1 / 31

Menginterpretasikan pantun

menginterpretasikan pantun

Télécharger la présentation

Menginterpretasikan pantun

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KELOMPOK 2 MORIN AYU FRELIA GITA ANUGRAH PUTRI MUHAMMAD HAFIZ ADRI RIMA AVIRA SARI SITI FATIAH SARAH SYNTIA ADRIAN PUTRI

  2. Bab 4 Asyik Berpantun A. Menginterpretasi Pantun B. Menulis Pantun Pergaulan C. Menyunting Pantun D. Mengabstraksi Pantun E. Mengadaptasi Pantun Menjadi Dialog dalam Bentuk Berbalas Pantun Rangkuman Tes Formatif

  3. BAB 4 ASYIK BERPANTUN

  4. A. MENGINTEPRETASIKAN PANTUN

  5. Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdri dari atas 4 baris. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 kata Menginterpretasi teks pantun ialah upaya memahami dan menggali makna atau nilai didik yang terkandung dalam teks tersebut.

  6. Diperlukan kecermatan dalam mempelajari makna-makna pantun. Pantun mempunyai kekuatan makna melalui pembacaannya, penuangan idenya, dan penggunaan diksinya. Dengan memaknai pantun sesuai maksud penciptaannya, kita dapat memahami nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, untuk diterapkan sebagai perilaku nilai dalam kehidupan bermasyarakat, atau untuk mengambil pelajaran budaya suatu masyarakat tertentu

  7. Kalau ada jarum yang patah Jangan simpan dalam peti Kalau ada kata yang salah Jangan simpan dalam hati             Jika kamu membaca pantun tersebut, kamu dapat  menginterpretasi maknanya bahwa kalau ada yang menyakiti jangan dipendam di hati, maafkanlah, walaupun berat.

  8. Uji materi 2 1.   Cermati pantun-pantun berikut. Pantun 1 Kalau memagar rumpun bawang Pagar dahulu lapis berlapisKalau mendengar pengaduan orangDengarkan dulu habis-habis Pantun 2 Kalau ranting sudah bertangkai Janganlah dililit-lilit juga Kalau berunding sudah selesai Jangan diungkit-ungkit juga 2. Jawablah makna menafsiran pantun tersebut.

  9. Jawaban Pantun 1 Jika anda mendengarkan pengaduan dari orang jangan berburuk sangka terlebih dahulu sabaiknya anda mendengarkannya dengan jelas dan sampai selesai Pantun 2 Kita tidak baik untuk mengungkit-ungkit masalah yang telah di selesaikan

  10. B. MENULIS PANTUN PERGAULAN

  11. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

  12. Sebelum Menulis Pantun kita harus mengetahui struktur-struktur pantun. Berikut merupakan struktur dari pantun: • Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. • Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini: Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh

  13. Pantun Gaul sesuai namanya, pantun ini menggunakan bahasa atau kata-kata gaul. Biasanya pantun gaul ini dipake para remaja, sesuai dengan bahasa mereka saat ini. Pantun gaul remaja memang pada umumnya bertema percintaan, namun tak jarang pula berisi nasehat.Pantun gaul ini susah dipahami karena bahasa yang tidak beraturan

  14. CONTOH PANTUN PERGAULAN • Burung dara burung merpatiburung suka makan siputjika esok masih sendiriijinkan aku menjemput • Jalan-jalan ke pasar simpangnemu sendok dipinggir empanghati siapa tak bimbangsitu botak minta dikepang

  15. Jika kamu pergi ke dusunJangan lupa bawa berasBelajarlah dengan tekunAgar kita naik kelas • Kalau tuan jalan ke hulu,Carikan saya bunga kemboja;Kalau tuan mati dahulu,Nantikan saya di pintu syurga.

  16. C. MENYUNTING PANTUN

  17. Menyunting pantun artinya memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam naskah pantun agar menjadi pantun yang baik sesuai dengan syarat-syaratnya. Untuk menunting pantun kamu perlu memahami kembali syarat-syarat pantun. Bagian-bagian pantun yang perlu disunting, antara lain, sebagai berikut. 1. Jumlah baris pada setiap bait 2. Jumlah suku kata pada setiap baris 3. Isi pada baris ke-3 dan ke-4. Coba perhatikan isi baris tersebut sudah sesuai dengan pesan yang kamu sampaikan! Jika masih belum tepat, gantilah dengan kata lain dengan memerhatikan syarat-syarat pantun! 4. Perhatiakan juga sampiran pada baris ke-1 dan ke-2! Apakah sampiran tersebut sudah sesuai dengan syarat-syarat pantun? 5. Rima (bunyi akhir) pada setiap baris juga perlu kamu perhatikan kembali agar sesuai dengan syarat-syarat pantun!

