1 / 26

TOPIK : METODE MEMBACA YANG EFEKTIF

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS INDONESIA. Mata Ajaran: Thesis and Dissertation Writing Skills. TOPIK : METODE MEMBACA YANG EFEKTIF.   . OLEH ALBERT WIDJAJA , Ph.D.

masao
Télécharger la présentation

TOPIK : METODE MEMBACA YANG EFEKTIF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS INDONESIA Mata Ajaran: Thesis and Dissertation Writing Skills TOPIK :METODE MEMBACA YANG EFEKTIF    OLEH ALBERT WIDJAJA, Ph.D.

  2. SASARAN MEMBACA YANG EFEKTIFKecepatan yang tinggi Pemahaman yang mendalam-PenyerapanPengingatan kembali dan Pemakaian yang kreatifDEFINISI MEMBACAMelihat kata-kata yang tertulis untuk mencari pengertianyang cukup agar memenuhikebutuhan kita Albert Widjaja, Ph.D., p.. 2.

  3. KECEPATAN MEMBACA 1. Normal: 180-250 kata, rata-rata 220 kata permenit Bila 1 halaman buku terdapat 350-450 kata: • 1 halaman - 2 menit • 1 buku - 200 hlm -- 7 jam atau 1 hari kerja - 300 hlm -- 10 jam 2. Baik  250-350 kata per menit • 1 halaman - 11/4 menit • 1 buku - 200 hlm -- 4 jam - 300 hlm -- 6 1/4 jam 3. Baik Sekali  350-500 kata permenit • 1 halaman - 50 detik • 1 buku - 200 hlm -- 2 jam - 300 hlm -- 4 2/3 jam 4. Sangat Baik Sekali  500 kata keatas • 1 buku - 200 hlm -- 1 1/5 jam - 300 hlm -- 3 1/3 jam Albert Widjaja, Ph.D., p.. 3.

  4. GERAK MATA PADA BACAAN FIXATION FIXATION FIXATION INTER-FIXATION REGRESSION RETURN SWEEP Albert Widjaja, Ph.D., p.. 4.

  5. 108 78 61 Fixations 23 8 3 Regression 0.93 1.28 1.64 Span 0.38 0.26 0.19 Duration 144 295 505 Rate Observasi Gerak Mata Fixation Interfixation Return Sweep Regression Duration of fixation Albert Widjaja, Ph.D., p.. 5.

  6. SEBAB-SEBAB KELAMBATAN MEMBACA 1. KESEMPITAN MELIHAT Diperlebar 4 V V 2. PEMAKAIAN MULUT 3 1 2 1 2 Albert Widjaja, Ph.D., p.. 6.

  7. MENGENDALIKAN JALANNYA MATA FIXATION DAN INTER-FIXATION DIPERCEPAT A) Melihat kata di bawah landasannya, akibatnya memerlukan waktu untuk naik keatas dan turun lagi B) Melihat kata diatasnya, mata pindah langsung diatas kata berikutnya Albert Widjaja, Ph.D., p.. 7.

  8. LATIHAN MEMPERCEPAT MEMBACA Albert Widjaja, Ph.D., p.. 8.

  9. MNEGATUR POSISI FISIK DALAM MEMBACA Albert Widjaja, Ph.D., p.. 9.

  10. BAHAN LATIHAN MEMPERCEPAT GERAK MATA XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB BBB BBBBB BBBB BBBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB BBB BBBBBB BBB BBBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXX BB BBBB BBBBBB BBB BBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBBB BBB BBBBBB BBBB BBBBB XXXXXX XXX XXXXX XXXX XXXXXXX XXX XXXX XXX XXXXXX XXXX XXX XXXX Albert Widjaja, Ph.D., p.. 10.

