1 / 33

PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN

PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa :.

raleigh
Télécharger la présentation

PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENTINGNYAPeningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)BAGIDOSEN

  2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa : Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan  dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan–teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Dosen sebagai tenaga pendidikan, juga sebagai tenaga professional yang bertugas dengan kegiatan pokok, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan proses, (3) penilaian hasil pembelajaran, (4) pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan (5) penelitian juga melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat.

  3. dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, dan secara langsung mempengaruhi peningkatan kualitas belajar mahasiswa. Agar dapat berfungsi secara profesional, seorang dosen hendaknya memiliki tiga kompetensi, yaitu penguasaan bidang ilmu, keterampilan kurikulum, dan keterampilan pedagogis (pembelajaran dan pengembangan cara mensikapi pemahaman materi ajar).

  4. Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) untuk dosen muda dan program Applied Approach (AA) untuk dosen senior merupakan dua buah program pelatihan yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional dosen dalam memangku jabatan fungsional, terutama dalam peningkatan keterampilan pedagogis. Hasil Pelatihan Pekerti – AA berupa : Sertifikat nilai kum = 1 (setara ijasah ) dan Tugas mandiri nilai kum ± 4 (disesuaikan jam kegiatan) setara dengan bidang pengajaran

  5. TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN / ANALISIS PEMBELAJARAN ANALISIS PEMBELAJARAN : proses penjabaranperilakuumummenjadiperilakukhusus yang tersusunsecaralogisdansistematis.

  6. MANFAAT TAKSONOMI TUJUAN/ANALISIS PEMBELAJARAN • AGAR ADA KEJELASAN TERMINOLOGI TUJUAN YANG DIGUNAKAN DALAM TUJUAN/ANALISIS PEMBELAJARAN ; SEBAB TUJUAN PEMBELAJARAN BERFUNGSI MEMBERIKAN ARAHKEPADA PROSES BELAJAR DAN MENENTUKAN PERILAKUYANG DIANGGAP SEBAGAI BUKTI HASIL BELAJAR. • SEBAGAIALAT YANG AKAN MEMBANTUDOSEN DALAM MENDESKRIPSIKAN DAN MENYUSUN TES, TEHNIK PENILAIAN DAN EVALUASI

  7. KAWASAN TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTOR

  8. TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT KOGNITIF ( C) • Berorientasikepadakemampuanberpikir,meliputikemampuanintelektual yang lebihsederhana, yaitu“ mengingat“,sampaidengankemampuanuntuk“ memecahkanmasalah(problem solving) “. • Tujuanpembelajaran KOGNITIF , menuntutmahasiswauntukmenghubungkandanmenggabungkangagasan, metodeatauprosedur yang sebelumnyadipelajariuntukmemecahkanmasalahtersebut.

  9. TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT AFEKTIF (A) • Tujuanpembelajaran AFEKTIF berhubungandengan“ perasaan”, “emosi”, “ sistemnilai “, dan “ sikaphati“(attitude) yang menunjukkanpenerimaanataupenolakanterhadapsesuatu. • Tujuanpembelajaran AFEKTIF terdiridari yang paling sederhana, yaitu“ memperhatikansesuatufenomena”, sampaidengan yang kompleks yang merupakanfaktor internal seseorang, sepertikepribadiandanhatinurani. • Tujuanpembelajaran AFEKTIF seringdisebutsebagai: minat, sikaphati, sikapmenghargai, sistemnilaidankecenderunganemosi.

  10. TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT PSIKOMOTOR (P) Lihatranah-ranah………. • Tujuanpembelajaran PSIKOMOTOR berorientasikepadaketrampilanmotorik yang berhubungandengananggotatubuhatautindakan(action) yang memerlukankoordinasinyataantarasyarafdanotot (neo Mascular). • Tujuanpembelajaran PSIKOMOTOR biasanyadihubungkandengan “ latihanmenulis”, berbicara, berolah raga, sertamatakuliah yang berhubungandenganketrampilan.

