1 / 53

Aspek Sosial Bahasa

Aspek Sosial Bahasa. Pengantar Linguistik Umum 1 Oktober 2012 Nadya Inda Syartanti. Pengantar. Keberagaman BAHASA menurut Pemakainya. 4 Aspek Sosial. Dialek & aksen. Dialek & Aksen. Perbedaan Ucapan. Bahasa Jawa. Surabaya. Perbedaan Ucapan (lanjutan). Perbedaan Unsur Tata Bahasa.

luna
Télécharger la présentation

Aspek Sosial Bahasa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Aspek Sosial Bahasa Pengantar Linguistik Umum 1 Oktober 2012 Nadya Inda Syartanti

  2. Pengantar

  3. Keberagaman BAHASA menurut Pemakainya

  4. 4 Aspek Sosial

  5. Dialek & aksen

  6. Dialek & Aksen

  7. Perbedaan Ucapan Bahasa Jawa Surabaya

  8. Perbedaan Ucapan (lanjutan)

  9. Perbedaan Unsur Tata Bahasa Sudah saya baca Sudah kamu baca Bahasa Jawa: Wis kokwaca Surabaya: Wis diwaca ambek koen • Bahasa Jawa: Wis takwaca • Surabaya: Wis diwaca ambek aku

  10. Perbedaan Pemakaian Kata

  11. Perbedaan Pemakaian Kata (lanjutan) Bahasa Jepang Kansai

  12. Dialek

  13. Dialek (lanjutan) *faktor latar belakang pendidikan, faktor pekerjaan, atau faktor derajat keresmian situasi, dll

  14. Keberagaman BAHASA menurut Pemakaiannya

  15. Peristiwa Komunikasi

  16. Medan (Field) ...mengacu pada hal, subjek, atau topik dalam teks suatu pembicaraan, misalnya...

  17. Suasana (Tenor) ...mengacu pada hubungan sosial antara pembicara dengan lawan bicara yang ada dalam teks suatu pembicaraan. Wujud suasana dapat terlihat pada:

  18. Aspek Kesantunan Resmi (Formal) Tidak Resmi (Informal)

  19. Penggunaan Cara Menyapa Bahasa Indonesia Bahasa Jepang おばさんとおじさん Bapak dan ibu Om dan tante おばあさんとおじいさん

  20. Pembagian Gaya Berbahasa

  21. Cara (Mode) • ...mengacu pada peran dengan jalur (channel) yang digunakan bahasa dalam komunikasi. • Jalur itu adalah apakah pesan disampaikan dengan bahasa tulis, lisan, lisan untuk dituliskan, dan tulis untuk dilisankan.

  22. Peristiwa Komunikasi(Kesimpulan)

  23. Berbagai ragam dalam Pemakaian bahasa

  24. Pembagian Gaya/Ragam Bahasa

  25. Pembagian Gaya/Ragam Bahasa Ragam Intim • Ragam bahasa yang digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim. Misalnya: • Pemilihan penggunaan kata-kata yang digunakan anak muda Jakarta, seperti gue, lo, bete, ember. • Penggunaan bahasa slang yang digunakan oleh anak muda Jepang, seperti おれ、まじで、やった, dll.

  26. Pembagian Gaya/Ragam Bahasa Ragam Santai • Ragam bahasa yang digunakan di dalam situasi tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal. Misalnya: • Penggunaan kata gimana, ngapain, pengen, ngomong, kayak, buat, dllmerupakanbentuktidakresmidari kata bagaimana, ingin, bicara, seperti, untuk, dll. • Penggunaan kata こっち、そっち、あっち、どっち merupakan bentuk tidak resmi dari こちら、そちら、あちら、どちら.

  27. Pembagian Gaya/Ragam Bahasa Ragam Konsultatif Ragam Resmi (Formal) Ragam bahasa yang ditandai oleh bentuk kata dan kalimat yang lengkap dan akurat. Misalnya bahasa yang digunakan pada saat rapat, atau seminar. • Ragam bahasa yang digunakan terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi. • Misalnya bahasa yang digunakan pada saat guru menjelaskan kepada muridnya, atau pembeli melakukan tawar menawar dengan pedagang.

  28. Pembagian Gaya/Ragam Bahasa Ragam Beku (Frozen) • Ragam bahasa yang ditandai dengan ujaran-ujaran baku dan beku (frozen). • Disebut beku karena istilah yang digunakan sedemikian tetap dan tidak mungkin berubah, bahkan tekanan pelafalannya tidak boleh berubah sama sekali. • Misalnya ungkapan yang digunakan dalam acara ritual dan seremonial, seperti upacara bendera.

  29. Aturan2 & fungsi sosial bahasa

  30. Aturan-aturan Bahasa

  31. Aturan-aturan Bahasa Latar (Setting & Scene) Peserta (Participants) ...merujuk pada peserta percakapan, yaitu penutur dan mitra tutur. Misalnya percakapan yang melibatkan antara seorang dosen dan seorang mahasiswa. • ...merujuk pada tempat dan waktu percakapan. • Misalnya percakapan yang terjadi di ruang GFIB 1.2 pada pukul 10:00.

