1 / 24

Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa

Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa. Dr. Sugito Wonodirekso, MS wotigus@yahoo.com S è vre 2 – 4 April 2002. Rangkaian. Pendahuluan Perkembangan Yang sekarang dilakukan Yang menyulitkan Simpulan. Pendahuluan.

kato
Télécharger la présentation

Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Upaya Penerjemahan Istilah Kedokteran di Indonesia dari Masa ke Masa Dr. Sugito Wonodirekso, MS wotigus@yahoo.com Sèvre 2 – 4 April 2002

  2. Rangkaian • Pendahuluan • Perkembangan • Yang sekarang dilakukan • Yang menyulitkan • Simpulan Sugito Wonodirekso - Indonesia

  3. Pendahuluan • Kedokteran dan kesehatan merupakan kajian multidisiplin • Peristilahan yang dihadapi sangat kompleks • Menulis dalam bahasa Inggeris menjadi lebih mudah • Diperlukan kamus ekabahasa, dwibahasa, dan teknis • Istilah kedokteran diperlukan untuk: • Komunikasi antarpakar • Komunikasi dosen – mahasiswa • Komunikasi dokter – pasien • Ternyata dipengaruhi “budaya” • Indonesia “masih” menjadi konsumen • Istilah pribumi (tradisional) memang kurang memadai Sugito Wonodirekso - Indonesia

  4. Dikembangkan bersama kedatangan bangsa Belanda • Ilmu kedokteran berkembang di Barat • Beberapa pusat di Asia mulai tumbuh • Indonesia masih tetap konsumen  Tetap diperlukan penerjemahan Sugito Wonodirekso - Indonesia

  5. Istilah Tradisional tidak memadai • Masuk angin • Selesma (common cold) • Sakit jantung (myocard infarction) • Angin duduk • Nyeri pinggang bawah akibat banyak duduk selama bekerja di kantor, kurang olah raga, dsb. (low back pain) • Serangan jantung yang mematikan  Istilah yang menyangkut Ilmu Penyakit Dalam batasannya masih kabur Sugito Wonodirekso - Indonesia

  6. Kadas • Tineasis cutis (dermatophytosis) • Kudis • Scabies (parasit Sarcoptis scabiei) • Cacar air • Varicella, small pox • Cacar • Variola (mematikan, sudah punah) • Cacar api (ular) • Herpes Zoster • Pirai • Gouty arthritis  Yang tampak dengan mata telanjang sudah lebih definitif Sugito Wonodirekso - Indonesia

  7. Pekembangan • Rincian deskriptif fungsional belum tampak pada istilah tradisional (pribumi) • Osteologi: • Tulang panggul, tulang kering, tulang belakang • Miologi: • Otot betis, otot dada • Neurologi: • Otak, sumsum tulang balakang • Kulit: • Kulit ari, kulit jangat • Topografi: • Belum terjamah Sugito Wonodirekso - Indonesia

  8. Masa Prakemerdekaan*)= perlu ditilik ulang kebenarannya • Sekolah Dokter Djawa (SK Gubernemen 1849)* • Dipicu oleh wabah di Banyumas (1847)* • Bahasa pengantar (syarat) • Jawa • Melayu • 2 tahun • Bergelar “Dokter Djawa”  bekerja sebagai “mantri cacar” (vanccinateur) • Mestinya sudah diperlukan penerjemahan istilah • Dokter Djawa, mantri cacar, wabah (pageblug?) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  9. Sekolah Dokter • Tahun 1864* Sekolah Dokter Djawa • Lama pendidikan 3 tahun • Lulusannya “dokter mandiri” • Bahasa melayu dianggap tidak cukup • Magang kepada dokter Belanda  takut tersaingi  Harusnya lebih banyak terjemahan diperlukan karena tugas dokter Jawa semakin luas Sugito Wonodirekso - Indonesia

  10. Sekolah Dokter Djawa • Tahun 1875* • Lama pendidikan 7 tahun • Bahasa Belanda sebagai pengantar • Murid wajib berbicara bahasa Belanda • Banyak yang dikeluarkan • Syarat penerimaan: lulus sekolah Belanda • Dibuka sekolah dasar Belanda cuma-cuma • Majalah kedokteran berbahasa Belanda (1893 -1822)*  Bahasa Belanda digunakan terbatas sehingga pengaruhnya hanya sedikit Sugito Wonodirekso - Indonesia

  11. Tahun 1903* • Sekolah dibuka untuk semua murid di wilayah Hindia-Belanda  diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding van Indische Artsen)  FKUI • Gelar: Inlandsch Arts • Bahasa Jerman diajarkan (asumsi: mungkin literatur berbahasa Jerman mulai banyak digunakan) • Tahun 1917* • Didirikan NIAS (Nederlands Indische Artsen School) di Surabaya  UNAIR • Lebih banyak siswa diterima  kelas jajar (paralel) • Pengaruh bahasa Belanda makin kental • Didirikan Geneeskundige Hogeschool (HGS) dengan lulusan bergelar Arts (sumber data tidak jelas). Sugito Wonodirekso - Indonesia

