1 / 39

ETIKA JURNALISTIK

ETIKA JURNALISTIK. Drs. Rachman Achdiat , M.Si. Disampaikan dalam Workshop Jurnalistik untuk Mahasiswa. 16 September 2014 di Cisarua , Bogor. CONTOH KASUS. FENOMENA. ILMU JURNALISTIK Hoeta Soehoet (2006). JURNALISTIK adalah ilmu terapan dari Ilmu Komunikasi

tad
Télécharger la présentation

ETIKA JURNALISTIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ETIKA JURNALISTIK Drs. RachmanAchdiat, M.Si Disampaikandalam Workshop JurnalistikuntukMahasiswa 16 September 2014 di Cisarua, Bogor

  2. CONTOH KASUS

  3. FENOMENA

  4. ILMU JURNALISTIK Hoeta Soehoet (2006) • JURNALISTIK adalahilmuterapandariIlmuKomunikasi • ILMU KOMUNIKASI: ilmu yang mempelajariusahamanusiadalammenyampaikanisipernyataannyakepadamanusia lain • ILMU JURNALISTIK: ilmu yang mempelajaricarapenyampaianisipernyataanmelalui media massaperiodik

  5. ILMU JURNALISTIK HoetaSoehoet (2006) PROSES KOMUNIKASI PERSONAL TAHAP I TAHAP II TAHAP III Komunikator Komunikan PERALATAN ROHANIAH HASIL KERJA PERALATAN ROHANIAH PERALATAN ROHANIAH HASIL KERJA PERALATAN ROHANIAH • HatiNurani • Akal • Budi • NaluriKebahagiaan • NaluriSosial • NaluriInginTahu • NaluriKomunikasi • FalsafahHidup • KonsepsiKebahagiaan • Motif Komunikasi • IsiPernyataan • HatiNurani • Akal • Budi • NaluriKebahagiaan • NaluriSosial • NaluriInginTahu • NaluriKomunikasi • FalsafahHidup • KonsepsiKebahagiaan • Motif Komunikasi • IsiPernyataan ISI PERNYATAAN TINDAK KOMUNIKASI TAHAP V PJ PJ TINDAK KOMUNIKASI Feedback TAHAP IV

  6. ILMU JURNALISTIK • CARA PENYAMPAIAN ISI PERNYATAAN MELALUI MEDIA MASSA PERIODIK MEDIA MASSA PERIODIK ISI PERNYATAAN KOMUNIKATOR KOMUNIKAN OL SK MJ RD TV FI

  7. KegiatanJurnalistikmenurut UU No. 40/1999 tentang PERS • INFORMASI: • Tulisan • Suara • Gambar • SuaradanGambar • Data • Grafik • bentuk lain • MENGGUNAKAN • Media Cetak • Media Elektronik • segala jenis saluran yang tersedia Mencari Memperoleh Memiliki Menyimpan Mengolah Menyampaikan

  8. ProdukJurnalistik • Berita • Pendapat : Opini, Karikatur, TajukRencana, Pojok, Kolom, Feature

  9. BERITA • BERITA ADALAH KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA • BERITA BAGI SESEORANG ADALAH KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGINYA UNTUK MEWUJUDKAN FALSAFAH HIDUPNYA • BERITA BAGI SUATU SURAT KABAR ADALAH KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGI PEMBACANYA UNTUK MEWUJUDKAN FALSAFAH HIDUPNYA (Hoeta Soehoet, 2003, h. 23)

  10. Sumber BERITA • PERISTIWA. contoh: gempa, pertandingan olahraga, banjir, sidang kabinet, dll • MANUSIA, dalam hal ini adalah pendapat manusia • SAKSI PERISTIWA • BUKAN SAKSI PERISTIWA

  11. Penggolongan BERITA 1 • MASALAH,contoh: ekonomi, kriminal, hukum, olahraga, iptek, dan lain-lain. • TEMPAT PERISTIWA TERJADI • DALAM NEGERI: kota tempat terbit, daerah • LUAR NEGERI • DAYA PENGARUHNYA • LOKAL • REGIONAL • NASIONAL • INTERNASIONAL

