1 / 46

GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIK

GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIK. FAK.PSIKOLOGI UKM 2009. PENDAHULUAN. Yg trmsk F80-f89 mempunyai gambaran : Onset bervariasi selama masa bayi atau anak Hendaya/kelambatan perkembangan fungsi yg berhub erat dgn kematangan biologis SSP

Télécharger la présentation

GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIK FAK.PSIKOLOGI UKM 2009

  2. PENDAHULUAN Yg trmsk F80-f89 mempunyai gambaran : • Onset bervariasi selama masa bayi atau anak • Hendaya/kelambatan perkembangan fungsi yg berhub erat dgn kematangan biologis SSP • Berlangsung terus menerus tanpa remisi & kekambuhan yg khas bagi banyak gangguan jiwa Fungsi yg dipengaruhi trmsk : • Bahasa • Keterampilan visuo-spesial • Koordinasi motorik

  3. Yg khas ialah hendaya berkurang scr progresif dgn bertambahnya usia anak (defisit lebih ringan sering menetap sampai dewasa) • Riwayat penyakitnya ialah suatu kelambatan atau hendaya yg sedini mungkin dpt dideteksi, tanpa didahului masa perkembangan yg normal. Anak laki2 > anak perempuan

  4. ETIOLOGI • Terdapat riwayat keluarga dgn ggn yg sama • Ada bukti faktor genetik pd banyak kasus (bkn semua) • Pd sebagian besar kasus etiologinya tdk diketahui & tetap tdpt ketidak pastian mengenai batasan dan subdivisi dr ggn perkembangan ini. Beberapa ggn misalnya ggn desinteratif masa anak, sindrom landau kleffner, beberapa

  5. Gangguan sekunder akibat dr ketulian yg berat atau beberapa kelainan neurologis atau struktur lain yang khas F80.O Gangguan artikulasi berbicara khas Gangguan perkembangan khas yg ditandai oleh penggunaan suara bicara dr anak berada dibawah tingkat yg sesuai untuk usia mentalnya, sedangkan tingkat kemampuan bahasanya normal. • pedoman diagnostik Usia kemahiran bersuara untuk berbicara & cara suara ini berkembang, amat bervariasi pada setiap orang.

  6. Lanjutan • Perkembangan normal • Pada usia 4 taghun biasa terjadi kesalahan pengungkapan suara bicara, tapi dpt dimengerti dgn mudah oleh orang lain • Pada usia 6-7 tahun, sebagian besar suara untuk berbahasa akan diperoleh, tidak ada masalah komunikasi • Pada usia 11-12 tahun, penguasaan dari hampir semua suara untuk berbicara hrs dicapai

  7. Lanjutan • Perkembangan abnormal dpt terjadi jika kemampuan suara bicara terlambat dan/atau menyimpang, menimbulkan : • Misartikulasi berbahasa anak dg akibat kesulitan bagi orang lain • Penghilangan, distorsi, atau substitusi dr suara berbicara. • Inkonsistensi dlm mengeluarkan suara (mengucapkan beberapa kata dg benar tapi tdk dpt untuk kata-kata yg lain).

  8. Diagnosis : ditegakkan hanya jika keparahan gangguan artikulasi diluar batas variasi normal bagi usia mental anak; sedangkan intelegensia nonverbal, kemampuan berbahasa expresif dalam batas normal; kelainan artikulasi tidak langsung diakibatkan oleh suatu kelainan sensorik, struktur atau neurologik; dan salah-ucap jelas abnormal dlm konteks pemakaian bahasa percakapan sehari-hari di lingkungan budaya anak • Termasuk : Ggn. Perkemb. Artikulasi, Ggn. Perkemb. Fonetik, Dislalia, Ggn. Artikulasi Fungsional, Bahasa Bayi (Lalling).

