1 / 31

NEMATODOSIS

NEMATODOSIS. Kambing dan Domba. NEMATODOSIS PD. ABOMASUM RUMINANSIA DI INDONESIA PENYEBAB : ▹ Haemonchus sp. ▹ Mecistocirrus digitatus ⇨ >>> di Indonesia ▹ Trichostrongylus sp. ▹ Ostertagia sp. ⇨ di belahan

tehya
Télécharger la présentation

NEMATODOSIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NEMATODOSIS Kambing dan Domba

  2. NEMATODOSIS PD. ABOMASUM RUMINANSIA DI INDONESIA PENYEBAB : ▹ Haemonchus sp. ▹ Mecistocirrus digitatus ⇨ >>> di Indonesia ▹ Trichostrongylus sp. ▹ Ostertagia sp. ⇨ di belahan subtropis

  3. HAEMONCHOSIS PENYEBAB : Haemonchus sp. HEWAN YANG PEKA : H. contortus & H. similis : kambing, domba, sapi dan ruminansia lain terutama umur muda H. placei : terutama sapi & ruminansia lain terutama umur muda HABITAT PARASIT PENYEBAB : Abomasum, kadang-kadang usus halus

  4. CARA PENULARAN : Termakannya larva infektif (std. III) bersama rumput (per oral) PATOGENITAS : Tergantung beberapa faktor : ∙ Umur penderita ∙ Ukuran dan berat badan ∙ Lama infeksi ∙ Status nutrisi ∙ Status hematologi

  5. PATOGENESIS & GEJALA KLINIS : - Larva std. IV bersifat parasitik ⇨ Menghisap darah - Cacing dewasa merusak mukosa saat m’hisap darah (0,049 ml/ekr/hr) ⇨ anemia ⇨ Hb turun ⇨ hipoproteinemia ⇨ permiabilitas ddg. pembuluh drh. meningkat ⇨ perembesan cair darah ⇨ udema ⇨Bottle jaw - Cc. Dws. mengeluarkan antikoagulan pd. luka di mukosa ⇨ mengiritasi mukosa - Penurunan kemampuan : digesti, absorbsi protein – kalium dan fosfor - SELF CURE REACTION ⇨Rx. p’tahanan tubuh ⇨ terjadi pd hari ke 10 –14 pasca infeksi

  6. GEJALA AKUT : Infeksi berat pd anak domba/kambing ⇨ anemia ⇨ Mati GEJALA KRONIS : ۵Anemia ۵Udema : Bottle jaw / wateri poke ventral abdomen ۵Diare / kadang konstipasi ۵Nafsu makan bervariasi ۵Kelemahan & kekurusan

  7. PERUBAHAN PASCA MATI : -Selaput mukosa, kulit & organ viscera pucat - Darah encer/hidremis - Hidrothoraks, hidropericard dan ascites - Hati coklat muda, rapuh & perlemakan - Isi abomasum coklat kemerahan, cacing >> • Mukosa bengkak, noda-noda & ulsera & bbrp. Cacing melekat pd ulsera

  8. DIAGNOSIS : - Gejala klinis kronis bottle jaw - Pemeriksaan tinja

  9. PENGENDALIAN : ~ Ternak dikandangkan ~ Rotasi padang penggembalaan ~ Pemberian wormolas (phenothiazine 2,5 % dlm. Molases) Pengobatan periodik dengan : * Phenothiazine dosis tunggal : 5- 40 gram/ekor kb/db, secara p.o 40 – 80 gram/ekor sapi, secara p.o * Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/p.o 2 ml/50 kg BB/i.m * Parbendazole : 30 mg/kg BB Sapi 20 – 30 mg/kg BB db/kb ( ! : tidak untuk hewan bunting * Doramectin/Avermectin : 1 ml/50 kg BB/im/sc

  10. MECISTOCIRRUSIS PENYEBAB : Mecistocirrus digitatus HABITAT & HEWAN PEKA : Abomasum sapi, kerbau, jarang pada ruminansia kecil DISTRIBUSI : terutama di daerah tropis CARA PENULARAN : Sama dg. Haemonchosis

  11. PATOGENESIS & GEJALA KLINIS : • Larva stadium IV bersifat parasitik, stadium ini cukup lama • Cc. Dewasa hematophagous anemia hypo proteinemia,udema, bottle jaw • BB menurun, PCV pada hari 70 – 80 pasca infeksi

  12. DIAGNOSIS : ~ Gejala klinis ~ Pemeriksaan tinja PENGENDALIAN : - Sama dengan Haemonchosis - Sapi sebaiknya tidak digembalakan bersamaan dg ruminansia kecil

  13. NEMATODOSIS PADA PARU-PARU BABI(METASTRONGYLOSIS) PENYEBAB : Metastrongylus apri⇨ paling sering M. pudendotectus M. salmi HABITAT & HEWAN YANG PEKA : Paru-paru (trakhea, bronkhus & bronkhioli) babi, babi hutan, domba, rusa serta ruminansia lainnya.