  12. Penggolongan BERITA 2 • SUMBER BERITA • PERISTIWA • PENDAPAT • PERISTIWA + PENDAPAT • KANDUNGAN FAKTA • BERITA FAKTA • BERITA FAKTA + PENJELASAN FAKTA • BERITA FAKTA TERCAMPUR PENDAPAT WARTAWAN • BERITA BOHONG

  13. Nilai BERITA • KEGUNAAN BERITA • AKTUALITAS • HUBUNGAN PEMBACA DENGAN PERISTIWA • KELENGKAPAN BERITA

  14. KELENGKAPAN BERITA A • APA S • SIAPA D • DI MANA A • APABILA M • MENGAPA BA • BAGAIMANA

  15. KEMERDEKAAN PERS PRINSIP DASAR : • KEMERDEKAAN PERS BUKAN BERARTI KEBEBASAN TANPA BATAS • Kemerdekaan media tidakpernahberartikemerdekaanbagi media massauntukmenyiarkaninformasiapapuntanpabatas

  16. KEMERDEKAAN PERS DUA BENTUK KONTROL MEDIA: Kontrol Formal: Peraturan-perundangan (Undang-undang, Regulasi yang dikeluarkanBadan Regulator), sensor Kontrol Informal: KodeEtik, TekananMasyarakat.

  17. ETIKA SecaraharfiahetikaberasaldaribahasaYunaniYaituethos yang artinyakebiasaandalamtingkahlakumanusia. Kajianetikamencariukuranbaikburukbagitingkahlakumanusiadanuntukmengetahuibagaimanamanusiabertindak. (Poedjawijatna , “FilsasatTingkahLaku”)

  18. KODE Kodeberasaldaricode. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, kodeadalahsistematuran-aturandanprinsip-prinsip yang telahdisetujuidanditerimaolehmasyarakatataukelastertentuataukelompoktertentu. Profesimenurut H De Vosadalahsebagaipekerjaan yang memerlukanpendidikanlanjutandanlatihankhusussepertikedokteran, hukum, kewartawanan, arsitektur, dll.

  19. ETIKA BERITA • BENAR TERJADI • DUA SISI • SEIMBANG • HAK JAWAB • HAK KOREKSI

  20. EtikaJurnalistik • MenurutWina Armada (anggotaDewanPers) : Persadakalanyamelakukankesalahanataukekhilafansehinggamelanggarkodeetikjurnalistik. Biasanyadisebabkanolehfaktorkesengaajaandanfaktorketidaksengajaan. Faktorkesengajaan: 1. Tahukodeetiktapipunyaniattidakbaik. 2. Kurangtahukodeetikpunyaniatkurangbaik. 3. Persainganpers 4. Pershanyatopenguntuktindakankriminalitas.

  21. Pasal 3 Wartawan Indonesia selalumengujiinformasi, memberitakansecaraberimbang, tidakmencampurkanfaktadanopini yang menghakimi, sertamenerapkanasaspradugatakbersalah Pasal 4 Wartawan Indonesia tidakmembuatberitabohong, fitnah, sadis, dancabul Pasal 5 Wartawan Indonesia tidakmenyebutkandanmenyiarkanidentitaskorbankejahatansusiladantidakmenyebutkanidentitasanak yang menjadipelakukejahatan Pasal 6 Wartawan Indonesia tidakmenyalahgunakanprofesidantidakmenerimasuap Pasal 7 Wartawan Indonesia memilikihaktolakuntukmelindunginarasumber yang tidakbersediadiketahuiidentitasnyamaupunkeberadaannya, menghargaiketentuan embargo, informasilatarbelakang, dan “off the record” sesuaidengankesepakatan

