1 / 54

Kuliah FTS Steril (Infus dan macam-macam sediaan parenteral volume besar, serta sediaan injeksi suspensi dan emulsi)

Kuliah FTS Steril (Infus dan macam-macam sediaan parenteral volume besar, serta sediaan injeksi suspensi dan emulsi). Infus adalah sediaan steril yang berupa larutan yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok

iram
Télécharger la présentation

Kuliah FTS Steril (Infus dan macam-macam sediaan parenteral volume besar, serta sediaan injeksi suspensi dan emulsi)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kuliah FTS Steril (Infus dan macam-macam sediaan parenteral volume besar, serta sediaan injeksi suspensi dan emulsi)

  2. Infus adalah sediaan steril yang berupa larutan yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok Merupakan sediaan parenteral volum besar (Large Volume Parenteral=LVP's)yang diberikan untuk menambah nutrisi, cairan tubuh atau elektrolit, volume 250 ml atau lebih INFUS

  3. Infus tidak boleh mengandung zat bakteriostatik • Dikemas dalam wadah besar dosis tunggal • Dapat juga ditambahkan antibiotik atau obat lainnya ke dalam infus. • Penggunaan infus: 1) untuk terapi pemeliharaan pada pasien yang akan atau sudah dioperasi 2) Untuk pasien yang tidak sadar dan tidak dapat menerima cairan, elektrolit atau nutrisi secara oral 3) Untuk terapi pengganti pada pasien yang mengalami banyak kehilangan cairan dan elektrolit yg berat

  4. Pada terapi pemeliharaan, pemilihan jenis bahan yg ada diinfus yang akan diberikan pada pasien tergantung pada lamanya infus diberikan, misalnya: 1) untuk pemberian kurang dari 3 hari, maka infus yg diberikan cukup dengan larutan sederhana yg mengandung air dan dektrosa secukupnya, dan sejumlah kecil Na dan K 2) Pada pemberian 3-6 hari dapat diberikan infus dengan nilai kalori yang tinggi 3) pada pemberian lebih dari satu minggu, digunakan infus yang mengandung nutrisi lengkap parenteral utk menyediakan semua nutrisi esensial (untuk menjaga keadaan normal tubuh), dalam infus ini mengandung: protein, karbohidrat, vitamin, mineral, elektrolit, dan air yg cukup

  5. Untuk terapi pengganti, misal pada diare berat, muntah2X • Kebutuhan air, elektrolit, dan kalori 1) Kebutuhan air, normalnya adalah sejumlah yg hilang (air kemih, keringat, pernafasan). Untuk org dewasa: kurang lebih 25-40 mL/kg BB atau 2 L per meterpersegi luas permukaan tubuh - anak-anak dan dewasa bertubuh kecil membutuhkan air lebih banyak dibandingkan org dewasa bertubuh besar, kebutuhan air lebih erat kaitannya dengan luas permukaan tubuh drpd dgn BB

  6. Pada terapi pengganti air untuk orang dewasa, dibtuhkan 70 mL air/kg BB/hr disamping kebutuhan air utk pemeliharaan • Misal untuk orang dewasa dengan BB 50 kg, berarti untuk terapi pengganti memerlukan 3500 mL ditambah 2400 mL • Pada pasien dengan gangguan ginjal atau kardiovaskuler perlu monitoring tekanan darah • Pada terapi pengganti air secara iv dapat menimbulkn hemolisis osmotik sel darah merah sehingga perlu cek tonisitasnya

  7. 2) kebutuhan elektrolit K+ adalah kation utama intrasel (berperan dalam fungsi normal jantung dan otot polos) • Kebutuhan per harinya: krg lbh 100 mEq dan kehilangan perharinya krg lbh 40 mEq, shg untuk terapi pengganti diperlukan minimal 40 mEq ditambah yg diperlukan untuk pengganti • Na+ adalah kation utama ekstrasel, penting dlm menjaga kenormalan cairan ekstra sel • Kebutuhan perharinya: 135-170 mEq (8-10 gNaCl),