  18. Ayo, perhatikan contoh penyuntingan pantun berikut ini! Tumbuh melati si pokok tebu Ke pasar beli ikan (terdiri atas 7 suku kata, rima tidak sama dengan baris ke-4) Banyak harta tak ada ilmu Bagai punya rumah tapi tak berdinding (terdiri atas 13 suku kata, rima tidak sama dengan baris ke-2) Baris ke-2 perlu diperbaiki, misalnya, menjadi: Tebu dijual tuk beli daging (terdiri atas 10 suku kata, rima sudah sama dengan baris ke-4) Baris ke-4 perlu diperbaiki, misalnya, menjadi: Bagai rumah tidak berdinding (terdiri atas 9 suku kata, rima sudah sama dengan baris ke-2). Hasil penyuntingan bait tersebut adalah sebagai berikut: Tumbuh melati si pokok tebu Tebu dijual tuk beli daging Banyak harta tak ada ilmu, Bagai rumah tidak berdinding

  19. MENYUNTING TEKS PANTUN 1)Untuk “Syair Nyanyian Anak”, kalian bisa membuat pantun nasihat. Melihat ibu sedang meramu Bapak pergi ketempat hajatan Doakanlah ibu dan bapakmu Harap tuhan beri keselamatan 2)Dari “Syair Burung Nuri”, kalian bisa membuat pantun berkasih-kasihan atau pantun perpisahan, sebab syair ini berisi kisah kasih yang disamarkan. Akan tetapi, syair tersebut ditutup dengan/lupakan nuri dengan warnanya. Hal ini bermakna bahwa isah kasih tersebut kandas di tengah jalan. Bentuk malam si Ibu risih Pergi kesana puas merebah Sudah lama memadu kasih Pergi dia terpecah belah

  20. 3)Pada “Gurindam Dua Belas”, kalian bisa membuat sebuah pantun agama, sebab gurindam ini berisi wejangan atau nasihat agama yang berguna bagi masyarakat. Memancing ikan pakai tombak Tidak seberapa tangkapannya Bersikaplah dengan adil dan bijak Rakyat damai sampai ke surga 4)Pada puisi “Hujan Bulan Juni”, Sapardo Djoko Damono ingin menyampaikan pesan rindu yang tertahan dengan bahasanya yang sederhana, tetapi sarat akan bermakna. Pantun beriba hati dapat kalian buat dengan ide puisi ini. Hal yang disebabkan dalam puisi ini terlihat sebuah kemustahilan untuk menyampaikan rindu yang terpendam, sama mustahilnya dengan adanya hujan di bulan Juni. Pergi berlari ke Kota Rembang Tahan belati menusuk badak Ini hati besar mengembang Tahan hati rindu membeludak

  21. D. MENGABTRAKSI PANTUN

  22. Langkah Membuat Abstraksi Teks Pantun Langkah-Langkah Membuat Abstraksi Teks Pantun – Pada pelajaran sebelumnya, kita telah mengetahui langkah-langkah menganalisis teks pantun. Baik menganalisis isi teks pantun maupun menganalisis bahasa teks pantun. Abstrak merupakan ikhtisar atau inti dari sebuah teks. Mengabstraksi teks berarti kegiatan merumuskan kembali suatu teks menjadi teks baru yang lebih ringkas. Dalam sebuah teks pantun, abstraksi disusun berdasarkan kata-kata kunci atau gagasan utama yang ada pada larik-larik isi. Terkadang, kata-kata kunci ini bermakna konotatif (mempunyai makna tautan) dan sudah tidak lazim digunakan. 

  23. Perhatikan! Perhatikan pantun berikut! Pisang emas bawa berlayarMasak sebiji di atas petiUtang emas dapat dibayarUtang budi dibawa mati Langkah-langkah mengabstraksi teks pantun adalah sebagai berikut. 1. Baca larik ketiga dan keempatBacalah larik ketiga dan keempat dalam pantun di atas secara mendalam. Larik-larik tersebut adalah bagian isi dalam pantun yang mengungkapkan maksud tertentu.Tapi ingat, untuk memahami sebuah pantun yang baik, kita tidak langsung begitu saja membuang bagian sampiran. Baca dulu bagian sampiran agar kita lebih yakin dalam memahami pantun itu secara keseluruhan. Bagian sampiran pun terkadang berhubungan dengan untaian makna sebuah pantun.

