1 / 29

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi. Oleh: Jaka Sriyana, Ph.D Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UII Yk. Krisis finansial global Bukan Kejadian Aneh.

minor
Télécharger la présentation

Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Industri Dalam Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Oleh: Jaka Sriyana, Ph.D Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UII Yk

  2. Krisis finansial globalBukan Kejadian Aneh Kejadian rutin sistem ekonomi kapitalis2. Akibat perilaku serakah pemilik modalDalam 100 tahun terakhir telah terjadi 20 kali krisis (IAEI, 2008)

  3. Terjadi pertumbuhan “tidak nyata/semu”Sektor finansial tumbuh tidak sebanding dengan sektor riil (Industri, perdagangan, pertanian, dll) (bubble growth, Paul Gruggman, 1999)Indonesia : dominasi sektor finansial sejak tahun 1990Global : sejak 1980 dengan berbagai ragam instrumen investasi

  4. The new king of capitalism(The Economist, 2005) • Periode 2004 – 2007 pasar ekuitas global TUMBUH sekitar 60% • Periode 10 tahun terakhir pasar ekuitas global tumbuh 3.000% • Investasi disektor finansial memiliki daya tarik yang luar biasa • Pemilik modal mendapatkan penghasilan bukan dari kegiatan produksi barang/jasa Liberalisasi Finansial Kerawanan Finansisial Krisis Finansial Krisis nilai tukar Twin crisis Krisis perbankan

  5. Ekspektasi Pasar Saham di ASIA

  6. KRISIS FINANSIAL GLOBAL BERMULA DARI AS • Adanya global imbalance dimana AS mengkonsumsi lebih besar dari kemampuannya. Tercermin dari defisit ganda (defisit anggaran pemerintah dan neraca perdagangan) • Kredit perumahan terhadap nasabah tak layak (subprime) senilai 1,2 triliun dollar menjadi kredit macet setelah suku bunga pada tahun 2004/06 dinaikkan dari 1,0% menjadi 5,25% karena nasabah tidak meningkat penghasilannya.

  7. KRISIS FINANSIAL GLOBAL BERMULA DARI AS • Berkembangnya derivatif keuangan melalui collateralized debt obligations (CDOs) senilai 480 milliar dollar yang dijual kepada investor AS dan asing. Pemegang CDOs terakhirlah yang berguguran karena terimbas kredit macet. • Krisis meluas melahirkan kelangkaan likuiditas sehingga dana tidak mengalir ke sektor riil mengakibatkan timbulnya resesi ekonomi karena ekonomi AS adalah yang terbesar di dunia.

  8. Effect on the world Rusia stock market lost 2/3 of it’s value China economic growth drops below 10% Japan stock market decline 36.2% Dubai tourism slowing down Indonesia stock market decline 37% Brazil 30% currency decline India’s company lay off began

  9. Bagaimana Dampaknya Terhadap Indonesia?

  10. Dinamika Perekonomian Nasional GEJOLAK EKSTERNAL Sektoral: Pertanian, Industri, Jasa • Harga minyak terkoreksi • Harga komoditas ekspor utama • Pasar uang internasional FAKTOR INTERNAL SEKTOR RIIL PERTUMBUHAN EKONOMI • Struktur perekonomian yang rentan terhadap gejolak (shock) • Kemampuan APBD • Kemampuan birokrasi • Dominasi “hot money” • Infrastruktur lemah • Pertumbuhan ekonomi lambat • Volume industri dan perdagangan turun • Deindustrialisasi • Daya beli menurun • Daya saing ekonomi dan efisiensi menurun • Problem ketenagakerjaan • Permasalahan struktural KEBIJAKAN FISKAL KEBIJAKAN MONETER KEBIJAKAN INDUSTRI & PERDAGANGAN • Koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan makroekonomi lainnya • Sustainabilitas dan insentif fiskal • Sumber pembiayaan yang lebih murah • Kebijakan uang longgar • Kebijakan stabilisasi rupiah • Prinsip kehati-hatian dalam sektor perbankan • Menggerakkan sektor riil • Harmonisasi dan Penurunan Tarif • Fasilitasi Perdagangan (ASEAN Single Window)

  11. DAMPAK TERHADAP INDONESIA • Kelangkaan likuiditas di AS/Eropa menyebabkan dana jangka pendek yang ada di Indonesia, balikkandang. Menyebabkan IHSG turun drastis karena lebih dari 60% pemain di bursa Indonesia adalah pemain asing. • Rupiah mengalami depresiasi karena uang hasil penjualan saham tadi dibelikan dollar. Penurunan nilai rupiah berdampak pada kemampuan impor untuk bahan baku industri. Sehingga industri dalam negeri mengalami penurunan.