  11. LATIHANMENGENAL KATA-KATA 1. Bensin budi bersin bendi bensin bidan 2. Gerak generasi gerak gosok garap jarak 3. Angkutan kereta angklung hambatan anggap angkutan 4. Setia situ patuh setia sekat semata 5. Paceklik pelik paceklik pancing plastisitas palu 6. Kisah kisah kirim timah sisa kina 7. Asli ali aksi aspal murni asli 8. Filsuf friksi filsuf fikir kabul giling 9. Latih latar latah latih gigih lidah 10. Prajurit prioritas praja prasyarat prajurit pola 11. Minta minta minat mohon kita menit 12. Depan depak papan derap minta depan 13. Oli olah oles oli kali oleh 14. Tabah tahu tabah bantah hebat tegak 15. Membina membawa menimba membara membina membara 16. Dihargai ditandai dihayati dihargai dinihari disisipi Albert Widjaja, Ph.D., p.. 11

  12. LATIHAN MENGENAL KATA-KATA 1. Abandonband abuse abandon bounty backward 2. Disperse dispersion disperse dispel identify purse 3. Mission massive permission passion missle mission 4. Silvery silver slavery silvery silvered saunter 5. Taxicab cab taxicab toxin table tropical 6. Bluebell blue restiting bell bluebell blueberry 7. Firmness firmness firm first foolish fullness 8. Laborer excuse laboratory bore laborer laundry 9. Dictate direct detect estate datum dictate 10. Perfume perfume refuse perhaps furning perfect 11. Rejoice quaint rejoice voice join revolve 12. Thorough finish thought thorough though borough 13. Abominable tabernacle abominable abusable unable practically 14. Adversity adversity adverse foldin advisable verstile 15. Financial jealously final financial finance managerial 16. Watersalutation melon waterfall warmwater Albert Widjaja, Ph.D., p.. 12.

  13. IMPROVING EYE MOVEMENTSBy Ruth Strang Good eye movements As you read During the movement underlie a line of print, from one pause to efficient reading your eyes another, no words Poor eye movements are not moving smoothly are recognized. Are signs of and steadily The printed line lack of skill across the page. Is a bluer in reading. Rather, because the eye moves Accordingly, they move like a flash we should understand “be fits and starts” between stops how the eyes work they move There is not time and how to make them a swift movement, to see the words clearly work better pause Only about 6 percet The eyes make another of the total time can be trained. swift movement of reading With the right kind pause again is spent in movement. Of training and so on It is they become until they reach during the pauses more efficient the end of the line. that we comprehend Albert Widjaja, Ph.D., p.. 13.

  14. Eye movements how many pauses of the eyes cannot be improved our eyes are making. is to use by thinking too much If we eagerly the daily newpaper about them. Read material for practice material. To do so that is not The newspaper column might put us too difficult for us is so narrow in the state our eyes that good readers of the centipede naturally take in can get the meaning that got mixed up a group of words of a line as soon as it began at each pause. by letting their eyes which leg in their only once. To move first. forward movement An attempt to grasp The best way by lack of the meaning to improve comprehension. of this short line eye movements Nor do they by means of is to read have to go back only one pause a good deal over the line gives excellent practice of interesting material to pick up the meaning in creasing the number Albert Widjaja, Ph.D., p.. 14.

  15. These cards may be only one or two words three by five inches in a quick glance. in size. Some students In the center like to use of each card a small notebook we may either type for this kind of drill. one or more words They type or paste words a group of words cut from magazines. on each page The first set of cards and practice getting may have one word the meaning on each; of the words the second set, as they quickly turn two words; each page. and so on up to If we can get the meaning five or six words. Of three or four words We may ask someone together, to hold the cards quicky as a flash at a comfortable distance we can take in Albert Widjaja, Ph.D., p.. 15.

  16. EMPAT MACAM PERSEPSI STRUKTUR ATAU UNIT BACAAN • MENGENAL : objek, suara, bau, dsb • MEMISAHKAN : antara warna, kenyataan dan ilusi • MEMILIH : mana yang lebih diperhatikan, lebih penting. • MENGHUBUNGKAN : bagian-bagian kepada keseluruhan; objek yang sama dikelompokkan; dengan teori, prinsip atau pengalaman. Dari Kata : Arti dalam Konteks Ke Kalimat : Unit ide Alenia : Dimensi-dimensi unit ide Sub-Bab : Rangkaian unit2 ide Bab : Rangkaian ide2 pokok Buku : Sistem Ilmu PEDOMAN MEMBACA DAN BERPIKIR • Tak hanya kata-kata yang diperhatikan, karena: • Tak dapat mengorganisir pikiran. • Hanya mampu menghafal, tetapi tak mengerti. • Yang perlu dicari adalah Ide: • Dari kata, ke alinea, dan seterusnya. • Proses baca: • Memahami keseluruhan. • Mengingat ide-ide pokok & kaitannya. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 16.

