1 / 10

TEKNIK PENGUMPULAN DATA ( OBSERVASI )

TEKNIK PENGUMPULAN DATA ( OBSERVASI ). Pendahuluan. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan .

ismail
Télécharger la présentation

TEKNIK PENGUMPULAN DATA ( OBSERVASI )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA( OBSERVASI )

  2. Pendahuluan Observasiadalahpengamatanlangsungparapembuatkeputusanberikutlingkunganfisiknyadanataupengamatanlangsungsuatukegiatan yang sedangberjalan. Observasidilakukansecara sistematis didasarkan pada tujuan penyeledikan yang telah dirumuskan. Tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata, melainkan dikembangkan secara sistematis dengan proposisi-proposisi yang lebih umum. Selain itu sebagaimana metode ilmiah lainnya, observasipun menghadapi masalah-masalah vabilitas dan realibilitas yang sangat perlu diperhatikan. Dengan demikian tentu saja melakukan observasi ini memerlukan keahlian dan keterampilan tersendiri.

  3. JENIS-JENIS OBSERVASI • Observasi Partisipasi (Partisipasi Observasion) • Observasi Sistematis (Systematic Observasion) • Observasi Eksperimen (Experiment Observasion)

  4. 1. Observasi Partisipasi (Partisipasi Observasion) Observasi partisipasi adalah observasi dimana pelaku observasi ( observer ) turut serta mengambil bagian ( berpartisipasi ) dalam kehidupan masyarakat yang sedang di amati. Melihat kemungkinan berpartisipasinya observer itu dapat dibedakan antara observasi partisipan penuh ( Fulli Participant Observation ) dimana observer benar-benar turut berpartisipasi, dengan observasi partisipan semu atau pura-pura ( Quasi Partisipan Observation ) di mana observasi tidak benar-benar berpartisipasi melainkan hanya seolah-olah atau berpura-pura saja. Observasi partisipasi pada mulanya digunakan dalam Antropologi Sosial, yang menyelidiki kehidupan masyarakat yang lebih luas. Namun akhir-akhir ini meluas pada penyelidikan-penyelidikan dan hidup dan hubungan sosial lainnya, antara lain di pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, organisasi, asrama dan lokalisasi-lokalisasi lainnya. Hal-hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah apa materi yang diobservasi dan hubungan antara observer dengan pihak-pihak yang diobservasi itu.

  5. 2. Observasi Sistematis (Systematic Observasion) Observasi sistematis disebut juga observasi berstruktur ( Structured Observation ), yang dicirikan oleh adanya kerangka yang memuat faktor-faktor yang diatur katagorisasinya terlebih dahulu, termasuk cirri-ciri dari setiap factor dalam kategori itu. Isi dan materi yang diobservasi lebih terbatas daripada observasi partisipasi. Tidak menyelidiki seluruh kehidupan social, melainkan hanya beberapa segi secara terbatas. Meskipun demikian hal-hal yang harus diperhatikan adalah sama. Jika observasi partisipasi sering dilakukan dalam penyelidikan studi kasus (eksplorasi deskriptif), maka observasi sistematis biasa dilakukan dalam penelitian survey (baik survey Deskriptif msupun Survey Eksplanatori/Verifikatif).

  6. 3. Observasi Eksperimen ( Experiment Observasion ) Observasi eksperimen disebut juga Observasi Situasi Test (Situation Test Observation). Observasi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : • Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam untuk semua yang diobservasi • Jika obyek yang diobservasi itu orang, situasi yang harus dibuat sedemikian rupa sehingga si obyek tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari observasi itu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya variasi tingkah laku yang diamati • Observer membuat pencatatan dengan sangat tekiti mengenai cara-cara orang yang diamati itu melakukan /mengadakan aksi-reaksi dari perangsang-perangsang yang diberikan. Jadi beda antara observasi eksperimen dengan observasi yang lainnya, ialah bahwa observer tidak terlibat dalam situasi kehidupan orang-orang yang diobservasi, melainkan mendudukan orang-orang yang diobservasi itu pada situasi yang dibuat oleh observer sesuai dengan tujuan penyelidikannya. Dalam ilmu social ekonomi pada umumnya masih jarang yang mampu melakukan observasi eksperimen ini, kecuali dalam psikologi sosial cenderung mempergunakan observasi semacam ini dalam penyelidikannya.

  7. PETUNJUK MELAKUKAN OBSERVASI Rummel, disitir oleh Sutrisno Hadi (1971) memberikan petunjuk melakukan observasi sebagai berikut : • Peroleh dahulu pengetahuan tentang hal yang akan diamati • Pengamat akan dapat melakukan observasi, jika ia telah memperoleh pengetahuan terlebih dahulu tentang hal-hal yang akan diamati. • Pahami tujuan-tujuan umum dan khusus dan masalah-masalah penyelidikan untuk menentuakn apa yang harus diamati • Buatlah pencatatan-pencatatan sebagai berikut : • Buat pencatatan dengan segera • Tiap gejala dicatat secara terpisah • Ketahuilah dan kuasailah alat-alat pencatatan yang dipergunakan • Susunlah catatan secara sistematis • Adakan dan batasi dengan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan dilakukan • Adakan observasi secermat-cermatnya dan sekritis-kritisnya. Petunjuk melakukan observasi dari Rummel itu sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut, sesui dengan pekerjaan taksonomikal dan pekerjaan theoritikal.

  8. Kecermatan Observasi Tindakan kecermatan dalam observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh tingkat validitas (keabsahan) dan realibilitas (ketepatan) hasil pengamatan yang lebih tinggi. Validitas dan reabilits itu hanya dapat dicapai dengan tindakan kecermatan yang semaksimal mungkin. Untuk melakukan observasi yang secermat-cermatnya, perlu mengetahui tentang beberapa sumber kesesatan atau kelemahan observasi. Sumber-sumber ini ada yang terletak pada diri sipengamat, pada situasi, pada obyek yang diamati dan pada alat-alat pengamatan. Keempat hal ini jika diperhatikan adalah saling berinteraksi atau saling berpengaruh, maka dengan demikian kecermatan seluruhnya dipengaruhi oleh kecermatan keempat hal tadi, satu saja tidak cermat, tidak akan diperoleh validitas dan reabilitas yang diharapkan

  9. 3. SITUASI 2. OBYEK 1. OBSERVER 4. ALAT Bentuk interaksi dari keempat sumber kesesatan observasi itu dapat dilukiskan sebagai berikut :

  10. K A S I H T E R I M A

More Related