1 / 135

DIGENETIC TREMATODES

DIGENETIC TREMATODES. Siklus Hidup. DIGENETIC TREMATODES. CLINOSTOMUM ✓ Clinostomiasis larvaire : penyakit yang disebabkan oleh metacercaria genus Clinostomum , habitat : di bawah kulit, dalam otot, dari bermacam- macam ikan air tawar, katak salamander tiger.

tam
Télécharger la présentation

DIGENETIC TREMATODES

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DIGENETIC TREMATODES

  2. Siklus Hidup

  3. DIGENETIC TREMATODES CLINOSTOMUM ✓ Clinostomiasis larvaire : penyakit yang disebabkan oleh metacercaria genus Clinostomum, habitat : di bawah kulit, dalam otot, dari bermacam- macam ikan air tawar, katak salamander tiger. ✓ Habitat Cacing dewasa : dalam rongga mulut, faring dan esofagus bangsa burung - burung bangau

  4. ✓ Metacercaria berbentuk nodule/kista, habitat :rongga tubuh, dibawah kulit di seluruh tubuh, dan tertanam pada otot ikan. ✓ Larva cacing ini disebut Yellow Grubs, menyerang ikan salmon, Cyprinida, Esocidae dan Siluridae(catfish). ✓ Distribusi: kosmopolit

  5. Phylum : PlatyhelminthesClassis : TrematodaOrdo : DigeneaFamilia : ClinostomatidaeGenus : ClinostomumSpecies :C complanatum= C microstomum= C piscidum TAXONOMI/KLASIFIKASI

  6. Morfologi: • Ukuran cacing dewasa 3–10 X 2–3mm • Pipih, bagian lateral konkaf • Tidak mempunyai faring • Caecum sangat panjang • Ovarium kecil, terletak diantara testis yang terletak tandem • Ukuran telur 105 – 146 X 65 – 75 μm

  7. C complanatum

  8. Clinostomum dewasa Metacercaria

  9. Keterangan : VB : Ventouse Buccale = Oral sucker VV : Ventouse Ventral = Ventral sucker Vg : Vitteline gland Cae : Caecum T : Testis Ut : Uterus O : Ovari

  10. Cercaria berbentuk furcocercaria Metacercaria berukuran 1,5–4/6 mm x 2 mm, warna putih Siklus hidup : Inang perantara I : siput air :Lymnea, Planorbis dan Helisoma Inang perantara II: Bangsa amfibi dan ikan

  11. Ikan terinfeksi karena termakannya telur cacing yang dikeluarkan hospes definitif (burung pantai/pemakan ikan). • Telur dikeluarkan oleh inang definitif (burung) --miracidium di dalam air --- IP I moluska– ------ penetrasi secara aktif melalui jaringan lunak moluska----sporokista----redia induk----redia anak----cercaria dalam bentuk furcocercaria----- keluar dari tubuh siput dan berenang --------- menempel pada kulit IP II : ikan-----------metacercaria dibawah kulit/hipodermis atau pada superfisial dari kulit .

  12. Jika ikan yang terinfeksi metacercaria termakan burung pemakan ikan -------- - berkembang menjadi cacing dewasa. Periode prepaten : 3 hari Metacercaria terbentuk 2 minggu pasca infeksi dan mencapai masak setelah 20 minggu. Metacercaria dapat membesar setelah 2 tahun dan dapat bertahan sampai 4 tahun

  13. Patogenesis dan Gejala Klinis : ❐ Ikan ukuran besar dan dewasa lebih sering terinfeksi dari pada ikan kecil dan muda; betina lebih peka daripada jantan. ❐ Nodule/kista 1 – 3 mm diameter, warna krem. Nodule nampak terutama 3 minggu pasca infeksi

  14. Infeksi berat: kesulitan bergerak, peredaran darah sub kutan terhambat.--sangat sensitif pada keadaan anaerob-- mati. Lesi-lesi : ❐ Metacercaria terbungkus jaringan hospes---- membentuk kulit menjadi menebal (sampai 0,1 mm tebalnya). • Dinding jaringan yang membungkus metacercaria berpigmen hitam

  15. Diagnosis: 1. Berdasarkan klinis nampak sejumlah nodule berwarna krem berukuran kecil dan non-ulceratik. 2.Diagnosis dikonfirmasi dengan diketemukan metacercaria, karakternya mirip dengan cacing dewasa.

