1 / 42

TEKNIK PENGUKURAN KEHILANGAN HASIL PASCA PANEN PADI

TEKNIK PENGUKURAN KEHILANGAN HASIL PASCA PANEN PADI. Oleh : Ir. Kusno Hadiutomo, MM. DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA - 2006. KEHILANGAN HASIL PADI. Padi/ gabah yang hilang selama proses panen dan pasca panen

khoi
Télécharger la présentation

TEKNIK PENGUKURAN KEHILANGAN HASIL PASCA PANEN PADI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TEKNIK PENGUKURAN KEHILANGAN HASIL PASCA PANEN PADI Oleh : Ir. Kusno Hadiutomo, MM DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA - 2006

  2. KEHILANGAN HASIL PADI • Padi/ gabah yang hilang selama proses panen dan pasca panen • Pengurangan berat gabah akibat kerontokan gabah, yang secara kuantitatif dan kualitatif tidak dapat diselamatkan selama kegiatan panen dan pasca panen • Kehilangan hasil relatif adalah subjektif, tergantung siapa yang menangani padi/ gabah • Kehilangan hasil absolut adalah pengurangan volume padi secara absolut untuk konsumsi

  3. KEHILANGAN HASIL PADA BERBAGAI TAHAPAN KEGIATAN PASCA-PANEN • No. Tahap Kegiatan Susut Hasil • 1. Pemanenan 9,52% • 2. Perontokan 4,78% • 3. Pengangkutan 0,19% • 4. Pengeringan 2,13% • 5. Penggilingan 2,19% • 6. Penyimpanan 1,61% • Total 20,51% Sumber : BPS 1996. Data kehilangan hasil tersebut kalau dikonversi dalam bentuk rupiah akan merugikan petani pertahun sekitar 18 triliun rupiah.

  4. Tingginya kehilangan hasil disebabkan antara lain karena : • Terbatasnya alsin panen dan pasca panen • Alsin pasca panen yang tersedia di tingkat • petani belum dimanfaatkan secara optimal • Penempatan dan penggunaan alsin pasca • panen yang tidak tepat sasaran dan tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) • Kemampuan dan pengetahuan petani di bidang penanganan pasca panen terbatas • Waktu panen yang kurang tepat • Kelembagaan pasca panen belum mantap

  5. Metode Pengukuran Kehilangan Hasil Pasca Panen Padi • Susut Saat Panen • Susut Perontokan • Susut Pengangkutan Gabah dari Sawah • Susut Pengeringan Gabah • Susut Pengangkutan Gabah dari Rumah Petani • Susut Penyimpanan Gabah • Susut Penggilingan Gabah • Susut Pengangkutnan Beras dari Penggilingan • Susut Pengangkutan Beras dari Rumah Petani • Susut Penyimpanan dan Penanganan Beras

  6. Cara menghitung kehilangan hasil

  7. Pengukuran Kehilangan Hasil Padi PANEN DENGAN SABIT :

  8. PANEN DENGAN MESIN :

  9. PenghitunganSusut Panen

  10. Tabel Konversi Susut Panen

  11. METODE PAPAN CONTOH • SUSUT PANEN ADALAH BANYAKNYA BUTIR PADI YANG TERCECER AKIBAT PERLAKUAKN PANEN • MENGGUNAKAN PAPAN PENGAMATAN UKURAN 40 CM X 14 CM, JUMLAH PAPAN SEBANYAK 9 BUAH • TARUH PAPAN TERPISAH SECARA ACAK DI JALAN YANG AKAN DITEMPUH PEMANEN ATAU MESIN PANEN PADA UBINAN SELUAS 20 M X 10 M

  12. METODE PAPAN CONTOH • UNTUK MESIN, PAPAN DIKUMPULKAN SETELAH 2X LINTASAN • AMBIL SEMUA PAPAN, KUMPULKAN BUTIR GABAH YANG MELEKAT PADA PERMUKAAN PAPAN, JUMLAHKAN BUTIR GABAH YANG BERISI • KONVERSI JUMLAH TERSEBUT DENGAN TABEL, MENJADI KG/HA • SUSUT PANEN = JUMLAH ANGKA KONVERSI (KG/HA) JUMLAH PANEN (KG/HA) JUMLAH PANEN = BERAT HASIL LUASAN PANEN (KG/M2) X 10000 M2/HA • PENGUKURAN DIULANG MINIMAL 3X (DARI 3 LUASAN PANEN)

  13. METODE PENGUKURAN • KEGIATAN PANEN DILAKUKAN PADA LUAS PETAKAN UBINAN 20 M X 10 M, ULANGAN 5X • PETAKAN DITENTUKAN SECARA ACAK DI ATAS LAHAN SAWAH 1 HA, PAPAN (9 BUAH) DISEBAR PADA UBINAN • JUMLAH GABAH YANG MELEKAT PADA PAPAN DIKONVERSI DENGAN TABEL 1 • JUMLAH PRODUKSI PADI DITIMBANG DARI LUASAN 20 M X 10 M, KEMUDIAN DIKONVERSI PER HA

  14. CONTOH HASIL PENGUKURAN • PADI IR-64 PADA SAWAH IRIGASI Cara Pemanenan Manual (Sabit) Mesin Penyisir (Striper) Reaper Susut Tercecer Panen 2.1% 1.3% 1.1% Susut Tercecer, Panen + Perontokan 9.4% 2.5% 6.1%

  15. PENGUMPULAN : Susut saat penumpukan sementara dihitung dengan jumlah butir gabah yang tertinggal pada alas penumpukan sementara dikalikan dengan 1 butir gabah GKP 1 butir gabah GKP = 0,022 gram

  16. PenghitunganSusut Penumpukan Sementara

  17. Perontokan Kehilangan hasil selama proses perontokan. Dihitung dengan menjumlahkan butir yang terlempar keluar alas petani, butir melekat pada jerami dan butir yang terbawa kotoran.

