1 / 19

Disampaikan pada acara Seminar Hari Ulang Tahun Yayasan Dharma Bhakti ASTRA

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN SEBAGAI RANTAI NILAI INDUSTRI MANUFAKTUR. Oleh: Euis Saedah Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian RI. Disampaikan pada acara Seminar Hari Ulang Tahun Yayasan Dharma Bhakti ASTRA Jakarta , 23 Agustus 2013.

valiant
Télécharger la présentation

Disampaikan pada acara Seminar Hari Ulang Tahun Yayasan Dharma Bhakti ASTRA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN SEBAGAI RANTAI NILAI INDUSTRI MANUFAKTUR Oleh: Euis Saedah Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian RI Disampaikanpadaacara Seminar HariUlangTahunYayasan Dharma Bhakti ASTRA Jakarta, 23 Agustus2013

  2. KONDISI UMUM • Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan yang strategis dalam perekonomian nasional. • Pada akhir RPJMN 2005 – 2009, IKM telah memberikan kontribusi terhadap PDB sektor industri sebesar 32% (harga berlaku) dan berkembang menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing. • Tahun 2012, populasi IKM 70 % masih terkonsentrasi di pulau Jawa. • Pengembangan IKM pada tahun 2010 – 2014 dilakukan dengan pendekatan perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas. • Perkembangan IKM dipengaruhi oleh berbagai kondisi : • Tataran Global : Berlakunya AFTA, AC-FTA, dan beberapa FTA yang akan berlaku • Tataran Nasional : Otonomi daerah, pengurangan subsidi(BBM dan TDL) • Tataran lintas sektor: Potensi tumpang tindih dengan instansi lain. • Tataran internal: Perubahan struktur organisasi

  3. AKSELERASI PEMBANGUNAN IKM MELALUI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENUMBUHAN WUB 2014 2024 2034 2009 I. Unit IKM : ………………………… . 4 juta Tenagakerja : …………………………. 10 juta NilaiEkspor : …………………………. US $ 14 juta NilaiImpor : ………………………….. NilaiProduksi : ……………………….. Rp 650 Triliun NilaiTambah : ………………………… Rp 260 Triliun MANDIRI DAN BRANDING II. 4 (Empat) PilarPendekatanStrategis: 1. Klaster 2. OVOP 3. Restrukturisasi 4. PenumbuhanWirausahaBaru (Pertumbuhan IKM) Peningkatan Daya Saing • Basis Ekonominasional yang Kuat 0(Kontribusiterhadap PDB < 50 %) CHAM-PION • Struktur: • Backward-forward linkage/network/ supply chain/value chain kuat – domestik & internasional • Regional Seimbang APBN O & M • Muatan : • Kreatifitas • Inovasi • Teknologi • Knowledged-base PDCA Kriteria: Kompetensisesuai standard Bankable Subkontrak IK < 10 unit III. Mandat: - Perpres No.28 Tahun 2008 : (5 Klaster IKM tertentu) - Inpres No.6 tahun 2009 (klaster fashion & Kerajinan)

  4. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IKM KOMPONEN • Mengembangkan pasar komponen melalui peningkatan penggunaan komponen buatan dalam negeri di industri otomotif. • Mendorong peningkatan penguasaan teknologi dan penerapan sistem mutu. • Melakukan penerapan standar pada komponen yang dibuat di IKM. • Memfasilitasi peralatan uji mutu pada sentra IKM pembuat komponen. • Memfasilitasi subsidi langsung pembelian mesin/peralatan produksi untuk IKM termasuk IKM Komponen Otomotif (Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM).

  5. RANTAI NILAI Peningkatan Daya Saing

  6. ANALISA SWOT KELEMAHAN: • Pendidikan keteknikan yang dimiliki pelaku usaha IKM rata–rata rendah, sehingga kemampuan di bidang desain produk masih lemah. • Kemampuan di bidang teknologi produksi dan QCDbelum memadai. • Pemesinan yang dimiliki kurang mendukung, sebagian besar “out of date” dan tidak efisien. • Ketersediaan bahan baku dan bahan penolong tidak stabil, sehingga mengakibatkan ketidakpastian pasokan dan tingginya harga bahan baku. • Masih terbatasnya kemampuan IKM Komponen untuk membuat produk yang presisi. • Terbatasnya permodalan. KEKUATAN : • Tersedianya tenaga kerja untuk industri komponen otomotif. • Beberapa IKM telah mampu membuat komponen otomotif sebagai OEM, terutama untuk non-critical parts. • Tersedianya fasilitasi dalam pelayanan teknis melalui UPT Logam. • Ada institusi pendukung: • Polman Astra, Polman Bandung, Polman Ceper, ATMI Surakarta, SMK Otomotif • Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) • Sentra Otomotif Indonesia (SOI) • Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (KIKO) PELUANG : • Pasardalamnegerimasihsangatterbukabagiprodukkomponenotomotif karena pelaku pembuat komponen masih terbatas. • Adanya investasiasinguntuk membangunsentra industri otomotif diIndonesia. • Perkembanganindustriotomotifbaikdidalammaupunluarnegeri trendnya sedang meningkat. • Import komponenmasihbesar (tumbuh rata-rata 2,4% per tahundaritahun 2000 s/d 2012), diharapkandapatdiisiproduk DN. • Kebijakanindustriotomotifnasionaluntukmemperkuatstrukturindustriotomotifmelaluipeningkatankandunganlokal. TANTANGAN: • Masuknya komponen kendaraan bermotor dari luar negeri, baik legal maupun ilegal, menjadikan persaingan produk sejenis sangat ketat. • Peningkatan kualitas, kapasitas produksi, sistem jaminan mutu yang perlu diperbaiki. • Kemampuan melakukan inovasi untuk melakukan diversifikasi produk masih terbatas.