  32. Aturan-aturan Bahasa Hasil (Ends) Amanat (Act Sequence) ...merujuk pada bentuk dan isi amanat. Bila dikaitkan dengan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia, bentuk amanat sama dengan kalimat langsung, dan isi amanat sama dengan kalimat tak langsung. • ...merujuk pada hasil dan tujuan percakapan. • Misalnya seorang dosen bertujuan menerangkan kuliah pengantar linguistik umum secara menarik, tetapi hasilnya mahasiswa menjadi bosan.

  33. Aturan-aturan Bahasa Cara (Key) Sarana (Instrumentalities) ...merujuk pada bentuk tulisan atau tulisan. Misalnya kuliah pengantar linguistik umum disajikan dalam bentuk ceramah (lisan) dengan memberikan penjelasan dalam bentuk power point (tulisan). • ...merujuk pada pelaksanaan percakapan. • Misalnya kuliah pengantar linguistik umum dapat diberikan dengan cara santai, atau dengan semangat yang menyala-nyala.

  34. Aturan-aturan Bahasa Norma (Norms) Jenis (Genres) ...merujuk pada kategori percakapan. Misalnya do’a, sajak, teka-teki, kuliah, dan lain-lain. • ...merujuk pada aturan-aturan prilaku peserta percakapan. • Misalnya kuliah pengantar linguistik umum cenderung bersifat satu arah dari dosen ke mahasiswa; mahasiswa bertanya setelah diberi kesempatan untuk bertanya.

  35. Fungsi Bahasa

  36. Fungsi Bahasa Kontekstual Emotif ...digunakan untuk menyatakan perasaan si penutur, sehingga penutur menjadi pusat perhatian. Saat dosen mengatakan はじめ!, mahasiswa akan memulai aktifitasnya, dan pada saat dosen mengatakan じかんです, mahasiswa akan meluapkan perasaannya dengan mengatakan, “Horee!”. • ...digunakan untuk memberi tekanan pada waktu. • Dalam situasi ujian, dosen akan mengatakan はじめ! Saat akan mulai ujian, dan じかんですsaat waktu ujian berakhir.

  37. Fungsi Bahasa Konatif/Direktif Referensial ...digunakan sebagai tuturan yang mengutamakan isi atau topik pembicaraan. Seorang dosen sedang memberikan kuliah pengantar linguistik umum yang membahas tentang aspek sosial bahasa. • ...digunakan untuk memohon dalam bentuk seruan atau suruhan. • Dalam situasi kuliah, dosen akan mengatakan しずかにして! saat suasana kelas menjadi ramai, dan よろしくおねがいしますsaat dosen meminta bantuan mahasiswa untuk mengambil presensi.

  38. Fungsi Bahasa Puitis Fatis ...digunakan sebagai tuturan untuk menyambung atau membuka jalur tuturan. Misalnya kata お元気ですか。diucapkan saat menyapa seseorang utk memecahkan kekakuan, dan kata そうですか。diucapkan saat menimpali pembicaraan. • ...digunakan sebagai pusat perhatian dalam bentuk pesan. • Misalnya goresan grafiti yang ada di tembok.

  39. Fungsi Bahasa Metalinguistik • ...digunakan sebagai ungkapan atau bahasa pada makna atau batasan istilah. Misalnya: • “PTSK” merupakan huruf depan dari deret hiragana/katakana ぱ、た、さ、か. • こ・そ・あ・どmerupakan huruf awal untuk menunjukkan kata tunjuk benda dan tempat.

  40. SENTUH BAHASA

  41. Ciri Sentuh Bahasa

  42. Definisi Kedwibahasaan

  43. Jenis Kedwibahasaan

  44. Alih Kode Bahasa Sunda Bahasa Belanda A: Dik, sayadengarkabarselentingan, lo! Wannervertrek je naar Holland? Nantisayatitipsurat, ya? B: Silahkan, Mbak. A: kemarinsayatunggusampaisatu jam, kamutidakdatang-datang. Aduhnyeri hate pisan! Kalaumemangtidakbisadatangtidakusahjanji. B: Ya, Esih. Makanyasayasekarangkesinisayamaumintamaaf. Puntenpisan! Seueurpisantamu di rorompok.

  45. Interferensi SeorangdwibahasawanbahasaJawa-Sundaberbicara dalam berbahasaSunda, contoh: Abdibade nu bₔrₔm“sayamau yang (berwarna) merah” Dalamcontohtersebutfonem /ₔ/ dalam kata beremdipakai sebagaipenggantifonembahasaSunda /Ӧ/ yang tidak terdapatdalambahasaJawa, padahalbahasaSunda mengenalkedua-duanya, seperti yang terdapatdalam pasangan(mₔnaƞ) “menang” , (mӦnaƞ) “boleh” , (hidₔƞ) “paham” (hidӦƞ) “hitam”

  46. RAGAM BAHASA DALAM MASYARAKAT MULTIBAHASA

  47. 5 Ragam Bahasa

  48. Bahasa Baku *Proses kodifikasi adalah tahap pembakuan tata bahasa, ejaan, dan kosakata

  49. Vernakular

More Related