1 / 15

WIKE AGUSTIN PRIMA DANIA, STP,M.ENG

POHON KEPUTUSAN. WIKE AGUSTIN PRIMA DANIA, STP,M.ENG.

Télécharger la présentation

WIKE AGUSTIN PRIMA DANIA, STP,M.ENG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. POHON KEPUTUSAN WIKE AGUSTIN PRIMA DANIA, STP,M.ENG

  2. Merupakan model yang sangat berguna untuk mengevaluasi pilihan-pilihan. Model ini sederhana dan hanya memerlukan sedikit pengetahuan teori probabilitas serta imajinasi untuk membayangkan hubungan antara variabel yang sangat lazim dijumpai dalam setiap sistem. Notasi yang digunakan : : simpul keputusan : simpul kejadian tak pasti

  3. Kejadian Penerimaan gambar Rp. 100 Main lotere angka Mata uang - 100 1 - 0 2 - 100 3 + 100 Main lotere 4 - 100 dadu 5 - 100 6 + 100 Tidak main - 0

  4. Penuntun dan aturan pembuatan diagram keputusan : • Tentukan alternatif keputusan awal atau alternatif tindakan • Tentukan tanggal evaluasi / waktu • Tentukan kejadian tak pasti yang melingkupi alternatif awal • Tentukan keputusan atau alternatif lanjutan • Tentukan kejadian tak pasti yang melingkupi alternatif lanjutan • Kumpulan alternatif dan kejadian pada tiap simpul harus bersifat “mutually exclusive”.

  5. Main lotere mata uang Tidak main lotere mata uang Simpul keputusan tidak “mutually exclusive” Main lotere dadu Tidak main lotere dadu Gambar 1. Main lotere mata uang Main lotere dadu Simpul keputusan “mutually exclusive” Main lotere mata uang & dadu Tidak main lotere sama sekali Gambar 2. Contoh: Pilihan main lotere mata uang, main lotere dadu, atau tidak main)

  6. Kumpulan alternatif dan kejadian pada tiap simpul harus bersifat “collectivelly exhaustive”  paling sedikit salah satu harus terjadi • Gambarkan kejadian-kejadian dan keputusan-keputusan secara kronologis • Dua atau lebih simpul kejadian yang tidak dipisahkan oleh simpul keputusan dapat ditukar urutannya. Main lotere dadu Main lotere mata uang Tidak main lotere dadu Main lotere dadu Tidak main lotere mata uang Tidak main lotere dadu Gambar 3.

  7. Main lotere mata uang Main lotere dadu Tidak main lotere mata uang Main lotere mata uang Tidak main lotere dadu Tidak main lotere mata uang Gambar 4. Penetapan Nilai Nilai dari suatu hasil yang diperoleh  menggunakan ukuran moneter Penetapan nilai kemungkinan setiap kejadian  probabilitas

  8. Tinggi (0,9) + Rp. 50 jt Pasarkan produk br Rendah (0,1) - Rp. 15 jt Positif 0,8 Hentikan produksi - Rp. 5 juta Proyek penelitian Tinggi (0,3) + Rp. 35 jt Pasarkan produk lm Rendah (0,7) - Rp. 20 jt Negatif 0,2 Hentikan produksi - Rp. 5 jt Hentikan produksi Rp. 0 Tinggi (0,3) Rp. 40 jt Teruskan spt biasa Rendah (0,7) - Rp. 15 jt Diagram Keputusan Nilai dan Kemungkinan Kejadian (Kasus Perusahaan Kosmetik) (hal. 51-52 dan hal 60-64)

  9. Penentuan Pilihan • Pilihan langsung : dominasi nilai dominasi stokastik / probabilistik Jika pilihan langsung tidak dapat / sukar untuk dilakukan, maka cara yang sering digunakan adalah dengan menggunakan nilai ekspektasi. Akan tetapi nilai ekspektasi belum mencakup faktor resiko, sedangkan faktor resiko adalah amat penting untuk kita perhitungkan, karena sikap orang terhadap resiko berbeda. Memasukkan faktor resiko adalah dengan menggunakan : nilai ekivalen tetap (NET) (cmv = certainty monetary value)

  10. Gambar (0,5) Rp. 10 jt Alternatif A Angka (0,5) Rp. 0 Alternatif B Rp. 4,5 jt Contoh Persoalan yang dilematis Nilai Eksp A = 0,5 x Rp. 10 jt + 0,5 x Rp. 0 = Rp. 5 jt e.m.v. (expected monetary value) Nilai Eksp B = 1 x Rp. 4,5 jt = Rp. 4,5 jt