  17. MENCARI IDE POKOK Cara membaca yang salah Cara membaca yang benar • Semua tulisan dibaca dengan kecepatan sama. • Merangkak kata demi kata • Tenggelam pada spesifik, untuk menghafal. • Pasif, menelan saja. • Pikiran kemana-mana, sulit konsentrasi. • Bahan mudah, dibaca cepat. Ide pokok atau sulit, perlahan. • Melintasi kata-kata untuk cari ide. • Tangkap laju pertumbuhan sub ide, cari jalan pemikiran dari pengarang. • Interaktip mengolah, menerka jalan cerita, cari ide sentral . • Segera relax dan fokus, cari makna. Perhatian utama: Mencari ide pokok dan rangkaian sub-ide Albert Widjaja, Ph.D., p.. 17.

  18. SUASANA PIKIRAN WAKTU MEMBACA 1. Beda Bahan Bacaan, Beda Cara Membaca Komik : santai, cari arah cerita.  Surat Kabar : santai, cari garis besar, ide baru.  Buku : saksama, langkah demi langkah, mencari hubungan antar ide. 2. SIKAP MEMBACA UNTUK MENGUASAI PENGETAHUAN Yang penting bukan berapa kali mengulangi,  Tetapi bagaimana mengerti keseluruhan, detail nanti. Bayangan saudara menghadapi orangnya-kagumi. Tentukan apa manfaat bacaan ini: tujuan membaca. Biasanya ada pelbagai sikap:  Boss : cari yang disukai atau sudah diketahui saja. Pemberontak: sinis, tidak realistis.  Direktur : apa saja ditelan, tapi tak ada yang ditelan.  Sikap yang tepat: saling menghargai, kritis, menyelami. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 18.

  19. PROSES PENYERAPAN 1. MEMAHAMI: Kata dalam konteks. - Memahami kata dari pemakaiannya di sekitar bacaan tsb. 2. MENGERTI KUMPULAN PERNYATAAN. - Mengerti fakta dan statement, membuat generalisasi. 3. MENGIDENTIFIKASI IDE POKOK. - Menguasai arus ide dari informasi yang diuraikan. 4. MENDUGA MAKSUD YANG TIDAK DITULIS. - Menduga ide yang tidak dinyatakan tapi melengkapi. MEMPERMUDAH PENGINGATAN KEMBALI • 5. MENARIK KESIMPULAN UNTUK MENGINGAT (MEMORY). • - Mengambil informasi penting, tertulis maupun tidak, dan • menggunakannya untuk menarik kesimpulan. • 6. MENILAI MATERI BACAAN UNTUK APLIKASI • - Menggunakan semua materi bacaan secara bebas, untuk • buat kesimpulan & penilaian tentang materi bacaan. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 19.