  11. TAKSONOMI TUJUAN KOGNITIF Bloom mengelompokkan ke dalam enam (6) kategori yang mencakup kompetensi keterampilan intelektual dari yang sederhana (tingkat pengetahuan) sampai dengan yang paling kompleks (tingkat evaluasi) Ke enam kategori ini , diasumsikan bersifat hierarkis, yang berarti tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada level yang lebih rendah telah dikuasai

  12. PENGETAHUAN/PENGENALAN Tujuan instruksional pada level ini menuntut mahasiswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang diterima sebelumnya , misalnya : fakta, terminology, rumus, strategi pemecahan masalah dsb 2. PEMAHAMAN Tujuan pada kategori ini berhubungan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan/ informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri . Dalam hal ini , mahasiswa diharapkan untuk menterjemahkan , atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri 3. PENERAPAN Merupakan kemampuan menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain atau yang baru . contohnya : menyusun kuesioner penelitian untuk skripsi merupakan penerapan prinsip-prinsip penyusunan instrument penelitian yang sebelumnya telah dipelajari mahasiswa dalam mata kuliah metode penelitian

  13. ANALISIS • Merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi , memisahkan dan membedakan komponen2 atau elemen suatu fakta , konsep , pendapat , asumsi , hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi . • Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan untuk menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar , prinsip atau prosedur yang telah dipelajari • contoh : analisa terhadap karya tulis mahasiswa . • 5. SINTESIS • Tujuan instruksional level ini menuntut mahasiswa untuk mampu mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan struktur yang lebih besar . • contoh : Menulis esay tentang “ Perwujudan Bhineka Tunggal Ika dalam Masyarakat Indonesia “ , mahasiswa harus melihat dari berbagai aspek sosial , budaya dan ekonomi .

  14. 6. EVALUASI Tujuan Instruksional level ini , merupakan tujuan yang paling tinggi tingkatannya , yang mengharapkan mahasiswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu Sebagai Contoh : kemampuan mengevaluasi suatu program video apakah memenuhi syarat sebagai program instruksional yang baik atau tidak . Tujuan tingkat evaluasi yaitu : mahasiswa harus mempertimbangkan mahasiswa harus mempertimbangkan dari segi isi, strategi presentasi, budaya , karakteristik pengguna dsb. Dalam hal ini kriteria program yang baik harus terlebih dahulu jelas bagi mahasiswa

  15. TAKSONOMI TUJUAN AFEKTIF Krathwohl , Bloom & Masia (1964) , mengembangkan taksonomi tujuan , yang berorientasikan kepada perasaan (afektif) . Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman bagi nya dalam bertingkah laku • Krathwohl , mengelompokkan tujuan AFEKTIF ke dalam 5 (lima) Kelompok, yaitu : • PENGENALAN (Receiving) • PEMBERIAN RESPON (Responding) • PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing) • PENGORGANISASIAN (organization) • PENGALAMAN (characterization) • Pengelompokkan ini bersifat hierarkhis, dimulai dari tingkat yang paling rendah (sederhana) sampai ke tingkat lebih tinggi • Makin tinggi tingkat tujuan dalam hierarkhi , semakin besar keterlibatan dan komitmen seseorang terhadap tujuan tersebut .

  16. PENGENALAN/ PENERIMAAN(Receiving) • Tujuan Instruksional level AFEKTIF, mengharapkan mahasiswa untuk mengenal, bersedia menerima dan memperhatikan berbagai stimulus. • Dalam hal ini , mahasiswa bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja . • PEMBERIAN RESPON(Responding) • Keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap gagasan, benda atau sistem nilai , lebih dari sekedar pengenalan biasa. • Dalam hal ini mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan prilaku yang diminta, misalnya : berpartisipasi, patuh atau memberikan tanggapan secara sukarela bila diminta. • 3. PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing) • Penghargaan terhadap suatu nilai adalah perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai. • Dalam hal ini mahasiswa secara konsisten berprilaku sesuai dengan suatu nilai , meskipun tidak ada pihak lain yang meminta, atau mengharuskan .