  18. Penghitungan Susut Perontokan

  19. SUSUT PENGANGKUTAN GABAH DARI SAWAH • Kehilangan hasil selama pengangkutan gabah dari sawah sampai tempat tujuan. • Dihitung dengan mengukur berat gabah sebelum dan sesudah pengangkutan, termasuk pengukuran kadar air sebelum dan sesudah pengangkutan.

  20. Penghitungan susut pengangkutan gabah dari sawah

  21. SUSUT PENGERINGAN • Pengeringan adalah proses pengurangan sejumlah air dari suatu gabah • Pengurangan kadar air dalam gabah dengan cara penguapan air dari dalam gabah • Kehilangan hasil selama proses pengeringan. • Pengeringan dilakukan sesuai dengan kebiasaan petani, seperti cara pengeringan, tempat pengeringan dan perlakuan selama pengeringan.

  22. Penghitungan susut pengeringan gabah

  23. Penghitungan susut pengeringan gabah (lanjutan)

  24. SUSUT ANGKUT GABAH DARI RUMAH PETANI • Kehilangan hasil selama proses pengangkutan gabah dari rumah petani sampai dengan tempat tujuan • Dihitung berdasarkan perbedaan antara berat gabah setelah diangkut dengan sebelum diangkut dalam basis kering

  25. Penghitungan susut pengangkutan gabah dari rumah petani

  26. SUSUT PENYIMPANAN GABAH • Kehilangan hasil selama proses penyimpanan gabah • Diukur berdasarkan berat kering gabah sebelum dan sesudah penyimpanan. • Hanya diteliti berkurangnya kuantitas gabah, gabah yang disimpan tidak boleh ditambah ataupun diambil untuk konsumsi atau dijual oleh petani

  27. Penghitungan susut penyimpanan

  28. SUSUT PENGGILINGAN Merupakan selisih antara rendemen penggilingan teliti dengan rendemen penggilingan lapang Rendemen penggilingan merupakan suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kuantitas gabah menjadi beras. Besaran rendemen penggilingan adalah hasil bagi antara hasil keluaran penggilingan (beras) dengan bahan masukan (gabah)

  29. SUSUT PENGGILINGAN Meliputi berbagai variasi : 1.Perusahaan Penggilingan Besar (PPB) 2.Perusahaan Penggilingan Kecil (PPK) 3. Rice Milling Unit (RMU) 4. Perusahaan Penggilingan Huller (PPH) 5. Perusahaan Penggilingan Engelberg (PPE) 6. Penggilingan dengan sistem pengkabutan

  30. Penghitungan susut penggilingan

  31. Penghitungan susut penggilingan (lanjutan)

  32. SUSUT PENGANGKUTAN BERAS DARI PENGGILINGAN • Kehilangan hasil selama proses pengangkutan beras dari penggilingan sampai dengan tempat tujuan • Dihitung berdasarkan perbedaan antara berat beras setelah diangkut dengan sebelum diangkut dalam basis kering

  33. Penghitungan susut pengangkutan beras dari penggilingan

  34. Penghitungan susut pengangkutan beras dari rumah petani

  35. SUSUT PENGANGKUTAN BERAS DR RUMAH PETANI • Kehilangan hasil selama proses pengangkutan beras dari rumah petani sampai dengan tempat tujuan • Dihitung berdasarkan perbedaan antara berat beras setelah diangkut dengan sebelum diangkut dalam basis kering

  36. Penghitungan susut pengangkutan beras dari rumah petani

  37. SUSUT PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BERAS • Mengamati susut penyimpanan dan penanganan beras di tingkat pedagang • Dihitung berdasarkan perbedaan antara berat beras sebelum disimpan/ditangani dengan setelah disimpan/ditangani dalam basis kering

  38. Penghitungan Susut Penyimpanan Beras

  39. Penghitungan Susut Penanganan Beras(lanjutan)

  40. KESIMPULAN • Proses panen dan pasca panen padi pada berbagai agroekosistem masih terdapat kehilangan hasil yang cukup tinggi dan mutunya masih rendah • Untuk mengetahui keberhasilan penanganan pasca panen di suatu daerah diperlukan pengukuran kehilangan hasil yang periodik, sakarang pengukurannya masih 5 tahun sekali dilakukan oleh BPS, diharapkan dimasa yang akan datang pengukuran kehilangan hasil dapat dilakukan sekali dalam 1 tahun • Target penurunan kehilangan hasil padi adalah 1-1,5% pertahun dan terciptanya 1 juta ton beras berlabel pada tahun 2009.

  41. Informasi lebih lanjut hubungi : SMS Center : No. HP : 081383034444 Subdit Pasca Panen Tanaman Pangan Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen PPHP Kanpus Deptan, Gedung D, Lantai 3 Jl. Harsono RM No 3, Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan, 12550 Telp/ Fax : (021) 7816382

  42. TERIMA KASIH Wassalamualaikum Wr. Wb.

More Related