  14. INDUK SEMANG ANTARA : Cacing tanah • Octalaseum lacteum • Allolobophora calignosa • Lumbricus rubellus • Eisenia foetida • CARA PENULARAN : Termakannya cacing tanah yang mengandung larva std. III [bisa juga secara kebetulan babi memakan L3 yg bebas] • Larva infektif mampu hidup dalam tubuh Cc tanah : • 1,5 th dalam tubuh Octalaseum lacteum • 2,5 th dalam tubuh Allolobophora calignosa • 3 th dalam tubuh Lumbricus rubellus • > 4,5 th dalam tubub Eisenia foetida

  15. GEJALA KLINIS : - Batuk & sesak nafas - Pertumbuhan terhambat - Kelemahan & mukosa pucat ►Infeksi ringan : bronkhitis & pneumonia ►Infeksi berat : dapat terjadi kematian PERUBAHAN PASCA MATI : • Makroskopis : • Noda-noda merah pucat pada paru-paru belahan bawah & kadang belahan atas • Perubahan meningkat pd. hr. ke 21 pasca infeksi • Emphysema ringan • Area berwarna merah pd. bag. anterior atau batas bawah lobus diafragmatika

  16. Mikroskopis : • Cc. muda pd bronkhiolus pd. hr. ke 10 at.20 p.i • Infiltrasi eosinofil pd. mukosa bronkhi, peribronkhi • Hiperplasia awal pd 2-3 mg p.i • Cc dewasa dlm bronkhi dikelilingi sel radang (eosinofil) DIAGNOSIS : • GK/ dpt. dikacaukan dg Ascariasis & flu babi • Pemeriksaan tinja ⇨telur (sudah berlarva)

  17. PENGENDALIAN : • Sistem perkandangan yang baik  Cc. tanah tidak dapat berkembang Pengobatan hewan sakit dengan : • Tetramisol : 15 mg/kg BB/s.c atau dicampur ransum ▫ Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/s.c ▫ Diethylcarbamacin : 22 mg/kg BB/s.c, 3 hari ▫ Oxfendazol : 3mg/ kg BB selama 7 hari ▫ Doramectin/Avermectin : 1ml/50 kg BB/i.m/s.c

  18. NEMATODOSIS PADA PADA USUS HALUS DOMBA & BEBERAPA RUMUNINANSIA LAIN PENYEBAB : ~Strongyloides papillosus ~Bunostomum sp. ~Gaigeria pachyscelis ~Trichostrongylus sp. ~Cooperia sp. ~Nemaodirus sp HABITAT & HEWAN PEKA : Usus halus domba dan ruminansia yang lain

  19. CARA PENULARAN : Trichostrongylus sp., Cooperia sp., Nematodirus Termakannya larva infektif (L3) bersama pakan atau minum Bunostomum sp., Strongyloides sp. : Termakannya larva infektif (L3) bersama pakan atau minum (per oral), juga penetrasi kulit (per cutan) Gaigeria pachyscelis : L3 menembus kulit (p.c)

  20. PATOGENESIS Iritasi, peradangan ddg. UH, lesi, ulcera & perdarahan, diare Penembusan larva ke mukosa UH Trichostrongylus, Nematodirus Tidak hematophagous Cooperia, G. pachyscelis, Bunostomum, Strongyloides Hematophagous G. pachyscelis & Bunostomum, jika Infeksi berat ANEMIA Bottle jaw Hipoproteinemia ►G. pachyscelis, Bunostomum & Strongyloides Menembus kulit Reaksi lokal : radang, papula & gatal-gatal

  21. GEJALA KLINIS : * Lebih jelas pada hewan muda : lemah, kurus, nafsu makan turun, anemia, bulu suram, diare, pertumbuhan terhambat. * Infeksi berat G. pachyscelis & Bunostomum : bottle jaw * Trichostrongylus pd. hwn muda & akut : tidak mau menyusu, kelemahan & black scours worm *Cooperia dan Nematodirus mirip Trichostrongylus * Strongyloides : diare, anemia, BB & nafsu makan

  22. DIAGNOSIS : Gejala klinisPemeriksaan tinja PENGENDALIAN : • Pencegahan : • ► Menekan populasi cacing dengan cara : • - hewan dikandangkan (intensif) • - rotasi padang penggembalaan • - pakan berkualitas • - tempat pakan dibuat tinggi • - sanitasi kandang • - pengobatan periodik

