1 / 31

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

Oleh : TRI SUWARNI, SST. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT. PENDAHULUAN. Obat merupakan substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan atau bahkan pencegahan terhadap baerbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh.

malana
Télécharger la présentation

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Oleh : TRI SUWARNI, SST PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

  2. PENDAHULUAN • Obat merupakan substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan atau bahkan pencegahan terhadap baerbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh. • Tenaga medis mempunyai tanggungjawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien.

  3. STANDAR OBAT • Obat yang digunakan harus memenuhi berbagai standar persyaratan obat, diantaranya • kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur keasliannya, tidak ada pencampuran dan standar potensi yang baik • Bioavailabilitas, meliputi : • keseimbangan obat • Keamanan • Efektifitas

  4. Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat • Absorbsi obat • Distribusi obat ke dalam tubuh • Metabolisme obat • Ekskresi sisa

  5. EfekObat • Obat memiliki 2 efek, yaitu : • Efek terapeutik Yaitu kesesuaian obet terhadap efek yang diharapkan sebagaimana kandungan dalam obat. • Paliatif : mampu meredakan gejala penyakit • Kuratif : • Suportif • Subtitutif • Kemoterapi • Restoratif • Efek samping Merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, kemungkinan dapat membahayakan

  6. PersiapanPemberianObat • Prinsip Lima Benar dalam Pemberian Obat • Pasien yg benar • Identitas pasien hrs diperiksa/ditanyakan, sblm obat diberikan. • Jika pasien tdk sanggup b’respon scr verbal, dpt dipakai respon non verbal, misal mengangguk.

  7. Obat yg benar • Sblm m’beri obat, label (pada botol) hrs diperiksa 3 kali • I : saat m’baca p’mintaan obatnya & botolnya diambil dr tempat obat • II : label botol dibandingkan dg obat yg diminta • III : saat dikembalikan di rak / tempat obat • Jika label tdk t’baca, isinya tidak boleh dipakai, dan • Bila isinya tidak uniform, harus segera dikembalikan ke farmasi • Saat m’beri obat bidan hrs ingat utk apa obat itu diberikan → m’bantu m’ingat nama obat & kerjanya

  8. Dosis yg benar • Periksa dosisnya sbl bidan m’beri obat • P’hatikan titik decimalnya dlm dosis & bedakan antara singkatan mg dan mcg (bila ditulis tangan) • Bentuk dosis asli jangan diubah : tablet lepas berkala (btk berlapis / matriksnya khusus), tablet bersalut tdk boleh digerus krn ciri lepas berkala hilang • Cara / rute pemberian yg benar • Obat dpt diberikan mll sejumlah rute berbeda • Faktor yg menentukan rute p’berian terbaik : KU pasien, kecepatan respon yg diinginkan, sifat kimiawi & fisik obat, dan tempat kerja yg diinginkan

  9. Waktu yg benar • Sangat penting, khususnya bagi obat yg efektifitasnya t’gantung utk mencapai / m’p’tahankan kadar darah yg memadai  obat diberikan pd waktu yg tepat. • Sebelum makan : utk m’p’oleh kadar yg diperlukan diberi 1 jam sbl makan • Setelah makan : utk m’hindari iritasi >>> pd lambung • Obat yg diberi bersama mkn yg berlemak : agar diperoleh kadar darah yg > tinggi

  10. INGATTT……… Setelah obat diberikan, harus dicatat dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat diberikan. Bila pasien menolak minum obat / obat itu tidak sampai terminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan

  11. Perhitungan Dosis Obat • Pemberian obat harus sesuai dengan dosis yang telah diprogramkan untuk mencegah terjadinya efek samping obat, demikian juga pada bayi dan balita, dimana pada mereka masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan • Khususnya pada bayi prematur dimana organ belum berfungsi dengan sempurna  proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat akan terganggu/tidak maksimal

  12. Agar dapat m’berikan obat scr akurat, bidan hrs mengetahui sistem yg digunakan utk menimbang / menakar obat. Sistem penghitungan / pengukuran obat yg lazim dipergunakan adalah : sistem metrik, sistem apothecaries dan sistem takaran rumah tangga.

  13. Sistem Metrik • Diciptakan o/ negara Perancis, pd akhir abad 18, kmd dipakai scr meluas. • Unit yg digunakan dlm sistem metrik adalah : liter : untuk volume cairan gram : untuk berat zat padat meter : untuk ukuran panjang

  14. Dalam p’hitungan & p’ukuran obat hanya ada beberapa ekuivalensi yg digunakan yaitu : 1 liter (L) = 1000 ml (mililiter) 1 ml = 1 cc (kubik sentimeter) 1 kilogram (Kg) = 1000 gr (gram) 1 gram = 1000 mg (miligram) 1 miligram = 1000 mcg (microgram)

  15. Sistem Apothecaries • Sistem yg lebih tua dari sistem metrik • Menggunakan satuan jaman dahulu kala • Masih digunakan di AS dan Kanada • Pengukuran yg lazim digunakan adalah Volume 60 minims = 1 fluid dram 8 fluid drams = 1 fluid ounce Berat 30 grains = 1 scruple 3 scruple = 1 dram

  16. Sistem Takaran Rumah Tangga • Sistem ini digunakan khususnya utk bahan2 yg tdk memerlukan sistem pengukuran yg akurat • Satuan yg lazim digunakan adalah : - tetes - sendok teh - sendok makan - cangkir - gelas