  8. 3)kebutuhan kalori dapat diberikan dekstrosa 5% pada terapi pemeliharaan atau terapi pengganti • Pemberian larutan protein jangka panjang iv yg mengandung dekstrosa kadar tinggi (20%), elektrolit, vitamin, atau dapt juga mengandung insulin disebut hiperalimentasi parenteral

  9. Penggolongan sediaan parenteral volum besar berdasarkan komposisi dan kegunaannya 1. Infus elektrolit • Digunakan untuk mengatasi perbedaan atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. • Ada 2 kondisi plasma darah yang menyimpang: 1) Asidosis, yaitu kondisi plasma darah yg terlalu asam akibatnya adanya ion Cl yg berlebihan • 2) Alkalosis, yaitu kondisi plasma darah yang terlalu basa sehingga jumlah ion Na, K, dan Ca dalam jumlah berlebih

  10. Sistem dapar darah adalah keseimbangan asam basa darah mengikuti sistem dapar, yaitu: • Hidrogen karbonat-karbonat • Hidrogen fosfat-dihidrogenfosfat • Serum-protein

  11. Beberapa istilah: • Hipovolemia: kehilangan natrium • Dehidrasi: kekurangan air • Asidosis metabolik: kekurangan asam karbonat • Hipokalemia: kekurangan kalium • Asidosis: berkaitan dengan proses fisiologis yg menyebabkan penurunan pH darah • Asidemia: keadaan pH arteri < 7,35

  12. Contoh formula infus Asering (Otsuka) • R/ Na+ 130 mEq K+ 4 mEq Cl 109 mEq Ca ++ 3 mEq Asetat 28 mEq Aqua pi ad 1000 mL

  13. 2. Infus Karbohidrat Infus karbohidrat adalah sediaan infus yang berisi larutan glukosa atau dektrosa yang cocok untuk donor kalori • Kegunaan : - untuk diuretik (20%) - untuk terapi oedema (30-50%) - larutan manitol 15-20% untuk menguji fungsi ginjal

  14. 3. Infus elektrolit dan Karbohidrat • Contoh : infus KA-EN 4 B paed (otsuka) formulanya: mengandung: Na+ 30 mEq K+ 8 mEq Cl- 28 mEq Laktat 10 mEq Glukosa 37,5 mEq Aqua pi ad 1000 mL

  15. 4. Larutan Irigasi • Larutan irigasi adalah sediaan steril berupa larutan dalam jumlah yang besar (3 liter). • Larutan tidak disuntikkan di vena tapi digunakan di luar sistem peredaran darah, umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yg dipatahkan sehingga memungkinkan pengisian larutan dengan cepat • Digunakan untuk merendam atau mencuci luka sayatan bedah atau jaringan tubuh, dapat untuk mengurangi pendarahan

  16. Persyaratan larutan irigasi: - isotonik - steril - tidak diabsorbsi -bukan larutan elektrolit - tdk mengalami metabolisme - cepat dieksresi - mempunyai tekanan osmotik diuretik

  17. Contoh larutan irigasi: *acetic acid irrigation (0,25%): digunakan untuk irigasi kandung kemih, pH dibuat 2,9-3,3, digunakan selama prosedur urologi. *Neomicyn dan polimiksin sulfat sol. For irrigation : digunakan sebagai antibakteri topikal dalm irigasi kandung kemih yg terus menerus * ringer irrigation (mgd NaCl, KCl, CaCl2) *Steril water for irrigation, adalah larutan untuk obat suntik yg steril, etiket harus ditulis dengan jelas, hanya untuk irigasi, bukan untuk injeksi

