1 / 16

ptimalisasi Peran Pemerintah dan DPR dalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keu a ngan Syariah

O. ptimalisasi Peran Pemerintah dan DPR dalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keu a ngan Syariah di Indonesia. Oleh Aviliani 08 Juni 2011. Outline. 1. Perkembangan Indikator Perbankan Syariah. Penyaluran dana. Penghimpunan dana. CAR, BOPO, ROA dan Margin.

roxy
Télécharger la présentation

ptimalisasi Peran Pemerintah dan DPR dalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keu a ngan Syariah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. O ptimalisasi Peran Pemerintah dan DPRdalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Oleh Aviliani 08 Juni 2011

  2. Outline 1. PerkembanganIndikatorPerbankan Syariah Penyalurandana Penghimpunandana CAR, BOPO, ROA dan Margin 2. TantanganPengembangan Bank Syariah : Struktur Dana Mahal Inefisiensikegiatanoperasional Tingginya margin Risikosektor rill (inefisiensibirokrasidaninfrastruktur) 3. PeranPemerintahdanLembaga Lain Perbaikanikliminvestasi Peningkatanpengeluaranpemerintahuntukberbagaijenisproyek (terutamainfrastruktur) Memacuinvestasidenganmemerhatikanpotensiekonomidaerah

  3. Dalam berbagai indikator, porsi Bank Syariah/BS masih cenderung kecil bila dibandingkan dengan BU Pada 2009, pembiayaan BS baru 3,26 persen dari total kredit BU naik menjadi 3,86 persen pada 2010. Pada 2010, porsi penempatan dana BS di BI mencapai 2,82 persen dari dana BU di BI naik dari 2,61 persen pada 2009. Sumber dana BS baru 3,24 persen dari BU sedangkan menurut DPK hanya 3,25 persen dari BU. Porsi aset BS juga masih rendah, sekitar 3,24 persen terhadap aset BU.

  4. Dari sisi pertumbuhan, kinerja BS relatif lebih kencang daripada BU. Dari beberapa indikator yang diamati, BS mampu tumbuh di atas 44 persen selama 2009-2010 Sementara itu, pertumbuhan beberapa indikator BU pada 2010 berada di atas 17 persen (yoy). Kondisi tersebut menyebabkan relatif lebarnya gap pertumbuhan antara BS dan BU. Pertumbuhantertinggipada BS dicapaiolehindikatorpembiayaanvalasnaik 72,69 persen (yoy) per 2010 sedangkanpada BU dicapaipadaindikatorpenempatandanadi BI. Secarasederhanadapatdisimpulkanbahwa BS masihberprospektinggikedepan.

  5. Penyalurandan BS berkembanglebihcepatdaripadapenyalurandana BU. Meskidalam nominal yang lebihkecil, pembiayaan BS tumbuh rata-rata 36,60 persen per tahunselama 2006-2010 sedangkan BU hanyatumbu 20,73 persen per tahun. Dalamkondisi lain, penempatandana BS di BI jugatumbuhrelatiflebihkencangdaripada BU, rata-rata 44,34 persen per tahunselama 2006-2010 sedangan BU 26,48 persen per tahun. Secarasederhanadisimpulkanbahwamasihterdapatruangekspansi yang relatifbesaruntuk BS. PenyaluranDana BS Penyaluran Dana BU

  6. CAR BS = 16,76 persen; ROA 1,59 persendan LDR/FDR = 87,6 persen per Desember 2010 CAR BU = 17,18 persen; ROA 2,86 persendan LDR/FDR = 75,21 persen per Desember 2010 Pertumbuhan nominal NPL BS (rata-rata 42,09 persen per tahun 2005-2010 lebihcepatdari Nominal NPLS BU (menyusut 2,47 persen per tahundalamperiode yang sama)

  7. Permasalahan Internal PerbankanSyariah Miripdenganperbankankonvensional, strukturdana BS jugadidominasiolehstrukturdanamahal. Data BI menunjukkan, sekitar 56,47 persen per tahunselama 2004-2010, dana BS disusunolehdepositomudharabah; sebesar 30,73 persenmerupakansimpanantabunganmudharabahdan 11,91 persen yang bersumberdarigirowadiah. 1. Bank Umum Pertumbuhanpenghimpunandanamurahjugatergolonglambandibandingkandengandanamahal. Selama 2005-2010, pertumbuhandanagirowadiahhanya 34,86 persenlebihrendahdaridepositomudharabah rata-rata 36,51 persen per tahun. Sementarapenghimpunantabunganmudharabahtumbuh rata-rata 38,95 persen per tahun.