  9. F80.1 Ggn Berbahasa expresif • Ggn perkemb. Khas dg kemampuan anak dlm mengexpresikan bahasa lisan/ucapan dibawah rata-rata usia mentalnya, namun pengertian bahasa dalam batas normal, dengan atau tanpa ggn artikulasi • Pedoman Diagnostik. Tidak adanya kata atau beberapa kata yg muncul pd usia 2 tahun dan ketidak mampuan dlm mengerti kata majemuk sederhana pd usia 3 tahun. Kesulitan yg tampak belakangan termasuk : • Perkembangan kosakata yg terbatas • Kesulitan memilih & mengganti kosakata yg tepat

  10. Lanjutan • Penggunaan berlebihan dr sekelompok kecil kata-kata umum memendekkan ucapan yg panjang • Struktur kalimat yg mentah • Kesalahan kalimat (Syntatical) • Kehilangan awalan atau akhiran yg khas • Salah atau gagal dlm menggunakan aturan tata bahasa seperti kata penghubung, kata ganti, artikel dan kata kerja dan kata benda yg terinfleksi (berubah) • Dapat dijumpai generalisasi berlebihan yg tdk tepat dr aturan tata bahasa, seperti kekurangan dlm pengucapan kalimat dan kesulitan mengurut kejadian yang telah lewat

  11. Ketidakmampuan dalam bahasa lisan sering disertai dg keterlambatan atau abnormalitas dlm bunyi kata yg dihasilkan. • Diagnosis ditegakkan hanya jika tingkat keparahan dr keterlambatan dlm perkembangan berbahasa expresif telah melewati batas variasi normal dr umur mental anak, namun kemampuan pengertian bahasa dlm batas normal (meski dpt juga dibawah rata2) • Termasuk : Disfasia atau apraksia, tipe ekpresif

  12. F.80.2 Ggn berbahasa reseptif • Ggn perkemb. Khas dg kemampuan anak untuk mengerti bahasa dibawah rata2usia mentalnya. Dalam hampir semua kasus, bahasa expresif jelas terganggu dan lazim ada abnormalitas. Pedoman Diagnostik Ketidakmampuan dalam : • Memberi respon terhadap nama benda yg umum (tanpa benda itu) pd ulang tahun yg pertama. • Identifikasi beberapa objek yg sederhana dlm usia 18 bulan.

  13. Lanjutan • Atau kegagalan dlm mengikuti instruksisederhana pd usia 2 tahun dapat dianggap sbg tanda dr keterlambatan. Kesulitan dimasa mendatang termasuk pengertian strukturtata bahasa (bentuk kalimat negatif, pernyataan, perbandingan, dsb) dan kurang mengerti aspek kehalusan bahasa (nada suara, gerakan tubuh, dsb) • Diagnosis ditegakkan hanya jikatingkat keterlambatan dlm bahasa reseptif berada di luar batas variasi normal rata2usia mental anak, dan jika tidak dijumpai ggn perkembangan pervasif. • Termasuk : Congenital Auditory Imperception, afasia atau Disafasia, Tipe Reseptif, Afasia Wernicke, Tuli Kata (Word Deafness)

  14. F.80.3 Afasia yg di dpt dg Epilepsi (Sindrom Landau-Klefner) satu Ggn : • Didahului dg perkemb. Bahasa yg normal • Kemudian kehilangan kedua kemampuan berbahasa ekspresif dan reseptif • Tetap normal dlm intelegensia umum • Onset ggn disertai dg abnormalitas paroximal pd EEG (hampir selalu Lobus Temporalis, biasanya bilateral, sering meluas) • Kebanyakan kasus disertai kejang Epileptik • Onset usia 3-7 tahun, bisa lbh awal atau lbh lambat • Kehilangan berbahasa bisa perlahan dlm beberapa bulan, bisa mendadak dlm beberapa hari atau minggu • Hubungan waktu antara onset kejang dg kehilangan berbahasa bernariasi, biasanya beberapa bulan sampai 2 tahun

  15. Lanjutan • Yang khas adl hendaya berbahasa reseptif yg sgt berat disertai kesulitan dlm pengertian melalui pendengaran yg srg mrpkn manifestasi pertama dr kondisi ini • Beberapa anak membisu, lainnya mengeluarkan kata ulang tak berarti, beberapa kekuranglancaran berbahasa dan ucapannya srg ada misartikulasi • Beberapa kasus kualitas suara terganggu, hilang alunan suara yg normal • Kadang2 kemampuan berbahasatimbul hilang dlm fase awal dr gangguan ini • Ggn emosional dan prilaku srg menyusul beberapa bulan setelah ggn berbahasa, tapi cenderung membaik setelah anak mampu berkomunikasi • Penyebab kondisi ini scr klinis diperkirakan oleh radang otak • Perjalanan penyakit ini cukup bervariasi 2/3 dr anak2 akan tetap kurang mampu dlm bahasa reseptif, 1/3 nya dpt sembuh sempurna