  17. 4. PENGORGANISASIAN (Organization) • Menunjukkan adanya saling berhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang lain . • Dalam hal ini, mahasiswa menjadi Commited terhadap suatu nilai . • Mahasiswa diharapkan untuk mengorganisasikan berbagai nilai yang dipilihnya ke dalam suatu sistem nilai dan menentukan hubungan di antara nilai-nilai tersebut . • 5. PENGAMALAN (Characterization) • Pengamalan berhubungan dengan pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi ; dan diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai tersebut • Pada tingkat afektif, mahasiswa diharapkan mencapai perilaku-perilaku yang dapat diintegrasikan kedalam filsafat hidup dan konsisten dengan filsafat hidup tersebut.

  18. TAKSONOMI TUJUAN PSIKOMOTOR • HARROW (1972) mengembangkan kawasan PSIKOMOTOR, dengan menyusun tujuan PSIKOMOTOR ke dalam lima (5) tingkatan hierarki , yaitu : • MENIRU (Immitation) • Pada tingkatan ini mahasiswa diharapkan dapat meniru suatu prilaku yang dilihatnya . • 2. MANIPULASI (Manipulation) • Tingkat ini mengharapkan mahasiswa dapat melakukan suatu perilaku tanpa bantuan visual seperti pada tingkat MENIRU. • Dalam hal ini, mahasiswa diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal dan diharapkan melakukan tindakan (prilaku) yang diminta..

  19. 3. KETETAPAN GERAKAN (Precision) Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis dan dapat melakukannya dengan lancar, tepat , seimbang dan akurat . 4. ARTIKULASI (Articulation) Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa dapat menunjukkan serangkaian gerakan akurat , urutan yang benar dan kecepatan yang tepat . 5. NATURALISASI (Naturalization) Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa melakukan gerakan tertentu secara spontan atau otomatis. Mahasiswa melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya.

  20. KAITAN ANTARA TAKSONOMI DENGAN TINGKAT KESULITAN UNIT KOMPENTENSI KOGNITIF (C ) PSIKOMOTOR (P) AFEKTIF (A) TINGGI RENDAH

  21. CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF • SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH ……………… MAHASISWA DAPAT : ……………………. • SETELAH LULUS MATA KULIAH…………………MAHASISWA DAPAT : ……………………….. • Menghitunghargajualproduksiobatdenganbenar(C3) • MenerapkanIstilahManajemendalamlingkunganbisnisdenganbenar(C3) • Menyusunproposal Pemasarandengantepat(C4) • Menunjukkantugasutamaseorang Public Relations Officer denganbenar(C3) • Menafsirkankonseppenelitiankedalamsisteminformasidenganbenar(C5) • Menggunakankonsep-konsepaplikasisisteminformasimanajemendenganbenar(C3)

  22. CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR • SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH……. MAHASISWA DAPAT : ……………….. • SETELAH LULUS MATA KULIAH …………… MAHASISWA DAPAT : ……………….. • MempraktekkanpercakapanbahasaInggris di lingkunganbisnisdenganfasih(P3) • Mengoperasikanperangkatkomputerpadapengolahan kata & angkadenganbenar(P4) • Mendemonstrasikancaramenolongpersalinandenganbenar(P4) • MerancangAplikasiSistemAkademikberbasiskomputerdengantepat(P7).

  23. CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF • SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH................ MAHASISWA DAPAT : ……………. • SETELAH LULUS MATA KULIAH …………………… MAHASISWA DAPAT : ……………. • Menunjukkanmanfaatberpikirpositifdalammenjalinrelasiinterpesonalsecaraefektif(A5) • Merumuskancaraberkomunikasi di dalamkelompokbisnissecarabenar (A4) • Memilihbentukkegiatanpemasaran di lingkungankantordengantepat(A1) • Mempraktekanteorimanajemen di lingkungandepartemensecaraefektif (A2)