  18. 5. Larutan Dialisis Peritoneal • Merupakan suatu sediaan larutan steril dalam jumlah besar (2 liter). • Larutan tidak disuntikkan ke vena tapi dibiarkan mengalir ke dalam ruangan peritoneal dan umumya menggunakan tutup plastik yang dipatahkan sehingga memungkinkan larutan dengan cepat turun ke bawah • Penggunaan untuk menghilangkan senyawa toksik yg secara normal diekskresikan oleh ginjal (misal digunakan pada keracunan ginjal, atau gagal ginjal)

  19. Larutan diabsorbsi dalam membran peritoneal mengikuti peredaran darah. Selanjutnya, di dalam ujung sel peritoneal terjadi penarikan zat toksin dari darah ke dalam cairan dialisis yang bekerja sebagai membran semipermeabel • Syarat larutan dialisis peritoneal: hipertonis, steril, dapat menarik toksin dalam ruang peritoneal

  20. Larutan yg tersedia di perdagangan mengandung dekstrosa, vitamin, mineral, elektrolit dan asam amino(peptida) • Larutan dibuat hipertonik dengan tujuan untuk mencegah absorbsi air dari larutan dialisis ke dalam sirkulasi

  21. Contoh : larutan Dianeal 1,5% dan 2,5%, 2 liter pH 5,2 NaCl 538 mg 538 mg Na Laktat 448 mg 448 mg CaCl2 25,7 mg 25,7 mg MgCl2 5,08 mg 5,08 mg Dektrosa 1,5 g 2,5 g Aqua pi 100 ml 100 ml Osmolarity 346 396

  22. 6. Infus Plasma Expander (Penambah darah) • Merupakan sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, operasi, dan lain-lain • Macam-macamnya: 1. Whole Blood (darah lengkap), darah yang diambil donor manusia, yg dipilih dengan pencegahan pendahuluan aseptik yg ketat (darah ditambah heparin atau ion sitrat sebagai antikoagulan)

  23. Kita menyimpan darah yang dikumpulkan pada suhu 1-10 derajat C dan mempertahankan tetap konstan pada suhu 2 derajat C. • Tanggal kadaluwarsanya maksimal 21 hari setelah pengambilan darah ( jika digunakan sitrat sebagai antikoagulan), dan maksimal 48 jam jika digunakan heparin sebagai antikoagulan • Kemasan: 1 unit (500 ml)

  24. 2. Human Albumin (minimal 96% protein harus albumin) adalah sediaan steril albumin serum yang diperoleh dari fraksinasi darah dari donor manusia sehat. • Setiap 100 ml mengandung 25 g albumin serum yg sebanding atau ekuivalen keosmotikannya dengan 500 ml plasma manusia normal, atau 5 g sebanding dgn 100 ml plasma manusia normal

  25. Pemberian infus intravena sebagai penyokong volume darah, yg ekuivalen dgn 25-75 g albumin setiap harinya. Kadaluwarsa 3-10 tahun

  26. Contoh formulanya (infus human albumin 20%) • Mengandung 20% protein dengan minimum 96% albumin) • R/ Human albumin 192 g Na+ 125 mmol/L 2,88 g/L K+ max 2 mmol/L 0,08 g/L Ca++ max 2 mmol/L 0,08 g/L Cl- max 100 mmol/L 3,55 g/L aqua pi 1000 mL

  27. 3. Plasma protein merupakan larutan steril protein yg terpilih dari plasma darah donor manusia dewasa • Plasma mengandung 5 g protein per 100 ml, di mana 83-90% adalah albumin dan sisanya alfa dan beta globulin • Pemberian plasma protein 250-500 ml, tapi dapat sampai 1500 ml sebagai penyokong volum darah • Kadaluwarsa 3-5 th, tergantung penyimpanan

  28. Contoh infus plasmanate • Plasma protein Fraction (Human) 5%, 100 ml USP R/ plasma protein 5 g Na Karbonat 0,004M Na+ 145 mEq/L K+ 0,25mEq/L Cl- 100 mEq/L

