1 / 54

Leny Budhi Harti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 27 Pebruari 2012

MNT for Life Cycle Condition. Leny Budhi Harti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 27 Pebruari 2012. Sudahkan Anda Membaca ???. Mengapa? . Nutrition Care Process (ADA,2003). Practice Settings. Dietetics Knowledge. Skills & competencies. Code of Ethics.

myra
Télécharger la présentation

Leny Budhi Harti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 27 Pebruari 2012

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MNT for Life Cycle Condition Leny Budhi Harti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 27 Pebruari 2012

  2. Sudahkan Anda Membaca ???

  3. Mengapa?

  4. Nutrition Care Process (ADA,2003) Practice Settings Dietetics Knowledge Skills & competencies Code of Ethics • Nutrition assessment • obtain/collect timely • and appropriate data • analyze/interpret with • evidence-based • standards • document • Nutrition diagnosis • identify & label problem • determine cause/ • contributing risk factors • cluster signs & • symptoms/ defining • characteristics • document Relationship between Patients/client/group and Dietetics Professional Economics Health Care Systems • Nutriton monitoring & • Evaluation • monitor progress • measure outcome • indicators • Evaluate outcomes • document • Nutrition interventions • plan nutrition • Intervention • Formulate goals & determine • a plan of action • implement nutrition • intervention • Care is delivered & • actions are carried out • document Evidence-based Practice Critical Thinking Communication Collaboration Social Systems

  5. Definition 1 Causes 2 Assessment & Diagnosis 3 Treatment 4 Contents

  6. Definition • Malnutrition is defined as “a state when the body does not have enough of the requirednutrients (under-nutrition) or has excess of the required nutrients (over-nutrition) tablefor2.org.hk National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  7. Malnutrition Chronic malnutrition Stunted • Acute malnutrition • MAM • SAM • Marasmus • Kwasiorkor • Marasmus kwasiorkor National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  8. Assessment & Diagnosis A B C D Antropometri Fisik/ Klinis Biokimia Dietary

  9. National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  10. Fisik/klinis National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  11. Critria To Determain In-Patient or Out-Patient National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  12. Treatment • Traditionally the treatment of severe acute malnutrition has been in-patient, healthfacilitybased. However, recent research in emergency settings has revealed that severeuncomplicated acute malnutrition can be treated at home with weekly visits to a healthfacility for monitoring and re-placement of specialized food National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  13. Balita Gizi Buruk tanpa Komplikasi • Penanganannya PGBM PMT : 500 kkal – 10 mgg Penyuluhan  konseling Gizi Buruk Tanpa Komplikasi Pemantauan BB, TB/PB Stimulasi tumbuh kembang BB tidak naik 50 g/ mgg dalam 3 mg Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  14. Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk dengan Komplikasi fianzoner.blogspot.com syamilhafiy.blogspot.com

  15. Treatment WHO, 2003

  16. rapid weight-gain phase (catchupgrowth), and covers preparation for discharge Rehabilitation covers a gradual increase in diet leading to some weight gainwhile preventing complications of over-feeding Transition covers nutritionand medical stabilization, treatment of medical complications Stabilization National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  17. Stabilisasi • Fase awal  mengatasi kegawatdaruratan • Milk diet only  F 75 • Makanan : jumlah sedikit dan rendah osmolaritas • Pemberian : oral atau NGT, hindari penggunaan parenteral • Lanjutkan pemberian ASI National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009 Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  18. Zat Gizi pada Fase Stabilisasi MACRONUTRIENT Energi : 80 – 100 kkal/kgBB/hari Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari Cairan : 130 ml/kgBB/hari 100 ml/kgBB/hari  jika edema berat • MICRONUTRIENT • Vitamin A : • 6 – 12 mo : 100.000 IU (kapsul biru) • 12 mo & older : 200.000 IU (2 kapsul biru) • Asam Folat : • 5 mg jika anemia Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  19. Frekuensi Pemberian F 75 Pada anak dengan nafsu makan baik dan tanpa edema, jadwal di atas dapat dipercepat menjadi 2-3 hari. Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  20. Teknik Pemberian Makanan