  20. PEMAHAMAN KATA DALAM KONTEKS: PENETRASI PEMIKIRAN PENGARANG 1. PENYERAPAN • Meraba arti kata penting atau istilah asing dari kata & kalimat sekitarnya • Cari arti dari istilah yang khusus dipakai pengarang. • Metodenya: • Apa ada sinonim (kata searti)? • Apa ada kalimat yang mendefinisikan (im-atau eksplisit)? Atau • ”Rambu-rambu”: koma, tanda kurung, titik dua, tanda kutip. Contoh: “Mimphon-Shugi” (MS) adalah pemikiran demokrasi zaman Taisho. Pada sejarah Jepang modern, Yoshino Sakuzo diakui sebagai pelopor & pemikir demokrasi zaman Taisho. Walaupun istilah MS itu bukan ciptaannya sendiri, Yoshino memakai istilah MS untuk bedakannya dari istilah Minshu-Shugi, dikenal di Jepang sebagai terjemahan demokrasi di Barat. Yoshono medefinisikan MS sebagai terjemahan dari konsep demokrasi di Barat, yang menurutnya, mengandung dua pengertian secara serentak, yakni Minshu Shugi dan Heimin Shugi. Minshu Shugi digunakan seperti oleh Partai Demokrasi Sosial (Jerman) menekankan “kekuasaan tertinggi negara berada pada rakyat”, tetapi Heimin-Shugi mengandung konotasi pertentangan rakyat banyak (Heimin) dengan golongan bangsawan (Hizoku). Ia melihat prinsip dasar demokrasi adalah tidak membedakan rakyat dan bangsawan.” (SURAJAYA: Demokrasi Pemikiran Jepang) PENGERTIAN “DEMOKRASI” DI JEPANG ADALAH: 1. Dicetuskan oleh Yoshino Sakuzo. 2. Hasil dari penerapan konsepsi barat, khususnya Amerika. 3. “Tidak membedakan rakyat dan bangsawan”. 4. Bahwa “kekuasaan tertinggi negara berada di tangan rakyat”. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 20.

  21. 2. PENGERTIAN TENTANG SUATU STATEMENT • Mengerti fakta atau statement-- pola dari detail, bukan menghafal detail. • Landasan untuk buat generalisasi. • Mencari Implikasi Pemakaiannya. CONTOH. Belum lama ini masyarakat berpendapat, perusahaan kecil tidak memerlukan atau tidak perlu memperhatikan manajemen. Manajemen dianggap orang hanya cocok untuk “perusahaan besar”. Masih terdengar orang dari perusahaan kecil mengatakan: “Manajemen? Ah, itu kan untuk General Electric; kami kecil dan cukup bersahaja, bisa jalan tanpa manajemen”. Tapi ini adalah suatu kesalah-fahaman. Sebuah perusahaan kecil malah lebih memerlukan manajemen yang terorganisasi dan sistematis dibanding perusahaan besar. Memang, ia tidak memerlukan staf yang besar. Ia tidak memerlukan prosedur dan teknih yang rumit di berbagai bidang. Malah boleh dikatakan, ia tidak akan sanggup memikul staf yang besar ataupun prosedur yang rumit. Tapi ia memerlukan manajemen berkualitas tinggi.” (Peter Drucker: Manajemen) Menurut pembahasan diatas; kebutuhan dari perusahaan kecil: • Cukup sederhana, tanpa memperhatikan manajemen, bisa jalan. • Tetap memerlukan prosedur dan teknik yang cukup rumit. • Memerlukan manajemen yang terorganisir dan berkualitas tinggi. • Perlu menyesuaikan dengan perusahaan besar untuk berhasil. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 21.

  22. 3. IDENTIFIKASI IDE POKOK • Melakukan sintesa dari ide-ide atau sub-ide sub-ide • Pola penulisan alinea pada buku biasanya: • Dari ide kecil ke besar (kesimpulan). • Dari ide besar (pokok) ke kecil (uraian). • Tidak konsisten. CONTOH: Orientasi nilai-nilai: Pragmatisme Pragmatisme adalah suatu sistem nilai-nilai yang antara lain menganggap bahwa manfaat suatu usaha ditentukan oleh kriteria kegunaan praktisnya. Bagaimana suatu usaha membawa hasil nyata dianggap sebagai kunci perbaikan hidup. Pragmatisme memberi dasar rasinal dengan mana manusia menentukan apa yang dilakukannya. John Dewey berpendapat pragmatisme “tidak begitu mementingkan faktor-faktor a-priori (nilai-nilai abstrak, keinginan, dorongan) tetapi pada akibat atau implikasi dari suatu gejala atau tindakan (pengaruh terhadap lingkungan empiris). Pragmatisme juga menolak fatalisme dan ramalan nasib. (Albert Widjaja, Budaya Politik Dan Pembangunan Ekonomi) Pilih kalimat mana dari alinea diatas yang merupakan ide pokok: 1. Kalimat 1 2. Kalimat 2 3. Kalimat 3 4. Kalimat 4 5. Kalimat 5 Albert Widjaja, Ph.D., p.. 22.

