1 / 30

LIMBAH MEDIS

LIMBAH MEDIS. Chrisanti Andanawari 15307009 Marcella Dyan Mitariana 15307017 Tri Puji Astuti 15307027 Desak Nyoman Inten Apriani 15307039 Fatimah Zahra 15307041 Anindita Tanaya Orasaputri 15307055 Jessica Rolindrawan 15307067 Betanti Ridhosari 15307069

rayya
Télécharger la présentation

LIMBAH MEDIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LIMBAH MEDIS ChrisantiAndanawari15307009 Marcella DyanMitariana 15307017 Tri PujiAstuti 15307027 DesakNyomanIntenApriani 15307039 Fatimah Zahra 15307041 AninditaTanayaOrasaputri 15307055 Jessica Rolindrawan 15307067 BetantiRidhosari 15307069 Yeane Tiffani 15307115 AstantiFatsaYulia 10506050

  2. LimbahMedis • BerdasarkanDepkes RI 1992 : sampahdanlimbahrumahsakitadalahsemuasampahdanlimbah yang dihasilkanolehkegiatanrumahsakitdankegiatanpenunjanglainnya. Secaraumumsampahdanlimbahrumahsakitdibagidalamduakelompokbesar, yaitusampah/limbahklinisdan non klinisbaikpadatmaupuncair. • Limbah non medis : sampahmakanan, kertas, maupunalat lain yang tidakkontaklangsungdenganpenderita • Sumberlimbahmedis : • Unit pelayanankesehatandasar • Unit pelayanankesehatanrujukan • Unit pelayanankesehatanpenunjang ( laboratorium) • Unit pelayanan non kesehatan ( farmasi )

  3. LimbahMedis, klasifikasi • Limbahmedisdapatdiklasifikasikanberdasarkanpotensibahaya yang terkandungdidalamnya, maupunberdasarkanbentuknya (cairdanpadat) • Klasifikasilimbahmedisutama : • Limbahumum • Limbahbendatajam • Limbahpatologis • Limbahfarmasi • Limbahgenotoksik • Limbahkimia • Limbahalat yang mengandunglogamberat • Limbahradioaktif • Wadahbertekanantinggi

  4. LimbahMedis, klasifikasi • Limbahumum: limbah yang tidakberbahayadantidakmembutuhkanpenanganankhusus, contoh : limbahdomestik, limbahkemasan non infectious • Limbahbendatajam: obyekataualat yang memilikisuduttajam, sisi, ujungataubagianmenonjol yang dapatmemotongataumenusukkulitsepertijarumhipodermik, perlengkapanintravena, pipetpasteur, pecahangelas, pisaubedah • Limbahpatologis: Jaringanataupotongantubuhmanusia, contohbagiantubuh, darahdancairantubuh yang lain termasukjanin • Limbahfarmasi: Limbah yang mengandungbahanfarmasicontohobat-obatan yang sudahkadaluwarsaatautidakdiperlukanlagi

  5. LimbahMedis, klasifikasi • Limbahgenotoksik: limbah yang mengandungbahandengansifatgenotoksikcontohlimbah yang mengandungobat-obatansitostatik (seringdipakaidalamterapikanker), yaituzatkarsinogenik (benzen,antrasen), zatsitotoksik, (tamoksifen, semustin) zat yang mungkinbersifatkarsoinogenik (chloramphenicol, chlorozotocin, cisplatin). • Limbahkimia: limbah yang mengandungbahankimiacontohreagendilaboratorium, film untukrontgen, desinfektan yang kadaluwarsaatausudahtidakdiperlukan, solven. Limbahinidikategorikanlimbahberbahayajikamemilikibeberapasifat (toksik, korosif (pH12), mudahterbakar, reaktif (mudahmeledak, bereaksidengan air, rawangoncangan), genotoksik

  6. LimbahMedis, klasifikasi • Limbahalat yang mengandunglogamberat: Baterai, pecahantermometer, tensimeter • Limbahradioaktif: bahan yang terkontaminasidengan radio isotop yang berasaldaripenggunaanmedisatauriset radio nukleida. • Wadahbertekanantinggi: Tabung gas anestesi, gas cartridge, kaleng aerosol, peralatanterapipernafasan, oksigendalambentuk gas ataucair

  7. LimbahMedis, klasifikasi • Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit - jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular - atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya) - atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit menular

  8. LimbahMedis, klasifikasi Limbah reaktif yang berasal dari rumah sakit adalah : • Shock sensitive: senyawa-senyawa diazo, metal azide, nitro cellulose, perchloric acid, garam-garam perchlorat, bahan kimia peroksida, asam picric, garam-garam picrat, polynitroaromatic. • Water reactive: logam-logam alkali dan alkali tanah, reagen alkyl lithium, larutan- larutan boron trifluorida, reagen Grignard, hidrida dari Al, B, Ca, K, Li, dan Na, logam halida dari Al, As, Fe, P, S, Sb, Si, Su dan Ti, phosphorus oxychloride, phosphorus pentoxide, sulfuryl chloride, thionyl chloride. • Bahan reaktif lain: asam nitrit diatas 70%, phosphor (merah dan putih).

