1 / 28

KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS

KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS. OLEH Herry Agoes Hermadi. KEMATIAN EMBRIO DINI. Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus Variasi : Sapi dan babi : 8-16 hr kematian embrio kuda : 30-36hr,

trynt
Télécharger la présentation

KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS OLEH HerryAgoesHermadi

  2. KEMATIAN EMBRIO DINI • Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio • RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml • Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus • Variasi : Sapi dan babi : 8-16 hr kematian embrio kuda : 30-36hr, Domba kambing : 9-15 hari

  3. Faktor-Faktor • Genetik • Laktasi • Infeksi • Immulogi • Lingkungan • Keseimbangan Hormonal • Pakan • Umur induk • Kesuburan air mani • ∑ Embrio /Fetus dalam uterus

  4. FAKTOR GENETIK • Imbreding: Sifat-sifat jelek muncul • Sebelum implantasi • Mutasi genetik meliputi Chromosomal Abberation – Poliploid) • Kromosom normal 2n – (2n+1) Poliploid (2n-1) aneuploid • Kuda Betina 63 (Xo), Kuda jantan (XXy) Triploid dan Tetra ploid terjadi pada babi

  5. FAKTOR LAKTASI • Perpanjangan siklus birahi • Kadar hormon progesteron saat laktasi embrio tidak cukup pakan untuk perkembangannya • Berkurangnya pakan embrio karena produksi susu yang tinggi

  6. FAKTOR INFEKSI • Spesifik bakteri: • Vibrio fetus • brusella abortus • Protozoa tricomonas fetus • Non spesifik: • Corine bakterium phiogenes • Escesheria coli • Strepto coccus • Staffilo cocus • Pseudomonas aeroginosa

  7. Cara penularan: • Kawin alam • Pakan Proses implantasi terganggu • Infeksi • Racun endogen – endotoxin bakteri • Contoh penularan bakteri secara general dari kuku, ambing dan Paru-paru

  8. Faktor Immunologi • Atigen berasal dari sel spermatozoa (acrosin) dan embrio • Immunosupressi – Ketidak cocokan unsur anti bodi • Sapi mengandung Transferin sebagai antigen serum darah merupakan beta globulin • Babi faktor kekebalan hb BB x AB Transferin penyebab kematian embrio dini

  9. Faktor Lingkungan • Peningkatan temperatur lingkungan terjadi stres panas dapat terjadi kematian embrio dini • Pada sapi perah peningkatan temperatur menjadi 32 ̊C selama 72 jam menyebabkan kematian embrio pada usia kebuntingan 19 hari setelah inseminasi

  10. FAKTOR TIDAK KESEIMBANGAN HORMONAL • Tergantung dengan kondisi keseimbangan hormonal estrogen dan progesteron dimana 8 – 19 hari setelah fertilisasi embrio dalam kondisi paling kritis • Menurunnya kemampuan Corpus Luteum menghasilkan progesteron untuk mempertahankan kebuntingan

  11. FAKTOR PAKAN • Defesiensi pakan menyebabkan terjadinya kematian embrio • Pada babi pemberian kalori yang berlebih berakibat ovulasi berlebih • Obesitas • Pemberian pakan leguminosa berlebih lamtoro yg mengandung mimosin dan non estrogen genistein +BiochianinA berpengaruh pada metabolisme hormonal dan pembuahan

  12. . Estrogenic pasture – sweet clover, Trifolium sp • Isoflavons alkaloid merupakan like estrogen • Rumput liar, kangkung rawa (KNO3)- Abortus • Pinus panderosa • Defesiensi Beta karoten, mineral Selenium, Phospor dan Cu.

  13. UMUR INDUK • Umur Hewan terlalu tua terjadi penurunan fungsi endokrin • Umur hewan > 5 tahun pada babi, kambing domba • Pada sapi berumur lebih 9 tahun

  14. KESUBURAN AIR MANI • Daya tahan hidup atau fertile life spermatozoa 18 – 24 jam didalam alat kelamin betina • Pada proses pendinginan terjadi penurunan kesuburan sel spermatozoa • Sel mani terlalu lama disimpan didalam pengencer 3 – 4 hari dalam refrigator pada babi • IB terlalau awal atau bahkan terlambat

  15. JUMLAH EMBRIO ATAU FETUS • Hewan Monopara atau hemipara pada kuda hanya beranak 1 bila 2 merupakan genetik • Hewan multipara – polipara kucing anjing dan babi • Kambing domba 1-3 anak • Jika embrio berlebih kebutuhan darah dan makanan meningkat terjadi ganggua implantasi dan kematian • Trans uterin migrasi