  16. F80.8 Ggn perkemb. Berbicara dan berbahasa lainnya Termasuk : Pelat (Lisping) F80.9 Ggn perkemb. Berbicara dan berbahasa YTT Termasuk:Ggn berbahasa YTT

  17. F81 Ggn Perkembangan Belajar Khas • Konsep gangguan ini sebanding dg gangguan perkemb. Khas berbicara dan berbahasa, mempunyai masalah yang sama dlm hal definisi dan pengukuran/pemeriksaannya. • Adalah suatu ggn pd pola normal kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak stadium awal perkembangan. • Bukan akibat dr kurangnya kesempatan belajar atau berhubungan dg cedera otak penyakit lain. • Gangguan ini lbh banyak diperkirakan berasal dr kelainan proses kognitif, khususnya beberapa tipe disfungsi biologis • ♂>♀

  18. Pedoman Diagnostik • Secara klinis terdapat hendaya yang bermakna dlm keterampilan skolastik tertentu. Keparahan kelainan ditentukan berdasarkan istilah, misalnya keterampilan yg diharapkan adl < 3% anak sekolah, beratnya gangguan yg mendahului (didahului oleh keterlambatan atau penyimpangan dlm perkembangan terutama dlm berbicara atau berbahasa pd usia pra sekolah), pd masalah yg terkait (minat ↓, aktivitas >>, gangguan emosional atau kelainan tingkah laku), pada pola, dan pada respons. • Hendayanya harus khusus, bukan karena adanya retardasi mental atau hendaya ringan pd intelegensia umum. Pedoman klinis yg sederhana yaitu tingkat pencapaian anak harusjauh dibawah prestasi yg diharapkan pd anak berumur mental yg sebaya

  19. Hendaya harus dalam perkembangannya, harus sudah ada pada anak usia sekolah dan tidak didapatkan kemudian dalam proses perjalanan pendidikan. Riwayat prestasi sekolah anak harus mendukung data ini. • Harus tidak ada faktor luar yang menjadi alasan untuk kesulitan skolastik. Diagnosis harus benar2 berdasarkan bukti gangguan secara klinis yg nyata dalam prestasi skolastik, yang berhubungan dg faktor intrinsik dalam perkembangan anak. • Tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yg tak terkoreksi.

  20. Diagnosis Banding • Secara klinis penting dibedakan dengan gangguan yg timbul sekunder akibat beberapa gangguan neurologis seperti ‘Palsi serebalis F81.0 Ggn membaca khas • Gambaran utama ggn ini ialah hendaya yg khas dan bermakna dlm perkemb. Kemampuan membaca, yang tidak hanya semata-mata dijelaskan dr usia mental ketajaman pandangan, atau dari tidak adekwatnya pendidikan di sekolah Pedoman Diagnostik • Kemampuan membaca anak hrs secara bermakna lbh rendah tingkatannya daripada kemampuan yg diharapkan pada usianya, intelegensia umum, penempatan sekolahnya. Kemampuan ini terbaik dinilai dg alat tes kemampuan ketepatan baca dg pengertian yg baku

  21. Lanjutan • Mungkin ada beberapa kesalahan dlm kemampuan membaca scr lisan seperti yg digambarkan dg : • Dihilangkannya, digantinya, distorsi, atau imbuhan kata atau suku kata. • Kecepatan membaca yg lamban. • Salah mengawali, keraguan yg lama, atau kehilangan bagian dr teks dan tidak tepat menyusun kalimat. • Memutar-balikkan kata dlm kalimat atau huruf dlm kata. • Ketidakmampuan mengucapkan kembali isi bacaan. • Ketidakmampuan menyimpulkan dr materi bacaan. • Mempergunakan pengetahuan umum sebagai latar belakang informasidr informasi yang berasal dr cerita tertentu, untuk menjawab pertanyaan dr cerita yang baru dibacakan.