  9. LimbahMedisdanMasalah yang Ditimbulkan • Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar • 10 sampai 15 persen diantaranya merupakan limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain mercuri (Hg). • Sebanyak 40 persen lainnya adalah limbah organik yang berasal dari makanan dan sisa makanan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun dapur gizi. • Selanjutnya, sisanya merupakan limbah anorganik dalam bentuk botol bekas infus dan plastik. Temuan ini merupakan hasil penelitian Bapedalda Jabar bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama tahun 1998 sampai tahun 1999. Secara terpisah, mantan Ketua Wahana Lingkungan (Walhi) Jabar, Ikhwan Fauzi mengatakan, volume limbah infeksius dibeberapa rumah sakit bahkan melebihi jumlah yang ditemukan Bapedalda. Limbah infeksius ini lebih banyak ditemukan di beberapa rumah sakit umum, yang pemeliharaan lingkungannya kurang baik (Pristiyanto. D, 2000).

  10. LimbahMedisdanMasalah yang Ditimbulkan • Pengolahanlimbahmedisbukanlahhalmudahdilakukan. Di Indonesia sendiri, pengolahanlimbahmedismasihbelumtertanganidenganserius, baikdikotakecilmaupunkotabesardi Indonesia. Kurangnyasosialisasipemerintahdanbadan yang terkaitmengenaiefek yang ditimbulkandaripembuanganlimbahmedissecarasembarangandanketertarikan investor dalammengolahlimbahrumahsakitmenjadimasalahutama. Salahsatubukti, menuruthasilsurveipadatahun2003 dari 107 rumahsakitdi Jakarta, hanya 10 rumahsakit yang memilikiinsinerator (tungkupembakar). (SuaraPembaharuan, 20 Oktober 2003) Tentusajahalinisangatmemprihatinkan, apalagijumlahdanjenispenyakitsemakinbertambahsetiaptahunnya, demikian pula denganlimbah yang dihasilkan.

  11. LimbahMedisdanMasalah yang Ditimbulkan • Contohkasuslainnyaadalahpembuanganlimbahmediske TPA Ciangir, Tasikmalaya. Akibatnyabeberapapekerjaterpaksadirawatbeberapaminggukarenamenginjaksampahalatsuntik. Kejadianiniselainmerugikanpekerjatersebutjugamerugikanpihak TPA karenaharusbekerjaekstrauntukmemisahkansampahmedisdarisampahrumahtangga. (Pikiran Rakyat, 7 April 2005) • Di RS sering kali terjadi infeksi silang (nosokomial). Sebagai contoh, limbah medis tajam seperti alat suntik. Karena berhubungan langsung dengan penderita, alat itu mengandung mikroorganisme, atau bibit penyakit. Bila pengelolaan pembuangannya tidak benar, alat suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung RS dan puskesmas, petugas kesehatan, maupun masyarakat umum.

  12. LimbahMedisdanMasalah yang Ditimbulkan • Data P2M-PL menunjukkan : • limbahalatsuntikdi Indonesia khususuntukimunisasidiperkirakansekitar 66 juta per tahun (36,8 jutalimbahalatsuntikimunisasibayi, 10 jutaimunisasiibuhamil/wanitausiasubur, 20 jutaimunisasianaksekolah (BIAS)) • limbahalatsuntiksecarakuratif sekitar300 juta per tahun. • Insinerasijugatidakmenyelesaikanmasalahkarenapembakaranhanyamengubah volume limbahmenjadilebihkecil. Belumlagidebu yang jugasangatberbahayadanharusdipindahkanatauditentukanlagitempatpembuangannya yang kedap air. Debuhasilinsinerasi yang takteruraidanmateritetapadamenjadisangatberbahayakarenadapatmenghasilkandioksin.