  24. Contoh: (3) emas dapat dibayar(4) Utang budi dibawa mati 2. Inventarisasi kata-kata arkais/konotatifGaris bawahi kata-kata kunci yang terdapat dalam larik ketiga dan keempat dari pantun tersebut. Kemudian, cari padanannya dengan bahasa yang lebih sederhana.Pada langkah kedua ini, proses pemparafrasean dapat dilakukan. Parafrase itu semacam pengungkapan kembali konsep awal puisi ke dalam bahasa yang sama, namun tidak mengubah maknanya. Memparafrasekan puisi memungkinkan kita memberi penekanan yang agak berlainan dengan versi asli puisi tersebut. Contoh:(3) Utang emas dapat dibayar = Jika kita berhutang emas, tentu di kemudian hari bisa dibayar kembali = utang materi dibayar materi(4) Utang budi dibawa mati = Tetapi, jika kita berhutang budi, sulit untuk membayarnya sehingga dapat dibawa samapi mati = utang budi tidak dibayar materi

  25. 3. Membuat reproduksiSusunlah maksud dari isi pantun tersebut secara sistematis dalam bentuk kalimat baru yang lebih jelas dan ringkas.Langkah terakhir ini adalah menyatukan hasil pengambilan makna dari parafrase. Di langkah kedua kita sudah menentukan dua kalimat bermakna inti dari larik ketiga dan keempat. Nah, di langkah terakhir ini barulah kita bisa meringkas dua kalimat itu menjadi satu kalimat saja. Contoh:Kalimat 1: utang materi dibayar materiKalimat 2: utang budi tidak dibayar materiHasil Abstraksi: “Utang budi tidak dapat dibayar dengan materi.” Poin penting • Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia. Pada hakikatnya, pantun adalah peribahasa sindiran.

  26. E. Mengadaptasi Pantun Menjadi Dialog dalam Bentuk Berbalas Pantun

  27. Langkah Konversi Teks Pantun Menjadi Teks Dialog Langkah-Langkah Konversi Teks Pantun Menjadi Teks Dialog – Kita sudah memahami langkah-langkah mengevaluasi teks pantun. Hal itu penting untuk memudahkan kita dalam mengonversi teks pantun ke dalam bentuk lain. Teks pantun dan teks dialog adalah dua bentuk teks yang berbeda. Akan tetapi, jika kita pernah melihat acara berbalas pantun dalam kegiatan besar budaya adat setempat, tentu kita bisa lebih mudah mempelajarinya. Kita tinggal melengkapi ikhtisar teks pantun tersebut dengan elemen dasar sebuah teks dialog. Elemen dasar sebuah teks dialog terdiri atas tiga unsur, yaitu tokoh, wawacang, dan kramagung. a. Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih, dibandingkan dengan pelaku-pelaku lain, sifatnya protagonis atau antagonis.b. Wawacang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.c. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah-naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak 

  28. praktik mengonversi Dari pemaparan di atas, langkah-langkah mengonversi teks pantun menjadi teks dialog dapat diuraikan sebagai berikut.(1) Membaca pantun dan menganalisis maksudnya Contoh:Kemumu di dalam semakJatuh melayang seleranyaMeski ilmu setinggi tegakTidak sembahyang apa gunanyaMaksud dari pantun tersebut adalah apalah gunanya sebuah ilmu dan teori, jika tidak dibarengi dengan beribadah dan praktik sesungguhnya. (2) Tentukan tokoh yang akan dijadikan pelaku dalam teks dialog

  29. Contoh:Tokoh 1 adalah anggota dewanTokoh 2 adalah guru agamaTokoh 3 adalah makmum/rakyat (3) Buatlah dialog beserta kramagungnya berdasarkan ilustrasi maksud pantunnya. Suatu hari, ada seorang anggota dewan yang sangat pintar diminta menjadi imam shalat dzuhur.Makmum : Kami mohon bapak sudi menjadi imam shalat kami.Anggota Dewan : Baiklah. Soal itu sungguh mudah bagi saya.(mereka pun shalat berjamaah, hingga setelah takbiratul ihram, sang anggota DPR melafalkan surat alfatihah)Makmum : Loh bukannya shalat dzuhur tidak boleh dikencangkan lafalnya?(akhirnya shalat mereka pun dibatalkan, hingga guru agama yang hadir pun bicara)Guru Agama : Begitulah ilmu, meskipun ilmu dan kedudukan manusia tinggi, tapi kalau tidak pernah dipraktikan akan percuma. Bahkan jadi salah kaprah.

  30. Penting • Selain dialog, struktur dasar sebuah drama adalah prolog dan epilog. • Bagian pantun yang dapat dijadikan drama adalah bagian isi.

  31. RANGKUMAN • Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdri dari atas 4 baris. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 kata • Menginterpretasi teks pantun ialah upaya memahami dan menggali makna atau nilai didik yang terkandung dalam teks tersebut. • Menyunting pantun artinya memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam naskah pantun agar menjadi pantun yang baik sesuai dengan syarat-syaratnya. • Mengabstraksi teks berarti kegiatan merumuskan kembali suatu teks menjadi teks baru yang lebih ringkas. • Teks pantun dan teks dialog adalah dua bentuk teks yang berbeda. Akan tetapi, jika kita pernah melihat acara berbalas pantun dalam kegiatan besar budaya adat setempat, tentu kita bisa lebih mudah mempelajarinya.

More Related