  22. Lanjutan • Pada akhir masa kanak dan usia dewasa, kesulitan mengeja lbh parah daripada kesulitan membaca. • Gangguan perkemb. Khas membaca biasanya didahului oleh riwayat gangguan perkemb. Berbicara atau berbahasa. • Pada masa usia sekolah biasanya disertai gangguan emosional, dan/atau perilaku. Masalah emosional biasanya lbh banyak pada tahun pertama sekolah. Sindrom hiperaktif hampir selalu ada pada akhir masa kanak dan remaja, srg dijumpai rasa rendah diri dan kesulitan penyesuaian disekolah dan hubungan dengan teman sebaya. * Termasuk : “membaca terbalik”, disleksia perkembangan, retardasi membaca yg khas, kesulitan mengeja yg berhubungan dengan gangguan membaca

  23. F81.1 Ggn mengeja khas • Gambaran utama dr gangguian ini adalah hendaya yg khas dan bermakna dlm perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas, yang bukan disebabkan olehrendahnya usia mental, masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan sekolah yg tidak adekuat, kemampuan untuk mengeja secara lantang (lisan) dan menuliskan kata secara benar keduanya terkena. Pedoman Diagnostik • Kemampuan mengeja anak harus secara bermakna dibawah tingkat yg seharusnya sesuai usianya, intelegensia umum, dan tingkat sekolahnya, dan terbaik dinilai dg cara pemeriksaan yg baku

  24. Lanjutan • Kemampuan membaca anak hrs dlm batas normal dan tidak ada riwayat sebelumnya yg bermakna tentang kesulitan membaca. • Kesulitan dlm mengeja bukan sbg akibat cara pengajaran yg tdk adewkuat atau kekurangan daya penglihatan, pendengaran atau fungsi neurologis, dan bukan didapat sebagai akibat gangguan neurologis, psikiatrik lainnya. * Termasuk : retardasi mengeja khas tanpa gangguan membaca

  25. F81.2 Ggn berhitung khas • Gangguan ini meliputi hendaya yg khas dlm kemampuan berhitung yg tidak disebabkan oleh retardasi mental atau banyaknya pendidikan sekolah yg tidak adekuat. Kekurangan ialah pada penguasaan kemampuan dasar berhitung yaitu tambah, kurang, kali, bagi. Pedoman Diagnostik • Kemampuan berhitung anak hrs secara bermakna lbh rendah dr tingkat yg seharusnya dicapaisesuai dg usianya, intelegensia umum, tingkat sekolahnya, dan terbaik dinilai dg cara pemeriksaan untuk kemampuan berhitung yang baku.kesulitan dlm berhitung bukan karena pengajaran yg tidak adekuat, gangguan penglihatan, pendengaran, atau fungsi neurologis, dan tidak disebabkan gangguan neurologis, psikiatrik atau lainnya.

  26. Lanjutan • Mempunyai daya persepsi pendengaran dan kemampuan verbal yg normal, tetapi hendaya kemampuan pengenalan ruang dan persepsi visual, beberapa bermasalah perilaku sosio-emosiaonal, kesulitan interaksi sosial cukup banyak ditemukan. • Beragam kesulitan berhitung : sulit mengerti konsep perhitungan yang mendasari, tidak mengerti istilah dan lambang matematika, tidak mengenal angka, kesulitan mengaksara kan upaya penghitungan dasar, kesulitan mengenal angka yg terkait dg soal berhitung, kesulitan dlm menjajarkan angka yg sesuai atau meletakkan titik desimal atau lambang dlm berhitung, tidak pandai mengatur ruang dlm perhitungan matematika dan tidak mampu untuk menghafal perkalian secara memuaskan. * Termasuk : akalkulia perkembangan, gangguan perkembangan berhitung, sindrom gerstmann.

  27. F81.3 Gangguan belajar campuran • Ini merupakan kategori sisa gangguan yg batasannya tdk jelas; konsep yg tidak adekuat (tetapi perlu) dg hendaya pd kemampuan berhitung, membaca atau mengejasecara bermakna, tetapi tidak dapat dijelaskan sebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran yg tidak adekuat. Ini harus dipergunakan untuk gangguan yg memenuhi kriteria pada F81,2, F81.0, atau F81.1. F81.8 Gangguan perkembangan belajar lainnya • Termasuk : gangguan perkembangan menulis expresif F81.9 Ggn perkembangan belajat YTT • Kategori ini harus dihindarkan sebisa mungkin dan dipergunakan hanya untuk gangguan yg tdk khas dg disabilitas yg bermakna tentang belajar yg tidak disebabkan oleh retardasi mental, masalah ketajaman penglihatan atau pengajaran yg tdk adekuat * Termasuk : disabilitas memperoleh pengetahuan YTT, disabilitas belajar YTT, gangguan belajar YTT.