  29. 4. Larutan Gelatin (hidrolisis kolagen), senyawa polipeptida (sebagai cairan pengganti darah) • Larutan ini cocok untuk plasma expander (terdiri atas protein, sehingga dapat memberikan efek osmotik yang sama dengan protein) • Pada suhu kamar gelatin dapat mengental, sehingga perlu menghangatkan larutan, sementara pada proses pemanasan gelatin dapat terurai

  30. Untuk memperbaiki kelarutan dapat ditambahkan glioksal atau isosianat agar molekulnya bertambah panjang dan bercabang. • Setelah 24 jam dieliminasi atau diurai secara enzimatik, gelatin hilang dari peredaran darah. • Digunakan gelatin 5% yg diisotonikan dengan NaCl dan dapat disterilkan dengan autoclaf 121-124 derajat C

  31. Contoh: infus Haemacel • R/3,5% Colloidal infusion Solution Gelatin dari polipeptides (bovine bone) 35 g Cl- 5,14 g 145 mmol K+ 0,20 g 5,1 mmol Ca++ 0,25 g 6,25 mmol Na+ 3,33 g 145 mmol aqua pi 1000 ml

  32. 5. Larutan Dekstran merupakan senyawa polisakarida yg tertersusun atas glukosa sebagai komponen monomer yg terikat secara glikosidik pd posisi alfa 1,6. • Dekstran terbentuk di dalam media yg mengandung sakarosa di bawah pengaruh enzim dekstran sakarase yg diproduksi oleh berbagai spesies leuconostoc

  33. Sebagai pengganti plasma digunakan 6 atu10% larutan dekstran 40 atau 70 dengan BM 40.000 sampai 70.000 dengan penambahan NaCl 0,9% • Sterilisasi dengan autoclaf suhu 120 derajat C, penyimpanan suhu 4 der C stabil selama 19 th

  34. Contoh formula infus Otsutran-70 (Otsuka) R/Dekstran 70 in normal salin 6% Dekstran 70 6,0% NaCl 0,9% aqua pi 500 ml osmolaritas : 316,5 mOsm/L

  35. 6. Infus Protein (asam amino) Larutan terdiri atas: 8 asam amino: L-isoleusin, L-Leusin, L-Lisine, L-Metionin, L-Fenilalanin, L-Trionin, L-Triptopan, L-Valin. Semua asam amino tersebut harus ada dalam sediaan infus dalam jumlah dan perbandingan tertentu di dalam infus. Hilangnya satu komponen menyebabkan efek yg diinginkan tidak tercapai, begitu pula dengan jumlah yg berlebihan.

  36. Sebagai penyangga energi digunakan sorbitol, dapat pula ditambahkan vitamin dan elektrolit • PH larutan dibuat 6 (berhubungan dengan stabilitas) • Sterilisasi menggunakan autoclaf 120 der C disertai dengan penjenuhan gas netral • Penambahan Na pirosulfit dalam jumlah kecil dapat mengusir oksigen • Contoh infus Aminofusin L (Primer)

  37. R/ L-Isoleusin 1,55 g L-Leucin 2,20 g L-Lisine monoHCl 2,50 g L-Methionon 2,10 g L-Fenilalanin 2,20 g L-Treonin 1,00 g L-Triptophan 0,45 g L-Valin 1,50 g L-alanin 6,00 g

  38. L-Arginin 4,00 g L- Glutamic acid 9,00 g Glisin 10,00 g L-Histidin 1,00 g L-Prolin 7,00 g Sorbitol 50,00 g Xylitol 50,00 g Potasium Hidroklorid 1,68 g

  39. Mg asetat 1,07 g Sodium hidroksid 1,60 g L-Malic acid 2,01 g vitamin aqua pi 1000 ml

  40. SUSPENSI UNTUK INJEKSI • Digunakan jika zat aktif tidak larut dalam pembawa • Dapat digunakan sebagai depo • Kadar partikel padat < 5% • Diameter partikel 5-10 mikrometer • Pembuatan dilakukan mensterilkan masing-masing komponen sendiri-sendiri dan dibuat secara aseptik, dan sterilisasi akhir tidak boleh menggunakan penyaring bakteri