  8. Permasalahansukubungaatau margin 2. Margin BS tergolongtinggibiladibandingkandengansukubungakredit bank umum. Hanyapadakredit lain-lain yang margin SB lebihkecildaripadasukubungakredit bank umum. Pada 2010 misalnya, sukubungakredit bank umumtertinggiadalah 14,5 persensedangkanpada SB tercatat 20,18 persen. Hal yang demikianmenyebabkan gap antaramargin BS dan BU cenderunglebihlebar, diatas 2 persen.

  9. MasalahInefisiensiOperasional 3. Gambarantersebutdapatdilihatdariperkembangan BOPO. Memang, BOPO BS selama Mar-Des 2010 relatiflebihrendahdari BOPO BU. Namunangkatersebutmasihtergolongtingi, rata-rata 81 persen. Namun, jikamelihatpertumbuhanbiayadanpendapatanoperasionalselama Mar-Des disimpulkanbahwa BS cenderunglebihtidakefisien. Biayaoperasional BS tumbuh rata-rata 20,62 persen per bulansedangkanpada BU hanya 13,25 persen. Sementarapendapatanoperasional BS tumbuh rata-rata 20,04 persensedangkanpada BU 13,50 persen per bulan PertumbuhanPendapatanOpeasionaldanBiayaOpeasional BS dan BU

  10. 4. RisikoInvestasiSektor Rill = MasihBertumpuPadaMasalahInefisiensiBirokrasi

  11. Margin terkaitdenganInflasi : StrukturInflasidi Indonesia 5. Sumbangan inflasi bahan makanan setiap tahunnya mencapai 34, 71 persen terhadap inflasi secara umum. Pada tempat kedua disumbang oleh inflasi perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rata-rata 21,25 persen. Jenis inflasi ini termasuk dalam barang-barang yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered price). Inflasi tertinggi lainnya berada pada sektor makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, berkontribusi rata-rata 20,21 persen per tahun. Aviliani: Optimalisasi Peran Pemerintah dan DPR RI dalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keungan Syariah di Indonesia

  12. Peranan Institusi Menjinakkan Inflasi Bank Indonesia Bulog Dewan Perwakilan Rakyat/Komisi XI Melakukan Studi tentang faktor penyebab inflasi utama di Indonesia dari sisi penawaran Kementerian Keuangan Bank Mandiri • Dengan sumber yang berasal dari penawaran maka peran Bulog harus ditingkatkan. Masalah Bulog saat ini terkendala utang yang tinggi. Penyelesaiannya bisa dilakukan dengan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat/DPR terutama Komisi XI. Komisi XI akan memanggil Depkeu agar memberikan dorongan kepada perbankan (Bank Mandiri) untuk merestrukturisasi utang Bulog. Aviliani: Optimalisasi Peran Pemerintah dan DPR RI dalam Meningkatkan Market Share Lembaga Keungan Syariah di Indonesia

  13. PenguatanPeranPemerintahMelaluiRealisasiBelanja = Proyek-proyekinfrastruktur 6. Pascakrisis 1997/98 belum ada perubahan signifikan dalam struktur ekonomi nasional. Dominasi sektor konsumsi masih tinggi. Ada sedikit peningkatan pada konsumsi pemerintah. PMTB hanya 22% per tahun (2003-2010), turun dari 28% sebelum krisis. Ekspor bersih mulai membaik namun lebih ditopang oleh kenaikan harga komoditas internasional Prakrisis Krisis Pascakrisis Sumber : Diolah dari BPS, 2011

  14. PertumbuhanKomponen PDB Indonesia SisiPermintaan Dari sisi pertumbuhan terlihat jelas perlambatan yang terjadi setelah krisis 1997/98. Konsumsi tumbuh rata-rata 4,87% (2003-2010); sedangkan prakrisis 9,56% (1991-1996). Konsumsi RT hanya tumbuh 4,56% (2003-2010) turun dari rata-rata 10,53% (1990-2002). Prakrisis Krisis Pascakrisis Pertumbuhan PMTB menurun menjadi rata-rata 8,74% per tahun sedangkan pada ekspor dan impor mengalami kondisi yang sama, hanya tumbuh masing-masing tumbuh 8,98% dan 10,63% per tahun selama 2003-2010 Sumber : Diolah dari BPS, 2011

  15. PeluangInvestasi = PotensiEkonomi Daerah 7.

  16. SekiandanTerimaKasih

More Related