Perjalanan Dalam Kereta Api

1. Perjalanan Dalam Kereta Api Sebelum saya kembali ke Bandung untuk menggabungkan diri dengan TKR-Pasir Kaliki Bandung, markas perjuangan kami, saya meminta izin untuk diperbolehkan mengikuti rombongan Presiden/Wakil Presiden ke Jawa Timur dalam perjalanan tournee dengan kereta api istimewa. Sewaktu perjalanan inilah saya mulai lebih mengenal pribadi Bung Hatta. Beliau sangat sederhana, tidak mau menonjolkan diri dan menyusahkan orang lain, apalagi menyatakan suatu permintaan akan bantuan sesuatu, sungguhpun beliau adalah Wakil Presiden Republik Indonesia. Perhatian panitia penerimaan tamu agung dan orang banyak (termasuk pamongpraja, pasukan-pasukan kehormatan, Polisi-Militer dan Polisi Pengawal yang bertugas menjaga keselamatan) tertuju seluruhnya kepada Presiden/Bung Karno. Oleh karena itu saya memutuskan untuk tidak pulang ke Bandung, melainkan menyerahkan diri, raga, dan jiwa saya untuk keperluan pribadi Bung Hatta, dan menjadi ajudan Wakil Presiden untuk keperluan dinas dan pribadi beliau. Semula Bung Hatta masih mengatakan bahwa lebih baik bagi saya untuk meneruskan kuliah. Tetapi bagi saya sudah putus bahwa dengan demikian saya menyumbangkan perjuangan saya untuk revolusi dan kemerdekaan Indonesia. Selama empat tahun saya mengikuti Wakil Presiden/Bung Hatta, banyak sekali hal-hal yang kami alami bersama-sama. Ada pula waktu-waktu, di mana kami berdua saja yang mengalaminya. R. Batangtaris, Pribadi Manusia Hatta, Seri 7, Yayasan Hatta, Juli 2002