  12. DAMPAK TERHADAP INDONESIA • Keadaan makin parah karena akibat resesi di AS, ekspor Indonesia ke AS juga ke Eropa dan Asia (yang mengolah bahan tengah untuk diekspor lagi ke AS) turun. Perusahaan mengalami kesulitan. PHK terpaksa dilakukan. • Untuk menahan laju depresiasi rupiah, BI menaikkan BI rate, sehingga suku bunga naik. Investasi turun, industri collaps. Ini menyebabkan penurunan kegiatan usaha. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat

  13. KEBIJAKAN PEMERINTAH • Penjaminan dana pihak ketiga oleh pemerintah hanya untuk yang di bawah Rp 2 miliar mendorong capital flight. Pembelian dollar meningkat. Dollar terapresiasi. • Kebijakan buy-back untuk mendongkrak harga saham dan mendongkrak nilai tukar rupiah menguntungkan pemodal luar negeri. Mereka mendapat rupiah lebih banyak ketika menjual saham (karena harga saham naik) dan mendapat dollar lebih banyak ketika membeli dollar (karena dollar murah). • Kebijakan penaikan BI rate menyebabkan bank menahan diri dalam memberikan pembiayaan/kredit sehingga sektor riil kesulitan likuiditas. Sektor industri mengalami penurunan, bahkan collaps. PHK dan pengangguran membengkak. Kemiskinan meningkat.

  14. Perkembangan Ekspor 2008

  15. Bagaimana dgn Industri Tekstil? • Ekspor benang dan kain ke AS pada kwartal I 2009 turun 28,1% (RP. 2,83 trilyun) • Secara total, ekspor th 2009 turun 13,9 % • Tahun 2009 ini terjadi penurunan permintaan tekstil dan produk tekstil (TPT) di 210 negara • Ada sinyal pasar baru di Asia dan Timur Tengah • Pasar domestik justru naik sekitar 25%, tetapi sebesar 10% justru dipenuhi oleh produk impor. Jadi produk lokal hanya mendapat 15% saja. Will our clothes be made in China? (Keat and Young, 2006) Key factors: Efficiency and productivity

  16. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2000-2008 Ekonomi Indonesia tumbuh setidaknya 5,6% tahun 2006, angka ini sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun selama enam tahun terakhir, yakni 4,8%. Konsumsi tetap merupakan penyumbang utama (66-68%) pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertumbuhan investasi mulai turning point sejak tahun 2004.* RAPBN. Sumber: Diolah dari BI & BPS

  17. Penggerak Pertumbuhan Ekonomi 2008 Pencapaian: (i) laju pertumbuhan selama semester I/2007 sebesar 6,1 %; (ii) laju pertumbuhan ekonomi di atas 6% untuk total PDB selama tiga kuartal terakhir. Upaya untuk memperbaiki iklim investasi : Inpres No 6/07 dan implementasi paket UU Perpajakan. Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter yang lebih kondusif. Inflasi terjaga Tingkat bunga kompetitif 18

  18. SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI

  19. Data Bappenas (2006) 1% Setiappertumbuhanekonomi Menyerap tenaga kerja 2001 : 253.000 orang 2003 : 248.000 orang 2007 : 42.000 orang Pertumbuhan semu tidak berefek secara optimal kepada sektor riil dan pembukaan lapangan kerja Apa yang terjadi?

  20. Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut: Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan penyerapan tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya 22% terhadap nilai tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap tenaga kerja 40% dan menyumbang nilai tambah 78%. Sementara itu, kontribusi UKM thd PDB 54-57%, sedang UB sekitar 42-46% selama tahun 2002-5. Sumbangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan UB (Usaha Besar) dalam PDB tanpa migas Indonesia 2002-2005 (persentase) Source: Kuncoro, 2007

  21. UKM 2,84 UKM 3,16 UKM 2,49 UKM 2,67 Sumbangan UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat. Dari pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,6 persen, sumbangan UKM adalah 3,16 persen. Sumbangan Pertumbuhan UK, UM, dan UB terhadap Pertumbuhan PDB Indonesia Sumber : Menegkop dan UKM dan BPS (2005)

  22. FIGURE 2.1 TANTANGAN INDUSTRI DI INDONESIA (Survei IMD Tahun 2006) • DAYA SAING GLOBAL SANGAT RENDAH (IMD: NO. 58 DARI 60 NEGARA) • EFFISIENSI PEMERINTAHAN YANG RENDAH: (NO. 54 DARI 60 NEGARA) •• AKIBAT RISIKO POLITIK, PENEGAKKAN HUKUM YANG LEMAH & TIDAK KONSISTEN, KURANG TRANSPARAN, KUALITAS SDM/PENANGANAN TENAGA KERJA DLL. • EFFISIENSI BISNIS YANG RENDAH: (NO. 58 DARI 60 NEGARA) •• AKIBAT PRODUKTIVITAS MENYELURUH YANG RENDAH, BUDAYA KORPORASI DAN WIRASWASTA, KURANG PENGALAMAN INTER- NASIONAL, KURANG DUKUNGAN FINANSIIL, IMAGE YANG JELEK DI LN, MASALAH CORPORATE GOVERNANCE LEMAH & KURANG TRANSPARANSI, DLL. • INFRASTRUKTUR LEMAH: (NO. 60 DARI 60 NEGARA) •• AKIBAT SISTIM TELEKOMUNIKASI, TRANSPORTASI, KOMPUTERISASI YANG LEMAH, R & D RENDAH, HUMAN DEVELOPMENT INDEX RENDAH, MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DLL