  23. 4. MENCARI MAKNA DI BELAKANG KATA • Untuk mengerti bacaan secara tepat atau mendalam, perlu menyelidiki: • Apa ada ide penting yang tertulis secara eksplisit? • Apa ada ide penting yang tak tertulis atau implisit? • Ide penting yang tak terungkap atau implisit merupakan: • Inference: menarik kesimpulan dari fakta atau tabel • Makna di belakang kata: ungkapan tak langsung. CONTOH: Tiap orang mengetahui bagaimana anjing ingin sekali memperoleh kesayangan dari pemiliknya. Hal yang sama terdapat pula pada monyet. Binatang tidak hanya ingin mencintai, tetapi ingin pula dicintai. Binatang jelas suka meniru. Mereka ingin dipuji; seperti nampak bila anjing membawa bola kepada pemeliharanya. Rupanya juga binatang bisa merasa malu. (Charles Darwin: The Descent of Man) Inference apa yang dapat ditarik dari fakta yang dilihat Darwin: • Binatang mempunyai emosi. • Binatang meniru perilaku pemiliknya. • Binatang menunjukkan emosi seperti manusia. • Manusia telah mengajar anjing untuk menunjukkan emosinya. • Binatang bertindak dengan insting. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 23.

  24. 5. PENGINGATAN KEMBALI ATAS BACAAN Melalui Pembuatan Kesimpulan • Pengingatan kembali baru dapat dilakukan bila informasi disederhanakan dan ditata secara sistimatis. • Sederhana dan sistematis adalah dalam bentuk kesimpulan. • Metode: • Cari ide-ide pokok. • Kelompokan mana yang sama atau terkait. • Perkuat dengan sub-ide penting. • Tehniknya: Pemetaan • Seperti Peta Jalan, yang kompleks disederhanakan. • Melihat jalan urat nadinya, lalu cabang-cabang menelusuri jalan kecil. • Proses Utama: • Lima proses sebelumnya adalah penetrasi dan penstrukturan bahasan. • Kemudian bila mau dipakai, harus disederhanakan dulu. F. Contoh Pemetaan ide-ide. Albert Widjaja, Ph.D., p.. 24.

  25. G. CONTOH PEMETAAN IDE-IDE: PROSES REFORMASI (RENEWAL) PADA ORGANISASI Cara Lain Memelihara semangat & komitmen dari bawah  Membangun fleksibilitas organisasi  Mengakarkan nilai-nilai team Mengkelola dilema kinerja jangka pendek & ambisi jangka panjang. Mengkelola saling ketergantungan operasi PROSES PENANAMAN BUDAYA INTI Memperpadukan skills, pengetahuan & sumber daya Membangun & menanam nilai dan tujuan organisasi PROSES INTEGRASI Menciptakan dan mengejar peluang. Mereview dan mendukung inisiatif Menciptakan misi strategis. PROSES KEWIRAUSAHAAN Tingkat staf garis depan Tingkat Senior Tingkat “Wirausaha” “Coaches” “Pemimpin” Albert Widjaja, Ph.D., p.. 25.

  26. 6. Penilaian Terhadap Bacaan A. Ini tahap tertinggi. B. Penilaian dilakukan terus menerus sehingga harus terbuka merubah diri bila ada fakta baru. C. Sumber penilaian: pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki. D. Penilaian Termasuk: 1. Tak hanya baik buruk, suka tak suka, bosan atau tak bosan. 2. Juga mutu tulisan, pemikiran baru, manfaat dan implikasi bila ada yang logis, benar atau baik. “PEMBANGUNAN TENAGA AIR DIPERLUKAN UNTUK KONSERVASI SUMBER ALAM.” Pertanyaan: Kita menilai bahwa tenaga air dipromosikan sebagai pembangkit listrik karena: 1. Merangsang pertumbuhan industri khususnya di daerah. 2. Mendorong penggantian kerja tangan dengan mesin. 3. Membuka pasaran luas bagi batubara. 4. Mensuplai listrik yang murah di pedesaan. 5. Mengurangi pemakaian sumber energi minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. ----------------------- Albert Widjaja, Ph.D., p.. 26.

More Related