  23. Pengobatan : ~Methyridin : 180 mg/kg BB s.c ~Pyrantel tartrat : 25 mg/kg BB p.o ~Thiabendazol : 50 mg/kg BB ~Oxfendazol : 5 mg/kg BB ~Mebendazol : 15 mg/kg BB ~Bephenium carbonat : 250 mg/kg BB ~Phenothiazin : 20 – 30 gram/ekor domba ~Neguvon : 110 mg/kg BB ~Avermectin : 1 ml/50 kg BB

  24. NEMATODOSIS PADA KOLON & SEKUM RUMINANSIA PENYEBAB : ◊ Trichuris sp. ◊ Oesophagustomum sp. ◊ Chabertia sp. TRICHURIASIS PENYEBAB : Trichuris sp.

  25. HABITAT & HEWAN YANG PEKA : SEKUM kambing, domba, sapi, anjing , kucing, babi, unta. CARA PENULARAN : Termakannya telur infektif (std. II) bersama pakan atau minum PATOGENESIS, GEJALA KLINIS & P.A : Domba, babi, sapi  infeksi alam GK/ jarang Cc. dws. menyebabkan keradangan akut atau kronis (sesitis) PA/ : sesitis, nekrosis hemorhagi, udema mukosa & cacing dewasa >>.

  26.  Infeksi akut (200- 300 ekor) : diare hemorhagi, anemia, bila 6000 – 13000 : BB turun, kelemahan, pertumbuhan terganggu⇨akhirnya mati OESOPHAGUSTOMIASIS PENYEBAB : Oesophagustomum sp. (=Nodular worm) HABITAT & HEWAN YANG PEKA :Kolon & Sekum, hewan peka : O. columbianum : Db, Kb, rusa O.venulosum : Db, Kb, unta O. radiatum : Sapi O. dentatum : Babi

  27. CARA PENULARAN : Termakannya larva infektif (L3). PATOGENESIS, G.K& P.A : - Yg patogen : O. venulosum & O. columbianum - Umur yang sering terserang : 4 – 24 bulan - Anak domba & domba dws. yg pernah terserang migrasi larva ⇨ reaksi tubuh tidak ada - Hwn. peka : larva masuk sub mukosa lamina propria ususRx. kerad. lokal di sekell. Larva pengumpulan sel-2 EO, Limfosit, MO & Giant  NODULE : Pusat nodule : Pengejuan & pengapuran Luar nodule : Kapsul dan fibroblas Larva dpt. tahan hidup s/d 3 bl mati

  28. GK/ :- Nodule >>> → pecah → peritonitis. - Diare berwarna hijau hitam & lendir (6 hari p.i & bersamaan dg larva meninggalkan nodule). - Kronis : diare profus  dehidrasi, kulit kering, tubuh bagian belakang bungkuk, kaku dan kotor. - Konstipasi o.k. jml cacing >>> . Nafsu makan ↓↓ cacheksia, BB turun & berlanjut kematian PA/ :- Emasiasi & lemak tbh <<< - Terdapat nodule >> di UH, kolon & sekum, serta cacing di kolon & sekum - Mukosa kemerahan - Nodule hijau – kuning karena pengejuan

  29. EPIDEMIOLOGI NEMATODA GASTROINTESTINAL Secara Geografis : tjd. terus menerus di daerah beriklim sedang dan panas Oesophagustomum sp. & Trichuris sp. berkembang baik pd suhu 10 - 25°C, lingkungan lembab, curah hujan tinggi Chabertia sp.: lingkungan dingin DIAGNOSIS - Gejala klinis → pemeriksaan feses - Pemeriksaan pasca mati

  30. PENGENDALIAN PENYAKIT  Hindari pencemaran pakan & minum dari L3  Pemberian ransum bergizi  Hindari populasi yg terlalu padat  Pemisahan ternak muda & dewasa  Sanitasi kandang  Rotasi padang gembala dg interval 30 – 90 hari  Pertimbangan dlm. menentukan anthelmintik : ~Toksik terhadap jenis cacing dlm semua stadium ~Cara pemberiannya mudah ~Harga relatif terjangkau & mudah didapat ~Aman bagi hospes

  31. Pemeriksaan kesehatan & pengobatan scr. teratur dengan : Methyridine : 200 mg/kg BB/sc Thiabendazole : 50 mg/kg BB/po Oxyfendazole : 10 mg/kg BB/po Avermectin : 1 mg/50 kg BB/sc/im Bersambung minggu depan Silahkan Anda presentasi tugas

More Related