  23. FIGURE 1.3 PERIMBANGAN KEKUATAN EKONOMI GLOBAL 2005 • OUTPUT NEGARA2 G7 B. OUTPUT ASEAN-5 • USA: US$ 12,000 MILYARD 1. INDONESIA: US$ 150 MILYARD • INGGRIS: US$ 2,000 MILYARD 2. SINGAPURA: US$ 120 MILYARD • JEPANG: US$ 1,900 MILYARD 3. MALAYSIA: US$ 120 MILYARD • JERMAN: US$ 800 MILYARD 4. THAILAND: US$ 110 MILYARD • PERANCIS: US$ 600 MILYARD 5. FILIPINA: US$ 100 MILYARD • ITALIA: US$ 380 MILYARD ---------------------- • KANADA: US$ 280 MILYARD TOTAL ASEAN-5 US$ 600 MILYARD • ------------------------- • TOTAL G-7 US$ 35,060 MILYARD • OUTPUT MNC/TNC: • GENERAL MOTOR: US$ 159 MILYARD • FORD MOTOR: US$ 144 MILYARD • WALMART: US$ 135 MILYARD • EXXON: US$ 107 MILYARD • GENERAL ELECTRIC: US$ 104 MILYARD • MICROSOFT: US$ 102 MILYARD

  24. Potensi Pertumbuhan Pasar Dunia belum dimanfaatkan 800,6 ELEKRONIKA 8 Nilai pasar Ekspor Dunia (dalam Milyar Dolar AS NI 7 648,7 ALAT ANGKUT 6 681 PERMESINAN HASIL HUTAN 5 LOGAM 212 317 KIMIA ORGANIK Pertumbuhan Impor Dunia (%) per tahun 4 94,9 276,6 392 3 93,3 2 PULP & PAPER TPT AGRO 1 O O O,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Pangsa Ekspor Indonesia (%) per tahun • Fakta : • Indonesia belum memanfaatkan sektor-sektor pertumbuhan yang tinggi di pasar dunia • Ekspor Indonesia bertumpu pada industri pengolah SDA yang pertumbuhan pasarnya didunia rendah.

  25. Modal Dasar Pengembangan Industri dan Perdagangan Nasional Potensi Indonesia Luasnya Bentang Wilayah Sumber Daya/Potensi Alam yang bisa di daya gunakan Besarnya jumlah penduduk Luasnya Wilayah Kepulauan Lahan Pertanian Hutan Tambang Laut Letak Geografis Kebutuhan infrastruktur & pertambahan jalan, jembatan Kebutuhan infrastruktur mesin-mesin proses, dan peralatan lainnya Kebutuhan primer, sekunder, dan tersier AKAN MENJADI LOKOMOTIF PENARIK PERTUMBUHAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN - agro - alat pertanian - pupuk & penunjang lainnya - pangan - alat kesehatan - sandang - papan/bahan bangunan - alat pendidikan - alat kelistrikan - alat energi - jasa RBPI - kemasan - alat olah raga - alat rumah tangga - alat perkantoran - bahan bangunan - alat konstruksi - alat transportasi - konstruksi baja - alat transport - alat konstruksi - alat kelistrikan - alat energi - mesin-mesin proses - alat penunjang - telekomunikasi/ satelit & peripheral - konstruksi baja - konstruksi baja - peralatan konstruksi - jasa RBPI - alat transport - alat komunikasi - alat hiburan - alat penunjang • Fakta : • Indonesia memiliki potensi yang cukup untuk didaya gunakan sebagai modal dasar pengembangan industri dan perdagangan nasional

  26. INDUSTRI TRANSPORTASI INDUSTRI AGRO Membangun pilar-pilar industri masa depan dengan menumbuhkan industri yang akan memotori pertumbuhan TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDUSTRI MASA DEPAN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR PETRO KIMIA SEMEN BAJA DLL SEPATU ELEKTRONIK DLL INDUSTRI BARANG MODAL INDUSTRI KOMPONEN (BASIS U K M) SUMBERDAYA MANUSIA RUMAH MASA DEPAN

  27. “Compared to 1997 crisis, Now we’re more ready to pass this crisis..just Don’t panic!I firmly believe we’re on track to survive this crisis”SBY - President of The Republic of Indonesia

  28. WASSALAM

More Related