  17. Konversi gram ke miligram dan sebaliknya • Gram ke miligram 1 g = 1000 mg 2 g = ( 2 x 1000 ) mg = 2000 mg 2,165g = ( 2,165 x 1000 ) mg = 2165 mg 1,23 g = ( 1,230 x 1000 ) mg = 1230 mg • Miligram ke gram 2060 mg = 2060 g = 2,06 g 1000

  18. Menyatakan prosentase dengan istilah kuantitatif • Berlaku untuk obat luar, seperti krim dan obat tetes mata. • Mengonversi kekuatan 1% kedalam istilah kuantitatif • Perlu diingat : satuan padat = gram, satuan cair = ml • 1% = satu bagian dari seratus, diucapkan dlm gr / ml • 1% = 1 g x 1 = 0,01 g/g atau 10 mg/g 100 g

  19. Terdapat beberapa cara penghitungan dosis obat, tetapi pada prinsipnya , penentuan dosis obat dapat disimpulkan dengan dua standar, yakni berdasarkan luas permukaan tubuh dan BB Beberapa rumus : • Young n Da = Dd (mg) (Bkn u/ anak > 12 th) n + 12 n : umur anak dalam tahun

  20. Contoh : Hitung dosis teramisin ( dewasa 250 mg pada anak usia 2 tahun ? 2 Jawab = x 250 mg = 36 mg 2 + 12

  21. Dilling n Da = + Dd (Mg) 20 • Gaubius 1 Da = + Dd (mg) (u/ anak – 1 thn) 12 1 Da = + Dd (mg) (u/ 1 – 2 thn) 8 1 Da = + Dd (mg) (u/ 2 – 3 th) 6 1 Da = + Dd (mg) (u/ 3 – 4 th) 4 1 Da = + Dd (mg) (u/ 4 – 7 th) 3

  22. Fried m Da = + Dd (mg) 150 m : umur anak dalam bulan • Sagel (13w + 15) Da= +Dd (mg)(umur 0 – 20 mg) 100 (8w + 7) Da= + Dd (mg) (umur 20 – 52 mg) 100 (3w + 12) Da= + Dd (mg) (umur 1 – 9 mg) 100

  23. Contoh : • Hitung dosis paracetamol (dewasa 500 mg) untuk anak 8 tahun ? 8 Jawab = X 500 mg 150 = 27 mg

  24. Clark w anak Da = Dd (mg) w dewasa w : berat badan/kg • Berdasarkan Area Permukaan tubuh Area permukaan tubuh anak Da = x Dd normal 1, 7 m2 • Cara penghitungan yg dapat digunakan : Dosis yg diprogramkan x Juml. yg tersedia = Juml yg diberikan Dosis yg tersedia

  25. Contoh : • Anak BB 26 kg, Tb 60 cm, luas permukaan tubuh 0,45 dosis ampisilin 500 mg 0,45 • Dosis anak = x 500 mg 17 m 2 = 13,23 / 13 mg

  26. Perhitungan Dosis Tablet • Rumus : Kuantitas yg diminta = dosis yg diminta x 1 (tablet) dosis yg tersedia • Contoh : - Berapa banyak tablet furosemide 40 mg harus diberikan untuk memperoleh dosis 10 mg - Berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapat dosis 0,125 mg? 1 tablet mengandung 62,5 mcg digoxin

  27. Jawab : - Jika 1 tab. Mengandung 40 mg, dan diperlukan X tab. untuk mencapai dosis 10 mg, maka : x = 10 mg x 1 tablet 40 mg = 0,25 mg = ¼ tablet - Digoxin 0,125 mg = ( 0,125 x 1000 ) mcg = 125mcg Jika 1 tab mengandung 62,5mcg dan diperlukan X tab. Untuk mencapai dosis 125 mcg, maka : x = 125 mcg x 1 tablet = 2 tablet 62,5 mcg

  28. Perhitungan Dosis Suntikan • Rumus : X = dosis yg diminta x volume dosis yg tersedia dosis yg tersedia • Contoh : - Pasien diinstruksikan untuk diberi 75 mg Pethidin. Tersedia ampul berisikan 100 mg dalam 2 ml. Berapa ml yg perlu disuntikkan ? - Jika 2 ml larutan mengandung 100 mg Pethidin, dan X ml larutan mengandung 75 mg Pethidin, maka: X = 75 x 2 ml = 1,5 ml 100

  29. Perhitungan Dosis Obat Cair ( Larutan ) • Rumus : X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta konsentrasi yg tersdia • Contoh : - Diperlukan larutan bethadine 1 : 2000 dan tersedia larutan 20%. Berapa banyak larutan bethadine 20% ini diperlukan utk membuat 2 L bethadine 1: 2000 ? - Karena konsentrasi dinyatakan sbg rasio dan yg lain sbg persentase, salah satunya hrs dikonversikan. - 20% = 20 bagian per seratus = 20 : 100 = 1 : 5

  30. Jawab : X = 1 : 2000 x 2000 ml 1 : 5 = 1 x 5 x 2000 ml 2000 1 = 5 ml Jadi diperlukan 5 ml larutan bethadine 20% untuk membuat 2 L larutan 1 : 2000

  31. Sekian & Terima Kasih

More Related