  16. ABORTUS • Bila > 42 hari setelah IB janin dikeluarkan • Mumifikasi • Maserasi • Empisematosa • Mekanisme - terjadi kontraksi uterus Estrogen, oksitosi dan PGF2alfa bekerja secara bersama -sama

  17. CAUSA ABORTUS • A. NON INFEKSI • B. INFEKSI • C. ABORTUS BUATAN

  18. NON INFEKSI • Faktor Predisposisi, • Terjadinya seleksi induk terlalu jauh seperti memperoleh produksi yang tinggi pada sapi perah, mendekati filial aslinya seperti simental pada sapi potong hasil IB mudah mengalami stres dan infertil • Ambing besar prod tinggi- Makanan fetus (-) • Induk terlalu muda atau tua – kwalitas embryo menurun

  19. GANGGUAN ALAT KELAMIN • Sembuh infeksi - muncul jaringan ikat pada mukosa uterus • Pembilasan antiseptic saat bunting pada uterus • Selaput fetus tersobek • Perabaan CL manual pecah • IB pada sapi bunting • Kuda bunting kembar • Torsio umbilicalis kuda O2 (-), dan adanya abses uterus

  20. GANGGUAN FISIOLOGI FETUS • Defesiensi pakan terutama protein • Defesiensi mineral Si, yod,Cu,Co • Defesiensi Vitamin A dan E • Def yodium fetus bulu jarang dan gondok • Def vit E abortus • Defesiensi Vitamin A terjadinya keratinisasi mucosa uterus degenerasi plasenta dan abortus

  21. GANGGUAN DARI LUAR • Beban hewa terlalu berat saat bunting • Ditubruk teman, • Transpotasi jauh • Stres dan kaget • Kandang terlalu sempit dan panas • Explorasi rectal yang salah

  22. GENETIK • Gen Lethal yg berasal dr induk Jantan & Betina • Inbreeding • Kembar pada kuda • Kelainan kromosom – autosom • Faktor herediter abortus pada kambing usia 3 – bulan • Kelinan kromosom babi terjadi abortus

  23. RACUN • KNo3 – Rumput liar, cemara, • Lamtoro (Mimosin) • Sweet clover like estrogen • Secale cornotum- ergotamin • Obat cacing phenothiazine • Naftalen, alue, minyak kastor • Pb, NaI dan arsen

  24. HORMONAL • Penyuntikan estradiol > 4 mg • Stiibestrol > 20 – 40 mg • Hidrokortison (glucocortikoid), kortison , dexa metason dan kortikosteroid lainnya • Prostaglandin (PGf2 alfa)

  25. ABORTUS KARENA INFEKSI • Bakteri spesifik : Brucella abortus, Vibrio fetus, Leptospira pomona, Listeria sp, salmonela, streptococus, corine bacterium pyogenes dan ureaplasma sp • Virus: Blue tongue, BVD (Bovine Viral Diarhea), IBR (infectious Bovine Rhinotracheitis), IPV (Infeksius pustular vulvovaginitis) dan Epizootic Bovine abortion • Protozoa: Toxoplasma dan Tricomonas

  26. ABORTUS BUATAN (ABORTUS PROVOCATUS) • Irigasi KI, Yodium, Cl, KMnO4 asam cuka dengan kateter • Corpus luteum enucleasi • Injeksi estrogen 500-1000mg Stilbestrol, hewan kecil 50-150mg 1-2g sc • Injeksi PGf2alfa 25 mg IM

  27. MUMIFIKASI FETUS • Fetus mati steril cairan diserap setelah autolisis fetus kering keras • Terjadi pada pertengahan dan akhir kebuntingan • Terapi 50 -80 stilbestrol 32-72jam abortus, 5 -10mg estradiol benzoas, oksitosin atau PGF2 alfa intra muscular 25 mg

  28. MASERASI FETUS • Fetus mati dalam uterus, masa seperti bubur, tulang –tulang terapung adanya infiltrasi micro organisme masuk kedalam uterus endometritis • Antibiotika + PGF2 alfa 25 mg • Esrogen dosis 5 – 10 mg estradiol benzoas • 50 – 80 mg stilbestrol • EMPISEMA FETUS : Seperti maserasi fetus terjadi pembusukan dan timbunan udara dibawah kulit fetus

More Related