1 / 46

Visum et Repertum

Visum et Repertum. dr.Rika Susanti,SpF. SCOPE OF DISCUSSION. TERMINOLOGY PROCEDURE THE ROLE OF VISUM ET REPERTUM TYPE OF VISUM ET REPERTUM STRUCTURE AND CONTENT CONCLUSION CONFIDENTIALITY. TERMINOLOGY. NAMA “VISUM ET REPERTUM” TIDAK PERNAH DITEMUKAN DIDALAM KUHAP/KUHP .

laszlo
Télécharger la présentation

Visum et Repertum

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Visum et Repertum dr.Rika Susanti,SpF

  2. SCOPE OF DISCUSSION • TERMINOLOGY • PROCEDURE • THE ROLE OF VISUM ET REPERTUM • TYPE OF VISUM ET REPERTUM • STRUCTURE AND CONTENT • CONCLUSION • CONFIDENTIALITY

  3. TERMINOLOGY

  4. NAMA “VISUM ET REPERTUM” TIDAK PERNAH DITEMUKAN DIDALAM KUHAP/KUHP. • VER HANYA DITEMUKAN DI “STAATSBLAD” NO 350 / 1937, • SAMPAI SAAT INI MASIH DIGUNAKAN

  5. Pasal 1 Staatsblad No 350/1937 • Visa reperta dari dokter – dokter, yang dibuat atas sumpah jabatan yang diikrarkan pada waktu menyelesaikan pelajaran kedokteran di negeri Belanda atau di Indonesia, atau atas sumpah khusus, sebagai dimaksud dalam pasal 2, mempunyai daya bukti dalam perkara – perkara pidana, sejauh itu mengandung kererangan tentang yang dilihat oleh dokter pada benda yang diperiksa

  6. Definisi VeR • Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter yang berisi fakta dan pendapat berdasarkan keahlian/keilmuan, tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian dari tubuh manusia, baik hidup ataupun mati, yang dibuat atas permintaan tertulis (resmi) dari penyidik yang berwenang, yang dibuat atas sumpah/dikuatkan dengan sumpah, untuk kepentingan peradilan

  7. Perbedaan VeR • Hanya apa yang dilihat • Tidak opini/pendapat

  8. Keterangan Ahli Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksan (Pasal1 Butir 28 KUHAP)

  9. Keterangan ahli • Lisan : • apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan (Pasal 186 KUHAP) • Keterangan ahli diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik/P.U(penjelasan pasal 186 KUHAP) • Tertulis : • Dibuat setelah dilakukan pemeriksaan dokumen ‘surat’ (Pasal 187 KUHAP) • VeR termasuk kategori ini

  10. PROSEDUR

  11. Prosedur permintaan VeR • Tertulis dari instansi • Yang meminta adalah polisi penyidik atau penyidik pembantu • Menjelaskan jenis permintaan yang dimaksud

  12. Pasal 133 KUHAP • Ayat 1 • Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. • Pasal 11 KUHAP • Penyidik pembantu mempunyai wewenang seperti tersebut dalam pasal 7 ayat(1), kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik

  13. Pejabat peminta VeR • Penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia tertentu sekurang – kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua Polisi ( Ajun Inspektur Dua) • Penyidik pembantu adalah Pejabat polisi Negara republik Indonesia tertentu yang sekurang – kurangnya berpangkat sersan dua (Brigadir Dua)

  14. Pasal 222 • Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang – halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana dendapaling banyak empat ribu lima ratus rupiah

  15. Peran VeR

  16. Sebagai Barang Bukti • VeR merupakan dokumen berupa alat bukti sah surat ( Pasal 187 KUHAP butir C) • Pada bagian kesimpulan terdapat “pendapat ahli” (opini ahli) • Berperan sebagai pengganti tubuh korban

  17. Sebagai bahan pertimbangan • Hampir seluruh tindak pidana yang menyangkut tubuh manusia VeR di pengadilan • VeR berperan dalam hakim membuat suatu keputusan

  18. Undang - undang Pasal 183 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang – kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar – benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya

  19. Pasal 184 KUHAP 1. Alat bukti yang sah: a. Keterangan Saksi b. Keterangan Ahli c. Surat d. Petunjuk e. Keterangan terdakwa 2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan

  20. Jenis VeR

  21. Klasifikasi 1 • Visum Hidup • VeR perlukaan • VeR kejahatan seksual • VeR keracunan • VeR psikiatri • Visum mati

  22. Klasifikasi 2 • VeR Psikiatri (mental) • VeR Fisik : • Ver Mati • Ver Hidup • Perlukaan • Perkosaan • Keracuna

  23. VeR Psikiatri • Status Mental • Biasanya untuk tersangka pelaku • Dasar Hukum: • Pasal 120, Penjelasan pasal 186 • Pasal 27 • Dikeluarkan oleh dokter Psikiatri

  24. VeR Fisik • Status Fisik • Untuk korban • Dasar Hukum: • Pasal 133 KUHAP, Pasal 134 KUHAP • Dikeluarkan oleh dokter • Terdiri dari : • Korban Hidup • Korban Mati

  25. Struktur dan Isi

  26. Yang perlu diperhatikan • Gunakan bahasa Indonesia yang baku, karena VeR dipergunakan di pengadilan oleh banyak pihak yang tidak semuanya dari kalangan kedokteran. • Jangan sekali-kali menggunakan istilah yang hanya lazim di kalangan kedokteran

  27. Yang perlu diperhatikan • Karena merupakan dokumen resmi, buat di atas kertas surat resmi, ketik rapi dst. • Selesaikan dalam jangka waktu yang wajar.