  7. Automotive Value Chain Raw Material Source: Adapted from Capgemni Consulting; McKinsey

  8. Pasar IKM KomponendalamIndustriManufaktur IKM komponen PMA joint venture Produkimpor Produk IKM

  9. STRATEGI PENGEMBANGAN OEM • Mendorong peningkatan sub-kontrak kemitraan. • Mengoptimalkan fungsi dan peran UPT logam sehingga dapat menjadi “center of excellence” yang mendukung pengembangan pembuatan komponen otomotif. • Mendirikan UPT Logam di sentra baru yang potensial. • Memfasilitasi pendirian pooling bahan baku. • Mendorong dan memfasilitasi industri menengah yang potensial berkembang untuk masuk bursa saham (go public), serta memfasilitasi IKM menjadi bankable guna mengakses sumber pendanaan. • Mendorong dan memfasilitasi IKM komponen masuk dalam sistem global value chain, melalui peningkatan penguasaan teknologi maju serta meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan fasilitasi untuk sertifikasi. • Mendorong dan memfasilitasi IKM untuk melakukan diversifikasi produk. • Penumbuhan Wirausaha Baru di bidang permesinan modern melalui pelatihan dan inkubator.

  10. STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (2) Pendekatan1 Meningkatkan kemampuan IKM logam dalam bidang teknologi produksi dan keterampilan manajemen. Dalam hal ini mutlak adanya dukungan dari Pemerintah, assemblers, lembaga litbang, perguruan tinggi dan institusi lainnya yang terkait. Pendekatan 2 Pembentukanasosiasiberdasarkanjenispekerjaandanwilayahuntukmemudahkanmencari partner dalammenanganipesanan, memperkuatposisipenawaransertamempermudahpembinaan.

  11. STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (3) Pendekatan 3 Meningkatkan volume dan nilai sub kontrak dari assemblers. Transfer teknologi dari assemblers kepada IKM sub kontrak perlu didorong. Desiminasi informasi pasar dan informasi potensi IKM Pendekatan 4 Menyediakan berbagai dukungan berupa iklim bisnis yang menunjang serta infrastruktur yang diperlukan oleh stakeholders, termasuk sistem pendanaan, dukungan R&D dan standardisasi

  12. STRATEGI PENGEMBANGAN REM • Pendekatan 1 Meningkatkanmutudanstandarisasiproduk IKM komponen (QSEAL, SNI, ISO/TS untuknon genuine parts). • Pendekatan 2 Meningkatkankemampuan IKM komponendalambidangteknisproduksidanmanajemenindustri. • Pendekatan 3 Membangunkepercayaanpasarterhadapproduknon-genuine parts yang diproduksi IKM komponenmelaluipameran, temubisnisdansosialisasi.

  13. STRATEGI PENGEMBANGAN REM (2) • Pendekatan 4 Memberikan jaminan ketersediaan , kualitas dan kestabilan harga bahan baku lokal • Pendekatan 5 Menyediakan iklim usaha yang menunjang , bantuan mesin dan peralatan yang diperlukan serta dukungan R & D sehingga IKM komponen dapat memproduksi komponen dalam jumlah yang memenuhi skala ekonomis dengan tetap memperhatikan kualitas produk.

  14. PERAN STAKEHOLDER 1. P e m e r i n t a h PengembanganPemasaran Pelayanan informasi dan promosi serta fasilitasi pameran / temu bisnis. Fasilitasi Keuangan Skim kredit yang mendukung Pengembangan Produksi Arahan Pengembangan Mutu Arahan Pengembangan Manajemen Dukungan Terhadap Kegiatan R & D Jasa Pengujian Mutu dan HKI Layanan Teknologi (Balai Litbang, UPT)

  15. PERAN STAKEHOLDER (2) 1. P e m e r i n t a h (lanjutan) Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan ( sistim kelas maupun magang dan studi banding ) PengembanganTeknologi • Penguatan lembaga pembina/pendukung teknologi (unit pelayanan teknis) di daerah • Bantuansertifikasi (ISO 9000 dan ISO/TS 16949) ataustandarterpilihlainnya.

  16. PERAN STAKEHOLDER (3) 2. A s o s i a s i 3. Perusahaan Produsen ( IKM ) • Pengembangan produksi • Pengembangan sumber daya manusia • Pengembangan pemasaran • Memperkuat aspek permodalan • Pengembangan organisasi dan manajemen Penyediaan Informasi Teknis Pendidikan dan Pelatihan Promosi / Pameran / Temu Bisnis Dukungan Untuk Kontak Bisnis

  17. PERAN STAKEHOLDER (4) 4. Perusahaan Assembler Membukapeluangpesanan Memberikanarahanteknisdanmanajemen Dukungankeuangan Pelatihan Pembinaan ke IKM bersama dengan Sub Kontraktor PenyediaanInformasidanPeluang Usaha DukunganterhadapPemasaran

  18. KESIMPULAN • Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan IKM komponen untuk memenuhi permintaan pasar original equipment market (OEM) dan terutama replacement market (REM). • Komponen yang sangat potensial untuk dipenuhi permintaannya oleh IKM komponen adalah komponen-komponen yang masuk ke dalam kategori fast moving dan non-critical part. • Tantangan yang dihadapi IKM komponen agar dapat bersaing ialah berupa peningkatan kualitas dan ketersediaan bahan baku dalam negeri, kompetensi SDM, peningkatan teknologi dan standarisasi, serta perluasan akses pasar. • Dalam rangka penumbuhan dan pengembangan daya saing IKM komponen diperlukan dukungan dari seluruh stakeholder sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

  19. TERIMA KASIH

More Related