal dalam porsi kecil, menunggu makan makan dan porsi makan yang saat lapar dan seringkali makan seharusnya sesuai dengan kebutuhan tergesa-gesa. Pola makan sehari-hari pertumbuhan dan perkembangannya saat ini.(13) setiap individu berbeda-beda, ada yang melakukan pola makan secara KESIMPULAN DAN SARAN sehat dan ada pula yang melakukan pola makan yang salah. Porsi makan Berdasarkan pembahasan yang baik tentunya akan bahwa di SMP Negeri 1 Sekayam mempertahankan kesehatan dan sebagian besar responden memiliki mencegah timbulnya penyakit, pola makan yang kurang baik. sedangkan pola makan yang salah Responden cenderung lebih memiliki dampak yang sangat menyukai makanan yang pedas, merugikan bagi kesehatan salah bersifat asam, goreng-gorengan, satunya gastritis. makanan yang mengandung gas dan Pola makan yang kurang baik juga minuman bersoda yang dapat pada remaja di SMP Negeri 1 meningkatkan asam lambung. Selain Sekayam ini disebabkan karena pada dari jenis makanan yang dikonsumsi, usia yang masih muda, banyak frekuensi dan jadwal makan remaja yang memiliki pola makan responden juga tidak teratur akibat tidak sehat seperti halnya penyesuaian terhadap tugas-tugas

  10. 9 sekolahnya sehingga mempengaruhi Sanggau Tahun 2013, 2014, ketepatan waktu makan dan juga 2015. Dinas Kesehatan : Sanggau 3.Puskesmas Kecamatan Sekayam. kesesuaian porsi makan yang seharusnya dikonsumsi dalam sehari. 2016. Data Puskesmas Saran yang dapat diberikan Kecamatan Sekayam Tahun yaitu perlu dilakukan penelitian lebih 2013, 2014, 2015. Puskesmas : lanjut untuk mengetahui faktor-faktor Sekayam 4.Data Usaha Kesehatan Sekolah yang mempengaruhi pola makan yang dapat menimbulkan gastritis. SMP Negeri 1 Sekayam Tahun Studi penelitian kualitatif juga perlu 2013, 2014, 2015 5.Dahlan, S. 2013. Statistik untuk dilakukan untuk menggali informasi yang lebih banyak guna memberi Kedokteran dan Kesehatan. gambaran pola makan dalam Jakarta : Salemba Medika 6.Syaifuddin, H. 2007. Buku Ajar terjadinya gastritis. Riset Keperawatan. Jakarta : EGC 7.Fitri, dkk. 2013. Deskripsi Pola DAFTAR PUSTAKA Makan Penderita Maag pada 1.Pratiwi, W. 2013. Hubungan Pola Mahasiswa Jurusan Makan dengan Gastritis pada Kesejahteraan Keluarga Fakultas Remaja di Pondok Pesantren Teknik Universitas Negeri Daar El-Qolam Gintung Jayanti Padang. Jurnal Universitas Negeri Tangerang, Universitas Islam Padang Vol.2 No.1 Negeri Syarif Hidayatullah, http://ejournal.unp.ac.id/index.ph Fakultas Kedokteran dan Ilmu p.gkre/article/view Kesehatan, Jakarta, (Skripsi) 8.Hartiyanti dan Triyanti. 2007. http://repository.uinjkt.ac.id/dspa Gizi dan Kesehatan Masyarakat. ce/bitstream/123456789/25709/1/ Jakarta : PT. Raja Grafindo Wahyu%20Pratiwi%20- Persada. %20fkik.pdf 9.Saydam. 2011. Memahami 2.Dinas Kesehatan Kabupaten Berbagai Penyakit (Penyakit Sanggau. 2016. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten

  11. 10 13.Oktaviani WD, Saraswati LD, Pernapasan dan Gangguan Pencernaan). Bandung : Alfabeta Rahfiludin MZ. Hubungan 10.Sitorus, R. 2009. Makanan Sehat Kebiasaan Konsumsi Fastfood, dan Bergizi. Bandung : Aktivitas fisik, Pola Konsumsi, CV.Yrama Widya Karakteristik Remaja dan Orang 11.Hidayah. 2012. Kesalahan- Tua dengan Indeks Massa Tubuh kesalahan Pola Makan Pemicu (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa Seabrek Penyakit Mematikan. SMA Negeri 9 Semarang Tahun Jogjakarta : Buku Biru 2012). Jurnal Kesehatan 12.Puspadewi, V.A dan Endang L. Masyarakat 2012. Penyakit Maag dan http://ejournal-s1.undip.ac.id/ index.php/jkm/article/view/1152 Gangguan Pencernaan. Yogyakarta : Kanisius.

More Related