  28. F82 Ggn perkembangan motorik khas • Gambaran utama dr gangguan ini adalah hendaya berat dlm perkembangan koordinasi motorik yg tdk semata disebabkan oleh retardasi intelektual umum atau kelainan kongenital atau gangguan neurologik yg didapat (kecuali satu yg implisit dlm kelainan koordinasi). Kelambanan motorik srg dihubungkan dg hendaya dlm kemampuan melaksanakan tugas kognitif visuo-spasial. Pedoman Diagnostik • Koordinasi motorik anak, dlm gerak halus atau kasar, harus secara bermakna dibawah rata-rata kemampuan anak dalam usia mentalnya berupa intelegensia umumnya. • Kesulitan koordinasi harus tampak dalam fase perkembangan awal, bukan akibat langsung dr gangguan penglihatan atau pendengaran atau dari neurologis lainnya.

  29. Lanjutan • Meliputi koordinasi motorik halus dan kasar sangat luas, pola hendaya motorik bervariasi sesuai usia. • Tahap perkembangan motorik dapat terlambat dan dapat terjadi kesulitan berbicara (khususnya gangguan artikulasi). • Anak tampak aneh berjalannya, lambat belajar berlari, meloncat dan naik turun tangga. • Kesulitan belajar mengikat tali sepatu, memasang dan melepaskan kancing, melempar dan menangkap bola. • Lamban dalam gerak halus dan gerak kasar, benda yg dipegang mudah jatuh, terjatuh, tersandung, menabrak tulisan tangan buruk. • Tak pandai menggambar, biasanya sulit mengerjakan permaianan “jigzaw”, menggunakan peralatan konstruksional, menyusun bentuk bangunan, membangun model, main bola serta menggambar dan mengerti peta.

  30. lanjutan • Pada pemeriksaan klinis yg teliti kebanyakan kasus menunjukkan kelambatan perkembangan neurologis seperti gerakan koreoform, koordinasi motorik halus dan kasar (biasanya disebut sebagai soft neurological signs, lokasi lesi`tidak jelas, refleks tendon ↑ atau ↓secara bilateral. • Beberapa anak mengalami kesulitan bersekolah kadang2 tarafnya sgt berat, dlm beberapa kasus terdapat masalah prilaku sosio-emosional. • Tidak dijumpai kelainan neurologis yg nyata, pd beberapa kasus dpt ditemui riwayat komplikasi perinatal, sepertiberat lahir rendah atau lahir prematur. * Termasuk : Clumsy Child Syndrome, ggn perkemb. Koordinasi, dispraksia perkembangan.

  31. F83 Ggn Perkemb. Khas Campuran • Merupakan sisa kategori gangguan yg batasannya tak jelas, konsepnya inadekuat dg perkembangan khas campuran dari berbicara dan berbahasa, keterampilan akademik, dan/atau fungsi motorik, tetapi tidak ada satu gejala cukup dominan untuk dibuat sbg diagnosis utama. Sering dihubungkan dg hendaya dlm fungsi kognitif, dan kategoricampuran ini hanya digunakan jika terjadi tumpang tindih yg jelas. Jadi kategori II harus digunakan jika dipenuhi kriteria dari dua atau lebih pada F80.-, F81.-, dan F82.

  32. F84 Ggn Perkemb. Pervasif • Kelompok gangguan ini ditandai oleh abnormalitas kualitatif dalam interaksi sosial dan pola komunikasi, kecenderungan minat dan meskipun gambaran gerakan terbatas, stereotiptik, berulang, abnormalitas kualitatif ini merupakan gambaran yg meluas (pervasif) dari fungsi individu dlm segala situasi, meskipun dpt berbeda dlm derajat keparahannya. Sering terdapat riwayat perkembangan yang abnormal sejak masa bayi, kebanyakan kondisinya nyata dalam 5 tahun pertama. Dapat terjadi hendaya kognitif umum tapi gangguannya batasan umumsebagai prilaku yang menyimpang dlm hal hubungan dg usia mental (tak peduli individu retardasi atau tidak).

  33. Lanjutan • Pada beberapa kasus gangguan itu dihubungkan dg, dan diduga akibat dari beberapa kondisi medis, seperti spasme, infantil, rubella congenital, sklerosis, tuberosa, lipidosis serebral, dan anomali kromosom X rapuh. Gangguan ini hrs didiagnosis berdasarkan gambaran prilaku, tanpa memperdulikan ada atau tidaknya suatu kondisi medis, kondisi ini harus diberi kode dianosis sendiri. Jika dijumpai retardasi mental penting diberikan nomor terpisah, dlm kelompok F70-79, karena bukan gambaran umum gangguan pervasif.