  13. PengelolaanLimbahMedis

  14. PengelolaanLimbahMedis • Pointpentingdalampengelolaanlimbahmedisadalahsterilisasi, kemudianpengurangan (reduce) dalam volume, penggunaankembali (reuse) dengansterilisasi, daurulang (recycle), danpengolahan (treatment). • Sebelumdiolah, limbahmedisharusdipisahkanberdasarkanpotensibahaya yang ditimbulkan. • Adapuntahappengolahanlimbahmedisantara lain : • Pemisahan • Penyimpanan • Pengangkutan • Penanganan • Pembuangan

  15. PemisahandanPenyimpananLimbahMedis • Limbahmedis yang akandibuangdipisahkanmenggunakankantongplastikberwarna yang berlabel. BerikutadalahcontohwarnakantongmenurutDepKes RI : • Kantonghitam: limbahumum • Kantongkuning: limbah yang harusdiinsinerasi • Kantongkuning strip hitam: limbah yang sebaiknyadiinsinerasi, tetapidapatdibuangke landfill • Kantongbirumuda : limbah yang harusdisterilisasi • Limbah infectious danpatologisdipisahkantersendiri. Keduajenislimbahiniharusdisterilisasiterlebihdahulu. • Limbah yang dapatdidaurulangtermasukdalamkategorilimbahumum.

  16. PengangkutanLimbahMedis • Limbahmedisdiangkutdengankontainertertutup. Untukkeamanan, pengangkutanlimbahradioaktifsebaiknyadipisahkandenganlimbahkimia yang bersifatreaktif, mudahterbakar, korosif. • Alatpengangkutanharusdirawatdandibersihkansecararutinuntukmencegahadanyalimbah yang tercecerakibatpengangkutandanmengurangiresikokecelakaansaatpengirimanlimbah.

  17. PenangananLimbahMedis • Limbahumum yang dapatdidaurulangdapatlangsungdibawaketempatpengumpullimbahdaurulang. • Limbahradioaktifbiasanyadapatdisimpanterlebihdahulusampaimasaaktifnyaterlampaui. • Limbahkimia yang tidakberbahayadapatdibuangkedalamsaluranpembuangan air, contoh : limbahasam amino, gula, ion-ion anorganik (Ca,K, Mg, I, Cl, F dll) • Limbahkimiaberbahayadapatdidaurulangdengandistilasi, ekstraksi, elektrolisis • Limbah yang tidakdapatdidaurulangakandibakar (insinerasi) • Wadahbertekanandapatdibuangkedalam landfill, maupundidaurulang.

  18. Sterilisasilimbahdenganrotoclave Rotoclave (http://tempico.gostrategic.com/newsIm/ HopkinsP1010465.jpg)

  19. PenangananLimbahSuntik • Penggunaan disposable syringe • Saat ini ada beberapa alat untuk mengatasi limbah berupa jarum suntik, yaitualat pemisah jarum, alat penghancur jarum, tempat pembuangan jarum khusus (needle pit), syringe safety box, dan insinerator SICIM.

  20. SkemaAlternatif Reuse & Recycle LimbahMedis

  21. Insinerator Kriteria yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diantaranya adalah sebagai berikut: • Pengurangan sampah yang efektif • Lokasi jauh dari area penduduk • Adanya sistem pemisahan sampah • Desain yang bagus • Pembakaran sampah mencapai suhu 1000 derajat • Emisi gas buang memenuhi standar baku mutu. • Perawatan yang teratur/periodik • AdaPelatihan Staf dan Manajemen

  22. Insinerator • KeputusanBapedal No 03 tahun 1995. Peraturantersebutmengaturtentangkualitasincineratordanemisi yang dikeluarkannya. Incinerator yang diperbolehkanuntukdigunakansebagaipenghancurlimbah B3 harusmemilikiefisiensipembakarandanefisiensipenghancuran / penghilangan (Destruction Reduction Efisience) yang tinggi. • Baku Mutu DRE untuk Incinerator

  23. Insinerator • Disampingitu, persyaratan lain yang harusdipenuhidalammenjalankanincineratoradalahemisiudara yang dikeluarkannyaharussesuaidenganbakumutuemisiuntukincinerator. • Baku MutuEmisiUdarauntuk Incinerator

  24. InsineratorMaxpell • Teknologi Ramah Lingkungan pada incinerator Maxpell : pada tungku Maxpell limbah ditempatkan dalam ruangan yang kedap, lalu disuntikkan bahan bakar yang sudah dicampur oksigen dan terbakar dengan suhu yang tinggi. Asap hasil pembakaran direaksikan dengan molekul air sehingga asap yang keluar menjadi hidrokarbon yang akan terbakar habis pada secondary chamber. Dengan demikian asap akan bersih dan ramah lingkungan.