  24. MENYUSUN STANDAR KOMPETENSI & KOMPETENSI DASAR PRINSIP PERUMUSAN TUJUAN ANALISIS PEMBELAJARAN TEORI ABCD : AUDIENCE – BEHAVIOR – CONDITION - DEGREE • AUDIENCE : adalahmahasiswa yang akanbelajar (bukandosen). Fokus & kejelasantentang audience sangatmenentukankesesuaianbahan & strategipembelajaran yang akandipergunakan . • BEHAVIOR : Perilakumahasiswa yang dirumuskandengan kata kerjadanobjek. Contoh : menyebutkandefinsimanajemen; menjelaskankonsep marketing • CONDITION: Keadaanataubatasan yang dikenakankepadamahasiswapadasaatdiuji. Contoh : setelah lulus matakuliah English Lab mahasiswamampumeresponpertanyaandalambahasaenglish. • DEGREE: tingkatkeberhasilanmahasiswadalammelakukansuatuperilaku/ kompetensi yang ditentukan. Contoh : menyebutkanistilah-istilahpadamatakuliahybs minimal 85 % benar.

  25. ANALISIS INSTRUKSIONAL (PEMBELAJARAN)ADALAH PROSES PENJABARAN KEMAMPUAN /PERILAKU KOMPETENSI UMUM (STANDAR KOMPETENSI) MENJADI KEMAMPUAN /PERILAKU/KOMPETENSI KHUSUS (KOMPETENSI DASAR) STANDAR KOMPETENSI PROSES PENJABARAN KOMPETENSI DASAR GAMBARKAN DALAM BENTUK BAGAN DAN TERSTRUKTUR

  26. 1. MENETAPKAN STRUKTUR KOMPETENSI MATA KULIAH C3 • STRUKTUR HIERARIKAL = • Kedudukanduaperilaku yang menunjukkanhanyadapatdilakukanSalah satuperilakuBilatelahdikuasaiperilaku yang lain • Susunanbeberapakompetensi, yang satu Menjadiprasyaratkompetensiberikutnya C2 C1

  27. 2. STRUKTUR PROSEDURAL Menempatkan Transparansi Di atas OHP Menyalakan OHP Mengatur Fokus 1 2 3 • Susunanbeberapakompetensi , yang menunjukkansatuseri , tetapi TIDAK ADA yang menjadiprasyaratkompetensilainnya; setiapkompetensidapatdipelajarisecaraterpisah. • Beberapaperilaku yang menunjukkanseriurutanpenampilanprilaku , tetapitidakada yang menjadiperilakuprasyaratuntuk yang lainnya.

  28. 3. STRUKTUR PENGELOMPOKAN (Kluster) AdalahPerilaku-perilakukhusus yang tidakmempunyaiketergantunganantarasatudgn yang lain, walaupunsemuanyaberhubungan Memperkirakanseberapakeras bola sodokuntukmenyenggol Ataumenyentuh bola lain agar bola yang terakhirinimasuklubang MenaksirJarakantara bola yang Akan di sodok , bola yang akan Disenggoldanlubang 2 Memperkirakantitik Senggolantarakedua bola 3 Menyodok bola 1

  29. STRUKTUR CLUSTER 5 4 2 3 1

  30. 4. STRUKTUR KOMBINASI Suatuperilakuumumbiladiuraikanmenjadiperilakukhusussebagiantersebarakanterstruktursecarakombinasiantarastrukturhierakikal, proseduraldanpengelompokan. Merangkaikan start, lari dan Melintas garis finish. (4) Lari (2) Melintas Garis Finish (3) Melakukan Start (1) Menjelaskan Tehnik start Menjelaskan Tehnik Lari Menjelaskan Tehnik Melintasi Garis finish

  31. TPU 8 5 6 7 2 3 4 1

  32. MEMBUAT ANALISIS PEMBELAJARAN ANALISIS PEMBELAJARAN MATA KULIAH : SEMESTER : ( .....-.....) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (STANDAR KOMPETENSI) : (adalahrumusanpengetahuan, ketrampilandansikapyang akandicapaimahasiswapadaakhir proses belajar (instruksional) danmengandungteori ABCD , yaitu : A = audience (mahasiswa) B = Behavior (perilakuspesifik yang akandimunculkanmhsw setelah proses belajarselesai (lihatranah-ranah) C. Condition (Batasan yang dikenakankepadamhswataualat yang digunakanmhswsaat di test bukansaatbelajar.) D. Degree (tingkatkeberhasilanmhswdalammencapaiperilakutersebut. (lihat contoh )

  33. SELAMAT MENGAJAR

More Related