1 / 43

KESEIMBANGAN AIR & ELEKTROLIT

KESEIMBANGAN AIR & ELEKTROLIT. KULIAH KIMIA KLINIK AAK NASIONAL SURAKARTA Dr. Lucia Sincu Gunawan. Sifat-Sifat Air. Air memiliki sifat-sifat penting , antara lain: * Konsentrasi molar sangat tinggi * Konstanta dielektrik besar * Konstanta disosiasi sangat kecil. METABOLISME AIR.

kasia
Télécharger la présentation

KESEIMBANGAN AIR & ELEKTROLIT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KESEIMBANGAN AIR & ELEKTROLIT KULIAH KIMIA KLINIK AAK NASIONAL SURAKARTA Dr. Lucia Sincu Gunawan

  2. Sifat-Sifat Air • Air memiliki sifat-sifat penting , antara lain: • * Konsentrasi molar sangat tinggi • * Konstanta dielektrik besar • * Konstanta disosiasi sangat kecil

  3. METABOLISME AIR • Konsentrasi total cairan tubuh pada setiap orang normal adalah konstan • Air bebas keluar masuk dengan osmosis • 60 % BB pada  dan 55% pada 

  4. DISTRIBUSI CAIRAN

  5. Cairan intraselular (CIS) • Lokasi: Perbedaan antara CIS dan CES jelas dan mudah dipahami, keduanya dipisahkan oleh membran sel. • Komposisi: CIS kaya akan ion kalium dan magnesium dan rendah natrium. • Sifat: Cairan intraselular berperilaku serupa terhadap perubahan tonisitas di CES

  6. Cairan ekstraselular (CES) • CES dibagi lagi menjadi beberapa kompartemen yang lebih kecil yakni : • plasma • cairan interstisial • cairan tulang dan jaringan ikat padat • cairan transelular

  7. Cairan interstisial (ISF =interstitial fluid) • Terletak di celah-celah jaringan tubuh. • Cairan interstisial membasahi semua sel tubuh dan menjadi penghubung antara CIS dan kompartemen intravaskular. • Oksigen, zat makanan dan chemical messenger semuanya melewati ISF. • Karakteristik ISF hampir menyerupai CES, dengan pengecualian kandungan proteinnya lebih rendah. • Cairan getah bening dianggap sebagai bagian ISF. Sistem limfatik mengembalikan protein dan kelebihan ISF ke dalam sirkulasi.

  8. Plasmaadalah kompartemen cairan yang betul-betul sebagai kumpulan cairan dalam satu lokasi. Perbedaannya dari ISF adalah kandungan protein lebih tinggi dan memiliki fungsi transpor. • Cairan tulang dan jaringan ikat padat bermakna karena mengandung kira-kira 15% dari air total tubuh. Cairan ini dimobilisasi sangat lambat sehingga tidak penting dalam penilaian efek pemberian cairan secara akut. • Cairan transelular merupakan kompartemen kecil yang mewakili semua cairan tubuh yang terbentuk dari aktivitas transpor sel. • Cairan transelular dikandung dalam ruang yang dilapisi epitel. • Yang termasuk cairan transelular adalah: cairan serebrospinal, cairan saluran cerna, urin dalam kandung kemih, aqueous humor dan cairan sendi.

  9. FAKTOR PENGENDALI KESEIMBANGAN AIR • Menstimulasi pusat haus di hypothalamus  keinginan untuk minum • Menstimulasi osmoreseptor hipothalamus  pelepasan vasopresin (ADH)  meningkatkan reabsorbsi air pada tubulus Kolektivus • Sistem Renin – Angiotensin - Aldosteron

  10. OSMOLALITAS • Osmolalitas adalah jumlah osmol zat terlarut (solute) per kg pelarut (solvent ) • Normal osmolalitas serum : 285 – 310 miliosmol/ kg BB • Ditentukan oleh : Na, Cl, Bikarbonat, Glukosa, ureum • Yang menetukan besar osmolalitas adalah banyaknya partikel, bukan wujud atau berat zat terlarut • Urin lebih pekat dari plasma kecuali dalam keadaan kelebihan cairan

  11. TEKANAN OSMOTIK KOLOID • Koloid adalah partikel dengan berat molekul besar (normal BM > 30.000) dalam suatu larutan. Dalam plasma normal, protein plasma merupakan koloid utama • Merupakan faktor utama yang mengontrol lokasi dan distribusi air • Substansi yang mempengaruhi tek. Osmotik koloid : • Komponen organik BM besar : protein • Komponen organik BM kecil : glukosa, urea, asam amino • Elektrolit anorganik : Na & K

  12. TEKANAN OSMOTIK KOLOID • Endotelium kapiler relatif tak tertembus oleh protein & karena kadar protein cairan interstisiel jauh lebih sedikit dibanding plasma maka efek osmosis protein menentukan distribusi air pada 2 kompartemen tersebut

  13. Pergantian Air (Water turnover) Dua hal yang perlu diketahui dalam pergantian air, yakni : • Keseimbangan eksternal (external balance) Kesimbangan eksternal adalah perbandingan antara asupan air dan keluaran air ke lingkungan luar. Dalam setiap periode waktu, asupan = keluaran, sehingga organisme dikatakan dalam keseimbangan air. • Aliran internal(internal fluxes) Keseimbangan internal (internal flux) diartikan sebagai gerakan air melintasi kapiler seluruh tubuh (termasuk sekresi dan absorpsi berbagai cairan transselular) dan gerakan air antara cairan interstisial dan cairan intraselular.