  12. Pengaruh Jepang • Ika-Dai-Gaku menggantikan STOVIA, GHS, dan NIAS • Belum menghasilkan dokter • Bahasa pengantar: Jepang, Jerman, Inggeris, Indonesia (pertama kali digunakan di Perguruan Tinggi) • Nasionalisme meningkat  Mulai dikumpulkan istilah kedokteran dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia Sugito Wonodirekso - Indonesia

  13. Pasca-kemerdekaan** arsip di Pusat Pengembangan Bahasa tidak lengkap • Penerjemahan istilah kedokteran dimulai, dipelopori oleh • Dr. Bahder Djohan • Dr. Achmad Ramali • Dr. Soetomo Tjokronegoro • Dr. T Karimudin • Cikal bakan Kamus Kedokteran** Belanda – Indonesia Asing – Indonesia Ingeris – Jerman – Indonesia Sugito Wonodirekso - Indonesia

  14. Tahun 1951 • Terbit Majalah Kedokteran • Bahasa Indonesia, Belanda, Inggeris • Terbitan tahun-tahun berikutnya tulisan berbahasa Belanda semakin berkurang • Sampai sekarang masih terbit dalam bahasa Indonesia dan Inggeris • Bahasa Indonesia dalam majalah ini disunting ketat • Hanya abstrak yang berbahasa Inggeris dan Indonesia • Digunakan peristilahan hasil terjemahan, rekaan, serapan, ataupun pinjaman Sugito Wonodirekso - Indonesia

  15. Yang sekarang dilakukan*** proporsi perkiraan • Dibuat pedoman penerjemahan istilah keilmuan yang dimuat dalam KBBI • Dibangun kerjasama kebahasaan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam untuk menyeragamkan peristilahan • 80% disepakati sama*** • 15% disepakati berbeda tetapi sejalan • 5% terpaksa berbeda (beda arti kata yang digunakan) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  16. Contoh • Yang sama • “cardiac pacemaker” = perentak jantung • Berbeda tetapi sejalan • “mitral valves” = katup mitral (Ind.) = injap mitral (Mal., Brun.) • Primer (Ind.) = primari (Mal., Brun.) • Tetap berbeda • Kedokteran (Ind.) = perubatan (Mal., Brun.) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  17. Yang dilakukan sekarang • Sitem nomenklatur binomial tidak diterjemahkan akan tetapi dipinjam • Sebagian kecil diserap (jika mungkin) • Entamoeba histolytica (mikrobiologi) •  Entamuba histolotika • Diterjemahkan (jika sudah lazim) • Uterus (anatomi) •  rahim • Penerjemahan “maknawi” dan bukan “katawi” (neologisme) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  18. Yang menyulitkan • Pengaruh budaya • “opera glass hand” (perubahan bentuk tangan akibat artritis reumatoid – rheumatoid arthritis) • Tangan “teropong opera”? • Tangan “ceko”?  sulit ditelusur balik • Dianggap “Neologisme” • Phantom limbs (seakan masih mempunyai lengan, padahal sudah diamputasi) •  “maya daksa”  (Maaf: sama asingnya dengan bahasa Rusia) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  19. Yang menyulitkan • Paternalistik (membapak) • Yang menciptakan “profesor” • Muntaber = gejala • Gastroenteritis dehidrasi = diagnosis • “Melalui profesor” • Hormone Replacement Therapy •  Terapi Sulih Hormon • “Melalui Doktor” • “linkage disequilibrium” •  Timpang rangkai Sugito Wonodirekso - Indonesia

  20. Salah kaprah dan keselingkungan (jargon) • Anemia  hypoemia • Rubella (German measles) dan rubeola (measles)  di Spanyol, Potugal sebaliknya • Keselingkungan • Southern blotting (Southern, 1975) • Jerap DNA • Northern blotting (Alwine et al, 1979) • Jerap RNA • Western blotting (Burnette, 1981) • Jerap Protein “Eastern blotting” tidak mungkin ada Sugito Wonodirekso - Indonesia

  21. Tidak ajeg dan sulit diatur • Tidak ajeg (konsisten) • Arithmetic = arimatika • Statistics = statistika • Linguistics = “linguistik” • Tidak seragam • Ilmu kedokteran • Ilmu Hukum • Ilmu pertanian Sugito Wonodirekso - Indonesia

  22. Beda arti • Antara Indonesia – Malaysia – Brunei Darrussalam • Punggung (Indonesia) = bokong (Malaysia) • Bayi (Indonesia, Malaysia) = anak babi (Brunei) • Menghambat (Indonesia, Brunei) = menyusul (Malaysia) Sugito Wonodirekso - Indonesia

  23. Simpulan • Penerjemahan istilah kedokteran di Indonesia sudah lama dimulai • Menerjemahkan istilah kedokteran dan istilah teknis lainnya bukan perkara sederhana • Pengaruh budaya sering menyulitkan sehingga hasil terjemahan dapat sulit dicari aslinya • Diperlukan kamus bolak-balik yang mencantumkan istilah asli dan terjemahannya secara bolak-balik Sugito Wonodirekso - Indonesia

  24. Terima Kasih Sugito Wonodirekso - Indonesia

More Related