  34. F84.0 Autisme pd anak • Ggn perkemb. Pervasif yg ditandai oleh adanya abnormalitas dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun. Dg ciri fungsi yg abnormal dlm 3 bidang : interaksi sosial, komunikasi, dan prilaku yg terbatas dan berulang. Anak ♂ 3-4 X anak ♀. Pedoman Diagnostik • Perkemb. Abnormal tampak sebelum usia 3 tahun. • Hendaya kualitatif dlm interaksi sosial, tiadanya apresiasi adekuat terhadap isyarat sosio-emosional.

  35. Lanjutan • Terdapat hendaya kualitatif dlm komunikasi. Kurangnya kemampuan berbahasa; hendaya dlm permainan imaginatif dan imitasi sosial; buruknya keserasian dan kurangnya interaksi timbal-balik dlm percakapan; buruknya fleksibilitas dlm bahasa expresif dan relatif kurang dlm kreativitas dan fantasi dlm proses fikir; kurangnya respon emosional terhadap ungkapan verbal dan non verbal orang lain; hendaya dlm menggunakan variasi atau tekanan modulasi komunikatif; dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau mengartikan komunikasi lisan • Semua tingkatan IQ dpt ditemukan dlm hubunganya dg autisme, tetapi ditemui retardasi mental yang bermakna pada ¾ kasus

  36. Lanjutan • Sebagai tambahan dr gambaran diagnosis yg khas ini, anak autistik srg menunjukkan beberapa masalah tak khas, seperti ketakutan/fobia, gangguan tidur dan makan, mengadat (temper tantrum) dan agresivitas. • atau dlm tata ruang Kondisi ini juga ditandai oleh prilakuminat dan kegiatan yg terbatas, pengulangan dan stereotiptik. Cenderung berikap kaku dan rutin dalam kehidupan sehari-hari, biasnya berlaku untuk kegiatan baru atau kebiasaan kebiasan sehari-hari yg rutin dan pola bermain, penolakan terhadap perubahan dari rutinitas dari lingkungan pribadi (sulit menerima perubahan. * Termasuk : Gangguan autistik, Autisme infantil, Psikosis infantil, Sindrom kanner.

  37. Lanjutan Diagnosis Banding : • gangguan perkembangan khas berbahasa reseptif (F80.2) • Gangguan kelekatan reaktif (F94.2). • Retardasi mental (F70-79). • Skizofrenia (F20) dgn onset dini sindrom Rett (F84.2)

  38. F84.1 Autisme tak khas • Ggn perkemb pervasif yg dibedakan dr autisme dlm usia awalnya atau dari tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. Abnormalitas dan/atau hendaya perkemb baru timbul pertama kali setelah berusia diatas 3 tahun, tidak cukup menunjukkan abnormalitas dlm satu atau dua dari tiga psikopatologiyg dibutuhkan untuk diagnostik untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan prilaku terbatas, stereotiptik, dan berulang) meskipun terdapat abnormalitas yg khas dlm bidang lain. Srg muncul dg retardasi mental yg berat, juga tampak pada individu dg gangguan perkemb yg khas berbahasa reseptif yg berat. Maka secara bermakna merupakan kondisi yg terpisah dr autisme. * Termasuk : Psikosis masa kanak yg tak khas, Retardasi mental dg gambaran autistik.

  39. F84.2 Sindrom Rett • Suatu kondisi yg belum diketahui sebabnya, hanya dilaporkan terjadi pd anak perempuan Pedoman Diagnostik • Onset biasanya terjadi pada usia 7-24 bulan. • Gejala khas paling menonjol adalah hilangnya kemampuan gerakan tangan yg bertujuan dan keterampilan motorik manipulatif yg telah terlatih. • Kehilangan atau hambatan seluruh atau sebagian kemampuan berbahasa, gerakan seperti mencuci tangan yg stereotiptik, dg fleksi lengan didepan atau dagu, membasahi tangan secara stereotiptik dg saliva, hambatan dlm fungsi mengunyah makanan, srg terjadi episode hiperventilasi, selalu gagal dlm pengaturan BAB dan BAK, srg terdapat penonjolan lidah dan air liur menetes, kehilangan hubungansosial

  40. Lanjutan • Cara berdiri dan berjalan cenderung melebar, otot hipotonik, koordinasi gerak tubuh memburuk, skoliosis atau kifoskoliosis yg berkembang kemudian. • Atrofi spinal dg hendaya motorik berat muncul pd saat remaja atau dewasa + 50% kasus. • Kemudian muncul spastisitas dan rigiditas, ekstrimitas bawah > ekstrimitas atas. • Serangan epileptik mendadak biasanya dlm bentuk kecil, onset serangan < usia 8 tahun.