  21. Stabilisasi Diatasi pada 2 jam pertama F 75 Glukosa 10% iv bolus, 5 ml/kgBB Letargis O2 1 – 2 L  sadar RL & D 10%, 15 ml/kgBB dlm 1 jam Syok Resomal 5 ml/kgBB (25ml) NGT/oral Diare/ muntah 10 Jam berikutnya Bila diare lagi  Resomal 50 – 100 ml (< 2 thn), 100 – 200 ml (≥ 2thn) Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  22. Fase Stabilisasi Monitoring : • Jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan • Muntah • Frekuensi defekasi dan konsistensi fese • Berat badan Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  23. Rehabilitasi Transisi Appetite has improved reduced from severe +++ tomoderate++ Treatment for any medical complication has commenced IV fluids and NG feeding completed Stabilisasi Fase Transisi National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  24. Fase Transisi • Energi : 100 – 150 kkal/kgBB/hari • Protein : 2 – 3 gram/hari • Cairan 150 ml/kgBB/hari Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  25. Fase Transisi Hari ke 4 F 100 diberikan setiap 4 jam. Dengan tidak melampaui batas max Hari ke 3 F 100 dengan dosis sesuai dengan BB 4 jam berikutnya dosis dinaikkan 10 ml secara bertahap Awal fase transisi F 100 diberikan tiap 4 jam dengan volume menggunakan volume F 75 yang terakhir Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  26. Rehabilitasi Transisi Stabilisasi Fase Rehabilitasi • Good appetite • Loss of oedema • Medical complications have resolved National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  27. Fase Rehabilitasi • Energi : 150 – 220 kkal/ kgBB/hari • Protein : 4 – 6 g/ kgBB/ hari • Cairan 150 – 200 ml/kgBB/hari Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  28. Fase Rehabilitasi BB < 7 BB ≥ 7 Kriteria Pulang F 100 + makanan bayi (mulai bubur saring, bubur beras, bubur susu, nasi tim) F 100 + makanan biasa (usia > 24 bulan) Selera makan baik Gejala klinis baik Penambahan BB ≥50 g/kgBB/ minggu selama 2 minggu berturut turut Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  29. Fase Rehabilitasi Monitoring • Nafas dan nadi : jika ada tanda gagal jantung  kurangi volume makanan menjadi 100 ml/kgBB/hari selama 24 jam  ditingkatkan 115 ml/kgBB/hari selama 24 jam  130 ml/kg BB/hari selama 48 jam • BB : kurang (< 5g/kgBB/hari), sedang(5 – 10 g/kgBB/hari), baik (10 g/kg BB/hari) Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  30. Fase Tindak Lanjut • Fase pemulihan gizi balita di rumah  PGBM • Diberikan makanan  tumbuh kejar • Kontrol secara berkala Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  31. PMT : 500 kkal – 10 mgg Penyuluhan  konseling Fase Tindak Lanjut Pemantauan BB, TB/PB Stimulasi tumbuh kembang BB tidak naik 50 g/ mgg dalam 3 mg Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  32. fianzoner.blogspot.com syamilhafiy.blogspot.com

  33. WHO, 2003

  34. Hypoglycaemia Signs of Hypoglycaemia • Low body temperature • Lethargy or limpness • Possible loss of consciousness • Blood glucose : < 54 mg/dl (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2003) National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  35. 1 2 3 • 50 ml sugar-water (10% glucose) Berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5 ml/ kg BB. Selanjutnya berikan larutan glukosa 10% sebanyak 50 ml via oral/NGT Berikan cairan intravena RL : dekstrosa 10% = 1:1 (RLG 5%)sebanyak 15 ml/kg BB untuk 1 jam pertama atau 5 tetes/menit/kgBB. Selanjutnya berikan lar. Glukosa 10% iv (bolus) sebanyak 5ml/ kg BB Tidak sadar Shock Hypoglycemia Sadar F 75 tiap 30 menit selama 2 jam Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009 dan WHO 2003

  36. Hypoglycemia Preparation of sugar water (10% dilution) Notes: Take clean drinking water (slightly warm if possible to help dilution). Add required amountof sugar and shake or stir vigorously. National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  37. Hypoglycemia Monitoring Kadar gula darah : • Jika < 54 mg/dl  ulangi pemberian larutan glukosa/ gula 10% • Jika suhu rektal < 35.5 atau kesadaran memuruk  ulangi pengukuran gula darah Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  38. Hypothermia Monitoring : • Suhu aksilar tiap 2 jam • Kadar glukosa darah National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009 (Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2003) Suhu rectal < 35.5ºC under-arm temperature < 35ºC Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia Hipotermia + hipoglikemia : merupakan tanda dari adanya infeksi sistemik serius Cadangan energi balita gizi buruk sangat terbatas , sehingga tidak mampu memproduksi panas utk mempertahankan

  39. Treatment of Hypothermia • Use the “kangaroo technique” for children with a caretaker Unicef.org National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009

  40. Dehydration ReSoMal beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 selama 10 jam F 75  Resomal F75 10 jam berikutnya Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  41. Dehydration Monitoring : • Keadaan klinis tiap 30 menit selama 2 jam pertama, dan tiap 1 jam sampai 10 jam • Periksalah : • Frekuensi nadi • Frekuensi nafas • Jumlah produksi urin • Frekuensi BAB dan muntah Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  42. Gangguan Elektrolit • Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan Magnesium, yang sudah terkandung di dalam larutan Mineral-Mix yang ditambahkan ke dalam F-75, F-100 atau ReSoMal • Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi • Siapkan makanan tanpa menambahkan garam (NaCl). Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  43. Infeksi • Hipotermia dan hipoglikemi merupakan tanda infeksi berat • Tangani dengan antibiotik Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  44. Defisiensi Zat Gizi Mikro Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu: • Multivitamin • Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari) • Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari) • Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari) • Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai fase rehabilitasi) Vitamin A Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  45. 1 2 • Tranfusi darah, jika Hb< 4 g/dl dan Hb 4 – 6 g/dl + gangguan pernafasan • Hentikan pemberian cairan via oral/NGT ketika tranfusi • F 75  rendah laktosa • Pada kasus tertensu  diberikan susu rendah laktosa Lactose intolerance Penanganan Kondisi Penyerta Anemia Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

  46. Resep ReSoMal Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009

More Related