  16. Kontrol penyakit: ❐ Molluscida : niclosamide 10 ppm memberantas mollusca tapi juga toxic terhadap ikan ------- IP I yang terinfeksi cercaria-------- menginfeksi ikan ❐ Pemberian desinfektan : alkohol 30%,mercurochrom dan gentian violet 1 % ❐ Public Health : memasak ikan secara sempurna.

  17. Transversotremiasis • Penyebab: Transversotrema sp- termasuk ektoparasit • Habitat cacing dewasa :Kulit dibawah sisik • Hospes definitif: ikan kakap (Lates calcafier), ikan blanakan (Mugil sp) dan ikan mujair(Tilapia mossambica) • Distribusi : Perairan/ sungai di Tabanan,Bali

  18. Morfologi : • Tubuhnya lebih lebar dari pada panjangnya dan agak melingkar. • Oral sucker tidak ada • Mulut terbuka langsung kedalam faring

  19. Transversotremaadult

  20. Klasifikasi/Taxonomi • Phylum : Platyhelminthes • Classis : Trematoda • Ordo : Digenea • Familia : Transversotrematidae • Genus : Transversotrema • Species : Transversotremasp

  21. Inang perantara : siput air Melanoides sp habitat pada fresh water dan brackish-water Life Cycle: miracidium berenang mencari inang perantara siput air di perairan air tawar dan payau- berkembang menjadi sporokista- redia-- cercaria Stadium infektif cercaria yang penetrasi dari tubuh siput--- berenang dan menempel pada tubuh inang definitif/ikan dibawah sisik---- berkembang menjadi cacing dewasa

  22. Gejala Klinis : • Kerusakan jaringan kulit • Peradangan kulit • Stress Pengobatan: Dengan CuSO4 0,7 ppm 2 kali dalam waktu 24 jam

  23. Genus Diplostomulum = Diplostomum MORFOLOGI: • Bagian anteriornya seperti daun • Bagian ventral konkaf • Bagian posterior pendek dan berbentuk kerucut, dilengkapi muscular pseudo sucker di bagian latero-anterior (pada setiap bagian anterior oral sucker), bentuknya seperti telinga, disebut cotylae

  24. Diplostomum

  25. Diplostomum metacercaria

  26. Larva DiplostomulumdisebutEye flukes • Habitat metacercaria : lensa mata disebut juga White Eye, juga di rongga tubuh dan susunan saraf pusat • Metacercaria biasanya tidak berbentuk kista tapi membentuk kapsul dari jaringan hospes • Dapat menyebabkan kebutaan dan kematian. • Cacing dewasa : Diplostomum spp.

  27. Diplostomulum sp

  28. Genus Neascus • Disebut White Grubs atau jika dikelilingi pigmen dari hospes dikenal dengan sebutan Black Spot= Black Spot Disease • Menyebabkan Melanophore Reaction di sekitar infeksi metacercaria/kista.

  29. Morfologi : • Bagian anterior mirip dengan Diplostomulum. • Larva berukuran 2 -3 mm • Bagian posterior berkembang dengan baik dan memanjang • Tidak mempunyai pseudo sucker lateral (cotylae)

  30. Metacercaria dikelilingi dinding kista yang tipis • Habitat pada kulit • Cacing dewasa : Neascus spp.

  31. Neascus sp.

  32. Cara Penularan : • Ikan sebagai inang perantara II dan inang perantara I mollusca • Termakannya telur cacing dari definitive host/burung->miracidium, menembus jaringan tubuh mollusca /snailsporokistaredia cercaria-metacercaria

  33. Kontrol penyakit : • Praziquantel • Pemberian molluscida---- memberantas snail/mollusca • Kista dioperasi

  34. DIGENEA DALAM SALURAN PENCERNAAN Penyebab: Azygia lucii • Termasuk digenetik trematoda • Morfologi: • Ukuran : panjang mencapai 3 cm (1 – 5 cm) • Tubuhnya memanjang • Kutikula tebal dan tidak berduri tapi kasar

  35. Ovarium terletak di bagian anterior testes, jarang di bagian posterior testes • Glandula vitteline sedikit memanjang terletak di depan testes • Uterus bercabang keatas, terletak antara ovarium dan ventral sucker

  36. Inang perantara : snail/moluska dari jenis Gastropoda • Ikan kecil dapat sebagai parathenic host.

  37. Azygia lucii Habitat : esofagus, lambung dan usus dari Ikan Percha (Perca fluvitilis) • Cercaria dalam bentuk furco-cercaria. • Metacercaria dapat membentuk kista dalam tubuh inang perantara:moluska. Inang definitif : ikan terinfeksi karena memakan siput/moluska.

More Related