  41. F84.3 Ggn disintegratif masa kanak lainnya. • Suatu gangguan perkemb pervasif yg ditandai oleh adanya periode perkemb normal sebelum onset penyakit, serta adanya kehilangan yg nyata dr keterampilan terlatihpd beberapa bidang perkemb setelah beberapa bulan penyakit berlangsung, disertai adanya abnormalitas yg khas dr fungsi sosial, komunikasi dan prilaku. Kadang ada periode prodromal berupa keadaan sakit yg samar-samar, anak menjadi gelisah, mudah tersinggung, cemas, dan overaktif. Diikuti oleh kemiskinan kemudian kehilangan kemampuan berbicara dan berbahasa, disertai dg disintegrasi prilaku, pd beberapa kasus hilangnya keterampilan terjadi secara progesif dan menetap.

  42. Lanjutan Pedoman Diagnostik • Diagnosis ditegakkan berdasarkan suatu perkembangan normal sampai usia minimal 2 tahun, diikuti kehilangan yg nyata dr keterampilan yg terlatih disertai dg abnormalitas yg kualitatif dr fungsi sosial. • Terjadi regresi yg jelas atau kehilangan kemampuan berbicara, bermain, keterampilan sosial dan prilaku sosial penyesuaian diri, srg dg hilangnya pengendalian fungsi BAB dan BAK, terkadang dg deteriorasi pengendalian fungsi motorik. • Yg khas adalah hilangnya scr menyeluruh perhatian terhadap lingkungan, adanya manerisme dan stereotiptik. Serta hendaya dlm interaksi sosial dan komunikasi yg mirip autisme. * Termasuk : demensia infantil, psikosis disintegratif, sindrom heller, psikosis simbiotik.

  43. F84.4 Ggn aktivitas berlebih yg berhubungan dg retardasi mental dan gerakan stereotiptik • Ini adalah suatu gangguan yg tak jelas batasannya dg validitas nosologis yg blm pasti. Pedoman Diagnostik • Diagnostik tergantung pd kombinasi antara perkembangan yg tdk serasi dari : • Overaktivitas yg berat. • Stereotiptik motorik dan • Retardasi mental berat • Ketiganya hrs ada untuk menegakkan diagnosis. Bila kriteria diagnostik untuk F84.0, F84.1 atau F84.2 dipenuhi, maka kondisi itu hrs didiagnosis.

  44. F84.5 Sindrom Asperger • Suatu gangguan dg validitas nosologis yg blm pasti, ditandai oleh abnormalitas yg kualitatif sama seperti autisme, yaitu hendaya dlm interaksi sosial yg timbal balik, disertai dg keterbatasan perhatian dan aktivitas yg sifatnya stereotiptik dg pengulangan yg sama. Tidak ada keterlambatan atau retardasi umum kemampuan berbahasa atau perkembangan kognitif. Sebagian besar mempunyai intelegensia rata-rata normal, tapi srg bersikap canggung/kikuk; ♂ : ♀ dg rasio 8 : 1. terdapat kecenderungan kuat bahwa abnormalitas berlangsung sampai masa remaja dan dewasa.

  45. Lanjutan Pedoman Diagnostik • Diagnosis berdasarkan kombinasi antara : • Keterlambatan berbahasa atau perkembangan kognitif, • Defisiensi kualitatif fungsi interaksi sosial yg timbal-balik dg pola prilaku dan perhatianyg terbatas, berulang dan stereotiptik Termasuk : • Psikopati Autistik • Gangguan Skizoid masa anak

  46. F84.8 Ggn Perkembangan Pervasif lainnya F84.9 Ggn Perkembangan Pervasif YTT • Ini merupakan kategori diagnosis sisa yg hrs dipergunkan untuk gangguan yg tdk dpt memenuhi deskripsi umum gangguan perkembangan pervasif, tetapi terdapat informasi yg tdk memadai, atau adanya hal yg kontradiktif yang tdk memenuhi kriteria untuk kode F84 lainnya

More Related