  14. Estimasi kebutuhan air harian • Berdasarkan laju metabolisme 80 - 110 ml/100 kcal • Berdasarkan berat: 30 - 40 ml/kg/hari • Berdasarkan luas permukaan tubuh : 1.5 L/m2/hari

  15. Pengeluaran air • Air dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan harian normal, yang terdiri atas: • * Kehilangan air tak disadari (IWL atau insensible water loss)- dari kulit dan pernapasan • * Urin • * Keringat • * Tinja

  16. KESEIMBANGAN VOLUME AIR

  17. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH • Gangguan volume • Gangguan konsentrasi osmoler • Gangguan distribusi • Gangguan komposisi (termasuk asam basa)

  18. EKSKRESI YANG BERLEBIHAN GINJAL : DM, DI, diuretika, kelainan Tub. ginjal KULIT : demam, overhidrosis PULMO : hiperventilasi USUS : diare INTAKE YANG MENURUN BAYI USIA LANJUT DISPHAGIA TIDAK SADAR MUNTAH-MUNTAH FAKTOR PENYEBAB PENYURUTAN VOLUME CAIRAN TUBUH

  19. Selamat belajar

  20. MEKANISME UDEM/ ASCITES/ EFFUSI PLEURA/ PERICARD GAGAL JANTUNG SIROSIS HEPATIS SIND NEFROTIK MALNUTRISI OVERHIDRASI GAGAL GINJAL BERKURANGNYA ALIRAN DARAH KE GINJAL HIPOALBUMINE PENINGKATAN ALDOSTERON PRODUKSI ADH FILTRASI GLOMERULUS MENURUN PENURUNAN TEKANAN OSMOTIK PLASMA RETENSI AIR & Na EKTRAVASASI CAIRAN

  21. ELEKTROLIT • Adalah ion-ion yang ada dalam cairan tubuh • Cairan extraseluler : Kation utama : Na+, Anion utama : Cl-, HCO3- • Cairan intraseluler : Kation utama : K+, anion utama : PO43- • Nilai rujukan normal  lihat referensi • Satuan : mEq/ L atau mmol/ L

  22. Komposisi Elektrolit

  23. NATRIUM • FUNGSI : • Pengatur keseimbangan asam basa • Mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuh • Mekanisme pengatur keseimbangan air & elektrolit • Reseptor anti diuretik hormon (ADH) • Mekanisme haus • Aldosteron

  24. HIPONATREMIA • Kadar natrium serum di bawah normal (< 135 mEq/L). • ARTIFAKTUAL ATAU PALSU. Lab melaporkan ralat yang disebabkan: • Hiperglikemia. Koreksi nilai natrium (setiap peningkatan glukosa darah sebesar 100 mg/dl mengurangi natrium serum sebesar 1.7 mEq/L). • Hiperlipidemia. Osmolalitas serum yang diukur akan normal atau lebih besar daripada osmolalitas yang dihitung(Osm = [2 x Na+] + [Glukosa/18] + [BUN/2.8]).

  25. HIPONATREMIA • Na tubuh total turun & volume ES turun • Luka bakar luas • Ascites, ileus • Salt losing renal disorders • Diuretik berlebihan • Na tubuh total normal & volume ES normal • Intoksikasi air • Defisiensi glukokortikoid • Defisiensi berat Kalium tubuh • Na tubuh total naik & volume ES naik • GGA dengan kelebihan air • Gagal jantung kongestif • Sirosis hepatis • Sindroma nefrotik

  26. GAMBARAN KLINIK HIPONATREMIA Bergantung pada keparahan dan cepatnya timbul pertama kali.1. Gejala lebih mencolok pada hiponatremia yang cepat berkembang.2. Jika Na+ plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.3. Jika Na+ plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam,bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan coma.* Mortalitas 50% jika konsentrasi Na+ turun sampai <113 mEq/L dengan cepat.* Setiap pasien usia lanjut yang mengalami perubahan mental harus menjalani pemeriksaan elektrolit serum untuk mencek hiponatremia.Mungkin memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung bendungan, penyakit Addison). Jika terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok, seperti hipotensi dan takikardia.