  41. Sterilisasi bahan padat dapat menggunakan sterilisasi panas kering atau gas • Perlu diperhatikan laju sedimentasi partikel tersuspensi • Laju endap partikel dapat dikurangi dengan meningkatkan viskositas medium suspensi

  42. Faktor yg terlibat dalam laju kecepatan mengendap partikel suspensi berhubungan dengan persamaan hukum stokes dan aliran tiksotropi 1. Ukuran partikel dan bobot jenis bahan mempengaruhi kec sedimentasi, kecepatan sedimentasi dapat ditekan jika perbedaan BJ dua fase kecil dan viskositas medium ditingkatkan, misal dengan membentuk struktur vehicle, misal dengan penambahan gom, atau bentonit (sifat alir pseudoplastik tiksotropi) 2. sifat alir pseudoplastik tiksotropi, adalah suatu keadaan di mana pada penyimpanan sedimentasi suspensi terbentuk lambat, jika akan digunakan dengan pengojokan ringan

  43. Viskositas medium cepat menjadi encer, dan sedimen tidak cepat terbentuk kembali. Sehingga memudahkan dalam pengambilannya ke dalam jarum suntik (dosis tetap homogen). • Masalah yg sering muncul yaitu terjadinya caking, solusi: dengan penambahan agent pemflokulasi seperti benzil alkohol atau fenol etanol. • Perlu juga ditambahkan suspending agent seperti CMC-Na atau hidroksietilselulosa, yg juga dapat meningkatkan viskositas (koloid pelindung)

  44. Penambahan wetting agent juga perlu seperti tween 80, pluronik F-68 (BASF Corp), atau sorbitan trioleat dapat membantu partikel berada dalam bentuk tersuspensi • Bahan tambahan lain: pengawet, pengatur tonisitas

  45. Suspensi injeksi dapat berupa suspensi injeksi dalam air atau suspensi injeksi dalam minyak 1. Suspensi injeksi dalam air Mengandung: bahan pembantu yang mengurangi sedimentasi, pengisotoni, dapar, pengawet

  46. Contoh formula: • R/ Kortison asetat 25 mg Tween 80 4 mg CMC Na 5 mg NaCl 9 mg Benzil alkohol 9 mg aqua pi ad 1 ml

  47. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan suspensi injeksi dalam air 1. Ukuran partikel dan BJ 2. Sifat alir sediaan 3. Kerja surfaktan (contoh surfaktan), tween, lechitin, polisorbat 80, emulphor EL 620, Pluronic F 60 4. Kecepatan sedimentasi (Gel-Form) untuk mengaturnya dapat ditambahkan koloid hidrofilik (CMC Na 0,1-0,3%, GOM, gelatin, Carmellose sodium, MC), sorbitol, ester

  48. 5. Caking dapat diatasi dengan penambahan bahan pembasah atau dengan penambahan natrium sitrat 6. Kelarutan zat aktif diatasi dengan membentuk kompleks yang sulit larut, misalnya insulin protamin atau prokain penisilin 7. Bahan antibusa (oktil alkohol atau emulsi silikon)

  49. 8. sifat alir (reologi) pseudoplastis tiksotropi 9. isotonis, isohidris 10. bahan antibakteri

  50. Tahapan kerja dalam pembuatan sediaan suspensi injeksi dalam air 1. Menghaluskan ukuran partikel atau merekristalisasi bahan obat 2. Sterilisasi bahan obat 3. Sterilisasi pembawa 4. Campur bahan aktif dengan pembawa secara aseptik 5. Masukkan dalam wadah steril, tutup, dan segel secara aseptik

More Related