1 / 17

British Raj (1858-1947)

British Raj (1858-1947). Materi 4 & 5 Sejarah Asia Selatan. British Raj (1858-1947). Raj : kontrol Inggris atas kehidupan politik di seluruh India.

prince
Télécharger la présentation

British Raj (1858-1947)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. British Raj (1858-1947) Materi 4 & 5 Sejarah Asia Selatan

  2. British Raj (1858-1947) Raj : kontrolInggrisataskehidupanpolitikdiseluruh India. Setelahpemberontokan Sepoy tahun 1858, pemerintahandi India diaturmelalui: pemerintahan imperial di London, pemerintahanpusatdi Calcutta (diwakiliolehViceroy–raja muda) & pemerintahanprovinsi.

  3. British India, 1858 Batas-batas India secara bertahap meluas setelah pemerintah Inggris mengambil alih administrasi India dari East India Company pada 1858. Kawasan British India ini dalam perkembangannya menjadi negara-negara merdeka meliputi Pakistan, Bangladesh, Myanmar, dan Srilanka

  4. Ekonomi • 1850-an: mekanisasi industri rami di Bengal dan tekstil di barat India dikelola firma-firma Inggris. • 1880 – 1914: kedua industri berkembang pesat, meski begitu ekonomi India tetap bertopang pada agraria • Meluas dan sering terjadinya kelaparan

  5. 1876 : Ratu Victoria memproklamirkan dirinya sebagai “Empress of India” (Ratu India). Antara administrasi di koloni India yang dikelola langsung oleh kerajaan Inggris dan perkembangan teknologi dampak Revolusi Industri, memengaruhi jalinan ekonomi India dan Britania Raya. Rel kereta api, jalan-jalan, kanal-kanal, & jembatan dibangun merata di India dan sambungan telegraf dengan tujuan memudahkan bahan-bahan mentah seperti katun, dari pedalaman India dapat diangkut secara efisien ke pelabuhan-pelabuhan. Demikian juga, bahan-bahan mentah yang telah diolah di Inggris dikirimkan kembali secara efisien untuk dijual di pasar India. Victoria Memorial, Kolkata, India

  6. PengaruhInggris THD India dibidangSosial & politik • Inggris menempati hampir seluruh posisi tinggi dalam pemerintahan dan masyarakat. • Orang-orang Inggris memperlakukan orang-orang India sebagai inferior secara moral, politik, dan budaya • Inggris tidak memberikan orang-orang India tanggung-jawab atas pemerintahannya sendiri ---tidak membolehkan mereka untuk menjalankan pemerintahan sendiri. • Nilai-nilai tradisi bangsa India diabaikan

  7. 1861 (Indian Councils Act): orang-orang India diizinkan –melaluipenunjukkan – untukterlibatdalam Executive Council ; namunhalinitidakberartimengelolapemerintahansendirisecaramenyeluruh. • Padatigadasawarsaakhirabad 19, munculgolongan elite-intelektual India (jurnalis, hakim, dan guru) yang mendapatpendidikan Barat. • Merekamempelajariteori-teoridemokrasidankapitalisme Barat, sepertiajaran John Stuart Mill yang meyakinkanmerekauntukmenolakhakdantanggungjawabpenuhsebagaiwarganegaraInggris.

  8. Indian National Congress • : Di tengahtumbuhnyagolongan elite-intelektualitulahirgerakannasional India: mulanyaelit-elit India yang melibatkanprinsip-prinsip liberal politikpersamaan (equality) hakdenganmenuntutbagianbesarorang India untukterlibatdalamkantor-kantorpemerintahan (dibawahkendaliInggris) melaluipengirimanpetisikepemerintahInggris. DadabhaiNaoroji (1825-1917), yang menjabattiga kali sebagaipresidenkongresmengangkatisu-isuketidakadilanInggrismengelolaekonomiindustridanpolitikdi India.

  9. Bal GangadharTilak (1856-1920), jurnalis India juganasionalisterkemukasebelum era Gandhi melakukangerakanreformasi Hindu yang menyumbangkangagasanketidakadilansoaldiskriminasi gender dankasta. • George Nathaniel Curzon (viceroy) pada 1905 membagiProvinsi Bengal menjadiduabagian: Bengal Timur & Assam (mayoritas Muslim) dan Bengal, Bihar, & Orissa (mayoritas Hindu). • Munculgerakanboikot & swadeshi; dipihak lain gerakanekstremisme. • Tilakpeloporgerakaneksterimismedikongressejak 1907.

  10. Pemecahan wilayah ini memunculkan elite-Muslim dalam nasionalisme India yang khawatir akan posisi minor dalam usaha mencapai kemerdekaan India. • Pada Desember 1906, All-India Muslim League dibentuk atas restu Lord Minto (viceroy) • Pada 1911, Bengal timur dan barat direunifikasi, dengan Calcutta sebagai ibukotanya (1931, dipindahkan ke Delhi).

  11. Perang dunia I: Titik balik Nasionalisme India • KetikaterjadidisintegrasidiEropadanpenentuannasibsendiribaginegaraEropa, para elite India berpendapat “why there & not here?” • Tentara-tentara India adalah yang sumberdayaterbesarpendukungkepentinganperangInggrisdiEropa, Timur Tengah, & Afrika. Mereka “dikorbankan” olehorang-orangEropa yang menyaksikanbagaimanapertikaianantarmereka • Selepas PD I (1918), berdiri the Government of India Act (1919) • 1919: Rowlatt Acts: tuntutanataskemerdekaansipilpasca PD I • 1919: Amritsar Massacre

  12. Mohandas K. Gandhi Figur yang berperan mengubah INC dari kelompok elite menjadi sebuah gerakan massa nasionalis . Di bawah kepemimpinannya, orang-orang India yang berbeda kelas ekonomi, kasta, agama dll berbagi nilai-nilai politik mewujudkan kedaulatan nasional Berjuang memperbaiki status kelas masyarakat rendah—yang tidak masuk kasta, yang ia sebut harijans ("children of God"). Menggunakan ahimsa(tanpa kekerasan); satyagraha (boikot,nonkooperasi,& demonstrasi massa); dan swadeshi (“negara sendiri" atau kepercayaan diri--Gandhi menenun pakaian sendiri)

  13. Inggris membangun: Rumah sakit Transportasi Komunikasi Jalan Kanal Edukasi Hukum & keamanan Status wanita Peninggalan Inggris: Kemerdekaan Kemandirian Sistem sosial Kebiasaan/adat-istiadat Rasisme Ekslpoitasi ekonomi Baik & Buruk British Raj

  14. "India a nation! What an apotheosis! Last comer to the drab nineteenth-century sisterhood! Waddling in at this hour of the world to take her seat!" Fielding mocked again. And Aziz in an awful rage danced this way and that, not knowing what to do, and cried: "Down with the English anyhow. That's certain. Clear out, you fellows, double quick, I say. We may hate one another, but we hate you most... If it's fifty-five hundred years we shall be rid of you, yes, we shall drive every blasted Englishman into the sea, and then"—he rode against him furiously—"and then," he concluded, half kissing him, "you and I shall be friends…"—E.M. Forster, A Passage to India

More Related