  28. STRUCTURE • Kepala,No reg.,tanggal • Kata : “PRO JUSTITIA” • Pendahuluan • Hasil Pemeriksaan • Kesimpulan • Penutup • Tanda tangan,Nama,Cap Institusi

  29. PENDAHULUAN • Identitas institusi polisi yang meminta VeR • Identitas dokter dan institusi • Identitas korban seperti yang tercantum di dalam surat permintaan VeR • Waktu dan tempat pemeriksaan

  30. preface The under signed, ___ , the medical doctor in charge at the ___ Hospital, based on the written request from ____ No ____ dated ____ , testify that on ____ at ___ a.m. at the ________ Hospital performed an examination on a body, who according to the police was:______ (name, place & date of birth, occupation, address, etc)

  31. HASIL PEMERIKSAAN • Sistematik,Jelas, terperinci dapat dimengerti • Objektif, Apa adanya • Deskripsi korban hidup: • Informasi dari anamnesa • Pemeriksaan Fsik dan Laboratorium • Prosedur medis • Informasi selama korban dirawat di Rumah Sakit • Keadaan terakhir korban

  32. Pada korban mati: • EXTERNAL EXAMINATION • AUTOPSY • LABORATORY & OTHER SUPPORTING EXAMINATION

  33. KESIMPULAN VeR • Berisi opini dokter • Bersifat ilmiah, dibuat berdasarkan data yang dapat diterima dengan menggunakan keilmuanPaling sedikit memuat: • Identitas korban secara singkat • Cedera dan kekerasan penyebab • Derajat kekerasan (Hidup), atau sebab dan mekanisme kematian • Perkiraan saat kematian • Informasi lain yang diperlukan

  34. Penutup • Menyatakan : VeR dibuat sebenarnya, berdasarkan keilmuan, mengingat sumpah sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP “Finally, I testify that this visum et repertum was true according to my best knowledge, respecting the medical oath, and referring as the Criminal Procedure Code”.

  35. PEMBUKAAN KESIMPULAN PENUTUP PENDAHULUAN CONTOH VISUM ET REPERTUM PEMBERITAAN

  36. CONCLUSION OF THE VISUM ET REPERTUM

  37. Derajat Luka • Akhir  pada ancaman hukuman • Tiga derajat luka: • Ringan, Jika terdapat luka ringan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau kegiatan sehari – hari ( Pasal 352 KUHP) • Sedang, Antara ringan dan berat (Pasal 351 KUHP) • Berat, Jika terdapat salah satu keadaan seperti yang tercantum dalam pasal 90 KUHP

  38. PERKOSAAN • Terminologi Hukum • Tidak kewajiban dokter untuk membuktian suatu perkosaan • Kewajiban dokter adalah membuktikan adanya persetubuhan dan adanay tindak kekerasan

  39. CAUSE OF DEATH • THE C.O.D. adalah cedera/luka/penyakit yang mengakibatkan rangkaian gangguan fisiologi tubuh yang berakhir dengan kematian. • Pada beberapa kasus C.O.D tidak bisa ditentukan

  40. CARA MATI • Merupakan terminologi hukum • Bukan kewenangan dokter untuk menentukan cara mati • Tetapi dokter dapat memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk menentukan sebab mati: • TENTATIVE WOUNDS, DEFENSE WOUNDS, ETC

  41. SAAT KEMATIAN • Penting untuk menentukan kemungkinan tersangka pelaku • Tidak dikatakan dalam satu waktu tapi dalam range waktu tertentu • Semakain besar range semakin aman suatu kesimpulan, tetapi semakin susah penyidik mencari kemungkinan tersangka pelaku

  42. MENTAL COMPETENCY • Penting untuk menentukan dapat atau tidaknya seseorang diminta pertanggung jawabannya secara hukum • Hanya dokter psikiatri yang dapat menentukan

  43. CONFIDENTIALITY

  44. VISUM ET REPERTUM hanya diberikan kepada penyidik peminta • Tidak boleh disebarkan ke Media meskipun lisan • Hindari berbicara terlalu banyak, berbicara terlalu dini dan berbicara pada orang yang salah

  45. Kesimpulan • Dokter mempunyai kewajiban membuat Visum et repertum jika diminta oleh penyidik. • Nilai visum et repertum tergantung kepada kualitas dari visum itu sendiri

  46. THANK YOU

More Related