  27. HIPERNATREMIA • Na serum diatas normal (> 145 mEq/L). • TANDA DAN GEJALA • Iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan coma yang sekunder terhadap hipernatremia. • Manifestasi tambahan biasa terjadi sekunder terhadap kelainan dasar dan status volume (takikardia dan hipotensi ortostatik dengan deplesi volume; • Edema bila ada kelebihan cairan

  28. HIPERNATREMIA • Na total normal & volume ES rendah • Peningkatan IWL ( demam, tirotoksikosis dll) • Diabetes Incipidus • Na total rendah & volume ES turun • GE • Diuretik osmotik • Keringat berlebihan • Na total naik & Volume ES relatif stabil • Keracunan garam • Infus yang tidak tepat

  29. KALIUM • Kation utama cairan intraseluler • Pengukuran kalium serum tidak menggambarkan status Kalium tubuh • Kalium dikeluarkan dalam : • Urin (80 -90 %) • Getah lambung • Kolon & rektum • Ekskresi kalium urin tergantung : • Kadar natrium • Ketersediaan relatif H+ dan K+ dalam sel tub. Kontortus distal & kolektivus • Kemampuansel mengekkresi ion H+ • Konsentrasi aldosteron yang bersikulasi

  30. KALIUM INTRASEL  EXTRASEL • Protein tubuh di katabolisme (ex kelaparan) • Asidosis • Setelah stress atau trauma • Setelah kehilangan air, Na, Cl

  31. KALIUM EXTRASEL  INTRASEL • Deposit dari protein • Glukosa oleh insulin dibawa masuk sel • Alkalosis extraseluler

  32. HIPOKALEMIA • Hiperfungsi kortex adrenal • Diuretika • Penyakit kronik  negative nitrogen balanced • Familial periodic Paralisis • Glikogenesis  K masuk sel • Muntah –muntah / diare • Anoreksia

  33. HIPERKALEMIA • Pemberian diuretik & suplementasi K • Shock, dehidrasi berat  anuria • Gagal ginjal • Addison Dissease  hipofungsi kortex adrenal • Defisiensi insulin

  34. CHLORIDA • Anion ekstraseluler yang utama, biasanya dalam bentuk ikatan dengan Na • Sebagian besar Cl- yang dicerna di absorbsi, sisanya diekskresi melalui urin • Sekresi lain : keringat, asam lambung • Fungsi : • Mengatur tekanan osmotik & keseimbangan air • Mengatur keseimbangan asam basa

  35. HIPOKLOREMIA • Kelebihan mineralokotikoid  Cushing syndrome • Penyakit ren yang menyebabkan kehilangan garam • Muntah- muntah • Diare

  36. HIPERCHLOREMIA • Asidosis metabolik • Asidosis tubulus ginjal • Defisiensi mineralokortikoid  Addison syndrome • Hiperparatiroidisme • Pemberian NH4Cl/ garam-garam asidis

  37. MAGNESIUM • Diabsorbsi di usus halus • Untuk sisntesis lipid, KH, protein, as. Nukleat, pengaktifan kontraksi otot • Hipermagnesemia terjadi pada payah ginjal • Peneluaran Mg 2+ yang berlebih melalui urin : • DM • Renal tubuler asidosis • Pengguna diuretika

  38. CALSIUM • Proses absorbsi di daerah duodenum dan jejenum proksimal • Sebagian besar pada tulang dan gigi • Calsium dalam plasma berfungsi : • Pengaturan aktivitas sel • Kerja hormon • Fungsi saraf & otot • Pembekuan darah • Ekskresi : feses, ginjal, keringat

  39. CALSIUM • Hormon-hormon yang mengatur kadar calsium • Paratyroid hormon • Kalsitonin • 1,25 dihidroksikolekalsiferol • Glukokortikoid • Growth hormon

  40. HIPERCALSEMIA • Pada keadaan normal tidak akan terjadi hipercalsemia meskipun konsumsi tinggi kalsium, karena tidak akan diabsorbsi oleh usus • Hipecalsemia dapat terjadi pada: • Sarkoidosis • Kanker • Intoksikasi vitamin D • hiperparatiroidisme

  41. HIPOCALSEMIA • RAKITIS  anak • OSTEOMALACIA  dewasa • Gejala : • Tetani • Gangguan saraf • Gangguan otot • Penyebab : • Kekurangan intake calsium • Payah ginjal • Hipoparatiroidisme • Defisiensi vitamin D

  42. GAP ANION • Hukum elektronetralitas  muatan positif (Na+, K+, Ca2+, Mg2+ ) benar-benar sama dengan banyaknya muatan-muatan negatif yakni Cl-, HCO3-, SO42-, HPO42- • Adalah selisih antara anion-anion tak terukur dan kation – kation tak terukur • Ca2+, Mg2+, lain –lain • HPO42-, SO42-, anion organik, protein • Untuk mempermudah menghitung : Gap anion = (Na+ + K+) – (Cl- + HCO3-)  nilai acuan = 16 mmol/L

  43. SELAMAT BELAJAR

More Related