  22. Pasal 8 Wartawan Indonesia tidakmenulisataumenyiarkanberitaberdasarkanprasangkaataudiskriminasiterhadapseseorangatasdasarperbedaansuku, ras, warnakulit, agama, jeniskelamin, danbahasasertatidakmerendahkanmartabatoranglemah, miskin, sakit, cacatjiwaataucacatjasmani Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormatihaknarasumbertentangkehidupanpribadinya, kecualiuntukkepentinganpublik Pasal 10 Wartawan Indonesia segeramencabut, meralat, danmemperbaikiberita yang kelirudantidakakuratdisertaidenganpermintaanmaafkepadapembaca, pendengar, danataupemirsa Pasal 11 Wartawan Indonesia melayanihakjawabdanhakkoreksisecaraproporsional

  23. PELANGGARAN KEJ : Mengutamakankecepatantanpadibarengiverivikasi Beritatidakakurat Mencampuradukanfaktadanopini yang menghakimi Tidakberimbang Tidakmenyembunyikanidentitaskorbankejahatansusila Tidakjelassumbernya

  24. KodeEtikPenyiaran • KEKERASAN • Program yang mengandungmuatankekerasansecaradominan, ataumengandungadegankekerasaneksplisitdan vulgar, hanyadapatdisiarkanpadapukul 22.00–03.00 • Adegan yang dianggap di luarperikemanusiaanatausadistisdilarangdisiarkan. • Lagu-laguatauklip video musik yang mengandungmuatanpesanmenggelorakanataumendorongkekerasandilarangdisiarkan.

  25. ProdukJurnalistik • PELIPUTAN KEKERASAN • gambar luka-luka yang diderita korban kekerasan, kecelakaan, dan bencana tidak boleh disorot secara close up; • gambar korban kekerasan tingkat berat, serta potongan organ tubuh korban dan genangan darah yang diakibatkan tindak kekerasan, kecelakaan dan bencana, harus disamarkan

  26. KodeEtikPenyiaran • REKONSTRUKSI KEJAHATAN • Adeganrekonstruksikejahatantidakbolehdisiarkansecararinci. • Adegan rekonstruksi kejahatan seksual dan pemerkosaan tidak boleh disiarkan. • Siaran rekonstruksi kejahatan harus memperoleh izin dari korban kejahatan atau pihak-pihak yang dapat dipandang sebagai wakil korban.

  27. KodeEtikPenyiaran • SEKS YANG TERLARANG • Ciuman, hubunganseks, suara-suara yang dapatdiasosiasikandengankegiatanhubunganseks. • Program yang memuatpembenaranbagiberlangsungnyahubunganseks di luarnikah. • Pemerkosaanataupemaksaanseksual • Lagudanklip video berisikanlirikbermuatanseks • Adegantariandanataulirik yang dapatdikategorikan sensual • Program, adegandanataulirik yang dapatdipandangmerendahkanperempuanmenjadisekadarobyekseks. • Tayangan yang menjadikananak-anakdanremajasebagaiobyekseks

  28. KodeEtikPenyiaran • KATA KATA KASAR DAN MAKIAN • Lembagapenyiarantidakbolehmenyajikanpenggunaanbahasaatau kata-kata makian yang mempunyaikecenderunganmenghina/merendahkanmartabatmanusia, memilikimaknajorok/mesum/cabul/vulgar • Kata-kata kasardanmakian yang dilarangdisiarkanmencakup kata-kata dalambahasa Indonesia, bahasaasing, danbahasadaerah, baikdiungkapkansecara verbal maupun non-verbal.

  29. CONTOH KASUS

  30. CONTOH KASUS

  31. CONTOH KASUS

  32. CONTOH KASUS

  33. KESIMPULAN Setidaknyaadatigaalasanmengapapenerapanetikakomunikasimenjadimendesak (Boris Libois, 1994: 3) : Media mempunyakekuasaandanefek yang dahsyatTerhadappublik, padahal media mudahmemanipulasiaudiens. Dengandemikian, etikakomunikasimaumelindungipublik yang lemah.

  34. KESIMPULAN 2. Etikakomunikasiadalahupayauntukmenjagakeseimbanganantarakebebasanberekspresidantanggungjawab. 3. Mencobamenghindarisedapatmungkindampaknegatifdarilogika instrumental. Logika instrumental dalam media terkaitdenganterkaitpersoalanekonomidanteknologi. (Haryatmoko, 2007: 38)

  35. TERIMA KASIH

More Related