  11. 0,5 Rp. 10 jt ? C=?  0,5 Rp. 0 Alternatif C Alternatif A NILAI EKIVALEN TETAP (NET)dari suatu kejadian tak pasti adalah suatu nilai tertentu dimana DM merasa tidak berbeda (indeferent) antara menerima hasil yang dicerminkan dalam ketidakpastian atau menerima dengan kepastian sesuatu hasil dengan nilai tertentu. Besar nilai tersebut disebut NET atau cmv. Perhatikan diagram berikut : Berapa nilai C, sehingga Anda merasa tidak berbeda antara alternatif A dan C  Nilai C berkisar antara 0 – 10 jt.

  12. Berapa C ?  Bila C = 5 jt C = 3 jt Pilih mana ? A atau C C = 4 jt C = 3,5 jt Nilai dimana DM sukar untuk menentukan pilihan (karena kedua alternatif sama nilainya) disebut CMV. • Jadi untuk mereka yang mendasarkan keputusannya tanpa mempertimbangkan faktor resiko (jadi didasarkan pada EMV) maka nilai CMV = EMV. • Jadi CMV = 0,5.10jt + 0,5.0 jt = 5 jt (nilai batas) DM akan memilih alternatif C bila nilai C  5 jt dan sebaliknya bila nilai C  5 jt, ia akan pilih A, dan ia akan bersikap indiferent jika nilai C = 5 jt. Catatan : nilai NET (CMV) adalah suatu nilai yang ditetapkan dan diputuskan, bukan merupakan perkiraan nilai yang akan diterima dari kejadian tak pasti tersebut

  13. Contoh :halaman 82 – 86 (Masalah Pembuatan Suku cadang) Pada bulan Juni 1982, Sutomo (manajer operasi perusahaan pembuat suku cadang industri mobil) mendapat tawaran untuk menyediakan suku cadang khusus. Jumlah yang dipesan belum pasti antara 20-40 unit P(40unit) = 0,4, dan kepastiannya pada Januari 1983 (7 bulan kemudian). Harga per unt Rp. 1 jt, bila Sutomo sanggup pengiriman bulan Mei 1983. Ada 3 cara untuk memproduksi, yaitu : Proses 1 : murah, apabila dapat berjalan dengan baik. Proses ini dapat diketahui berjalan baik, setelah melalui perencanaan pendahuluan yang akan selesai September 1982. Bila tidak, masih ada kesempatan untuk menggunakan proses 2, tetapi investasi yang telah tertanam pada proses 1 akan hilang. Probabilitas berhasil proses ini 0,5. Proses 2 :Proses mutakhir, mahal, pasti berhasil. Proses 3 :Sub kontrak. Jika pesanan setelah Juli (harga lebih mahal)

  14. Biaya :  Proses 1 : biaya perencanaan : Rp. 2.000.000 ongkos produksi/unit : Rp. 400.000  Proses 2 : ongkos produksi/unit : Rp. 600.000  Sub kontrak : pesanan seb. Agust’82 : Rp. 700.000 / unit pesanan set. Agust’82 : Rp. 900.000 / unit Selanjutnya Sutomo memperkirakan : • Bila diproduksi 20 unit, tetapi pesanan 40 unit, maka sisanya sub kontak Rp. 900.000 / unit. • Bila diproduksi 40 unit, tetapi pesanan 20 unit, maka kelebihannya dapat dijual hanya Rp. 200.000 / unit.

  15. 12,4 jt Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) Pesan 40 (0,4) 22 jt Produksi 40 12,4 jt I J K H L M N G 6 jt Berhasil 0,5 Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) Pesan 20 (0,6) C 10,8 jt 12 jt Produksi 20 9,6 jt 10 jt B Gagal 0,5 0,8 jt 2 jt Sub kontrak Proses 1 6,8 jt 0 9,6 jt D 4,4 jt Proses 2 14 jt Produksi 40 A 6,8 jt -2 jt E 6,8 jt 8 jt Produksi 20 6 jt Proses 2 6,4 jt 16 jt Produksi 40 8,8 jt 0 F 8,8 jt 10 jt Produksi 20 8 jt 8,4 jt 8,4 jt Sub kontrak sekarang 12 jt Tolak pesanan 6 jt O

More Related