  25. InsineratorMaxpell • Insinerator Maxpell adalah alat penghancur limbah berupa tungku pembakaran yang didesain secara sempurna dalam sistem pembakaran dengan menggunakan berbagai media bahan bakar yang terus dikembangkan baik dari sisi teknologi maupun kapasitas. Insinerator Maxpell dirancang mudahdioperasikan. Beberapa keunggulaninsineratorini adalah: • Tidak membutuhkan tempat luas; • Bisa membakar sampah kering hingga sampah basah; • Daya musnah sistem pembakaran mencapai suhu diatas 1000 C; • Bekerja efektif dan irit bahan bakar; • Tingkat dari pencemaran rendah. Dalam operasional dibeberapa tempat terbukti asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong hampir tidak kelihatan dan tidak mengeluarkan bau yang menganggu; • Suhu pembuangan udara panas pada cerobong asap terkendali secara konstan; • Suhu dinding luar tetap dingin sama dengan suhu udara luar; • Perawatan yang mudah dan murah; • Abu sisa pembakaran bisa diolah menjadi beragam produk bahan bangunan

  26. SkemaPengolahanLimbahMedisdenganInsineratorMaxpell

  27. Alternative Medical Waste Treatment Technologies Approved by the California Department of Public Health Modifikasimetodedigunakanuntukdestruksi/penghancuranlimbahpatologis

  28. SIMPULAN DAN SARAN Permasalahan limbah rumah sakit di Indonesia yakni limbah rumah sakit yang dihasilkan diperkirakan secara nasional produksi sampah (Limbah Padat) sebesar 376.089 ton per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Angka ini sangat berpotensi limbah rumah sakit untuk mecemari lingkungan dan membahayakan manusia bila tidak dikelola dengan baik, seperti beberapa kasus limbah medis yang sudah terjadi di Indonesia akibat penanganan yang buruk. Buruknya pengelolaan limbah rumah sakit dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : • pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi rumah sakit • peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada 1992 pun sebagian besar tidak dijalankan dengan benar

  29. SIMPULAN DAN SARAN • Sebelum ditangani limbah medis dan limbah nonmedis harus dipisahkan terlebih dahulu untuk menghindari pencampuran antara limbah medis dan nonmedis. Pengolahan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara. Yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan pengolahan (treatment). Sterilisasi dapat juga dilakukan dengan insenerator. Namun abu dari insenerator juga dapat membahayakan sehingga perlu dilakukan pengelolaan lanjutan. • Dalampengelolaanlimbahpadatnya, rumahsakitdiwajibkanmelakukanpemilahanlimbahdanmenyimpannyadalamkantongplastik yang berbedabedaberdasarkankarakteristiklimbahnya.

  30. Referensi • BAPEDAL. 1999. PeraturantentangPengendalianDampakLingkungan. • Depkes RI. 2002. PedomanUmumHygeneSaranadanBangunanUmum. • DepartemenKesehatan RI. 1992. PeraturanProsesPembungkusanLimbahPadat. • DepartementKesehatan RI. 1997. ProfilKesehatan Indonesia. • Sarwanto, Setyo. 2009. LimbahRumahSakitBeluDikelolahDenganBaik. Jakarta : UI DepartemenKesehatanRepublik Indonesia 1995. PedomanTeknikAnalisaMengenaidampakLingkunganRumahSakit. • Moersidik, S.S. 1995, PengelolaanLimbahTeknologiPengelolaanLimbahRumahSakitdalamSanitasiRumahSakit,PusatPenelitianKesehatanLembagaPenelitianUniversitas Indonesia. Depok. • Damanhuri, Enri. 2010. PengelolaanBahanBerbahayadanBeracun (B3). Diktat Kuliah TL-3204. Program StudiTeknikLingkungan. InstitutTeknologi Bandung. • http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/10/19/pengelolaan-limbah-medis-rumah-sakit/ • http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pembinaan-pencemaran/245-pengelolaan-limbah-medis?start=1 • http://www.ampl.or.id/detail/detail01.php?tp=artikel&jns=wawasan&kode=117 • Http://www.maxpelltechnology.com/incineratormedis • http://www.cdph.ca.gov/certlic/medicalwaste/Documents/MedicalWaste/Alt_Med_Waste.pdf

More Related